Yang dibina oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.Pd.
OLEH Kelompok 1/2B Nabila Kamelia P17210193050 Rizqi Gitari Fernanda P17210193055 Revi Riska Rina M. P17210193061 Puput Nur Aini P17210193080 Silfrilia Wahyuning S. P17210193086 Candra Adi S. P17210193091 Cindy Maulidah S. P17210193093 Devi Inayatul Khusna P17210193095 PENGERTIAN Hipertensi Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
Menurut American Heart Association atau AHA dalam
Kemenkes (2018), hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain.
Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat
ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan. (Nurarif & Kusuma, 2016) PREVALENSI HIPERTENSI
WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa
hipertensi kejadian hipertensi berdasarkan hasil riskesdas 2018 adalah 34,1%. Angka tersebut lebih tingga disbandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka prevalensi 25,8%. Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masyarakat Indonesia berusia 18 tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI, 2018). HIPERTENSI SEKUNDER Hipertensi sekunder disebabkan dari penyakit komorbid atau obat tertentu. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
HIPERTENSI PRIMER
Hipertensi primer merupakan hipertensi
dimana etiologi patofisiologinya tidak diketahui. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol. KLASIFIKASI HIPERTENSI Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), klasifikasi hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :
NO KATEGORI SISTOLIK (MMHG) DIASTOLIK (MMHG)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
Hipertensi
5. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
6. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
7. Grade 3 (berat) 180-209 100-119
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA YANG LAZIM
TIDAK ADA GEJALA Beberapa pasien yang menderita Tidak ada gejala yang spesifik yang hipertensi yaitu : dapat dihubungkan dengan 1. Mengeluh sakit kepala, pusing peningkatan tekanan darah, selain 2. Lemas, kelelahan penentuan tekanan arteri oleh dokter 3. Sesak nafas yang memeriksa. Hal ini berarti 4. Gelisah hipertensi arterial tidak akan pernah 5. Mual terdiagnosa jika tekanan darah tidak 6. Muntah 7. Epistaksis teratur. 8. Kesadaran menurun
-hipertensi- PENATALAKSANAAN HIPERTENSI Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfakmakologis dan farmakologis.
Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko penyakit penyerta lainnya.
1. Modifikasi gaya hidup berupa penurunan berat badan (target indeks
massa tubuh dalam batas normal untuk Asia-Pasifik yaitu 18,5-22,9 kg/m2), 2. kontrol diet berdasarkan DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, serta produk susu rendah lemak jenuh/lemak total, 3. penurunan asupan garam dimana konsumsi NaCl yang disarankan adalah < 6 g/hari. 4. Beberapa hal lain yang disarankan adalah target aktivitas fisik minimal 30 menit/hari dilakukan paling tidak 3 hari dalam seminggu serta pembatasan konsumsi alkohol. 5. Terapi farmakologi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah hingga mencapai tujuan terapi pengobatan. JENIS OBAT ANTIHIPERTENSI
Diuretik ACE-Inhibitor
Calsium Channel Blocker ARB Beta Blocker
P E N G K A J I A N ANALISA DATA IMPLEMENTASI E V A L U A S I SEKIAN TERIMAKASIH