Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI AKUT)


PADA PASIEN DENGAN ABDOMINAL PAIN

Disusun Oleh:
Anggun Nur Alina
2311040002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
I. KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
1.1. Definisi Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhankebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga
tubuh bebas darikecelakaan baik pasien, perawat atau petugas
lainnya yang bekerja untukpemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi,
2008).
Kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkanpenampilan sehari-
hari).
Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa
sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial
(Keliat, Windarwati, Pawirowiyono, & Subu, 2015).
1.2. Fisiologi Sistem /Fungsi Sistem Pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan adalah memindahkan zat
natrium (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari
zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalui sistem sirkulasi
.zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP
yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakan tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna dalam saluran penecernaan,
maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air,elektrolit
dan zat makanan yang terus menerus. Untuk itu di butuhkan:
a) Pergerakan makanan melalui saluran penecernaan
b) Sekresi getah pencernaan
c) Absorbs hasil pencernaan, air, dan elektrolit
d) Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa
zat yang diabsorbsi
e) Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf hormone
Proses Pencernaan Antara lain:
a) Mengunyah
b) Menelan
- Pengaturan saraf pada tahap menelan
- Tahap menelan diesofagus
c) Makanan di lambung
d) Pengosongan dilambung
e) Faktor refleks duodenum
f) Pergerakan usus halus (pergerakan kolon, Gerakan
mencampur, gerakan mendorong)
g) defeksasi
1.3. faktor-faktor yang memepengaruhi perubahan fungsi sistem
pencrnaan
1. Makan Makanan yang Rendah Serat
Asupan serat makanan yang rendah dikaitkan dengan
penurunan motilitas lambung, usus, dan pengosongan lambung
yang tertunda. Ini dapat berkontribusi pada risiko refluks
gastroesofagus.
Serat dikenal sebagai makronutrien utama yang dapat
membantu memecah karbohidrat. Kekurangan serat dapat
membuat kamu berisiko mengalami sembelit. Sembelit bisa
berdampak pada masalah kesehatan lain, misalnya wasir.
2. Tidak Cukup Berolahraga
Mempertahankan berat badan yang sehat adalah cara yang
baik untuk mengurangi atau meredakan gangguan sistem
pencernaan. Berat badan berlebih akan mendorong perut dan
memengaruhi sfingter esofagus bagian bawah. Hal ini dapat
membuat gejala refluks asam lebih buruk.
Diet dan olahraga yang sehat dapat meredakan gejala
gangguan pencernaan dan mengurangi kemungkinan komplikasi
terkait GERD. Sejatinya pendekatan ini dapat meningkatkan
kesehatan dan juga kualitas hidup.
3. Stres
Stres dapat mengaktifkan respons lari di sistem saraf pusat
yang pada akhirnya dapat memengaruhi sistem pencernaan.
Alhasil, ini bisa menyebabkan kerongkongan menjadi kejang,
meningkatkan asam di perut, mual, diare dan sembelit, serta
menurunkan aliran darah dari oksigen ke perut.
4. Mengonsumsi Terlalu Banyak Produk Susu
Susu dan produk susu tinggi lemak cenderung memperburuk
mulas. Ketika kamu memiliki gejala GERD seperti mulas,
makan produk susu tinggi lemak seperti keju dapat
memperburuk gejala gangguan pencernaan.
Selain itu, produk susu dingin seperti es krim benar-benar
dapat membuat mati rasa dan menghambat fungsi sfingter
esofagus bagian bawah.
5. Konsumsi Obat Tertentu
Beberapa jenis obat tertentu bisa memicu gangguan
pencernaan. Contohnya seperti antibiotik, antidepresan,
antasida, penghambat pompa proton seperti omeprazole dan
lansoprazole, serta obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati kanker (kemoterapi).
6. Mengidap Penyakit Tertentu
Mengidap penyakit tertentu juga bisa menyebabkan
gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan pencernaan yang
umum termasuk penyakit refluks gastroesofagus, kanker,
sindrom iritasi usus besar, intoleransi laktosa, dan hernia hiatus.
1.4. Macam -macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
pencernaan
1. GERD
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah jenis
gangguan pencernaan yang terjadi saat asam lambung naik
menuju kerongkongan. Hal tersebut disebabkan oleh
melemahnya katup atau sfingter bagian bawah kerongkongan.
Normalnya, katup ini akan menutup setelah makanan masuk ke
lambung. Namun, pada penderita GERD katup tersebut tidak
bisa menutup dengan sempurna sehingga membuat asam
lambung naik ke kerongkongan.
2. Tukak Lambung
Tukak lambung merupakan luka yang terjadi pada dinding
lambung. Jenis gangguan pencernaan ini disebabkan oleh infeksi
bakteri Helicobacter pylori atau efek samping penggunaan obat
pereda nyeri dalam jangka panjang.
3. Batu Empedu
Batu empedu merupakan contoh gangguan pencernaan yang
terjadi akibat cairan empedu mengandung terlalu banyak
kolesterol dan limbah sisa metabolisme.
4. IBS
IBS atau Irritable Bowel Syndrome adalah sekumpulan ciri-ciri
gangguan pencernaan, termasuk sakit perut dan perubahan
buang air besar yang setidaknya terjadi tiga kali per bulan selama
tiga bulan berturut-turut. Gejala lainnya ialah kembung, diare,
sembelit, dan munculnya lendir pada feses.
5. IBD
Inflammatory Bowel Disease atau IBD adalah kondisi
peradangan yang berlangsung lama di saluran pencernaan. Dua
jenis paling umum dari IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis
ulseratif. Jenis gangguan pencernaan berikut dapat
menyebabkan iritasi dan pembengkakan, diare, sakit perut,
kehilangan nafsu makan, demam, serta penurunan berat badan.
6. Diare
Jenis gangguan pencernaan berikutnya adalah diare. Seseorang
dikatakan menderita diare apabila mengalami peningkatan
frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari disertai
tekstur feses yang lebih cair. Adapun penyebab gangguan
pencernaan ini bermacam-macam, seperti infeksi rotavirus atau
bakteri, efek samping obat, serta perubahan pola makan. Selain
peningkatan frekuensi BAB, beberapa gejala diare lainnya
termasuk kram perut, demam, mual, kembung, hingga adanya
darah pada tinj.
7. Konstipasi atau Sembelit
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi saat seseorang sulit atau
jarang buang air besar. Apabila Anda buang air besar kurang dari
tiga kali dalam seminggu, maka kemungkinan Anda mengalami
sembelit. Adapun gejala utamanya adalah tekstur feses keras. Di
samping itu, ciri-ciri gangguan pencernaan ini antara lain:
8. Wasir atau Hemoroid
Wasir atau hemoroid merupakan salah satu dari macam-macam
gangguan pencernaan yang lebih sering dialami oleh orang di
atas usia 50 tahun. Ini merupakan contoh gangguan pencernaan
yang terasa menyakitkan dikarenakan pembuluh darah di saluran
anus mengalami pembengkakan.
Wasir dapat menimbulkan gejala seperti nyeri dan gatal pada
anus serta keluarnya darah saat BAB, bahkan kadang juga bisa
membuat penderitanya sulit duduk. Penyebab utama wasir yaitu
sembelit kronis dan kehamilan. Sementara mengejan saat BAB,
duduk di toilet dalam waktu lama, dan diare kronis merupakan
kemungkinan penyebab lainnya.
9. Penyakit Divertikular
Penyakit ini termasuk divertikulosis atau terbentuknya kantong
kecil di dinding usus besar dan divertikulitis atau ketika kantong
tersebut mengalami peradangan. Anda mungkin akan merasakan
kembung, mencret, atau nyeri di perut bagian bawah.
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN
RASA AMAN DAN NYAMAN
2.1.Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses
keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian
keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang
lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada
pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa
keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan respon individu ( Olfah & Ghofur, 2016 )
2.1.1. Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien bercerita tentang Riwayat penyakit , perjalan dari
rumah ke rumah sakit
b. Riwayat penyakit dahulu
Data yang di peroleh dari pasien , apakah pasien
mempunyai penyakit di masa lalu maupun sekarang
c. Riwayat penyakit keluarga
Data yang di peroleh dari pasien maupun kelurga pasien,
apakah ada yang memiliki Riwayat penyekit menurun
ataupun menular.
2.1.2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Baik, sedang, dan ringan
2) Kesadaran
Composmentis, somnolen, koma, delirium
3) Tansa-tanda vital
Ukuran dari beberapa kriteria mulai darai tekanan darah,
nadi, respirasi , dan suhu
4) Pemeriksaan kebutuhan rasa aman dan nyaman
Gejala pasien nyeri tandanya wajah menyeringai, respon
menarik diri pada nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa
beristirahat. Digunakan pengkajian nyeri akronim PQRST
ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien
yang meliputi:
P : provokes, palliative (penyebab) : Apa yang
menyebabkan rasa sakit/nyeri
Q : quality (kualitas): jelaskan rasa sakit/nyeri; apakah
rasanya tajam, sakit, seperti diremas, menekan, membakar,
nyeri berat, kolik, kaku atau seperti ditusuk.
R : Radiates (penyebaran) : Apakah rasa sakitnya
menyebar atau berfokus pada satu titik
S: Saverety (keparahan): nilai nyeri skala 1-10
T: Time (waktu) : kapan sakit muncul
5) Pemeriksaan Kepala
Pada kepala yang dapat kita lihat adalah bentuk kepala,
kesimetrisan, penyebaran rambut, adakah lesi, warna,
keadaan rambut.
6) Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur wajah.
7) Pemeriksaan Mata
Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah keleng
kapan dan kesimetrisan.
8) Pemeriksaan Hidung
Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada pernafasan
cuping hidung, keadaan membrane mukosa dari hidung.
9) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi: Keadaan telinga, adakah serumen, adakah lesi
infeksi yang akut atau kronis.
10) Pemeriksaan Leher :
Inspeksi: adakah kelainan pada kulit leher
Palpasi: posisi trachea (miring, lurus, atau
bengkok),adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
pembendungan vena jugularis.
11) Pemeriksaan Integumen
Bagaimanakah keadaan turgor kulit, adakah lesi, kelainan
pada kulit, tekstur, warna kulit.
12) Pemeriksaan Thorax
Inspeksi dada, bagaimana bentuk dada, bunyi normal.
13) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi dan Palpasi: mendeteksi letak jantung, apakah ada
pembesaran jantung.
Perkusi: mendiagnosa batas-batas diafragma dan
abdomen.
Auskultasi: bunyi jantung I dan II.
14) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bagaimana bentuk abdomen (simetris, adakah
luka, apakah ada pembesaran abdomen).
Auskultasi : mendengarkan suara peristaltic usus 5-35
dalam 1 menit. Perkusi : apakah ada kelainan pada suara
abdomen, hati (pekak), lambung (timpani).
Palpasi : adanya nyeri tekanan atau nyeri lepas saat
dilakukan palpasi.
15) Pemeriksaan genetalis
Inspeksi : keadaan rambut pubis, kebersihan vagina atau
penis, warna dari kulit
disekitar genetalia
Palpasi : adakah benjolan, adakah nyeri saat di palpasi
16) Pemeriksaan Anus
Lubang anus, peripelium, dan kelainan pada anus
17) Pemeriksaan Tubuh Secara Umum
Kebersihan, normal, postur
2.1.3. Pemeriksaan penunjang
Berdasarkan NI Putu Wardani (2014), pemeriksaan
penunjangyang di lakukan bertujuan untuk mengetahui
penyebab dari nyeri. Pemeriksaan yang di lakukan seperti:
1) pemeriksaan laboratorium
2) pemeriksaan penunjang lainnya
a. pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila nyeri
tekan abdomen
b. rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam
abnormal
c. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang
pecah di otak
d. EKG
2.2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1:Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen Pencedera
Fisiologi (Iritasitasi Lambung) (D. 0077) SDKI-PPNI 2017
2.2.1. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konsisten
2.2.2. Batasan karakteristik
a. Mayor
1) Subjektif
Mengeluh nyeri
2) Objrktif
Tampak meringis, sulit tidur, gelisah
2.2.3. Faktor yang berhubungan

Diagnosa 2:Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Akut) Berhubungan


Dengan Gejala Penyakit (iritasi lambung) (D.0074) SDKI-PPNI
2017

2.2.4. Definisi
Persaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi
fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial
2.2.5. Batasan karakteristik
a. Mayor
1) Subjektif
Mengeluh tidak nyaman
2) Objrktif
Gelisah
b. Minor
1) Subjektif
a. Mengeluh sulit tidur
b. Mengeluh mual
2) Objektif
Tampak merintih/menangis
2.2.6. Faktor yang berhubungan
2.3. Perencanaa
Diagnosa 1:Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen Pencedera
Fisiologi (Iritasitasi Lambung) (D. 0077) SDKI-PPNI 2017
2.3.1. Tujuan dan kriteria hasil
Tingkat nyeri (l.08066)
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
nyeri akut di harapkan menurun dan teratasi dengan
karakteristik hasil sebagai berikut
Indicator A T
Keluhan nyeri 1 5
Meringis 1 5
Gelisah 1 5
Sulit tidur 1 5
Ket :
1: Meningkat
2: Cukup Meningkat
3: Sedang
4: Cukup Menurun
5: Membaik
2.3.2. Intervensi keperawatan dan rasional
SDKI SIKI RASIONAL

Nyeri Akut Manajemen nyeri (I.08238) Observasi


Berhubungan Observasi : 1. Untuk mengdentifikasi
dengan Agen 1. Identifikasi karakteritik, karakteritik, durasi,
Pencedera durasi, frekuensi , kualitas, frekuensi , kualitas,
Fisiologi intensitas nyeri intensitas nyeri
(Iritasitasi 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengidentifikasi
Lambung) (D. 3. Identifikasi respon nyeri non skala nyeri
0077) verbal 3. Untuk mengidentifikasi
4. Identifikasi faktor yang respon nyeri non verbal
memperberat dan 4. Untuk mengidentifikasi
memperingan nyeri faktor yang
5. Identifikasi pengetahuan dan memperberat dan
keyakinan tentang nyeri memperingan nyeri
6. Identifikasi pengaruh 5. Untuk
budaya terhadap respon mengidendentifikasi
nyeri pengetahuan dan
7. Indentifikasi pengaruh nyeri keyakinan tentang
pada kualitas hidup nyeri
8. Monitor keberhasilan terapi 6. Untuk mengidentifikasi
komplementer yang sudah di pengaruh budaya
berikan terhadap respon nyeri
9. Monitor efek samping 7. Untuk mengidentifikasi
penggunaan analgetiK pengaruh nyeri pada
Terapeutik kualitas hidup
1. Berikan Teknik 8. Untuk memoonitor
nonfarmakologis untuk keberhasilan terapi
mengurangi rasa nyeri komplementer yang
(mis. sudah di berikan
TENS,hipnosis,akupresur, 9. Memonitor efek
dll) samping penggunaan
2. Kontrol lingkungan yang analgetic
memperberat nyeri (mis.
Observasi:
Suhu ruangan,
1. Untuk mengetahui
pencahayaan, kebisingan)
lokasi, karakteristik,
3. Pertimbangkan jenis dan
durasi, frekuensi,
sumber nyeri dalam
kualitas dan intensitas
pemilihan strategi
nyeri.
meredakan nyeri
2. Agar kita mengetahui
Edukasi
tingkat cedera yang
1. Jelaskan penyebab,
dirasakan oleh pasien
periode, dan pemicu nyeri
3. Agar kita mengetahui
2. Jelaskan strategi
tingkatan nyeri yang
meredakan nyeri
sebenarnya dirasaka
3. Anjurkan memonitor
pasien
nyeri secara mandiri
4. Agar kita dapat
4. Anjurkan menggunakan
mengurangi faktor-
analgetic secara tepat
faktor yang dapat
memperparah nyeri
5. Anjurkan Teknik yang dirasakan oleh
nonfarmakologis untuk pasien
mengurangi rasa nyeri 5. Agar kita mengetahui
Kolaborasi sejauh mana
Kolaborasi pemberian analgetik, pemahamanan
jika perlu pengetahuan pasien
terhadap nyeri yang
dirasaka
6. arena budaya pasien
dapat mempengaruhi
bagaimana pasien
mengartikan nyeri itu
sendir
7. Untuk mencegah
terjadinya penurunan
kualitas hidup dari
pasien itu sendiri
8. Agar kita mengetahui
sejauh mana kemajuan
yang dialami pasien
setelah dilakukan terapi
komplementer
9. Agar ketika timbul ciri-
ciri abnormal pada
tubuh pasien kita dapat
menghentikan
pemberian obat
analgetik itu sendir
Terapeutik
1. Agar pasien juga
mengetahui
kondisinya dan
mempermudah
perawatan
2. Agar dapat
mengurangirasa
nyeri yang dirasakan
oleh pasien
denganmenggunakan
cara
nonfarmakologis
3. Agar nyeri yang di
rasakan oleh pasien
tidak menjadi lebih
buruk
4. Agar kebutuhan
tidur pasien
terpenuhi
5. Agar tindakan yang
kakn kita berikan
sesuai dengan jenis
nyeri dan sumber
dari nyeri itu sendiri
serta dapat
mengurangi rasa
nyeri yang di rsakan
oleh klien
Kolaborasi
Agar rasa nyeri yang
dirasakan pasien
dapat dihilangkan
atau dikurangi
Diagnosa 2:Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Akut) Berhubungan
Dengan Gejala Penyakit (D.0074)

2.3.3. Tujuan Dan Kriteria Hasil


Status Kenyamanan (L.08064) SLKI-PPNI 2018
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan status kenyamanan meningkat dengan kriteria
hasil:
Indicator A T
Keluhan tidak nyaman 1 5
Gelisah 1 5
Mengeluh sulit tidur 1 5
Merintih dan menangis 1 5
Ket :
1: Meningkat
2: Cukup Meningkat
3: Sedang
4: Cukup Menurun
5: Membaik

2.3.4. Intervensi keperawatan dan rasional


SDKI SLKI SIKI
Gangguan Rasa Status Kenyaman 1. mengidentifikasi
Nyaman (L.08064) penurunan
Berhubungan 1. Identifikasi tangkat energi,
Dengan Gejala penurunan ketidakmampuan
Penyakit (D.0074) tangkat energi, berkonsentrasi,
ketidakmampuan atau gejala lain
berkonsentrasi, yang
atau gejala lain mengganggu
yang
mengganggu kemampuan
kemampuan kognitif
kognitif 2. Mengidentifikasi
2. Identifikasi teknik relaksasi
teknik relaksasi yang pernah
yang pernah efektif
efektif digunakan
digunakan 3. Memeriksa
3. Periksa ketegangan otot,
ketegangan otot, frekuensi nadi,
frekuensi nadi, tekanan darah,
tekanan darah, dan suhu
dan suhu sebelum dan
sebelum dan sesudah Latihan
sesudah Latihan
Terapeutik
Terapeutik
1. menciptakan
1. Ciptakan
lingkungan tenang,
lingkungan
dan tanpa gangguan
tenang, dan
dengan pencahayaan
tanpa gangguan
dan suhu ruang
dengan
nyaman, jika
pencahayaan dan
memungkinkan
suhu ruang
4. memerikan
nyaman, jika
informasi tertulis
memungkinkan
tentang persiapan
2. Berikan
dan prosedur teknik
informasi tertulis
relaksasi
tentang
5. mengunakan
persiapan dan
relaksasi sebagai
prosedur teknik
strategi penunjang
relaksasi
3. Gunakan dengan analgetik
relaksasi sebagai atau tindakan medis
strategi lain, jika sesuai
penunjang
Edukasi
dengan analgetik
1. Agar pasien
atau tindakan
mengetahui tujuan,
medis lain, jika
manfaat, batasan,
sesuai
dan jenis relaksasi
Edukasi
yang tersedia
1. Jelaskan tujuan,
2. Agar pasien merasa
manfaat,
nyeman dengan
batasan, dan
posisinya
jenis relaksasi
3. Agar pasien paham
yang tersedia
dengan teknik
(mis. Musik,
relaksasi yang
meditasi, napas
dipilih
dalam, relaksasi
otot progresif)
2. Anjurkan
mengambil
posisi yang
nyaman
3. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik
yang dipilih
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI

Wardani, Ni Putu. (2014). Manajemen Nyeri Akut. Denpasar: Fakultas Kedokteran


Universitas Udayana

Yustiana, Olfah & Ghofur, Abdul. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai