Diare
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE
Kasus II
An. T 7 bulan, di bawa oleh ibunya ke klinik RS UIN Syahid. Saat dilakukan anamnesa
didapatkan informasi anak sejak tadi pagi buang air besar 10 kali dengan konsistensi cair.
Anak suka main dilantai dan terkadang bisa merangkak sampai ditanah. Saat dilakukan
pemeriksaan fisik mata cekung, uub tampak cekung, turgor kulit kembali sangat lambat,
badan lemas, bbir kering. Ibu sudah memberi larutan oralit sehari satu gelas.
1. Pengkajian Data
Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS: 1. Defisit volume cairan dan elektrolit
Ibu klien mengatakan sejak tadi pagi kurang dari kebutuhan tubuh
BAB sebanyak 10 x dengan konsistensi
cair
DO:
Bibir kering
Turgor kulit kembali sangat lambat
Mata cekung
UUB tampak cekung 2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
2. DS:
Ibu klien mengatakan sejak tadi pagi
BAB sebanyak 10 x dengan konsistensi
cair
DO: 3. Gangguan integritas kulit
Badan klien lemas
3. DS:
DO:
4. Gangguan rasa nyaman nyeri
Iritasi di bagian bokong
Turgor kulit kembali sangat lambat
4. DS:
DO:
Klien menunjukkan wajah yang meringis
ketika BAB
Klien takut untuk BAB
Terdapat lesi pada bagian anus klien
Tujuan:
Devisit cairan dan elektrolit teratasi
KH:
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada,
mukosa mulut dan bibir lembab,
balan cairan seimbang
Intervensi Keperawatan Rasional
Mandiri
1. Observasi tanda-tanda vital Observasi 1. Indikator keadekuatan volume sirkulasi.
tanda-tanda dehidrasi (status membrane Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan
mukosa, turgor kulit). resiko jatuh/cedera segera setelah
perubahan posisi. Hipotensi, takikardi,
demam dapat menunjukkan respon
terhadap dan /atau efek kehilangan cairan
3. Berikan dan anjurkan keluarga untuk 3. Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama
memberikan minum yang banyak kurang sekali mengakibatkan dehidrasi atau
mengganti cairan untuk masukan kalori
lebih 2000 – 2500 cc per hari.
yang berdampak pada keseimbangan
elektrolit.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian1. Untuk memperbaiki ketidakseimbangan
cairan.
therapy cairan, pemeriksaan laboratorium
elektrolit/ginjal.
Dx 2: Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan
muntah
Tujuan:
Auskultasi:terdengarnya bising usus
Gangguan kebutuhan nutrisi teratasi
KH:
Intake nutrisi klien meningkat
Diet habis 1 porsi yang disediakan
Mual, muntah tidak ada
Intervensi Keperawatan Rasional
Mandiri
1. Timbang berat badan klien. 1. Pengawasan kehilangan dan alat
pengkajian kebutuhan nutrisi/keefektifan
terapi
2. Berikan kebersihan oral 2. Mulut yang bersih dapat meningkatkan
rasa makanan
3. Kaji faktor penyebab gangguan 3. Jika diketahui penyebab gangguan
pemenuhan nutrisi. pemenuhan nutrisi perawat dapat
menentukan intervensi yang tepat
4. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen 4. Pemeriksaan abdomen perlu dilakukan
(palpasi, perkusi, dan auskultasi). untuk mengetahui adanya bising usus
yang meningkat
5. Berikan diet dalam kondisi hangat dan 5. Makanan yang hangat dan dalam porsi
porsi kecil tapi sering. kecil lebih terasa nikmat untuk dimakan
dan lebih berselera
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tim gizi dalam 1. Memungkinkan variasi sediaan makanan
penentuan diet klien. Berikan diet dan akan memampukan pasien untuk
makanan ringan dengan tambahan mempunyai pilihan terhadap makanan
makanan yang disukai bila ada. yang dapat dinikmati
Dx 3: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan
Tujuan:
Gangguan integritas kulit teratasi
KH:
Integritas kulit kembali normal
Iritasi tidak ada
Tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi keperawatan Rasional
Mandiri
1. Ganti popok anak jika basah. 1. Popok anak yang basah dapat
meningkatkan resiko untuk kerusakan
kulit.
2. Bersihkan bokong secara perlahan 2. Alkohol dapat menyebabkan kulit kering
menggunakan sabun non alkohol. dan tambah memperburuk iritasi
3. Melicinkan kulit dan menurunkan gatal
3. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi 4. Daerah bokong merupakan daerah yang
pada kulit. rawan terjadi iritasi karena adanya
4. Observasi bokong dari infeksi. penonjolan tulang
Kolaborasi 1. Antifungi baik diberikan untuk
1. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian menghindari terjadinya pertumbuhan
therapi antifungi sesuai indikasi. bakteri/jamur yang berlebih
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter dalam 1. Nyeri bervariasi dari ringan sampai
pemberian therapi analgetik sesuai berat dan perlu penanganan untuk
indikasi. memudahkan istirahat adekuat dan
penyembuhan.
2. Lakukan modifikasi diet sesuai resep, 2. Istirahat usus penuh dapat
missal memberikan cairan dan menurunkan nyeri
meningkatkan makanan padat sesuai
toleransi