Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

(Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi)

A. Masalah kesehatan
DHF (Dengue Haemoragic Fever)
B. Kosep Dasar Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi merupakan zat gizi yang terdapat didalam makanan, yang terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein, mineral,vitamin, air.
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia utama yang diperlukan
untuk hidup. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi akan mengakibatkan
gangguan nutrisi yang akan berdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan terhadap proses pemasukan
pengelolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan untuk menghasilkan energy dan
digunakan dalam aktivitas tubuh.
Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam mengingesti,
mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan mengekskresikan zat gizi
(makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya). Nutrisi klinis terutama
berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun tubuh dan meningkatkan
kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).
2. Jenis-jenis Nutrisi

Jenis –jenis nutrisi yang dibutuhkan dalam tubuh, yaitu :


1. Karbohidrat
Merupakan sumber energi utama dan sumber serat pangan.
2. Lemak
Merupakan sumber energi yang dipadatkan.
3. Protein
Merupakan konstituen penting pada semua sel, terdiri dari asam-asam amino.
4. Vitamin
Merupakan bahan organic yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi
sebagai katalisator proses metabolism tubuh.
5. Mineral
Merupakan bahan anorganik yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
6. Air
Merupakan komponen terbesar penyusun tubuh manusia. Pemenuhan kebutuhan air
dapat berasal dari minuman, makanan dan sayuran.
C. Gejala dan tanda
Menurut SDKI 2016 (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia). Tanda gejala yang
muncul pada diagnose keperawatan defisit nutrisi adalah sebagai berikut:
1) Gejala dan tanda mayor
a) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
2) Gejala dan tanda minor
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram atau nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
d) Bising usus hiperaktif
e) Membrane mukosa pucat
f) Serum albumin turun
g) Diare (PPNI,2016)

D. Pohon masalah
Pathway DHF

Vasodilatasi dinding
pembuluh darah

Penurunan aliran Darah berpindah


darah ke GIT ke ekstravaskuler

Penurunan Kekurangan volume cairan


mortilitas usus

Mual, muntah Syok hipovolemik

Nafsu makan menurun

Intake adekuat

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

E. Patofisiologi
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat aktivitas, keadaan
penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan
pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas, maka nutrisi dan
kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan meningkat
atau menurun. Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang
dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,
metabolisme dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan menurunnya
zar makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat. Penyakit ginjal dapat
menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-
penyakit fisik biasanya meningkatkan kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada
penyakit-penyakit saluran cerna.
F. Pemeriksaan diagnostik
1. Rontgen
2. Usg
3. laboratorium

G. Penatalaksanaan medis
1. Perbaikan gizi
2. Pengobatan
3. Kolaborasi

H. Pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan adalah proses atau tahapan-tahapan kegiatan dalam perawatan
yang diberikan langsung kepada pasien dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan
(Wong, 2010). Konsep asuhan keperawatan pada anak dengan DHF menurut (Ridha,
2014) terdiri dari, yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses yang sistematis yang dimulai dari pengumpulan
data, verifikasi dan komunikasi data tentang klien (Potter & Perry, 2010). a. Identitas
Identitas merupakan gambaran diri yang terseusun dari berbagai aspek sepeti nama,
umur (pada anak DHF sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun),
jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang
tua.
b. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang dirasakan oleh pasien sehingga menjadi
alasan pasien dibawa ke rumah sakit. Alasan atau keluhan yang paling menonjol pada
pasien DHF untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi, anak lemah. c. Riwayat
penyakit sekarang
Biasanya adanya keluhan panas mendadak. Panas menurun hari ke 3 dan ke 7.
Disertai keluhan nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, nyeri otot, nyeri
ulu hati.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit yang pernah diderita oleh pasien, pada pasien DHF biasanya dapat
terjadi berulang dengan tipe virus yang berbeda.
e. Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi adalah informasi mengenai tentang jadwal imuniasasi yang
telah diberikan, apabila anak memiliki kekebalan tubuh yang baik, maka komplikasi
dapat dihindarkan.
f. Riwayat gizi
Status gizi pada anak DHF biasanya bervariasi. Semua anak dengan status gizi
yang baik maupun buruk dapat beresiko menderita DHF. Pada anak yang menderita DHF
biasanya mengalami mual, muntah dan nafsu makan yang menurun. Apabila kondisi ini
tidak ditangani maka dapat menyebabkan penurunan berat badan sehingga status gizinya
menjadi kurang.
g. Kondisi lingkungan
Terjadi pada lingkungan yang penduduknya padat, lingkungan yang kurang
kebersihannya.
h. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolism, yaitu frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan menurun.
2) Eliminasi alvi (buang air besar) biasanya anak mengalami diare ataupun konstipasi.
3) Eliminasi urine (buang air kecil) yang perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit atau
banyak, sakit atau tidak

I. Daftar diagnosa keperawatan (SDKI 2017)


1. Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
2. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan darah berpindah ke
ekstravaskuler
3. Hipovolemia berhubungan dengan gangguan aliran balik vena
J. Intervensi keperawatan (SIKI 2018)
Diagnosa 1 : defisit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
Intervensi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Monitor asupan makanan
3. Monitor berat badan
4. Berikan suplemen makanan
5. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetic)
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan

Diagnosa 2 : risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan darah berpindah ke


ekstravaskuler

Intervensi :

1. Monitor berat badan harian


2. Monitor status hidrasi
3. Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
4. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan intravena, jika perlu
6. Kolaborasi pemberian diuretik

Diagnosa 3 : hipovolemia berhubungan dengan gangguan aliran balik vena

Intervensi :

1. Monitor intake-output cairan


2. Monitor kecepatan infus secara ketat
3. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
4. Batasi asupan cairan dan garam
5. Kolaborasi pemberian diuretic

K. Referensi
1. Nopitasari, Putu Eka. & Heri, Muhammad. (2021). JURNAL ONLINE
KEPERAWATAN INDONESIA. Volume 4, nomor 1, 17-27.
2. Hidayat, Alimul Aziz & Uliyah, Musrifatul. (2015). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Jatim : Surabaya.
3. PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
4. Utami, NDMIP. (2018). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diakses pada 3 Agustus
2021 jam 22:36, dari http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/459/3/BAB
%20II.pdf
5. PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai