Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ketoasidosis diabetik adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa
bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh penurunan kadar
insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti
glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone. Ketoasidosis diabetik (KAD)
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak dengan diabetes mellitus
tipe 1 (IDDM). Mortalitas terutama berhubungan dengan edema serebri yang terjadi sekitar
57% - 87% dari seluruh kematian akibat KAD.
Peningkatan lipolisis, dengan produksi badan keton (hidroksibutirat dan
asetoasetat) akan menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolik. Hiperglikemia dan
asidosis akan menghasilkan diuresis osmotik, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit. Secara
klinis, ketoasidosis terbagi ke dalam tiga kriteria, yaitu ringan, sedang, dan berat, yang
dibedakan menurut pH serum.
Risiko KAD pada IDDM adalah 1 – 10% per pasien per tahun. Risiko
meningkat dengan kontrol metabolik yang jelek atau sebelumnya pernah mengalami
episode KAD, anak perempuan peripubertal dan remaja, anak dengan gangguan psikiatri
(termasuk gangguan makan), dan kondisi keluarga yang sulit (termasuk status sosial
ekonomi rendah dan masalah asuransi kesehatan). Pengobatan dengan insulin yang tidak
teratur juga dapat memicu terjadinya KAD.
Mengingat masih sedikitnya pemahaman mengenai ketoasidosis diabetik dan
prosedur atau konsensus yang terus berkembang dalam penatalaksanaan ketoasidosis
diabetik. Maka, perlu adanya pembahasan mengenai bagaimana metode tatalaksana terkini
dalam menanganai ketoasidosis diabetik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari dibaetik ketoasidosis ?
2. Bagaimana mekanisme kerja insulin ?
3. Bagaimana pathogenesis terjadinya diabetes ketoasidosis ?
4. Bagaimana pengobatan diabetes ketoasidosis?
5. Apakah tanda dan gejala dari diabetes ketoasidosis ?
6. Apa saja pantangan makanan dari penderita diabetes ketoasidosis ?
7. Bagaimana tips pendidikan kesehatan untuk menjaga gula darah tetap normal ?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari dibaetik ketoasidosis.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja insulin.
3. Untuk mengetahui bagaimana pathogenesis terjadinya diabetes ketoasidosis.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan diabetes ketoasidosis.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari diabetes ketoasidosis.
6. Untuk mengetahui apa saja pantangan makanan dari penderita diabetes ketoasidosis.
7. Untuk mengetahui bagaimana tips pendidikan kesehatan untuk menjaga gula darah
tetap normal.

D. MANFAAT PENULISAN
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian dari diabetes ketoasidosis.
2. Memberikan manfaat terhadap bagaimana mekanisme kerja insulin.
3. Memberikan pemahaman terhadap pathogenesis terjadi diabetes ketoasidosi.
4. Memberikan pemahaman cara pengobatan diabetes ketoasidosis.
5. Mampu mengetahui tanda dan gejala diabetes ketoasidosis.
6. Mengetahui pantangan yang harus dihindari berupa makanan pada penderita diabetes
ketoasidosis.
7. Memahami pendidikan kesehatan dalam menjaga gula darah tetap normal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Diabetic ketoacidosis adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa
bila tidak ditangani secara tepat. lnsiden kondisi ini bisa terus meningkat, dan tingkat
mortalitas 1-2 persen telah dibuktikan sejak tahun 1970-an. Diabetic ketoacidosis paling
sering terjadi pada pasien penderita diabetes tipe 1 (yang pada mulanya disebut insulin-
dependent diabetes mellitus), akan tetapi keterjadiannya pada pasien penderita diabetes tipe
2 (yang pada mulanya disebut non-insulin dependent diabetes mellitus), terutama pasien
kulit hitam yang gemuk adalah tidak sejarang yang diduga. Penanganan pasien penderita
Diabetic ketoacidosis adalah dengan memperoleh riwayat menyeluruh dan tepat serta
melaksanakan pemeriksaan fisik sebagai upaya untuk mengidentifikasi kemungkinan
faktor faktor pemicu.
Pengobatan utama terhadap kondisi ini adalah rehidrasi awal (dengan
menggunakan isotonic saline) dengan pergantian potassium serta terapi insulin dosis
rendah. Penggunaan bikarbonate tidak direkomendasikan pada kebanyakan pasien.
Cerebral edema, sebagai salah satu dari komplikasi Diabetic ketoacidosis yang paling
langsung, lebih umum terjadi pada anak anak dan anak remaja dibandingkan pada orang
dewasa. Follow-up paisen secara kontinu dengan menggunakan algoritma pengobatan dan
flow sheets dapat membantu meminimumkan akibat sebaliknya. Tindakan tindakan
preventif adalah pendidikan pasien serta instruksi kepada pasien untuk segera
menghubungi dokter sejak dini selama terjadinya penyakit

B. Mekanisme Kerja Insulin


Kerja insulin dimulai ketika hormon tersebut terikat dengan sebuah reseptor
glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Kerja hormon insulin yang beragam
(Gambar 1) dapat terjadi dalam waktu beberapa detik atau beberapa menit (kerja
pengangkutan, fosforilasi protein, aktivasi dan inhibisi enzim, sintesis RNA) atau sesudah
beberapa jam (kerja sintesis protein serta DNA dan pertumbuhan sel). Penelitian terhadap
reseptor insulin telah dilakukan secara rinci sekali dengan menggunakan teknik biokimia
dan DNA rekombinan.

3
Reseptor ini merupakan sebuah heterodimer yang terdiri atas dua sub unit yang
diberi symbol α dan β, dalam konfigurasi α2β2, yang dihubungkan dengan ikatan disulfida
(Gambar 2).

Gambar 2. Gambaran skematik struktur LDL, EGF dan reseptor insulin.

Kedua subunit mengalami proses glikosilasi yang ekstensi, dan pengeluaran


asam sialat serta galaktosa menurunkan pengikatan insulin dan kerja insulin. Masing
masing subunit glikoprtoin ini mempunyai struktur dan fungsi yang unik. Subunit α dan
β (135 kDa) seluruhnya berada di luar sel (ekstraseluler) dan mengikat insulin yang
mungkin lewat daerah (domain) yang kaya akan sistein. Subunit β (95 kDa) merupakan
protein trans-membran yang melaksanakan fungsi sekunder yang utama pada sebuah
reseptor, yakni transduksi sinyal. Bagian sitoplasma subunit β mempunyai akivitas
trirosin kinase dan tempat autoforsforilasi. Keduanya ini diperkirakan terlibat dalam
transduksi sinyal dan kerja insulin (lihat dibawah). Kesamaan yang menakjubkan antara
tiga buah reseptor dengan fungsi yang sangat berbeda dilukiskan pada Gambar 2.
Beberapa regio subunit β sebenarnya memiliki homologi rangkaian dengan rseptor
EGG.

Reseptor insulin secara konstan disintesis serta diuraikan dan usia paruhnya
adalah 7 -12 jam. Reseptor tersebut disintesis sebagai peptida rantai tunggal dalam
retikulum endoplasma kasar dan dengan cepat mengalami glikolisasi dalam regio
aparatus golgi. Prekursor rseptor insulin manusia mempunyai 1382 asam amino,
dengan berat molekul 190.0000 dan terpecah hingga terbentuk subunit α dan β yang
matur. Gen resepto inuslin manusia terletak pada kromosom 19.

4
Resepto insulin ditemukan pada sebagian besar sel mamalia dengan
konsentrasi sampai 20.000 per sel, dan sering pula terdapat pada sel yang secara khusus
tidak diperkirakan sebagai sasaran insulin. Insulin mempunyai seprangkat efek yang
diketahui benar terhadap berbagai proses metabolik kendati juga terlibat dalam
pertumbuhan dan replikasi sel (lihat atas) disamping dalam organogenesis serta
difensiasi janin dan dalam perbaikan serta regenerasi jaringan. Struktur reseptor insulin
dan kemampuan insulin yang berbeda untuk terikat dengan reseptor serta mencetuskan
berbagai respons biologik, pada hakekatnya identik dalam semua sel dan semua spesies.
Jadi, insulin babi selalu lebih efektif 10-20 kali daripada proisulin habit yang
selanjutnya lebih efektif 10-20 kali lipat daripada insulin marmut bahkan di dalam
tubuh marmut itu sendiri. Reseptor insulin tampaknya sangat dilestarikan yang bahkan
melebihi insulinnya sendiri.

Ketika insulin terikat dengan reseptor, beberapa peristiwa akan terjadi (1).
Terjadi perubahan bentuk reseptort (2), reseptor akan berikatan silang dan membentuk
mikroagregat, 3). Reseptor akan mengalami penyatuan (intenalisasi) dan 4). Dihasilkan
satu atau lebih sinyal. Kepentingan perubahan bentuk tersebut tidak diketahui dan
interanlisasi mungkin merupakan sarana untuk mengendalikan konsentrasi serta
pergantian reseptor. Dalam kondisi dengan kdar insulin yang tinggi,misalnya obesitas
atau akromegaIi, jumlah reseptor insulin berkurang dan jaringan sasaran menjadi
kurang peka terhadap insulin. Regulasi ke bawah ini terjadi akibat hilangnya reseptor
oleh proses internalisasi yang dengan proses ini, kompleks reseptor insulin akan masuk
ke dalam sellewat endositosis dalam vesike bersalut klatrin. Regulasi ke bawah
menjelaskan bagian dari resistansi insulin pada obesitas dan diabetes melitus tipe II.

