Anda di halaman 1dari 9

BAB III

PEMBAHASAN TEORI

A. Definisi
Kata ‘dispepsia’ berasal dari ibahasa Yunani, yaitu ‘dys’ (poor) idan
‘pepse’ (digestion) yang berarti igangguan percernaan. Awalnya gangguan
ini dianggapi sebagai bagian dari gangguan icemas, hipokondria, dan
histeria (Purnamasari, 2017).

Istilah ‘dispepsia’ bukan diagnosis, imelainkan kumpulan gejala yang


mengarah ipada penyakit atau gangguan saluran pencernaan atas (British
Society of Gastroenterology (BSG), 2019). Istilah dispepsia sendiri mulai
gencar dikemukakan sejak akhir tahun 1980-an, yang menggambarkan
kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman
di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh,
sendawa, regurgitasi, dan rasa panas iyang menjalar di dada. Sindrom atau
keluhan ini dapat disebabkan atau didasari oleh berbagai penyakit,
tentunya termasuk juga di dalamnya penyakit yang mengenai lambung,
atau yang lebih dikenal sebagai penyakit maag (Djojodiningrat, 2009).

Jadi, Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati.
Kondisi ini dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi
tubuh terhadap lingkungan sekeliling. Reaksi ini menimbulkan gangguan
ketidakseimbangan metabolisme, dan sering kali menyerang individu usia
produktif, yakni usia 30-50 tahun (Arif dan Sari, 2011).

1
2

B. Anatomi Fisiologis

1. Mulut
Mulut merupakan awal dari saluran pencernaan makanan. Mulut
menerima dan kemudian melumatkan dan mencerna makanan yang
masuk sebelum akhirnya benar-benar dicerna oleh lambung.
2. Esofagus (Kerongkongan)
Esofagus atau kerongkongan merupakan organ yang berfungsi untuk
menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.
3. Lambung
Fungsi lambung bermacam-macam, mulai dari menampung makanan
atau minuman, mengolahnya, hingga mendorong masuk ke usus untuk
diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh.
4. Pankreas
Pankreas merupakan salah satu organ di dalam sistem pencernaan,
yang bertugas melakukan sekresi pada enzim atau getah usus agar
dapat menghancurkan makanan.
3

5. Kantung Empedu
Kantung empedu adalah organ kecil berbentuk buah pir di sisi kanan
perut, tepat di bawah hati. Kantung empedu menampung cairan
pencernaan yang disebut empedu yang dilepaskan ke usus kecil.
6. Usus Halus
Usus halus adalah bagian terpanjang dari saluran pencernaan manusia.
Usus halus bekerja dengan organ lain dari sistem pencernaan untuk
mencerna makanan lebih lanjut setelah meninggalkan perut dan
menyerap nutrisi.
7. Usus Besar
Usus besar merupakan bagian akhir alias ujung dari saluran
pencernaan. Hal itulah yang membuat usus besar memiliki peran
penting dalam sistem pencernaan, yaitu mengeluarkan zat sisa dari
makanan yang dicerna.
8. Anus
Anus atau dubur adalah organ yang terletak di bagian akhir dari
saluran pencernaan.

C. Etiologi
Menurut Yuliarti (2008), peningkatan produksi asam lambung menjadi
penyebab yang sering sehingga terjadi peradangan. Infeksi bakteri akan
menyebabkan tukak lambung. Berikut ini beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya penyakit dispepsia :
1. Adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori yang ditemukan dalam
lambung.
2. Keadaan stress yang berlebihan yang disebabkan oleh adanya trauma

D. Patifisiologis
Dispepsia terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Dispepsia Organik
2. Dispepsia Fungsional
4

Perubahan Pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan stress,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan rangsangan di
medulla oblongata (bagian terendah dari batang otak yang terhubung
langsung ke sumsum tulang belakang) Membawa impuls muntah sehingga
intake tidak kuat baik kanan maupun cairan.

E. Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala antara lain :
1. Rasa perih di ulu hati
5

Rasa perih pada ulu hati disebabkan oleh gangguan sistem pencernaan
yang diakibatkan mulai dari terlalu banyak konsumsi makanan pedas
atau berminyak.
2. Mual dan muntah
Mual atau muntah yaitu makanan yang belum dicerna,kembali
kekerongkongan dan kembali keluar dari mulut.
3. Nafsu makan berkurang
Karena mulut teras pahit atau asam disebabkan oleh naiknya asam
lambung.
4. Rasa panas di dada (Heartburn)
Heartburn disebabkan oleh asam lambung yang naik dari lambung ke
bagian kerongkongan, dengan sensasi perih dan panas seperti terbakar
didada.

F. Komplikasi
Komplikasi dispepsia yaitu luka didinding lambung yang dalam atau
melebar tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung.
Bila keadaan dispepsia ini terus terjadi luka akan semakin dalam dan dapat
menimbulkan komplikasi pendarahan saluran cerna yang ditandai dengan
terjadinya muntah darah, dimana merupakan pertanda yang timbul
belakangan.

Awalnya penderita pasti akan mengalami buang air besar berwarna hitam
terlebih dulu yang artinya sudah ada perdarahan awal. Tapi komplikasi
yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya kangker lambung yang
mengharuskan penderitanya melakukan operasi

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologi
Pemeriksaan radiologi banyak menunjang dignosis suatu penyakit
disaluran makan.
6

2. Pemeriksaan endoskopi
Untuk memeriksa adanya kelainan struktural dan mukosa (selaput
lendir) lambung, seperti gastritis, tukak, maupun keganasan.
Endoskopi dapat dilakukan bersamaan dengan biopsi jaringan untuk
melihat adanya bakteri H. pylori.
3. Pemeriksaan untuk helocobacter pylori
Untuk memeriksa adanya Helicobacter pylori (H. pylori) di lambung.
Bakteri yang terkait dengan tukak lambung tersebut dapat
menyebabkan gangguan pencernaan.
4. USG
Untuk melihat adanya kelainan pada pankreas atau batu empedu,
seperti penyakit batu empedu atau kolestitis (radang pada saluran
empedu.
5. Laboratorium darah.
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis
kronik dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil
laboratorium dalam batas normal.

H. Penatalaksanaan
Secara fisik
1. Makan dalam porsi yang kecil, tetapi sering dan dianjurkan untuk
makan 5- 6 kali sehari.
2. Berikan cairan melalui mulut, dianjurkan untuk minum air hangat.
3. Kompres dengan air hangat untuk meredakan rasa nyeri.
4. Istirahat dan tidur yang cukup.
5. Mengatur pola makan yang sehat.
6. Mempertahankan berat ideal.
7. Mengawasi kondisi klien dengan : Observasi TTV secara berkala
setiap 3 jam sekali.
7

I. Askep Teori
1. Pengkajian
Identitas klien
Meliputi : nama, tempat tanggal lahir, umur,jenis kelamin,nama
orangtua,pekerjaan orang tua, alamat, suku bangsa.
2. Keluhan Utama
Pasien yang biasanya menderita Dispepsia mengeluh nyeri di ulu hati
(daerah lambung), muntah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya didapatkan nyeri atau tidak nyaman di ulu hati, gejala
Dispepsia yang biasanya kan timbul kembung, mual, muntah,
sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa penuh, nafsu makan
berkurang.
4. Riwayat Kesehatan Masalalu
Pengkajian yang ditanyakan apabila pasien pernah mengalami penyakit
sebelumnya.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu penyakit
keturunan ataupun penyakit menular, ataupun penyakitr yang sama.
6. Genogram
Petunjuk anggota keluarga pasien.
7. Riwayat Sosial
Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan sosial klien
8. Kebutuhan Dasar
a. Pola makan klien dengan Dispepsia mengalami penurunan nafsu
makan sehingga berkurangnya asupan nutrisi
b. Pola tidur klien dengan Dispepsia mengalami susah untuk tidur
karena klien merasa nyeri ulu hati
c. Mandi
d. Eliminasi
8

9. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
Biasanya kesadaran pasien dengan Dispepsia 15-14
b. Tanda – tanda vital
Biasa pasien Dispepsia suhunya > 37,5° C,nadi > 80x/m
c. Head to toe
1) Kepala dan leher
Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
2) Kulit, rambut, kuku
Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan / kelainan
3) Mata
Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak
4) Telinga, hidung, tenggorokkan dan mulut
10. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian,diagnosa keperawatan utama
mencakup yang berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak
setelah makan.
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual, muntah.
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
11. Intervensi
a. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
1) Anjurkan kompres dengan air hangat pada bagian nyeri
2) Tingkatkan istirahat yang cukup
3) Berikan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri
4) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang, dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
9

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


1) Kaji status nutrisi pasien.
2) Beri informasi yang tepat terhadap pasien tentang kebutuhan
nutrisi yang tepat dan sesuai.
3) Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering.
4) Anjurkan pasien makan selagi hangat.
5) Timbang BB pasien jika memungkinkan dengan teratur.
c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
adanya mual muntah
1) Monitor intake dan output cairan
2) Monitor kecepatan infus secara ketat
3) Anjurkan pasien untuk minum air putih 1-1,5L supaya tidak
dehidrasi
d. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya.
1) Gunakan pendekatan yang menenangkan
2) Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
3) Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
12. Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan di susun maka untuk
selanjutnya adalah pengolahan data dan kemudian pelaksanaan asuhan
keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun tersebut.
13. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah terakir dalam asuhan keperawatan, evaluasi
dilakukan dengan pendekatan SOAP (data subjektif, data objektif,
analisa, planning). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh mana
keberhasilan rencana tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai