Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR

MANUSIA

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


DAN CAIRAN (GASTRITIS)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Dasar

Yang Dibina Oleh Ibu Rossyana Septiasih, S.Kp.,M.Pd.

Oleh

Revi Riska Rina M

P17210193061

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D3 KEPERAWATAN MALANG

AGUSTUS 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
1. Nutrisi
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap
organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses
organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gangguan pemenuhan nutrisi yaitu kebutuhan nutrisi dalam tubuh tidak
terpenuhi secara optimal.Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya enyakit tertentu yang mengganggu pencernaan
atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya
kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
2. Cairan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada
dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh
Gangguan pemenuhan cairan yaitu kebutuhan cairan dalam tubuh tidak
terpenuhi secara optimal. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu: cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah
cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan
ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
3. Gastritis
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung
yangdapat bersifat akut,kronis dan difus (local). Dua jenis gastritis yang
sering terjadiadalah gastritis superficial akut dan gastritis atropik kronis
(Hardi & Huda Amin,2015).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradanganini dapat menyebabkan pembengkakan lambung sampai
terlepasnya epitel mukosasuferpisial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan.Pelepasan epitel dapat merangsang timbulnya
inflamasi pada lambung (Sukarmin,2011).

II. PATOFISIOLOGI
1. ETIOLOGI
Kebutuhan Nutrisi
1) Keseimbangan Metabolisme dan energi tubuh
a. Metablisme berarti perubahan yang menyangkut segala transportasi
kimiawi serta energi yang terjadi dalam tubuh.
b. Jumlah energi yang dibebaskan oleh katabolisme zat makanan dalam
tubuh sama dengan energi yang dibebaskan bila zat makanan dibakar
di luar tubuh.
c. Energi output = kerja luar + Simpanan energi + Panas
2) Dampak gangguan pemasukan nutrisi
Dampak gangguan pemasukan nutrisi tergantung pada macam dan tipe
nutrisi yang meliputi lamanya pemasukan yang inadekuat atau
konsumsi yang berlebihan dan juga umur seseorang.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet :
a. Kebudayaan
b. Agama
c. Kesukaan seseorang terhadap makanan
d. Sikap dan emosi
e. Letak geografi
f. Faktor ekonomi
Keseimbangan Cairan
1. Usia. Berkaitan dengan permukaan tubuh, metabolisme yang
diperlukan, berat badan, dan perkembangan.
2. Temperatur. Panas yang berlebihan menyebabkan kertingat dimana
seseorang dapai kehilangan NaCl melalui keringat.
3. Diit. Pada saat tubuh mengeluarkan nutrisi, tubuh akan memesan
cadangan energi. Proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan
dari insterstitial ke intraseluler.
4. Stress. Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot. Metabolisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air. Proses ini meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
5. Olah Raga. Olah raga menyebabkan peningkatan kehilangan air
kasat mata melalui keringat.

Penyebab utama gastritis


Adalah bakteri Helicobacter pylori,virus, atau parasitlainnya juga dapat
menyebakan gastritis. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis
seperti NSAID aspirin dan ibu profen (Dewit, Stromberg &
Dallred,2016). Selain itu, ada beberapa penyebab gastritis lainnya, yitu :
1 Pemakaian obat anti inflamasi. Pemakaian obat anti inflamasi
nonsteroid seperti aspirin, asam mefenamat, aspilet dalam jumlah besar.
Obat anti inflamasi non steroid dapat memicu kenaikan produksi asam
lambung, karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung.
Selain itu jenis obat ini juga mengakibatkan kerusakan langsung pada
epitel mukosa karena bersifat iritatif dan sifatnya yang asam dapat
menambah derjat keasaman pada lambung (Sukarmin, 2013).
2 Konsumsi alkohol. Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang
dapat merusak sawar pada mukosa lambung. Rusaknya sawar
memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung (Rahayuningsih,
2010).
3 Terlalu banyak merokok. Asam nikotinat pada rokok dapat
meningkatkan adhesi thrombus yang berkontribusi pada penyempitan
pembuluh darah sehingga suplai darah ke lambung mengalami
penurunan. Kejadian gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh
pengaruh asam nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat
makan, perokok menjadi tahan lapar sehingga asam lambung dapat
langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena tidak ada
makanan yang masuk (Rahayuningsih, 2010).
4 Uremia. Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme
didalam tubuh terutama saluran pencernaan (gastrointestinal uremik).
Perubahan ini dapat memicu kerusakan epitel mukosa lambung
(Rahayuningsih, 2010).
5 Pemberian obat kemoterapi. Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar
merusak sel yang pertumbuhannya abnormal. Pemberian kemoterapi
dapat juga mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa
lambung.
6 Infeksi sistemik. Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh
mikroba akan merangsang peningkatan laju metabolik yang
berdampak pada peningkatan aktivitas lambung dalam mencerna
makanan. Peningkatan HCl lambung dalam kondisi seperti ini dapat
meicu timbulnya perlukaan pada lambung.
7 Iskemia dan syok. Kondisi iskemia dan syok hipovolemia mengancam
mukosa lambung karena penurunan perfusi jaringan lambung yang
dapat mengakibatkan nekrosis lapisan lambung.
8 Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam/basa. Konsumsi asam
maupun basa yang kuat seperti etanol, thiner, obat-obatan seranggadan
hama tanaman, jenis kimia ini dapat merusak lapisan mukosa dengan
cepat sehingga sangat beresiko terjadi perdarahan.
9 Trauma mekanik. Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen
seperti benturan saat kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi
penyebab gangguan kebutuhan jaringan lambung.
10 Infeksi mikroorganisme. Koloni bakteri yang menghasilkan toksik
dapat merangsang pelepasan gastrin dan peningkatan sekresi asam
lambung seperti bakteri Helycobacter pylori.
11 Stress berat. Stress psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf
simpatik yang dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.
Peningkatan HCl dapat dirangsang oleh mediator kimia yang
dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti epinefrin
2. GEJALA/TANDA
Beberapa gejala atau tanda umum gastritis, sebagai berikut :
1. Nyeri yang terasa panas dan perih di perut bagian uluhati.
2. Perut kembung.
3. Cegukan.
4. Mual.
5. Muntah.
6. Hilang nafsu makan.
7. Cepat merasa kenyang saat makan.
8. Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
3. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Defisit nutrisi
3. Hipovolemia
4. Intoleransi aktivitas
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut (Suratun, 2010) pemeriksaan penunjang pada pasien
dengan gastritis meliputi :
1. Darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia.
2. Pemeriksaan serum vitamain B12, bertujuan untuk mengetahui
adanya defisiensi B12.
3. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
4. Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCl lambung.
Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi.
5. Tes antibody serum, bertujuan mengetahui adanya antibodi sel
parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap Helicobacter pylori.
6. Endoscopy, biopsy, dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila
ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
7. Sitologi, bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung.
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Orientasi utama pengobatan gastritis berpaku pada obat-obatan.
Obat-obatan yang digunakan adalah obat yang mengurangi jumlah asam
lambung dan dapat mengurangi gejala yang mungkin menyertai gastritis,
serta memajukan penyembuhan lapisan perut. Pengobatan ini meliputi
(Sukarmin, 2012) :
1 Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, serta karbonat
kalsium dan magnesium. Antasida dapat meredakan mulas ringan
atau dyspepsia dengan cara menetralisasi asam diperut. Ion H+
merupakan struktur utama asam lambung. Dengan pemberian 19
alumunium hidroksida maka suasana asam dalam lambung dapat
dikurangi.
2 Histamin (H2) blocker, seperti famotidine dan ranitidine. H2
blocker mempunyai dampak penurunan produksi asam dengan
mempengaruhi langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara
menghambat rangsangan sekresi oleh saraf otonom pada nervus
vagus.
3 Inhibitor Pompa Proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, dan
dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat produksi asam
melalui penghambatan terhadap elektron yang menimbulkan
potensial aksi saraf otonom vagus. PPI diyakini lebih efektif
menurunkan produksi asam lambung daripada H2 blocker.
Tergantung penyebab dari gastritis, langkah-langkah tambahan
atau pengobatan mungkin diperlukan.
4 Jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka panjang NSAID
(Nonsteroid Antiinflamasi Drugs) seperti aspirin, aspilet, maka
penderita disarankan untuk berhenti minum NSAID, atau beralih
ke kelas lain obat untuk nyeri. Walaupun PPI dapat digunakan
untuk mencegah stress gastritis saat pasien sakit kritis.
5 Jika penyebabnya adalah Helycobacter pylorimaka perlu
penggabungan obat antasida, PPI dan antibiotik seperti
amoksisilin dan klaritromisin untuk membunuh bakteri. Infeksi
ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kanker atau
ulkus diusus.
6. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Makanan yang
merangsang seperti pedas atau kecut, dapat meningkatkan
suasana asam pada lambung sehingga dapat menaikkan
resiko inflamasi pada lambung. Selain tidak merangsang
makanan juga dianjurkan yang tidak memperberat kerja lambung,
seperti makanan yang keras (nasi keras).
7. Penderita juga dilatih untuk manajemen stress sebab dapat
mempengaruhi sekresi asam lambung melalui nervus vagus,
latihan mengendalikan stress bisa juga diikuti dengan peningkatan
spiritual sehingga penderita lebih pasrah ketika menghadapi
stress
PATHWAY

Defisit
Nutrisi

Risiko
Hipovolemia
III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Identitas. Terdiri nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
alamat, pendidikan, tanggal MRS dan diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama. Berdasarkan PQRST, penyebab dari kekurangan
cairan, seberapa parah gangguan kekurangan cairan yang terjadi
seberapa jauh gangguan kekurangan cairan yang terjadi, kapan
gangguan kekurangan cairan mulai di rasakan pasien.
b. Riwayat Penyakit Dahulu. Meliputi riwayat penyakit menular,
penyakit keturunan dan alergi obat-obatan atau makanan.
c. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
1 Kebiasaan
2 Status Ekonomi
d. Pola Nutrisi dan Metabolisme
1 Pemenuhan Nutrisi
2 Cairan
3 Keadaan yang mengganggu nutrisi
4 Status gizi
e. Pola Eliminasi
1. DefekasiFrekuensi, feases konsentrasi, warna, bau
2. Urine / Miksi.Frekuensi, konsentrasi urine,warna, bau
f. Pola tidur dan istirahat.
1. Lamanya tidur
2. Suasana lingkungan
g. Pola aktifitas sehari-hari
h. Pola hubungan dan peran
1. Interaksi dengan orang lain.
2. Interaksi dengan keluarga.
i. Pola persepsi dan konsep diri
j. Pola sensoris kognitif
k. Pola reproduksi seksual
l. Pola penanggulangan stress
m. Pola tata nilai dan kepercayaan
3 Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
1 Keadaan penyakit : Ringan, sedang, berat, akut, kronik
2 Kesadaran : Apakah kompesmetis, apatis, soporus,
prekoma,koma
3 Suara bicara : Apakah Jelas, serak, aphasia.
4 Pernapasan : Apakah Meningkat/Menurun.
5 Suhu tubuh : Apakah Meningkat/Menurun.
6 Nadi : Apakah Meningkat/Menurun, kuat, lemah.
7 Tekanan darah : Apakah Meningkat/Menurun.
b. Sistem Intergumen
1 Kulit : Apakah pucat,oedem.
2 Turgor : Apakah Baik atau Jelek.
3 Rambut : Apakah kusam,kusut,rontok.
4 Kuku : Apakah Cyianosis, pucat.
c. Kepala
Ada tidaknya ubun-ubun terlihat cekung, sakit kepala, kepala
pusing / pening.
d. Muka. Apakah simetris,raut muka terlihat layu dan lemas.
e. Mata. Apakah konjungtifa pucat,simestris.
f. Telinga. Apakah simestris
g. Hidung. Apakah simestris, polip.
h. Mulut + Gigi. Apakah simestris, mukosa binir kering atau
basah,apakah ada caries gigi.
i. Leher. Apakah ada pembesaran limfe,vena jugluralis.
j. Thoraks. Apakah simestris
k. Paru. Apakah ada nyeri, whizzing,rhongki, timpani
l. Abdomen. Apakah abdomen terlihat membucit, datar atau
menonjol. Adakah nyeri tekan,bisung usus atau menunjukkkan
obstruksi.
4 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah lengkap
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1) Nyeri akut (D.0077)
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak tau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
Penyebab :
1. Agen cidera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (ms terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis.abes, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Gejala dan tanda :
a. Mayor
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif :
- tampak meringis
- bersikap protektif (mis. Waspada, posisi menghindari nyeri)
- gelisah
- frekuensi nadi meningkat
- sulit tidur
b. Minor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif :
- tekanan darah meningkat
- pola nafas berubah
- nafsu makan berubah
- proses berpikir terganggu
- menarik diri
- berfokus pada diri sendiri
- diaforesis
2) Defisit Nutrisi (D.0019)
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
Penyebab :
1, ketidak mampuan menelan makanan
2, ketidak mampuan mencerna makanan
3, ketidak mampuan mengabsorbsi nutrien
4, peningkatan kebutuhan metabolisme
5, faktor ekonomis (mis. Finansial tidak mencukupi)
6, faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makan)
Gejala dan tanda
Mayor :
a subjektif :
- (tidak tersedia)
b objektif :
- Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
Minor :
a subjektif :
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
b objektif :
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
3) Risiko Hipovolemia (D.0034)
Definisi : beresiko mengalami penurunan volume cairan inravaskuler,
interstisial, dan / atau intraselular
Penyebab :
1, kehilangan cairan secara aktif
2, gangguan absorbsi cairan
3, usia lanjut
4, kelebihan berat badan
5, status hipermetabolik
6, kegagalan mekanisme regulasi
7, evaporasi
8, kekurangan intake cairan
9, efen agen farmakologis
4) Intoleransi aktivitas (D.0056)
Definisi : ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-
hari
Penyebab :
1, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2, tirah baring
3, kelemahan
4, imobilitas
5, gaya hidup monoton
Gejala dan tanda
Mayor :
a subjektif :
- Mengeluh lemah
b objektif :
- Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
Minor :
a subjektif :
- Dispnea saat/setelah aktivitas
- Merasa tidak nyaman setelah setelah beraktivitas
- Merasa lemah
b objektif :
- Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- sianosis
3. RENCANA KEPERAWATAN
1. Manajemen Nyeri (l.08238)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan ata7u fungsional
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
beratv dan konstan
Tindakan
- Observasi
1. Identifikasi lokasi, karkteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Teraupetik
1. Berikan teknik farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan_)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
- Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Manajemen Nutrisi (l.03119)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
Tindakan
- Observasi
1 Identifikasi status nutrisi
2 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3 Identifikasi makanan yang disukai
4 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6 Monitor asupan makanan
7 Monitor berat badan
8 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Teraupetik :
1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah kostipasi
5. Berikan makana tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
- Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Anjurkan diet yang diprogramkan
- Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antimietik, jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
3. Manajemen Hipovolemia (l.03116)
Definisi : mengidentifikasi dan mengelola penurunan volume cairan
intravaskuler
Tindakan
- Observasi :
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering,
volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
- Teraupetik :
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan posisi modified Tredelenburg
3. Berikan asupan cairan oral
- Edukasi :
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
- Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, Plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian produk darah

4. Manajemen Energi (l.05178)


Definisi : mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk
mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses
pemulihan
Tindakan
- Observasi :
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidut
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
- Teraupetik :
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
- Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
4. Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
- Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan

Anda mungkin juga menyukai