Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ( KONSEP KDM )

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Di Susun Oleh :

Maftuchah Legina Chafidoh


NIM. 18010043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2022
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 PENGERTIAN

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu

(zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel- partikel

bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan Kebutuhan cairan

dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh

membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stresor

fisiologis dan lingkungan. Sedangkan keseimbangan cairan yaitu

keseimbangan antara intake dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang

dewasa antara 1500ml-3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh

dilakukan dengan mekanisme haus (Mubarak,2015).

1.2 KEBUTUHAN FISIOLOGIS

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kenutuhan dasar manusia secara

fisiologis proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat

badan tubuh, sementara itu merupakan bagian padat dari tubuh, secara

keseluruhan, persentase tubuh dapat dikategorikan berdasarkan umur adalah :

bayi baru lahir 75% dari total berat badan tubuh pria dewasa 57 % dari total

BB, wanita dewasa 55 % dari BB dan dewasa tua 45% dari total BB,

persentase Jumlah cairan tubuh berpariasi bergantung pada faktor  usia lemak

dalam lubuh,dan jenis kelamin jika lemak tubuh sedikit maka cairan dalam

tubuh pun lebih besar. (Tarwoto,2007)

Kebutuhan cairan menurut umur dan berat badan:


No UMUR BB(KG) CAIRAN (ML/24
JAM)
1 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun (adult) 54 2200-2700

Rumus menghitung keseimbangan cairan tubuh:

CM-CK-IWL

Keterangan:

CM: Cairan masuk

CK: Cairan Keluar

Rumus IWL

( 15 xBB )
IWL=
24 Jam

a. INPUT CAIRAN

Intake / Cairan Masuk : mulai dari cairan infus, minum, kandungan cairan
dalam makanan pasien, volume obat-obatan, termasuk obat suntik, obat
yang di drip, albumin dll.

b. OUTPUT CAIRAN

Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

1. Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus

urinarius merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam


kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau

sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat

kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila

aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan

menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam

tubuh.

2. IWL (Insesible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan

mekanisme diffusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh

melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari, tetapi bila

proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat

meningkat.

3. Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,

respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya

ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh

susunan syaraf simpatis pada kulit.

4.  Feses

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang

diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar

(kolon).
1.3 FAKTOR YANG BERPENGARUH
a. Usia, variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh,
metabolisme yang diperlukan, dan berat badan
b. Temperatur lingkungan, panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat. Seseorang dapat kehilangan Nacl melalui keringat
sebanyak 15-30mg/hari
c. Diet, pada saat tubuh kekurangn nutrisi, tubuh akan memecah
cadangan energi, proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari
interstitial ke intraseluler
d. Stres, dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah, dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dari air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
e. Sakit, keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan
jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan.
PATHWAY CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Faktor fisiologi Faktor perkembangan Faktor perilaku Faktor lingkungan

       
1. Riwayat penyaki 1. Bayi 1. Stress 1. Temperatur
2. Rasa dahaga 2. Anak 2. Aktifiats lingkungan
3. Anti diuretic 3. Remaja tubuh
hormoned. 4. Dewasa muda 3. Gaya hidup
4. Aldosterone. dan pertengahan 4. Diet
5. Prostaglandinf. 5. Lansia
6. Glukokortikoidg.
7. Organ pengeluaran

Gangguan pemenuhan
cairan dan elektrolit

Hipovolemia Resiko defisit nutrisi


Gangguan rasa nyaman

1.4 KONSEP KEPERAWATAN


1.4.1 PENGKAJIAN
a. Biodata
b. Keluhan utama: yang biasanya muncul pada pasien dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram,
bising usus hiperaktif atau hipoaktif, anoreksia, distensi abdomen,
perasaan rectal penuh, feses keras dan berbentuk, keletihan umum,
sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri saat defekasi, mual, muntah,
konstipasi, inkontinensia defekasi, diare.
c. Pemeriksaan fisik
1) Kehilangan atau bertambahnya berat badan
2) Integumen: keadaan turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani
dan sensai rasa
3) Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah,
hemoglobin, dan bunyi jantung
4) Mata: cekung, air mata kering
5) Neurologi: reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat
kesadaran
6) Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah dan bising usus

1.4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipovelemia
2. Resiko defisit nutrisi
3. Gangguan rasa nyaman
1.4.3 KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI

KRITERIA HASIL INTERVENSI TTD

Tujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen nutrisi (1.03119)


selama 2 x 24 jam Resiko defisit nutrisi
Observasi
teratasi sebagian
1. Identifikasi status nutrisi
Kriteria hasil : status nutrisi bayi (L.03031)
2. Identifikasi makanan disukai
Indikator S.A. S.T. 3. Monitor asupan makanan
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
Kesulitan makan 2 5
jenis nutrien
Pola makan 2 5 Terapeutik

Bayi cengeng 3 5 1. Berikan makanan tinggi serat dan


tinggi kalori
2. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
KETERANGAN : Edukasi

1 : Menurun 1. Ajarkan diet yang di programkan


Kolaborasi
2 : Cukup Menurun
1. Kolaborasikan dengan ahli gizi
3 : Sedang
untuk menentukan jumlah kalori

4 : Cukup Meningkat dan jenis nutrien yang dibutuhkan

5 : Meningkat

Tujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan MANAJEMEN HIPOVOLEMIA (I.0


Hipovelemia teratasi. 3116)
Observasi
Kriteria hasil : status cairan (L. 03028)

a. Periksa tanda dan gejala hipovolemia


Indikator S.A. S.T.
(mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
Kekuatan nadi 2 5 teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit,turgor kulit
Turgor kulit 2 5
menurun, membrane mukosa kering,
Utput urine 3 5 volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus dan lemah)
KETERANGAN :
b. Monitor intake dan output cairan
1 : Menurun Terapeutik

2 : Cukup Menurun a. Hitung kebutuhan cairan


b. Berikan posisi modified trendelenburg
3 : Sedang
c. Berikan asupan cairan oral

4 : Cukup Meningkat Edukasi

5 : Meningkat a. Anjurkan memperbanyak asupan


cairan oral
b. Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian cairan IV


issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
b. Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2005). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.

North American Nursing Diagnosis Association. (2005). Panduan Diagnosa


Keperawatan NANDA 2005-2006. Prima Medika.

Tarwoto, & Wartonah. (2007). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Wikinson, J. M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai