Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


NUTRISI DAN CAIRAN

SANTI WIDIYANTI RAMADANI

2008076

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEMARANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


NUTRISI DAN CAIRAN

I.   Konsep Kebutuhan Nutrisi dan Cairan A. 

Definisi

 Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan

atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuhnya

serta mengeluarkan zat sisa.

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Secara umum faktor yang mempengaruhi

kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor

patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau

meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan

individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan

cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang

 berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang

berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan

interstitial dan cairan transeluler.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari (pelarut) dan zat tertentu (zat

terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik

yang disebut ion jika berada dalam larutan.Cairan dan Elektrolit masuk ke dalam tubuh

melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian

tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air

tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan

elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.

B. Fisiologi
Fisiologi Nutrisi: Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap berikut ini:

1.   Ingesti, adalah proses masuknya makanan kedalam tubuh yang dimulai

dari koordinasi otot-otot lengan dan tangan untuk membawa makanan ke mulut

melaui proses mengunyah dan proses menelan.

2.   Digesti, merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan

yang dibawa kedalam tubuh.Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat

diabsorpsi oleh saluran intestinal.Saluran yang berperan antara lain: mulut, pharing,

esophagus, lambung, usus halus, usus besar.

3.   Absorpsi, adalah proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling sederhana diserap

oleh usus. Nutrien yang diserap berupa :glukosa karbohidrat, asam amino (protein),

asam lemak dan gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air. Setelah

diserap oleh usus nutrien akan dilanjutkan ke saluran darah dan getah bening.

4.   Metabolisme, merupakan bagian akhir dalam penggunaan makanan di

tubuh. Proses ini meliputi semua perubahan kimia yg dialami zat makanan sejak

diserap oleh usus hingga dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah.

Fisiologi cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau

ruang utama dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan nilai

cairan.Hilangnya cairan intra seluler (CES) ke dalam ruang yang tidak mempengaruhi

keseimbangan antara cairan intra seluler dengan ekstra seluler, (CIS) dan (CES)

disebut sebagai perpindahan cairan ruang ketiga. Efek dari perpindahan cairan ruang

ketiga yaitu ditandai dengan  pening peningkatan frekuensi jantung, penurunan tekana

darah,  penurunan tekanan intra sentral (TIS), edema, peningkatan berat badan, dan

ketidakseimbangan dalam masukan dan haluaran cairan.

Pergerakan cairan didalam tubuh sesaat setelah minum meliputi:

1.  Absorbsi: cairan diabsorbsi ke dalam plasma dari rongga saluran cerna 2.   Sirkulasi:

cairan bersikulasi didalam pembuluh darah, dan kemudian dialirkan ke sel di seluruh
tubuh

3.  Ekskresi: Ginjal membuang kelebihan cairan dan elektrolit (sisa-sisa metabolisme) dari

selurh tubuh melalui urin

C.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

1.   Kebutuhan Nutrisi

a.  Keseimbangan Metabolisme dan energi tubuh

1)   Metablisme berarti perubahan yang menyangkut segala transportasi kimiawi

serta energi yang terjadi dalam tubuh.

2)   Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme zat makanan dalam tubuh

sama dengan energi yang dibebaskan bila zat makanan dibakar di luar tubuh.

3)   Energi output = kerja luar + Simpanan energi + Panas

 b.  Dampak gangguan pemasukan nutrisi

Dampak gangguan pemasukan nutrisi tergantung pada macam dan tipe nutrisi

yang meliputi lamanya pemasukan yang inadekuat atau konsumsi yang berlebihan

dan juga umur seseorang. 

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet :


1)  Kebudayaan 2) 

Agama

3)  Kesukaan seseorang terhadap makanan

4)  Sikap dan emosi

5) Letak geografi

6)  Faktor ekonomi

2.   Keseimbangan Cairan a. 

Usia

Berkaitan dengan permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan,

 berat badan, dan perkembangan.

 b.  Temperatur

Panas yang berlebihan menyebabkan kertingat dimana seseorang dapai

kehilangan NaCl melalui keringat.


c.  Diit

Pada saat tubuh mengeluarkan nutrisi, tubuh akan memesan cadangan energi.

Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari insterstitial ke intraseluler.

d.  Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis

otot. Metabolisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini

meningkatkan produksi ADH dan menurunkan

 produksi urine. e. 

Olah Raga

Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air kasat mata melalui keringat.

D.   Macam-macam Gangguan

Gangguan Pemenuhan Nutrisi:

1.   Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)

Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas

konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :

a.  PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.

 b.  PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal.

c.  PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.

2.   Kwashiorkor

Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada

 bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI.

3.   Marasmus

Sindrom akibat defisiensi kalori dan protein. Defisiensi kalori

 berkibat: kelaparan, hilangnya jaringan-jaringn tubuh, BB kurang dari normal, diare.

PCM juga dapat terjadi akibat kurang baiknya

 penanganan klien selama menjalani proses perawatan di berbagai fasilitas

kesehatan.

Gangguan Keseimbangan Cairan 1. 


Hipovolemia

Kekurangan volume cairan terjadi saat air dan elektrolit yang hilang berada di

dalam proporsi isotonic.kadar elektrolit dalam serum tetap tidak berubah, kecuali

jika terjadi ketidakseimbangan lain.pasien yang beresiko kekurangan volume cairan

ini adalah pasien yang mengalami kekurangan cairan dan elektrolit melalui saluran

gastrointestinal,misalnya akibat muntah, pengisap lambung, diare, atau fustula.

Penyebab lain dapat meliputi perdarahan, pemberian obat-obatan diuretic, keringat

yang banyak, demam, dan penurunan asupan per oral.

2.  Hipervolemi

Kelebihan volume cairan terjadi saat air dan natrium dipertahankan dalam proporsi

isotonic sehingga menyebabkan hipervolemi tanpa disertai perubahan kadar

elektrolit serum.pasien yang berisiko kelebihan volume cairan ini meliputi pasien

yang menderita gagal jantung kongestif, gagal ginjal, dan sirosis.

II.   Rencana Asuhan Pasien Dengan Gangguan Nutrisi dan Cairan A. 

Pengkajian

1.   Identitas

Terdiri nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, alamat,

 pendidikan, tanggal MRS dan diagnosa medis.

2.   Riwayat Kesehatan a. 

Keluhan Utama

Berdasarkan PQRST, penyebab dari kekurangan cairan, seberapa

 parah gangguan kekurangan cairan yang terjadi seberapa jauh gangguan

kekurangan cairan yang terjadi, kapan gangguan kekurangan cairan mulai di

rasakan pasien.

 b.  Riwayat Penyakit Dahulu

Meliputi riwayat penyakit menular,penyakit keturunan dan alergi obat-obatan atau

makanan.

c.  Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

1) Kebiasaan
2) Status Ekonomi

d.  Pola Nutrisi dan Metabolisme

1. Pemenuhan Nutrisi

2. Cairan

3. Keadaan yang mengganggu nutrisi

4. Status gizi

e.  Pola Eliminasi

  DefekasiFrekuensi, feases konsentrasi, warna, bau

  Urine / Miksi.Frekuensi, konsentrasi urine,warna, bau f.  Pola tidur dan

istirahat.

  Lamanya tidur

  Suasana lingkungan g. 

Pola aktifitas sehari-hari

h.  Pola hubungan dan peran

  Interaksi dengan orang lain.

  Interaksi dengan keluarga. i. 

Pola persepsi dan konsep diri

 j.  Pola sensoris kognitif

k.   Pola reproduksi seksual


l.   Pola penanggulangan stress

m.   Pola tata nilai dan kepercayaan 3. 

Pemeriksaan Fisik

a.  Status kesehatan umum

Keadaan penyakit : Ringan, sedang, berat, akut, kronik. Kesadaran : Apakah

kompesmetis, apatis, soporus, prekoma,koma Suara bicara :Apakah Jelas, serak,

aphasia.

Pernapasan : Apakah Meningkat/Menurun.

Suhu tubuh :Apakah Meningkat/Menurun.

 Nadi :Apakah Meningkat/Menurun, kuat, lemah. Tekanan

darah : Apakah Meningkat/Menurun.

 b.  Sistem Intergumen


Kulit : Apakah pucat,oedem.

Turgor : Apakah Baik atau Jelek.

Rambut : Apakah kusam,kusut,rontok.

Kuku : Apakah Cyianosis, pucat. c. 

Kepala

Ada tidaknya ubun-ubun terlihat cekung, sakit kepala,

kepalapusing/pening.

d.  Muka

Apakah simetris,raut muka terlihat layu dan lemas. e.  Mata

Apakah konjungtifa pucat,simestris. f.  Telinga

Apakah simestris g. 

Hidung

Apakah simestris, polip. h. 

Mulut + Gigi

Apakah simestris, mukosa binir kering atau basah,apakah ada caries

gigi. i. 

Leher

Apakah ada pembesaran limfe,vena jugluralis.

 j.  Thoraks

Apakah simestris

k.  Paru
Apakah ada nyeri, whizzing,rhongki, timpani l. 

Abdomen

Apakah abdomen terlihat membucit, datar atau menonjol. Adakah nyeri

tekan,bisung usus atau menunjukkkan obstruksi.

4.  Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Darah

lengkap
B.  Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1: Defisit Nutrisi

1.   Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolism
2.   Batasan karakteristik: ketidakmampuan mengabsorbsi makanan

3.   Faktor yang berhubungan: berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal

Diagnosa 2: Diare

1.  Definisi: Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk 2.  Batasan

karakteristik: inflamasi gastrointestinal

3.  Factor yang berhubungan: defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam, feses lembek dan

cair

C.  Perencanaan 

Diagnosa 1: Defisit Nutrisi

Luaran Keperawatan: Nutrisi meningkat Intervensi

Keperawatan:

1.   Manajemen nutrisi: pastikan makanan yang disajikan dengan cara yang menarik dan pada

suhu yang cocok untuk dikonsumsi

2.   Terapi nutrisi:

a.  Ciptakan lingkungan yang membuat suasana yang menyenangkan dan menenangkan

 b.  Berikan perawatan mulut sebelum makan sesuai kebutuhan 3.  Bantuan

peningkatan berat badan: monitor mual dan muntah Diagnosa 2: Diare

Luaran Keperawatan: Diare menurun

Intervensi Keperawatan:

1.   Manajemen diare:
a.  Instruksikan pasien atau keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi dan

konsistensi tinja

 b.  Amati turgor kulit secara berkala 2. 

Manajemen saluran cerna:

a.  Instruksikan pasien mengenai makanan tinggi serat dengan cara yang tepat

 b.  Berikan air hangat setelah makan dengan cara yang tepat 3. 
Pengurangan perut kembung: monitor bising usus

DAFTAR PUSTAKA

Nazar, Khairun. 2015. http://khairunnazar.blogspot.com/2015/03/laporan-pendahuluan-


kdm-nutrisi-lengkap.html

Alam, Arham. 2011. http://andizayyanarham.blogspot.com/2011/10/pemenuhan- kebutuhan-

nutrisi.html

Mil. 2008.https://sp4669.wordpress.com/2008/07/24/anatomi-fisiologi-cairan-tubuh/ Hadi, Safwah. 2012.

https://jendelaperawat.blogspot.com/2012/02/fisiologi-cairan-tubuh-manusia.html

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia: Jakarta Selatan.

Gloria M. Bulechek, dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC).

Anda mungkin juga menyukai