Anda di halaman 1dari 42

1

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR “NUTRISI”
DI RUANG “GATOT KACA”
RSUP DR.SITANALA TANGERANG
Diajukan guna memenuhi Tugas Praktek Klinik:
Keperawatan Dasar Profesi
Dosen pembimbing
ALIF NURUL, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh:
ABDUL SHALIK
(P27906123001)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
TANGERANG
2023
2

Konsep Kebutuhan Nutrisi


1. Definisi Kebutuhan Nutrisi
Tubuh membutuhkan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk metabolisme
dan perbaikan sel, fungsi organ, pertumbuhan, serta pergerakan tubuh. Umumnya
saat kebutuhan energi telah dipenuhi oleh asupan makanan dalam kilokalori berat
badan tidak akan berubah. Nutrisi merupakan elemen yang dibutuhkan untuk pro
ses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral.

2. Fisiologi Sistem/Fungsi Normal Sistem


Nutrisi berhubungan erat dengan sistem pencernaan. Pencernaan makanan adalah
pemecahan mekanik yang dihasilkan karena menguyah, dan menggabungkan ma
kanan dengan cairan dan reaksi kimiawi saat makan dipecahkan ke dalam bentuk
yang sederhana. Masing-masing bagian dari sistem gastrointestinal memiliki fun
gsi digestif dan absorpsi. Aktivitas mekanik, kimiawi, dan hormonal pencernaan
saling bergantung. Aktifitas enzim bergantung pada pencernaan kimiawi makana
n untuk meningkatkan luas permukaan aksi kimiawi.

Pencernaan dimulai dari mulut, dimana pengunyahan secara mekanik akan meng
hancurkan makanan. Makanan dicampur dengan saliva, yang terdiri atas ptialin
(amilase), enzim yang bekerja pada pati yang telah dimasak untuk mulai diubah
menjadi maltosa. Semakin lama seseorang mengunyah makanan, maka semakin
banyak pati yang dicerna dalam mulut. Protein dan lemak dipecah secara
fisik tetapi tetap tidak diubah secara kimiawi karena enzim dalam mulut tidak ber
eaksi dengan zat gizi ini. Mengunyah akan membuat partikel makanan menjadi u
kuran yang baik untuk ditelan, dan saliva memberikan lubrikasi sehingga proses
mengunyah dan menelan dapat dilakukan dengan mudah. Epiglotis adalah penutu
p kulit yang menutup trakea saat seseorang menelan untuk mencegah aspirasi.

Proses menelan mengantarkan makanan memasuki esofagus, dan kontraksi otot y


ang berbentuk gelombang (peristaltis) dasar esofagus, di bawah menggerakkan m
akanan sfingter kardiak. Tekanan dari bolus makanan pada sfingter kardiak meny
ebabkan sfingter relaksasi sehingga memungkinkan makanan memasuki fundus,
3

atau bagian yang paling atas dari mulut. Sel utama lambung menyekresikan pepsi
nogen; sedangkan kelenjar pilorik menyekresikan gastrin, yaitu hormon yang me
micu sel parietal untuk menyekresikan asam hidroklorida (HCI). Sel parietal juga
menyekresikan HCl dan faktor intriksik, yang dibutuhkan untuk absorpsi vitamin
B12 dalam ileum. HCl mengubah pepsinogen menjadi pepsin, yaitu enzim pemec
ah protein. Tubuh memproduksi enzim lipase untuk pemecahan lemak, dan amila
se untuk pemecahan pati. Lapisan mukus yang tebal melindungi dinding gastrik y
ang berasal dari pencernaan sendiri. Alkohol dan aspirin adalah dua substansi ya
ng langsung dicerna melalui dinding lambung. Lambung bertindak sebagai reserv
oir di mana makanan akan tetap berada di sana selama kurang lebih 3 jam, denga
n rentang antara 1 hingga 7 jam. Makanan meninggalkan lambung distal, melalui
sfingter pilorik dan memasuki duodenum. Makanan saat ini bersifat asam, dan be
rbentuk massa yang lembek yang disebut kimus. Kimus bergerak dari duodenum
dan dicampur dengan cepat dengan empedu, enzim usus, dan sekresi pankreatik.
Lambung kecil menyekresi hormon sekretin dan kolesistokinin (CCK). Sekretin
mengaktifkan pelepasan bikarbonat dari pankreas, sehingga menaikkan pH kimu
s. CCK menghambat sekresi gastrin dan menginisiasi pelepasan enzim pencernaa
n tambahan dari pancreas dan kandung empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan
disimpan dalam kandung empedu. Empedu berperan sebagai deterjen, karena em
pedu mengemulsi lemak agar lemak dapat bekerja sementara menunda asam lem
ak dalam larutan. Sekresi pankreatik terdiri atas enam enzim, yaitu: amilase untu
k mencerna pati; lipase untuk menghancurkan lemak yang teremulsi; serta tripsin
elastase, kimotripsin, dan karboksipeptidase untuk menghancurkan protein.

