REAKTUALISASI
FIKIH
Agenda Kini
AICIS ke-20 : Menteri Agama, menyatakan bahwa model
pengamalan Islam harus dikontekstualisasikan dengan realitas
aktual agar tidak justru membawa akibat yang
bertentangan dengan substansi Islam itu sendiri, yaitu:
tauhid, kejujuran, keadilan dan rahmah
Agenda Dulu
Menteri Agama (1983-1993) Munawir : Muh. Taha : memodifikasi pengamalan
Reaktualisasi Ajaran Islam (1988), Islam dengan realitas aktual sebab
Kontekstualisasi Ajaran Islam (1995), dianggap bertentangan dengan
Ijtihad Kemanusiaan (1997) substansi Islam ala Barat
Proyek Perubahan Nama
Di Balik Re-
- Sekulerisasi/
- Desakralisasi
Kontekstualisasi
- Rasionalisasi
- Pribumisasi
Menundukkan
Islam ala Barat
Mendudukkan Alasan
Rekontekstualisasi
Fikih Islam
Menerapkan Islam secara Penerapan syariat,
substansi yaitu: tauhid, bukan sebab
kejujuran, keadilan, pensyariatan
rahmah
Mendudukkan Fakta
Fakta yang ada harus diletakkan posisinya
secara benar, yaitu sebagai sasaran objek
penerapan fikih Islam bukan sebagai standar
bagi fikih Islam.
Syarat ijtihad :
1. Hanya ada dalil” bersifat zhanni ad-dalalah (zhann secara penunjukkannya).
2. Adalah proses menggali hukum syariah, bukan menggali hal” yang dipahami akal.
3. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Syarat mujtahid :
4. Paham dalil naqli
5. Paham arah penunjukkan makna, ahli bahasa Arab.
Tajdid VS RFI
Tajdid (pembaharuan) dalam Islam → menghidupkan kembali apa yang
telah dilupakan/ ditinggalkan dari ajaran-ajaran agama guna
mereformasi kehidupan kaum muslim secara umum ke arah yang lebih
baik.
Tajdid dalam Islam bukan berarti membuat Islam yang baru, tetapi
mengembalikan Islam pada masa Rasulullah saw. dan al-Khulafa al –
Rasyidin berdasarkan sumber-sumbernya.