Peranan utama insulin dalam metabolisme karbohidrat, lipid dan protein


dapat dipahami paling jelas dengan memeriksa berbagai akibat defisiensi insulin pada
manusia. Manifestasi utama penyakit diabetes melitus adalah hiperglikemia, yang
terjadi akibat (1) berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel ; 2).
Berkurangnya penggunaan glukosa oleh berbagai jaringan, dan 3) peningkatan
produksi glukosa (glukoneogenesis) oleh hati. Masing-masing peristiwa ini akan
dibicarakan lebih rinci dibawah ini. Poluria, polidipsia dan penurunan berat badan
sekalipun asupan kalorinya memadai, merupakan gejala utama defisiensi insulin.

5
Bagaimana hal ini dijelaskan? Kadar glukosa plasma jarang melampaui 120
mg / dL pada manusia normal, kendati kadar yang jauh lebih tinggi selalu dijumpai
pada pasien defisiensi kerja insulin. Setelah kadar terentu glukosa plasma dicapai (pada
manusia umumnya > 180 mg jdl), tarat maksimal reabosrbsi glukosa pada tubulus
renalis akan dilampaui, dan gula akan diekskresikan ke dalam urine (glikogusria).
Volume urine meningkat akibat terjadinya diuersis osmotik dan kehilangan air yang
bersifat obligatorik pada saat yang bersarnaan (poliuria), kejadian ini selanjutnya akan
menimbulkan dehidrasi (hiperosmolaritas), bertambahnya rasa haus dan gejala banyak
minum (oliipsia). Glikosuria menyebabkan kehilangan kalori yang cukup besar (4.'1
kal bagi setiap gram karbohidrat yang diekskresikan keluar), kehilangan ini, kalau
ditambah lagi dengan deplesi jaringan otot and adiposa, akan mengakibatkan
penurunan berat badan yang hebat kendati terdapat peningkatan selera makan
(polifagia) dan asupan-kalori yang normal atau meningkat.
Sintesis protein akan menurun dalam keadaan tanpa insulin dan keadaan ini
sebagian terjadi akibat berkurangnya pengangkutan asam amino ke dalam otot (asam
amino berfungsi sebagai substrat glukoneogenik). Jadi, orang yang kekurangan insulin
berada dalam keseimbangan nitrogen yang negatif. Kerja antilipolisi insulin hilang
seperti halnya efek lipogenk yang dimiliknya, dengan demikian, kadar asam lemak
plasma akan meninggi. Kalau kemampuan hati untuk mengakosidasi asam lemak
terlampaui, maka senyawa asam β hidroksibutirat dan asam asetoasetat akan bertumpuk
(ketosis). Mula mula penderita dapat mengimbangi pengumpulan asam organik ini
dengan meningkatan pengeluaran CO2 lewat sistem respirasi, namun bila keadaan ini
tidak dikendalikan dengan pemberian insulin, maka akan terjadi asidosi metabolik dan
pasien akan meninggal dalam keadaan koma diabetik.

6
C. Patogenese Diabetic Ketoasidosis
Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan Diabetic
Ketoacidosis (DKA) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin.
Semua gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada DKA (diabetic ketoacidosis)
adalah tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan insulin
(Gambar 7)

Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan


menimbulkan hyperglycaemia yang meningkatkan glycosuria. Meningkatnya lipolysis
akan menyebabkan over-produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan
dikonversi (dirubah) menjadi ketone, menimbulkan ketonnaemia, asidosis metablik dan
ketonuria. Glycosuria akan menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan
kehilangan air dan elektrolite-seperti sodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat
dan klorida. Dehidrasi, bila terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal
dan dapat menimbulkan shock hypofolemik. Asidodis metabolik yang hebat sebagian
akan dikompensasi oleh peningkatan derajad ventilasi (peranfasan Kussmaul). Muntah-
muntah juga biasanya sering terjadi dan akan mempercepat kehilangan air dan
elektrolite. Sehingga, perkembangan DKA adalah merupakan rangkaian dari iklus
interlocking vicious yang seluruhnya harus diputuskan untuk membantu pemulihan
metabolisme karbohidrat dan lipid normal.

7
D. Pengobatan Diabetic Ketoasidosis
Penanganan DKA (diabetic ketoacidosis) memerlukan pemberian tiga agent berikut:
1. Cairan : pasien penderita DKA biasanya mengalami deplesi cairan yang hebat dan
adalah penting untuk mengekspansi nilai ECF nya dengan saline untuk
memulihkan sirkulasinya.
2. Insulin : Insulin intravena paling umum dipergunakan. Insulin intramuskular
adalah alterantif hila pompa infusi tidak tersedia atau bila akses vena mengalami
kesulitan, misalnya pada anak anak kecil.
3. Potassium : Meskipun ada kadar potassium serum normal, namun semua pasien
penderita DKA mengalami deplesi kalium tubuh yang mungkin terjadi secara
hebat.
Dalam kebanyakan kasus, terapi rehidrasi dan insulin akan mengatasi
asidosis metabolik, dan tidak acta terapi lanjutan akan diindikasikan. Namun
demikian, dalam kasus kasus yang paling parah, bila konsentrasi ion hidronRen lebih
tinggi dari 100 nmol/l, maka kaium bikarbonat dapat diindikasikan.
Penanganan diabetic ketoacidosis secara rinci diperlihatkan pada gambar 9,
yakni 0.9% akan pulih kembali selama defisit cairan dan elektrolite pasien semakin
baik. Insulin intravena diberikan melalui infusi kontinu dengan menggunakan pompa
otomatis, dan suplement potasium ditambahkan kedalam regimen cairan. Bentuk
penanganan yang baik atas seorang pasien penderita DKA (diabetic ketoacidosis)
adalah melalui monitoring klinis dan biokimia yang cermat.

8
Kepentingan skema cairan yang baik, seperti halnya dalam gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang serius, tidak boleh terlalu diandalkan. Input
saline fisiologis awal yang tinggi yakni 0.9% akan pulih kembali selama defisit cairan
dan elektrolite pasien semakin baik. Insulin intravena diberikan melalui infusi kontinu
dengan menggunakan pompa otomatis, dan suplement potasium ditambahkan kedalam
regimen cairan. Bentuk penanganan yang baik atas seorang pasien penderita DKA
(diabetic ketoacidosis) adalah melalui monitoring klinis dan biokimia yang cermat.

9
E. Tanda dan Gejala Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah keadaan serius yang dapat berakhir
dengan koma sampai kematian. Bila diabetes tidak terkontrol dengan baik, tubuh tidak
dapat menggunakan gula dengan baik untuk kebutuhan energi, dan akan terbentuk banyak
keton yang berbahaya bagi tubuh. KAD harus dirawat intensif di rumah sakit. Penderita
diabetes perlu mengenal tanda-tanda KAD dan memeriksa urin dan darah adanya keton dan
kadar gula yang sangat tinggi.
Tanda dan gejala :
 Rasa haus yang berlebihan
 Kencing yang terlalu sering
 Mual, muntah, dan nyeri perut
 Nafas yang cepat dan dalam, bau nafas keton / manis; atau
 Mengantuk dan gangguan kesadaran.

F. Pantangan Makanan Penderita Diabetic Ketoasidosis


1. Teh manis
Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko
kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung
kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari
(tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum
ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita
kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
2. Goreng an atau makanan yang digoreng
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah
salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular,
diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah
adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko
utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan
trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya
proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai
makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan

10
3. Kentang
Kandungan karbohidrat pada kentang yang tinggi, membuat indeks glikemiknya juga
tinggi. Untuk itu, kurangi konsumsi kentang, baik yang dipanggang, direbus maupun
digoreng.
4. Roti putih
Kurangi konsumsi roti yang terbuat dari tepung putih. Lebih baik pilih roti yang terbuat
dari tepung gandum. Selain memiliki banyak serat juga baik untuk jantung Anda.
5. Mie dan Pasta
Sebagian besar pasta dan mie memiliki indeks glikemik tinggi. Artinya pasta dan mie
dibuat dengan olahan karbohidrat sederhana seperti gandum atau tepung beras.
Konsumsi karbohidrat tinggi bisa meningkatkan kadar gula dalam darah.

G. Tips Pendidikan kesehatan Untuk Menjaga Gula Darah Tetap Normal


1. Disiplin Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat mengendalikan risiko diabetes. Manfaat olah raga bagi
penderita diabetes antara lain:
 Membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh sehingga meningkatkan
kemampuan metabolisme sel dalam menyerap dan menyimpan glukosa.
 Meningkatkan sirkulasi darah, terutama pada kaki dan tangan, di mana biasanya
penderita diabetes memiliki masalah.
 Mengurangi stress yang sering menjadi pemicu kenaikan glukosa darah
2. Disiplin Makan
Mengidap diabetes bukan berarti anda tidak boleh menikmati makanan favorit anda.
Silahkan mengkonsumsi makanan kesenangan anda namun hindari yang banyak
mengandung lemak dan gula.
 Jadwal makanan selalu 3 kali sehari, dengan jarak 4-6 jam
 Banyak mengandung jenis sayuran, kaya serat, rendah karbohidrat dan lemak
 Jumlah makanan disesuaikan untuk mencapai berat badan ideal.
 Berbeda dengan makanan biasa, diet diabetes harus tepat jadwal, tepat jenis, dan
tepat jumlah.

11
Tujuan diet diabetes adalah menyesuaikan makanan dengan kemampuan tubuh yang
menggunakan dan memerlukannya, sehingga dapat:
 Menjaga kadar gula darah tetap normal
 Mencapai berat badan ideal
 Penderita dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa
 Menghindari komplikasi.
Makan secara teratur sesuai dengan jumlah dan pembagian yang telah dianjurkan oleh
dokter dan ahli gizi anda. Bahan makanan yang dihindari adalah:
 Gula murni dan bahan makanan yang diolah dengan memakai gula murni seperti
gula pasir, gula jawa, madu, sirop, dan lain-lain.
 Makanan yang banyak mengandung lemak, seperti keju, mentega, kuning telur,
susu fullcream, santan dan sebagainya;
 Buah-buahan manis seperti mangga, nangka, rambutan, sawo, sirsak, nanas,
anggur, duku, durian, jeruk manis.
 Bahan makanan yang dibatasi adalah makanan yang mengandung banyak
karbohidrat, seperti nasi, lontong, ketan, jagung, roti, ubi, singkong, talas,
kentang, sagu, mie, dan bihun.
3. Disiplin Minum Obat
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang kronis atau menahun, sehingga
memerlukan perhatian, pengobatan, serta perawatan yang berkesinambungan dan
berlangsung seumur hidup.
Pengobatan ini harus dilakukan secara teratur dan sesuai resep dokter agar glukosa
dalam darah tetap normal.
Cara kerja obat anti diabetes oral bermacam-macam:
 mengurangi resistensi insulin, sehingga insulin bekerja lebih baik dan sel tubuh
dapat menyerap glukosa lebih efektif
 memperbaiki produksi insulin di pancreas
 mengurangi produksi glukosa di hati
 mengurangi penyerapan glukosa dari makanan di usus

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keto Asidosis diabetikum merupakan salah satu kompliasi akut DM akibat
defisiensi hormone insulin yang tidak dikenal dan bila tidak mendapat pengobatan
segera akan menyebabakan kematian. Etiologi dari ketoasidosis diabetikum adalah
insulin tidak diberikan dengan dosis yang kurang, keadaan sakit atau infeksi pada DM,
manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Ada tiga gambaran kliniks yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Dehidrasi disebabkan mekanisme ginjal
dimana tubuh terjadi hiperglikemia, sehingga ginjal mensekresikan dengan natrium dan
air yang disebut poliuri. Kehilangan elektrolit merupakan kompensasi dari defisiensi
insulin. Sedangkan asidosis adalah peningkatan p- dan diiringi oleh penumpukan benda
keton dalan tubuh. Keadaan ketoasidosis merupakan keadan yang memerlukan
banyak pengontrolan dan pemantauan insulin dan cairan elektrolit, karena bila
kekurangan atau malah terjadi kelebihan akan mengakibatkan komplikasi yang sulit
untuk ditanggulangi.

B. SARAN
Bila menemukan klien yang DM tetapi belum terjadi ketoasidosis diabetikum
berikan informasi tentang ketoasidosis diabetikum dan pencegahan terhadap
ketoasidosis diabetikum. Bila menemukan klien dengan ketoasidosis diabetikum,
sebaiknya selalu kontrol pemberian insulin dan cairan elektrolit sehingga
meminimalkan terjadinya komplikasi yang tidak diinginka

13
DAFTAR PUSATA
http://www.academia.edu/23436413/MAKALAH_Keto_Asidosis_Diabetikum
https://nurse87.wordpress.com/2012/04/20/askep-gawat-darurat-ketoasidosis-diabetik/
https://id.scribd.com/doc/315158241/jurnal-Ketoasidosis-diabetikum

14
15
16

Anda mungkin juga menyukai