Peristaltik terus terjadi dalam usus halus, dimana terjadi pencampuran sekresi us
us halus dengan kimus. Campuran menjadi bersifat lebih alkali sehingga mengha
mbat kerja enzim gastrik dan mendukung kerja sekresi duodenal. Sel epitel dala
m vili usus halus menyekresikan enzim untuk memfasilitasi pencernaan. Enzim t
ersebut meliput sukrase, laktase, maltase, lipase, dan peptidase. Bagian pencerna
an yang paling besar terjadi dalam usus halus, memproduksi glukosa, fruktosa, d
an galaktosa dari karbohidrat; asam amino dan dipeptida dari protein; serta asam
lemak, gliserida, dan gliserol dari lipid. Peristaltik biasanya terjadi kurang lebih 5
jam melewatkan makanan dari usus halus.
4

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem


Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap. Ada kalanya kebutu
han nutrisi seseorang meningkat. Begitu pula sebaliknya, kebutuhan nutrisi seseo
rang menurun. Ada beberapa factor yang mempengaruhi kebutuhan seseorang ter
hadap nutrisi. Terdapat dua kategori faktor yaitu faktor yang meningkatkan kebut
uhan nutri dan faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi. Faktor yang meningka
tkan kebutuhan nutrisi antara lain sebagai berikut:
a. Pertumbuhan yang cepat.
b. Selama perbaikan jaringan/pemulihan Kesehatan karena proses penyakit.
c. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 1° F, maka kebutuhan kalori
meningkat 7%.
d. Aktivitas yang meningkat.
e. Stress. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami s
tress.
f. Terjadi infeksi.

Adapun faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi anatara lain sebagai berikut:
a. Penurunan laju pertumbuhan, misalnya lansia.
b. Penurunan basal metabolisme rate (BMR).
c. Hipotermi
d. Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah diban
ding laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMRnya lebih rendah dibanding l
aki-laki.
e. Gaya hidup pasif
f. Bedrest

4. Macam-macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi Pada Sistem


a. Gastritis
Penyakit gastritis menyebabkan radang yang menyerang pada lambung sehin
gga penderita akan merasakan rasa perih pada lambung, mual dan panas pada
lambung.
b. Maag
Penyakit maag (indigestion) adalah istilah yang menggambarkan nyeri yang
berasal dari lambung, usus halus, atau bahkan kerongkongan akibat sejumlah
5

kondisi. Sebutan lain sakit maag adalah dispepsia. Sakit maag bisa disebabka
n akibat luka terbuka yang muncul di lapisan dalam lambung (tukak lambun
g), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat antiinfl
amasi nonsteroid (OAINS), dan stress.
c. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkik
isnya lapisan dinding lambung. Luka ini juga berpotensi muncul pada dindin
g bagian pertama usus kecil (duodenum) serta kerongkongan (esofagus).
d. Gastroporesis
Gastroparesis adalah suatu kondisi dimana otot-otot di perut tidak berfungsi s
ecara normal. Biasanya, kontraksi otot yang kuat mendorong makanan melal
ui saluran pencernaan. Ketika terjadi gastroparesis, otot-otot dinding perut be
kerja buruk atau tidak bekerja sama sekali. Hal ini mencegah perut untuk me
ngosongkan dirinya secara total. Gastroparesis dapat mengganggu pencernaa
n, menyebabkan mual dan muntah, dan menyebabkan masalah dengan kadar
gula darah dan nutrisi.
e. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang disebabk
an oleh beberapa jenis virus. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah flu perut,
flu lambung, atau virus perut. Infeksi ini menyebabkan terjadinya mual, munt
ah, diare, kram perut, dan terkadang demam. Gastroenteritis menyebar melal
ui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau karena mengo
nsumsi makanan dan/atau minuman yang terkontaminasi.
f. Usus buntu
Penyakit usus buntu adalah peradangan atau pembengkakan apendiks atau us
us buntu. Sedangkan usus buntu adalah organ berbentuk kantong kecil dan tip
is berukuran 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar.
g. Tifus
Tifus (tipes) atau demam tifoid adalah penyakit yang terjadi karena infeksi ba
kteri Salmonella typhi dan umumnya menyebar melalui makanan dan minum
an yang telah terkontaminasi.
h. Gerd
Penyakit asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adala
h masalah yang cukup umum terjadi di masyarakat. Kondisi ini disebabkan ol
6

eh naiknya asam lambung menuju esofagus dan menimbulkan nyeri pada ulu
hati atau sensasi terbakar di dada.
i. Iritasi Usus Besar
Iritasi usus besar merupakan sebuah gangguan yang paling banyak terjadi pad
a kolon atau usus besar manusia. Gangguan ini menyebabkan munculnya rasa
sakit dan ketidaknyamanan pada perut. Kebanyakan orang tidak menyadari b
ahwa mereka menderita IBS atau syndrome iritasi usus besar, sebab gejalany
a sangat mirip dengan sakit perut biasa.

A. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi


1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi p
engkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang ber
hubungan dengan kebutuhan nutrisi:
1) Identitas
Pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, status perka
winan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir, tanggal masuk, nomer regi
ster, diagnosa medis, dan lain-lain.
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan
an, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih
disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis mak
anan untuk sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
3) Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian.
4) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke ruma
h sakit.
5) Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di m
asa lalu maupun sekarang.
6) Riwayat Penyakit Keluarga
7

Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarg
a ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
7) Tingkat Aktifitas sehari-hari:
a) Pola Istirahat /Tidur
Waktu tidur: Waktu tidur yang dialami pasien pada saat sebelum sakit
dan dilakukan di rumah, waktu tidur yang diperlukan oleh pasien untu
k dapat tidur selama di rumah sakit. Waktu bangun: Waktu yang diper
lukan untuk mencapai dari suatu proses NREM ke posisi yang rileks,
waktu bangun dapat dikaji pada saat pasien sebelum sakit dan pada sa
at pasien sudah di rumah sakit. Masalah tidur: Apa saja masalah-masa
lah tidur yang dialami oleh pasien pada saat sebelum sakit dan pada sa
at sudah masuk di rumah sakit. Hal-hal yang mempermudah tidur: Ha
l-hal yang dapat membuat pasien mudah untuk dapat tidur secara nye
nyak. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun: Hal-hal yang me
nyangkut masalah tidur yang menyebabkan pasien secara mudah terba
ngun (Nursalam. 2011).
b) Pola Eliminasi
Buang Air Kecil: Berapa kali dalam sehari, adakah kelainan, berapa b
anyak, dibantu atau secara mandiri Buang Air Besar: Kerutinan dalam
eliminasi alvi setiap harinya, bagaimanakah bentuk dari BAB pasien
(encer, keras, atau lunak) Kesulitan BAK / BAB: Kesulitan-kesulitan
yang biasanya terjadi pada pasien yang kebutuhan nutrisinya kurang,
diet nutrisi yang tidak adekuat Upaya mengatasi BAK / BAB: Usaha
pasien untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pola eliminasi.
c) Pola Makan dan Minum
Jumlah dan jenis makanan: Seberapa besar pasien mengkonsumsi ma
kanan dan apa saja makanan yang di konsumsi Waktu pemberian mak
anan: Rentang waktu yang diperlukan pasien untuk dapat mengkonsu
msi makanan yang di berikan Jumlah dan jenis cairan: Berapakah jum
lah dan apa sajakah cairan yang bisa dikonsumsi oleh pasien yang seti
ap harinya di rumah maupun dirumah sakit Waktu pemberian cairan:
Waktu yang di butuhkan pasien untuk mendapatkan asupan cairan Ma
salah makan dan minum: Masalah-masalah yang dialami pasien saat a
kan ataupun setelah mengkonsumsi makanan maupun minuman.
8

d) Kebersihan Diri / Personal Hygiene


Pemeliharaan badan: Kebiasaan pasien dalam pemeliharaan badan set
iap harinya mulai dari mandi, keramas, membersihkan kuku dan lain-l
ain Pemeliharaan gigi dan mulut: Rutinitas membersihkan gigi, berap
a kali pasien menggosok gigi dalam sehari Pola kegiatan lain: Kegiata
n yang biasa dilakukan oleh pasien dalam pemeliharaan badan.
e) Data Psikososial
Pola komunikasi: Pola komunikasi pasien dengan keluarga atau orang
lain, orang yang paling dekat dengan pasien Dampak di rawat di Rum
ah Sakit: Dampak yang ditimbulkan dari perawatan di Rumah Sakit.
f) Data Spiritual
Ketaatan dalam beribadah Keyakinan terhadap sehat dan sakit Keyaki
nan terhadap penyembuhan.

b. Pemeriksaan Fisik Data Fokus


1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tek
anan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
a) Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
9

BB (kg)
b) BMI (Body Mass Index):
TB × TB (m)
c) Lingkar pergelangan tangan
d) Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal: wanita (28,5 cm) dan Pria (28,3 cm).
e) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal: wanita (16,5 ─ 18 cm) dan pria (12,5 ─ 16,5 cm).

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan Laboratorium:
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanit
a: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml)

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Defisit Nutrisi
b. Risiko Defisit Nutrisi
c. Obesitas
d. Risiko Berat Badan Lebih

3. Perencanaan Keperawatan
a. Defisit Nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status nutrisi terpe
nuhi.
Kriteria hasil:
1) Porsi makan dihabiskan
2) Berat badan atau IMT normal
3) Frekuensi makan meningkat
4) Nafsu makan meningkat
Intervensi:
Manajemen gangguan makan
10

1) Observasi:
a) Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan k
alori
2) Terapeutik:
a) Timbang berat badan secara rutin.
b) Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahr
ga) yang sesuai.
c) Lakukan kontak perilaku (mis.target berat badan, tanggung jawab per
ilaku).
d) Didampingi ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahk
an kembali makanan.
e) Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubaha
n perilaku.
f) Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak.
g) Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah (mis.med
is,konseling).
3) Edukasi
a) Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situai pemicu
pengeluaran makanan (mis.pengeluaran yang disengaja, muntah, akti
vitas berlebihan).
b) Ajarkan pengaturan diet yang tepat.
c) Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian maslah perilaku ma
kan.
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kal
ori dan pilihan makanan

Manajemen Nutrisi
1) Observasi:
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric.
d) Monitor asupan makanan.
e) Monitor berat badan
11

2) Terapeutik:
a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu.
b) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
c) Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan
oral dapat ditoleransi.
3) Edukasi
a) Posisi duduk, jika mampu
b) Ajarkan diet yang diprogramkan.
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

Promosi Berat Badan


1) Observasi
a) Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
b) Monitor adanya mual dan muntah
2) Terapeutik
a) Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
b) Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai
3) Edukasi
a) Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau.

b. Risiko Defisit Nutrisi


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status nutrisi terpe
nuhi.
Kriteria Hasil:
1) Porsi makan dihabiskan
2) Berat badan atau IMT normal
3) Frekuensi makan meningkat
4) Nafsu makan meningkat

Intervensi:
Manajemen gangguan makan
1) Observasi:
12

a) Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan k


alori
2) Terapeutik:
a) Timbang berat badan secara rutin.
b) Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahr
ga) yang sesuai.
c) Lakukan kontak perilaku (mis.target berat badan, tanggung jawab per
ilaku).
d) Didampingi ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahk
an kembali makanan.
e) Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubaha
n perilaku.
f) Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak.
g) Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah (mis.med
is,konseling).
3) Edukasi
a) Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situai pemicu
pengeluaran makanan (mis.pengeluaran yang disengaja, muntah, akti
vitas berlebihan).
b) Ajarkan pengaturan diet yang tepat.
c) Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian maslah perilaku ma
kan.
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kal
ori dan pilihan makanan

Manajemen Nutrisi
1) Observasi:
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric.
d) Monitor asupan makanan.
e) Monitor berat badan
2) Terapeutik:
13

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu.


b) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
c) Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan
oral dapat ditoleransi.
3) Edukasi
a) Posisi duduk, jika mampu
b) Ajarkan diet yang diprogramkan.
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

Promosi Berat Badan


1) Observasi
a) Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
b) Monitor adanya mual dan muntah
2) Terapeutik
a) Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
b) Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai
3) Edukasi
a) Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau.

c. Obesitas
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan berat badan menurun
Kriteria Hasil:
1) Berat badan membaik
2) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
3) Mengontrol porsi makan meningkat
4) Memilih makanan dan minuman bergizi meningkat

Intervensi Keperawatan:
Manajemen Berat Badan
1) Observasi
a) Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat
badan
2) Terapeutik
14

a) Hitung berat badan ideal pasien


b) Hitung presentase lemak dan otot pasien
c) Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis
3) Edukasi
a) Jelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik, penambaha
n berat badan dan penurunan berat badan.
b) Jelaskan faktor risiko berat badan lebih dari berat badan kurang.
c) Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu.
d) Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan, aktivitas fisik dan per
ubahan berat badan
Edukasi Berat Badan Efektif
1) Observasi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Terapeutik
a) Sediakan materi dan media edukasi
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c) Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3) Edukasi
a) Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan, peningkatan dan penuru
nan berat badan.
b) Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi berat badan.
c) Jelaskan risiko kondisi kegemukan (overweight) dan kurus (underwei
ght).
d) Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya, serta faktor genetik yang mem
pengaruhi berat badan.
e) Ajarkan cara mengelola berat badan secara efektif

d. Risiko Berat Badan Lebih


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan berat badan membaik.
Kriteria Hasil:
1) Berat badan membaik
2) Tebal lipatan kulit membaik
3) Indeks massa tubuh membaik
15

Intervensi Keperawatan:
Edukasi Diet
1) Observasi:
a) Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi.
b) Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini § Identifikasi kebiasaan pola
makan saat ini dan masa lalu.
c) Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu.
d) Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogram
kan.
e) Identifikasi keterbatasan finansial untuk menyediakan makanan.
2) Terapeutik:
a) Persiapkan materi, media, dan alat peraga.
b) Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan Kesehata
n.
c) Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya.
d) Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu
3) Edukasi
a) Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap Kesehatan.
b) Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang.
c) Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu.
d) Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler (30-45 derajat ) 20-30
menit setelah makan.
e) Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai diet yang diprogramkan.
f) Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi.
g) Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai.
h) Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program.
i) Rekomendasiakn resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu
4) Kolaborasi
a) Rujuk pada ahli gizi dan setakan keluarga, jika perlu

Konseling nutrisi
1) Observasi:
a) Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah.
b) Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
16

c) Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah, ke


naikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
2) Terapeutik:
a) Bina hubungan teraupetik
b) Sepakati bersama waktu pemberian konseling
c) Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
d) Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kec
ukupan asupan makanan
e) Pertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuh
an gizi (mis. Usia, tahapan pertumbuhan dan perkembangan, penyaki
t)
3) Edukasi
a) Informasikan perlunya modifikasi diet (mis.penurunan atau penambah
an berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolestro
l
b) Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogra
mkan
4) Kolaborasi
a) Rujuk pada ahli gizi jika perlu
17

Daftar Pustaka

Haroen, H. (2012). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Ma’rifati, I. S. (2018). PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR MENDETEKSI PENYAKI
T PENCERNAAN. Jurnal Evolusi Volume 6 No 1 , 41-48.
Potter, P. A. (2010). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI, T. P. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Kep
erawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
PPNI, T. P. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil K
eperawatan Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
18

LAMPIRAN 2

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam MRS : 27 Februari 2023 Jam 17.54


Tanggal/Jam Pengkajian : 02 Maret 2023 Jam 09.10
Metode Pengkajian : Wawancara Keluarga Pasien
Diagnosa Medis : Cachexia, Massa intra abdomen
No. Registrasi : 13.88.84
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama Klien : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Kp. Buaran Mangga, Rt.002/Rw.001,
Desa Buaran mangga, Pakuhaji
Umur : 39
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Buaran Mangga, Rt.002/Rw.001,
Desa Buaran mangga, Pakuhaji
Hubungan dengan Klien : Istri

I. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSUP Dr. Sitanala dengan keluhan BAB hitam sejak 1
hari SMRS. Keluhan disertai muntah – muntah sejak 3 hari. Muntah sebanyak
3x/hari berisikan makanan, muntah darah atau hitam disangkal. Mual (+),
lemas (+). Pasien tidak nafsu makan sejak lama. Demam, batuk, pilek dan
sesak disangkal. Terdapat benjolan pada perut yang tidak diketahui waktu
munculnya.

B. Riwayat Pengkajian Sekarang


Pasien mengalami lemas (+), mual dan muntah masih (+), nyeri abdomen skala
7 (0-10). Tidak nafsu makan sejak 3 hari sampai sekarang. Kesadaran
composmentis, GCS: E4, M6,V5, TTV: TD 108/92mmHg, Nadi 106x/menit,
Pernasafan 20x/menit, Suhu 370C, SpO2 97%.
19

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga pasien mengatakkan pasien sebelumnya tidak pernah memiliki
riwayat penyakit hipertensi dan DM.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit menurun dan menular.

Genogram :

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

II. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON


1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan
Tn. J rajin melakukan pemeliharaan kesehatan.

2. Pola Aktifitas dan Latihan ( Kegiatan Sehari-hari)


Sebelum Sakit :
Pasien sehari – hari mengikuti kegiatan dimasyarakat lingkungnnya

Selama Sakit : pasien tidak melakukan kegiatan apa –


apa

3. Pola Istirahat dan Tidur


Sebelum sakit : 4 -6 jam
20

Selama Sakit : 2-4 jam

1) Kualitas dan kuantitas tidur : normal

2) Gangguan tidur :Tidak terdapatkan gangguan tidur

4. Pola nutrisi metabolik

a. Pengkajian Nutrisi (ABCD)


A. ( Antropometri ) : TB : 170cm, BB: 50kg
B. (Biomechanical ) :

C. (Clinical Sign) : kulit elastis, mukosa bibir lembab


D. (Diet) : NB

b. Pola Nutrisi
belum Sakit
1) Frekuensi : 3 – 4 kali sehari
2) Jenis : Nasi + lauk + sayur
3) Porsi : 1 piring
4) Keluhan : tidak ada

Sakit Selama
1) Frekuensi : 2 kali sehari
2) Jenis : bubur
3) Porsi : setengah porsi
4) Keluhan : nafsu makan menurun
.

c. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAB : 1 – 2 kali sehari
2) Konsistensi : padat
3) Warna : coklat
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB : tidak ada
5) Penggunaan Obat Pencahar : tidak ada

Selama Sakit
1) Frekuensi BAB : 1 kali sehari
2) Konsistensi : padat
3) Warna : coklat
4) Keluhan Dan Kesulitan BAB : tidak ada
5) Penggunaan Obat Pencahar : tidak ada
21

b. BAK
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAK : 4 – 5 kali sehari
2) Jumlah Urine : tidak terkaji
3) Warna : kuning
4) Keluhan/ Kesulitan BAK : tidak ada

Selama Sakit
1) Frekuensi BAK : 3 kali sehari
2) Jumlah Urine : 1500cc
3) Warna : kuning
4) Keluhan/ Kesulitan BAK : tidak ada

ANALISIS KESEIMBANGAN CAIRAN


SELAMA PERAWATAN
Intake Output Analisis
a. Minuman 1000cc a. Urine 1500cc Intake 2200cc
b. Makanan 200cc b. Feses 100cc Output 2500cc
c. Infus 1000cc c. IWL 900cc
Total 2200cc Total 2500cc Balance : -300cc

d. Pola kognitif dan perceptual


a. Nyeri (Kualitas, insentitas, durasi, skala, cara mengurangi nyeri)
P : nyeri kepala disebabkan oleh ptik
Q : menekan
R : kepala
S : 6 (1-10)
T : terus menerus
b. Fungsi panca indra (penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, pera
sa)
Penglihatan : jelas
Pendengaran : baik, berespon pada suara
Pengecapan : lidah terasa pahit
Penghidu : dapat membedakan bau
Perasa : dapat membedakan sentuhan
c. Kemampuan membaca : baik

e. Pola konsep diri


a. Harga diri : pasien mengatakan diterima di lingkungannya dan dapat menye
suaikan diri dimana pun.
b. Ideal diri : pasien mengatakan bekerja sebagai buruh harian lepas.
c. Identitas diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki - laki
d. Gambaran diri : pasien mengatakan merasa malu dengan anak – anaknya ka
rena sudah sakit – sakitan.
22

e. Peran : pasien seorang ayah, pasien mengatakan sejak sakit sudah tidak bisa
bekerja.

f. Pola koping
a. Masalah utama selama masuk RS ( keuangan, dll) : tidak ada
b. Kehilangan/ perubahan yang terjadi sebelumnya : tidak ada
c. Pandangan terhadap masa depan : baik
d. Koping makanisme yang digunakan saat terjadi masalah : tidak ada

g. Pola seksual reproduksi


a. Masalah menstruasi : tidak ada
b. Pepsmear terakhir : tidak ada
c. Perawatan payudara setiap bulan : tidak ada
d. Alat kontrasepsi yang digunakan : tidak ada
e. Apakah ada kesukaran dalam berhubungan seksual : tidak
f. Apakah penyakit sekarang kmengganggu fungsi seksual : tidak ada

h. Pola peran hubungan


a. Pola pasien dalam keluarga dan masyarakat : pasien aktif mengikuti kegiata
n dirumahnya.
b. Apakah klien punya teman dekat : punya
c. Siapa yang dipercaya untuk membantu klien jika ada kesulitan : keluarga
d. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat? Bagaimana keterlibatan klie
n : ya, pasien mengikuti kegiatan di wilayahnya seperti gotong royong dan
bersih – bersih lingkungan

i. Pola nilai dan kepercayaan


a. Agama : islam
b. Ibadah : tidak dapat beribadah selama perawatan.

III. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum : baik/ cukup/ lemah
a. Kesadaran :
23

Kesadaran composmentis, ekspresi wajah relaks, tingkah laku kooperatif,


postur tubuh normal, kebersihan diri bersih.
TB : 170cm
BB : 50kg
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/82 mmHg
2) Nadi
- Frekuensi : 99x/menit
- Irama : Reguler
- Kekuatan : cepat
3) Pernafasan
- Frekuensi : 20 x/menit
- Irama : reguler
4) Suhu : 36.8

2. Pengkajian Head To Toe


a. Kepala
a. Bentuk dan ukuran kepala : Normal
b. Pertumbuhan rambut : Merata
c. Kulit kepala : Bersih dan berminyak
b. Muka
1) Mata
a) Kebersihan : Bersih
b) Fungsi penglihatan : Baik
c) Palpebral : Tidak ada udem
d) Konjungtiva : An-anemis
e) Sclera : An-ikterik
f) Pupil : isokor
g) Diameter ki/ka : 14mm
h) Reflek Terhadap Cahaya : mengecil
i) Pengunaan alat bantu penglihatan : tidak

2) Hidung
a) Fungsi penghidu : dapat mengenali bebauan
b) Sekret : tidak ada
24

c) Nyeri sinus : tidak ada


d) Polip : tidak ada
e) Napas Cuping Hidung : tidak ada

3) Mulut
a) Kemampuan bicara : berbicara kurang jelas
b) Keadaan bibir : tidak simetris
c) Selaput mukrosa : lembab
d) Warna lidah : merah
e) Keadaan gigi : tidak memakai gigi palsu
f) Bau nafas : berbau
g) Dahak : tidak ada

4) Gigi
a) Jumalah : 20
b) Kebersihan : kotor
c) Masalah : terdapat gigi berlubang

5) Telinga
a) Fungsi pendengaran : baik
b) Bentuk : simetris
c) Kebersihan : bersih
d) Serumen : berwarna kuning gelap
e) Nyeri Telinga : tidak ada

c. Leher
1) Bentuk : normal
2) Pembesaran tyroid : tidak ada
3) Kelenjar getah bening : tidak ada
4) Nyeri waktu menelan : tidak ada
5) JVP : normal

d. Dada (Thorax)
1) Paru-paru
 Inspeksi : simetris
25

 Palpasi : tidak ada retraksi dinding dada


 Perkusi : sonor
 Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronchi dan weezing

2) Jantung
 Inspeksi : tidak ada jejas, udema dan lesi
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : tidak ada pembesaran
 Auskultasi : terdengar suara lub-dub tanpa ada suara tambahan

e. Abdomen
 Inspeksi : tidak ada jejas, udema dan lesi
 Aukultusi : bising usus 14x/menit
 Perkusi : hepar teraba 2 jari
 Palpasi : tidak ada pembengkakan atau nyeri tekan
f. Genetalia : tidak ada kelainan
g. Anus dan rectum : tidak ada kelainan
h. Ekstremitas
1) Atas
 Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan 3, kiri 5
 ROM kanan dan kiri : kanan lemah, kiri aktif
 Perubahan bentuk tulang : tidak ada
 Pergerakan sendi bahu : kanan lemah
 Perabaan Akral : hangat
 Pitting edema : tidak ada
 Terpasang infus : terpasang Infus pada tangan sebelah kiri
2) Bawah
 Kekuatan otot kanan dan kiri : kanan 3, kiri 5
 ROM kanan dan kiri : kanan lemah, kiri aktif
 Perubahan bentuk tulang : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Perabaan Akral : hangat
 Pitting edema : tidak ada
i. Intergumen : turgor kulit elastis
26

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Pemeriks
aan labora
torium Ta
nggal pe
meriksaan

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

Senin, 27/2/2023

DARAH LENGKAP

Hemoglobin 10.8 g/dL 13.5-18.0

Leukosit 14.80 103/uL 4.00-10.50

Hematokrit 34.5 % 42.0-52.0

Trombosit 468 103/uL 163-337

Eritrosit 5.11 Juta/uL 4.70-6.00

MCV 81 fL 78-100

MCH 27 pg 27-31

MCHC 33 g/dL 32-36

RDW-CV pH 13.1 % 11.5-14.0

ELEKTROLIT

Natrium 132 mEq/L 135-147

Kalium 4.26 mEq/L 3.5-5.0

Klorida 97 mEq/L 96-108

Ureum 224.7 mg/dL 16.6-48.5

Creatinine 1.75 mg/dL 0.67-1.17

Glukosa Sewaktu 106 mg/dL 70-200


27

2. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan 27/2/2023

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


1. Pemeriksaan radiografi Toraks 1. tidak tampak kelainan pada
proyeksi A jantung dan paru

V. TERAPI MEDIS

Hari Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi

/Tanggal Kandungan
22/2/2023 Cairan
IV: 500cc/8 1. Larutan isotonik. 1. untuk mengatasi depresi
1. Ringer Lactat jam 2. Larutan elektrolit volume berat saat tidak
2. Dextrose 5% dan nutrisi dapat diberikan rehidrasi
3. Aminofluid 3. Larutan nutrisi oral.
2. Untuk mengatasi
hipoglikemia atau kondisi
kadar gula darah terlalu
rendah.
3. Untuk menyuplai nutrisi ke
dalam tubuh pengguna yang
kesulitan untuk menelan
ataupun mengunyah
makanan.

Obat Peroral : 1. 3 x 1. Mengandung


15cc sucralfate 500mg 1. Untuk mengatasi tungkak
1. Sucralfat
lambung, ulkus duodenum,
atau gastritis kronis.

Obat Perenteral :
1. 2 x 1. Mengandung
1. Omeprazole
40mg omeprazole 40mg 1. Untuk digunakan dalam
2. Ondansetron
2. 3 x 2. Antiemetik pengobatan penyakit refluks
3. Asam tranexamat
28

4mg 3. antifibrinolitik gastroesofagus, ulkus


3. 3 x peptikum dan sindrom
Obat Topikal : tidak 500m zollinger
ada g 2. Untuk digunakan sebagai
profilaksis dan untuk
mengobati gejala mual dan
muntah akibat kehamilan,
kemoterapi, radiasi, dan
pasca operasi
3. Untuk mengatasi
perdarahan akibat
fibrinolisis yang berlebihan.
29
LAMPIRAN 3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. J Nama Mahasiswa : Abdul Shalik

Ruang : RR. Gatot Kaca NPM : P27906123001


No. M.R. : 13.88.84

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


No
Keperawatan Tujuan/KH Intervensi
1 Nyeri Akut (D.0077) SLKI (L.08066) SIKI (I.08238)
Tingkat Nyeri 1. Manajemen Nyeri
Observasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
3x24 jam diharapkan masalah nyeri pada klien kualitas, intensitas nyeri
dapat teratasi dengan kriteria hasil:  Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri berkurang  Identifikasi respons nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. Pasien tidak tampak meringis
memperingan nyeri
3. TTV dalam batas normal  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgesic.
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi ras
a nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musi
k, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajin
30
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
No
Keperawatan Tujuan/KH Intervensi
asi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermai
n).
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mi
s. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemiliha
n strategi meredahkan nyeri.
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
 Jelaskan strategi meredakan nyeri.
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
 Anjurkan menggunakan analgesic secara tepat.
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi ra
sa nyeri.
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu.

2. Pemberian Analgesik
Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus,
Pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi).
 Identifikasi riwayat alergi obat.
 Identifikasi kesesuaian jenis analgesic dengan
tingkat keparahan nyeri.
 Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic.
 Monitor efektifitas analgesic.
Terapeutik
 Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencap
31
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
No
Keperawatan Tujuan/KH Intervensi
ai analgesia optimal, jika perlu.
 Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus
opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum.
 Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptim
alkan respons pasien.
 Dokumentasikan respons terhadap efek analgesic dan
efek yang tidak diinginkan.
Edukasi
 Jelaskan efek terapi dan efek samping obat.
Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic,


sesuai indikasi.
2 Defisit Nutrisi SLKI (L.03030) SIKI (I.03119)
(D.0019) Status Nutrisi 1. Manajemen Nutrisi
Definisi : keadekuatan asupan nutrisi untuk Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola asupan
memenuhi kebutuhan metabolisme. nutrisi yang seimbang
Setelah dilakukan tindakan keprawatan nutrisi Tindakan
dapat terpenuhi dengan kreteria hasil. Observasi :
1. Kekuatan otot mengunyah meningkat - Identifikasi stataus nutrisi
2. Kekuatan otot menelan meningkat - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Serum albumin meningkat - Identifikasi makanan yang disukai
4. Verbalisasi keinganan untuk meningkatkan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis cairan
nutrisi - Identifikasi perlunya penggunaan selang
5. Pengetahuan untuk memilih makanan yang nasogastric
sehat meningkat - Monitor asupan makan makanan
6. Pengetahun untuk memilih minuman yang baik - Monitor berat bedan
32
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
No
Keperawatan Tujuan/KH Intervensi
meningkat - Monitor hasil pemeriksaan laboraturium
7. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi
yang tepat
8. Penyiapan dan penyimpanan makanan Trapeutik :
meningkat - Lakukan oral hygiene seblum
9. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai makan, jika perlu
dengan tujuan kesehatan meningkat - Fasilitasi menentukan pedoman diet,
10. Perasaan cepat kenyang menurun (mis.piramida makanan )
11. Nyeri abdomen menurun - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
12. Rambut rontok menurun sesuai
13. Diare menurun - Berikan makanan tinggi serat untuk
14. Berat badan membaik mencegah konstipasi
15. Indek masa tubuh (IMT) membaik - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
16. Frekuensi makan membaik - Berikan siplemen makanan ,jika perlu
17. Bising usus membaik - Hentikan pemberian makanan melalui selang
18. Tebal lipatan kulit trisep membaik nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
19. Membrane mukosa membaik Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
( mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
33
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
No
Keperawatan Tujuan/KH Intervensi
jumlah kalori dan jenis nutrien yang di butuhkan.

2. Promosi Berat Badan


Definisi : Memfasilitasi peningkatan berat badan
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan muntah
- Monitor jumlah kalori yang
dikonsumsinya sehari-hari
- Monitor berat badan
- Monitor albumin,limfosit, dan
elektrolit serum
Terapeutik:
- Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makan,jika perlu
- Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
pasien ( mis. Makanan dengan tekstur
halus,makanan yang dibelender, makanan yang
cair diberikan melalaui NGT atau gastrostomy,
total parenteral nutrition sesuai indikasi)
- Hidangkan makanan secara menarik
- Berikan suplemen, jika perlu
34
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
No
Keperawatan Tujuan/KH Intervensi
- Berikan pujian pada pasien/keluaraga untung
peningkatan yang capai
Edukasi :
1. jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun
tetap terjangkaujelaskan peningkatan asupan kalori
yang dibutuhkan
35

LAMPIRAN 4
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. J Nama Mahasiswa : Abdul Shalik


Ruang : RR. Gatot Kaca NPM : P27906123001
No. M.R. : 13.88.84

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Hasil Paraf


1 Kamis, 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S: Shalik
02/03/2023 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri  Tn. J mengatakan nyeri pada perut
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal P = Nyeri bagian perut
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan Q = Nyeri seperti tertusuk-tusuk.
memperingan nyeri R = Nyeri pada bagian perut.
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer
S = Skala nyeri 6.
yang sudah diberikan
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic. T = Nyeri hilang timbul.

O:
 Pasien tampak meringis
 K/u Lemah
 TTV :
TD: 100/80mmHg
N: 89x/menit
RR: 20x/menit
36
No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Hasil Paraf
S: 36.5 C
o

2 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan cai S: Shalik


ran serta kebutuhan kalori - Tn. J mengatakan masih mual dan muntah
2. Menyajikan makan dengan suhu yang sesuai - Tn. J mengatakan makan hanya 2 sendok
3. Memonitor berat badan O:
Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara - Tn. J tampak menerima anjuran perawat untuk
bertahap makan porsi kecil dan sering secara bertahap
- Tn. J tampak hanya menghabiskan 2 sendok
37

LAMPIRAN 5
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

(Catatan perkembangan dibuat setiap hari)

Nama klien : Tn. J


Diagnosis medis : Cachexia, Massa intra abdomen
Ruang Rawat : RR. Gatot Kaca

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


1 Rabu, 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S: Shalik
01/03/2023 kualitas, intensitas nyeri  Tn. J mengatakan nyeri pada perut
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal P = Nyeri bagian perut
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan Q = Nyeri seperti tertusuk-tusuk.
nyeri R = Nyeri pada bagian perut.
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
S = Skala nyeri 6.
diberikan
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic. T = Nyeri hilang timbul.

O:
 Pasien tampak meringis
38

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


 K/u Lemah
 TTV :
TD: 100/80mmHg
N: 89x/menit
RR: 20x/menit
S: 36.5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

2 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta keb S: Shalik
utuhan kalori - Tn. J mengatakan masih mual dan
2. Menyajikan makan dengan suhu yang sesuai muntah
3. Memonitor berat bada - Tn. J mengatakan makan hanya 2
4. Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara bertahap sendok
O:
-Tn. J tampak menerima anjuran
perawat untuk makan porsi kecil
dan sering secara bertahap
- Tn. J tampak hanya menghabiskan
2 sendok
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
39

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


1 Kamis, 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S: Shalik
02/03/2023 kualitas, intensitas nyeri  Tn. J mengatakan nyeri masih pada pe
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal rut
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan P = Nyeri bagian perut
nyeri Q = Nyeri seperti tertusuk-tusuk.
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
R = Nyeri pada bagian perut.
diberikan
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic. S = Skala nyeri 6.
T = Nyeri hilang timbul.

O:
 Pasien tampak meringis
 K/u Lemah
 TTV :
TD: 98/75mmHg
N: 85x/menit
RR: 20x/menit
S: 36.5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
40

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


2 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebu S: Shalik
tuhan kalori - Tn. J mengatakan masih mual dan
2. Menyajikan makan dengan suhu yang sesuai muntah
3. Memonitor berat badan - Tn. J mengatakan makan 1/2 porsi
4. Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara bertahap O:
-Tn. J tampak menerima anjuran
perawat untuk makan porsi kecil
dan sering secara bertahap
- Tn. J tampak hanya menghabiskan
2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


1 Jumat, 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, S: Shalik
03/03/2023 kualitas, intensitas nyeri  Tn. J mengatakan nyeri masih pada pe
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respons nyeri non verbal rut
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
41

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


nyeri P = Nyeri bagian perut
5. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah Q = Nyeri seperti tertusuk-tusuk.
diberikan
R = Nyeri pada bagian perut.
6. Memonitor efek samping penggunaan analgesic.
S = Skala nyeri 5.
T = Nyeri hilang timbul.

O:
 Pasien tampak meringis
 K/u Lemah
 TTV :
TD: 112/88mmHg
N: 81x/menit
RR: 20x/menit
S: 36.5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
42

No Tanggal Implementasi Keperawatan (Responnya) Evaluasi Keperawatan Paraf


2 1. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebut S: Shalik
uhan kalori - Tn. J mengatakan mual dan
2. Menyajikan makan dengan suhu yang sesuai muntah berkurang
3. Memonitor berat badan - Tn. J mengatakan makan 1/2 porsi
4. Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara bertahap O:
-Tn. J tampak menerima anjuran
perawat untuk makan porsi kecil
dan sering secara bertahap
- Tn. J tampak hanya menghabiskan
2
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai