Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN SISTEM

PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL

FLAMBOYAN RSUD PREMBUN KEBUMEN

Disusun oleh :

Bella Apricya Nirmala Saefudin

A02020020

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN

SISTEM PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL FLAMBOYAN

RSUD PREMBUN KEBUMEN

Telah Disyahkan

Pada Tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing akademik Pembimbing klinik

(…………………………….) (……………………………)
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja dengan intensitas buang air
besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare
adalah kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, 2015).

Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan diare adalah suatu keadaan dimana terjadi pola
perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja lebih encer atau
berair dengan atau tanpa darah dan tanpa lendir.

B. Etiologi

Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis (2016) ialah :

a. Infeksi enteral yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan dimana merupakan penyebab
diare pada anak, kuman meliputi infeksi bakteri, virus, parasite, protozoa, serta jamur dan bakteri.

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti pada otitis media,
tonsilitis, bronchopneumonia serta encephalitis dan biasanya banyak terjadi pada anak di bawah usia 2
tahun.

c. Faktor malabsorpsi, dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap karbohidrat seperti disakarida
(intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa),
malabsorpsi protein dan lemak.

d. Faktor Risiko

Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan

Penyehatan Lingkungan (2011) faktor risiko terjadinya diare adalah:

1) Faktor perilaku yang meliputi :

a) Tidak memberikan air susu ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan makanan pendamping/MP, ASI
terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap kuman.

b) Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit diare karena sangat sulit untuk
membersihkan botol susu.
c) Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi ASI/makan, setelah buang air
besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB anak.

d) Penyimpanan makanan yang tidak higienis.

2) Faktor lingkungan antara lain:

a) Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan mandi cuci kakus (MCK).

C. Patofisiologi

Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya diare di antaranya karena faktor infeksi dimana proses ini
diawali dengan masuknya mikroorganisme ke dalam saluran pencernaan kemudian berkembang dalam
usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan usus. Berikutnya terjadi perubahan dalam
kapasitas usus sehingga menyebabkan gangguan fungsi usus dalam mengabsorpsi (penyerapan) cairan
dan elektrolit. Dengan adanya toksis bakteri maka akan menyebabkan gangguan sistem transpor aktif
dalam usus akibatnya sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit
meningkat.

Faktor malaborpsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan
osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran cairan dan elektrolit ke dalam usus yang dapat
meningkatkan rongga usus sehingga terjadi diare. Pada factor makanan dapat terjadi apabila toksin yang
ada tidak diserap dengan baik sehingga terjadi peningkatan dan penurunan peristaltic yang
mengakibatkan penurunan penyerapan makanan yang kemudian terjadi diare

D. Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsih (2013) adalah sebagai berikut :

a. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.

b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.

c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.

d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya
asam laktat.

e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata
cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.

f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan daran menurun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,samnolen,spoor,komatus) sebagai akibat hipovokanik.

g. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria).


h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam.

E. Pathway
F. Diagnosa Keperawatan

1. gangguan integritas kulit / jaringan b.d perubahan status nutrisi


2. defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme
3. hipovolemia b.d kekurangan intake cairan
4. nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis

G. intervensi keperawatan

Diagnosa SLKI SIKI

Gangguan Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN INTEGRITAS KULIT


integritas kulit / 1x 24 jam diharapkan (I.11353)
jaringan Nyeri berkurang, dengan Observasi
Identifikasi penyebab gangguan
kriteria hasil :
integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi,
Subjektif : - perubahan status nutrisi, peneurunan
Tingkat nyeri
kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
indikator A T penurunan mobilitas)
Objektif Terapeutik
1.Kerusakan Keluhan 2 5 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
jaringan dan/atau nyeri Lakukan pemijatan pada area penonjolan
lapisan tulang, jika perlu
Meringis 2 5 Bersihkan perineal dengan air hangat,
kulit
terutama selama periode diare
Gejala dan tanda Tekanan 3 5 Gunakan produk berbahan petrolium
darah atau minyak pada kulit kering
minor
Gunakan produk berbahan ringan/alami
Subjektif : - Gelisah 3 5 dan hipoalergik pada kulit sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol
Objektif
Kesulitan 2 5 pada kulit kering
1.Nyeri Edukasi
tidur
Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
2.Perdarahan
Berfokus 3 5 Lotin, serum)
3.Kemerahan pada sendiri Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4.Hermatoma Ketegangan 3 5 Anjurkan meningkat asupan buah dan
otot saur
Anjurkan menghindari terpapar suhu
Muntah 3 5 ektrime
Anjurkan menggunakan tabir surya SPF
Mual 2 5 minimal 30 saat berada diluar rumah

Pola napas 3 5

Focus 3 5
Nafsu 2 5
makan

Pola tidur 3 5

Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi


peningkatan 2x 24 jam diharapkan Observasi
kebutuhan Defisit nutrisi teratasi, - Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi
metabolisme dengan kriteria hasil :
makanan
Gejala dan tanda Status nutrisi - Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan
mayor
indikator A T jenis nutrien
Subyektif - Identifikasi perlunya penggunaan
Kekuatan 3 5 selang nasogastrik
Objektif otot - Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
mengunya
- Berat badan - Monitor hasil pemeriksaan
h laboratorium
menurun
minimal 10% Kekuatan Terapeutik
2 5
- Lakukan oral hygiene sebelum
dibawah otot makan
rentan ideal menelan - Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis, piramida makanan)
Gejala dan tanda Perasaan 3 5 - Sajikan makanan secara menarik
minor cepat dan suhu yang sesuai
kenyang - Berikan makanan tinggi serat untuk
Subyektif mencegah konstipasi
Nyeri 3 5 - Berikan makanan tinggi kalori dan
- Cepat kenyang
abdomen protrin
- Kram/nyeri - Berikan suplemen makanan
abdomen Rambut 3 5 - Hentikan pemberian makanan
- Nafsu makan rontok melalui selang nasogratik, jika
menurun asupan oral dapat ditoleransi
Diare 3 5 Edukasi
Objektif - Ajarkan posisi duduk
Frekuensi 2 5 - Ajarkan diat yang diprogramkan
- Bising usus makan Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian medikasi
hiperaktif Nafsu 2 5 sebelum makan
- Otot makan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pengunyah menentikan jumlah kalori dan jenis
nitrien yang dibutuhk
lemah
- Otot menelan
lemah
- Membran
mukosa pucat
- Sariawan
- Serum
albumin turun
- Rambut
rontok
berlebih
- diare

Diagnosa SLKI SIKI

Hipovolemia b.d Setelah dilakukan tindakan 2x MANAJEMEN


kekurangan intake 24 jam diharapkan hipovolemia HIPOVOLEMIA (I.03116)
cairan teratasi, dengan kriteria hasil : Observasi
Gejala dan Tanda Status cairan L.03028  Periksa tanda dan gejala
Mayor Indikator awal target hipovolemia (mis.
Tekanan 3 5 frekuensi nadi meningkat,
Subjektif : - darah nadi teraba lemah, tekanan
Membrane 3 5 darah menurun, tekanan
mukosa nadi menyempit,turgor
Objektif Berat badan 3 5 kulit menurun, membrane
Intake cairan 2 5 mukosa kering, volume
 Frekuensi nadi Suhu tubuh 3 5 urine menurun, hematokrit
meningkat meningkat, haus dan
 Nadi teraba lemah lemah)
 Tekanan darah  Monitor intake dan output
menurun cairan
 Tekanan Nadi Terapeutik
menyempit  Hitung kebutuhan cairan
 Turgor kulit  Berikan posisi modified
menyempit trendelenburg
 Membran mukosa  Berikan asupan cairan
kering oral
Edukasi
 Voluem urin  Anjurkan memperbanyak
menurun asupan cairan oral
 Hemtokrit  Anjurkan menghindari
meningkat perubahan posisi
mendadak
 Kolaborasi
Gejala dan Tanda  Kolaborasi pemberian
Minor cairan IV issotonis (mis.
cairan NaCl, RL)
Subjektif  Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
 Merasa lemah glukosa 2,5%, NaCl
 Mengeluh haus 0,4%)
 Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Objektif albumin, plasmanate)
 Kolaborasi pemberian
 Pengisian vena produk darah
menurun
 Status mental
berubah
 Suhu tubuh
meningkat
 Konsentrasi urin
meningkat
 Berat badan turun
tiba-tiba

Diagnosa SLKI SIKI

Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


pencidera fisiologis 2x 24 jam diharapkan Observasi
Nyeri berkurang, dengan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
Gejala dan tanda kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
mayor nyeri
Tingkat nyeri - Identifikasi skala nyeri
Subyektif - Identifikasi respons nyeri non verbal
indikator A T - Identifikasi faktor yang
- Mengeluh nyeri memperberat dan memperingan
Keluhan 2 5 nyeri
Objektif - Identifikasi pengetahuan dan
nyeri
keyakinan tentang nyeri
- Tampak - Identifikasi pengaruh budaya
Meringis 2 5
meringis terhadap respon nyeri
- Bersikap Tekanan 3 5 - Identifikasi pengaruh nyeri pada
protektif darah kualitas hidup
- Gelisah - Monitor keberhasilan terapi
- Frekuensi nadi Gelisah 3 5 komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
meningkat Kesulitan 2 5 analgetik
- Sulit tidur tidur Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
Gejala dan tanda
Berfokus 3 5 untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
minor TENS, hipnosis, akupresur, terapi
pada sendiri
musik, biofeedback, terapi pijat,
Subyektif
Ketegangan 3 5 aromaterapi, klinik imajinasi
Objektif otot terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Tekanan darah Muntah 3 5 - Kontrol lingkungan yang
meningkat memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
Mual 2 5 ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Pola nafas
- Fasilitasi istirahat dan tidur
berubah Pola napas 3 5 - Pertimbangkan jenis dan sumber
- Nafsu makan nyeri dalam pemilihan strategi
berubah fokus 3 5 meredakan nyeri
- Proses berfikir Edukasi
Nafsu 2 5 - Jelaskan penyebab, periode, dan
terganggu
makan pemicu nyeri
- Menarik diri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Berfokus pada Pola tidur 3 5 - Ankjurkan memonitor nyeri secara
diri sendiri mandiri
- Diaforesis - Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai