Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Colic abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul
dan bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen atau perut, yang
disebabkan oleh infeksi di dalam organ perut. Faktor penyebab kolik
abdomen adalah konstipasi yang tidak dapat terobati dan gejala klinis
kolik abdomen adalah kram pada abdomen, distensi, muntah, dan adanya
nyeri tekan pada abdomen. Akhir- akhir ini, peningkatan kolik abdomen
meningkat sangat pesat. Kejadian penyakit kolik abdomen terjadi karena pola
hidup yang tidak sehat sehingga berdampak pada kesehatan tubuh (Bare,
2011).
Menurut data dari WHO (World Health Organitation) pada tahun 2012 ±7
miliar jiwa, Amerika Serikat berada diposisi pertama dengan penderita
kolik abdomen terbanyak 47% dari 810.000 orang penduduk. Nyeri abdomen
dapat berasal dari dalam organ abdomen termasuk nyeri viseral dan dari
lapisan dinding perut (nyeri somatik) Lokasi nyeri abdomen bisa mengarah
pada penyebab nyeri, walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan
penjalaran dari tempat lain (Barbara, 2011).
Pencegahan kolik abdomen yang dilakukan pada pasien adalah
mengurangi dan menghindari makanan yang pedas, bersifat asam, makanan
instan, dan jenis sayuran tertentu misalnya kol dan sawi, serta menghindari
melakukan aktivitas yang berat (Suyetno, 2011).

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umun
2. Mahasiswa mampu melaksanakan terapi diit pada pasien colic abdomen.
3. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melaksanakan assessment gizi pada pasien colic
abdomen.
- Mahasiswa mampu memberikan diagnose gizi pada pasien colic
abdomen.

1
- Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dan implementasi gizi
pada pasien colic abdomen.
- Mahasiswa mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pasien
colic abdomen.
- Mahasiswa mampu merencanakan dan menyusun menu sesuai dengan
kebutuhan gizi pasien

1.3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis data
a. Data primer
Data primer meliputi data antropometri dan riwayat gizi pasien
b. Data sekunder
Data sekunder meliputi data fisik, klinis, biokimia, dan diagnose yang
didapatkan dari rekam medis pasien.

1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran untuk memahami penatalaksanaan asuhan
gizi bagi pasien rawat inap di RSUD Meuraxa.

2. Bagi RSUD Meraxa


Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit dalam penyelenggaraan
makan pasien rawat inap.
3. Bagi Pasien
Menambah pengetahuan pasien tentang colic abdomen.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
2.1.1 Colic Abdomen
Colik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
seoanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi Ketika
gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi
paristaltiknya normal (Reves 2001). Kolik abdomen adalah nyeri perut
yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan
fariasi kondisi dari yang sangat ringan sampai berakibat fatal (Ilmu
Penyakit Dalam, 2001 : 92)
Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal. Obstruksi terjadi Ketika ada gangguan
menyebabkan terhambatnya aliran usus kedepan tetapi perilstaltiknya
normal. Banyak juga ahli yang mendefinisikan colic abdomen sebagai
sebuah kondisi yang ditandai dengan keram atau nyeri colic hebat, yang
mungkin disertai dengan mual dan muntah.
2.2 Anatomi
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintas abdomen
bagian atas antara hati dan diagfargma. Dalam keadaan kosong gaster
berbentuk huruf j, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai
sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat
pengisian dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut dalam duodenum
yang berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejenum dan
ileum, hanya saja Panjang duodenum kira-kira 25 cm dan berakhir pada
ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi
kanan diagfragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada
perbatasan duodenum dan jejenum sisa dari usus halus adalah jejenum ¾
bagian akhir disebut eileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut
bagian kiri, sedangkan ileum dibagian kanana. Makanan masuk melalui

3
cphincter pylorium ke duodenum, maka sisa makanan melalui kutub
ileeocal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar ke
dalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermiculus.
Colon (usus besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri darai ceacum,
colon pras desendes, colon pras eseenden, colon transverum dan rectum,
lapisan usus besar terdirir dari tunika serosa, tunika submucosa, tunika
muskularis, dan tunika mukosa.
2.3 Etiologi
1. Mekanis
a. Adhesi/perlengketan pasca bedah
b. Karsinoma
c. Volvulus
d. Intususepsi
e. Obtipasi
f. Polip
g. Striktur
2. Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik
b. Lesi medulla spinalis
c. Interitis regional
d. Ketidak seimbangan rlektrolit
e. Uremia
3. Etiologi lain
a. Inflamasi peritoneum parietal
b. Kelainan mukosa visceral
c. Obstrukti visceral
d. Regangan kopsula organ
e. Gangguan vaskuler
f. Gangguan motilitas
g. Ekstra abdominal

4
2.4 Patofisiologi
Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah
sama, tanpa memandang apakah obstruksi tersebut diakibatkan oleh
penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah pada
obstruksi paralitik dimana perilstaltik dihambat dai pemulaan, sedangkan
pada obstruksi meknik perlstaltik mula-mula diperkuat, kemudian
intermiten, ddan akhirnya hilang.
Perubhan patofisiologi yang utama pada obstruksi usus. Lumen
usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas
(70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang
menurunkan pengaliran air dan natrium dari usus ke darah. Oleh karena itu
sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran cerna setiap hari, tidak
adanya obsorpsi dapat mengakibatkan penimbunana intralumen dengan
cepat.
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba-tiba
atau suddah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau
tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri, nyeri abdomen berasal
dari organ abdomen termasuk nyeri visceral, dari otot, dan lapisan dari
dinding perut. Nyeri visceral bianya nyeri yang di timbulkan dan
berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari visceral dan berlangsung
akut biasanya menyebabkan tekanan dara dan denyut jantung berubah,
pucat, berkeringat dan disertai fenomena fiseral yaitu muntah dan diare.
Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yeng menjadi
penyebab dari nyeri tersebut. Walaupun Sebagian nyeri yang diraskaan
merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang
dirasakan bisa berupa lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat
lain.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data umum pasien


- Nama Pasien : Rusli Abdullah
- Ruang : Arafah 4A
- NRM : 010333
- Alamat : Blang Oi, Kecamatan Meraxa, Banda Aceh
- Tanggal Lahir : 1-05-1953
- Umur : 68 Tahun
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Pekerjaan : Swasta
- Pendidikan :-
- Tanggal Masuk Rumah Sakit : 08 Maret 2022
- Tanggal Pengamata : 11 Maret 2022
- Diagnosa Medis : Colic Abdomen

I. ASSESSMENT
A. Riwayat Penyakit
- Penyakit terdahulu :
Asam urat yang sudah diderita sejak tahun 2016.
- Penyakit keluarga :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
- Penyakit sekarang :
Colic abdomen

B. Riwayat Gizi
- kebiasaan konsumsi makan pasien yaitu 3-4 kali makanan utama dalam
porsi besar, konsumsi selingan 1-2 kali sehari.

6
- Pasien tidak mengalami alergi makanan.
- Nafsu makan pasien tidak bermasalah
- Makanan pokok yang dikonsumsi pasien adalah nasi dengan frekuensi 3-4
kali sehari sebanyak 2 centong nasi.
- Lauk hewani yang biasa dikonsumsi pasien adalah ikan air laut dan telur,
sebanyak 3-4 kali sehari. Pasien suka mengosumsi ikan teri.
- Lauk nabati yang dikonsumsi pasien adalah tahu dan tempe sebanyak 2-4
porsi sehari.
- Pasien mengosumsi hidangan sayur 2-4 porsi sehari, pasien menyukai
daun melinjo, buah melinjo, daun singkong, bayam, kangkung dan kacang
panjang yang merupakan sayuran tinggi purin.
- Pasien mengosumsi buah-buahan hampir setiap hari seperti jeruk, pisang,
dan salak.
- Selingan yang dikonsumsi pasien yaitu buah-buahan, gorengan, jus buah,
dan kue basah.
- Kebiasaan minum pasien yaitu air putih yaitu ±8 gelas (240 ml) perhari.
- Pasien minum teh 1-2 kali sehari, pasien jarang minum kopi.
- Pasien suka mengosumsi makanan berlemak.
- Pasien merupakan seorang perokok.
- Pasien belum pernah mendapatkan konseling gizi tentang penyakit yang
diderita.
- Tingkat asupan makan pasien sehari sebelum masuk rumah sakit
berdasarkan foodrecall 24 jam adalah energi 120%, protein 96%, lemak
95%, dan karbohidrat 95%.

Tingkat
Asupan Kebutuhan Asupan AKG Keterangan
(%)
Energi
2034 1704 120 1800 Normal
(Kal)
Protein Normal
59,8 61,9 96 64
(gr)
Lemak 46,6 48,9 95 50 Normal

7
(gr)
KH (gr) 261,3 276,9 95 275 Normal

C. Riwayat Personal
- Pekerjaan pasien adalah swasta.
- Status ekonomi pasien yaitu menengah ke atas.
- Aktivitas sehari-hari pasien sebelum sakit termasuk kedalam kategori
sedang.
- Pasien istirahat malam pukul 22:00 WIB.

D. Data Antropometri
BB = 45 Kg BBI = 50 Kg
TB = 150 cm Status Gizi = Normal
IMT = 20 Kg/m2

E. Aktivitas Fisik
Tidak berolahraga

F. Fisik dan Klinis

Hasil Nilai
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
Tekanan Darah
93/63 120/80 Normal
(mmHg)
Nadi (x/menit) 99 60-100 Normal
Suhu Tubuh (°C) 46,5 36,1-37,2 Normal
RR (x/menit) 20 12-20 Normal
Compos Compos
Kesadaran Compos Mentis
Mentis Mentis
Keadaan Umum Nyeri ulu hati, mual, muntah dan sakit kepala

8
G. Biokimia
Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
Rujukan
Hemoglobin 15.4 g/dl 13.0 - 18.0 Normal
Eritrosit 5.23 10^3 / µL 4.4 - 5.9 Normal
Hematokrit 48.2 % 42.0 - 52.0 Normal
MCV 92.2 Fl 80.0 - 96.0 Normal
MCH 29.4 Pg 28.0 - 33.0 Normal
MCHC 23.0 g/dl 33.0 - 36.0 Rendah
RDW-SD 46.7 Fl 35.0 - 47.0 Normal
RDW-CV 13.8 % 11.5 - 14.5 Normal
Leukosit 9.0 10^3 / µL 4.0 – 10.0 Normal

H. Riwayat Obat
Obat yang biasa di konsumsi sebelum masuk rumah sakit adalah
Omeprazole dan Ondansetron

II. DIAGNOSA GIZI

Domain Behavior

Problem Etiology Sympthom


NB-1.1 Sebelumnya kurang Menunjukkan
Kurang pengetahuan terpapar informasi ketidakmampuan untuk
terkait makanan dan yang akurat terkait menerapkan informasi
zat gizi gizi mengenai makanan dan zat
gizi

III. INTERVENSI GIZI


1. Penatalaksanaan Diet
a. Jenis diet : Diet Lambung III

9
b. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
c. Metode Pemberian : Oral
d. Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan
selingan

e. Tujuan Diet :
- Untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak
memberatkan lambung
- Mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan
- Memperbaiki pola makan dan gaya hidup.

f. Syarat Diet :
- Energi diberikan cukup yaitu 1942 Kal.
- Protein 15% dari total kebutuhan energi sehari (73 gr).
- Lemak 20% dari total kebutuhan energi sehari (43 gr).
- Karbohidrat 65% dari total kebutuhan energi sehari (316 gr), dianjurkan
menggunakan karbohidrat kompleks.
- Mudah di cerna, porsi kecil, dan sering di berikan
- Rendah serat, terutama serat yang tidak larut air yang ditingkatkan
secara bertahap
- Cairan cukup, terutama jika muntah
- Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari.

g. Perhitungan Kebutuhan Gizi


 BMR = 66 + (13,7 x BBI) + (5 x TB) – (6,8 x U)
= 66 + (13,7 x 50) + (5 x 150) – (6,8 x 68)
= 1.038
 Kebutuhan E Sehari = BMR x FA
= 1038x 1,2
= 1245 Kal
15 % x Kebutuhan E Sehari
 Kebutuhan P Sehari =
4

10
15 % x 1245
= = 47 gram
4
20 % x Kebutuhan E Sehari
 Kebutuhan L Sehari =
9
20 % x 1245
= = 28 gram
9
65 % x Kebutuhan E Sehari
 Kebutuhan KH Sehari =
4
65 % x 1249
= = 202,3 gram
4

2. Rencana Edukasi
a. Judul edukasi : pola makan yang benar untuk pasien colic abdomen
b. Tujuan edukasi :
- Agar keluarga pasien dapat meningkatkan pengetahuan tentang
penatalaksanaan diet lambung I
- Keluarga pasien mengetahui apa saja syarat diet lambung I
- Keluarga pasien mengetahui tujuan diet lambung I.
- Pasien dan keluarga mengetahui bahan makanan yang diperbolehkan
untuk pasien colic abdoemn, seperti:
 Sumber karbohidrat : beras, kentang, roti, biscuit, mie, bihun.
 Sumber protein hewani : daging sapi, ikan, ayam, dan susu
 Sumber protein nabati : tahu, tempe, dan kaacang hijau
 Sayuran : sayuran yang tidak banhyak serat dan tidak menimbulkan
gas saat dimasak.
 Buah-buahan : papaya, pisang, jeruk manis, pir.
 Lemak dan minyak.
 Minuman : Air putih
 Bumbu : semua bumbu kering.

c. Materi edukasi :
- Colic abdomen adalah nyeri hebat pada perut.colic abdomen dapat
disebabkan oleh berbagai gangguan pada usus besar, seperti

11
peradangan, infeksi, hingga penyumbatan pada usus yang mebuat
makanan dan cvairan tidak dapat melewati usus.
- Tujuan diet adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan.
- Bahan makanan yang dihindari dan dibatasi untuk pasien penyakit
lambung :
 Makanan yang terlalu manis dan berlemak tinggi, makanan yang
di olah dengan cara menggoreng.
 Buah dan sayuran mentah, sayuran yang berserat tinggi dan
menimbulkan gas, seperti daun singkong, kacang Panjang, kol,
lobak, sawi dan asparagus, nanas, apel kedondong, durian, dan
nangka.
 Minuman yang mengandung alcohol, kopi dan ice cream.

IV. MONITORING DAN EVALUASI

1. Monitoring

08 Maret 2022 09 Maret 2022 10 Maret 2022


Asupan E : 1598 Kal E : 1776 Kal E : 1781 Kal
P : 74,5 gr P : 74,1 gr P : 79,6 gr
L : 32,3 gr L : 41,6 gr L : 39,3 gr
KH : 323,1 gr KH : 323,6 KH : 314,5 gr
Biokimia Hemoglobin = 15,4
g/dl
Eritrosit =
5,23x10ˆ6/uL
Hematokrit = 48,2 %
MCV = 92,2 fL - -
MCH = 32,0 g/dl
RDW-SD = 47,7 fL
RDW-CV = 13,8%
Leukosit = 9,0
x10ˆ3/uL
Fisik dan K/U : nyeri ulu hatii K/U : nyeri ulu K/U : perut
Klinis hati, mual, muntah, berangin, sesak,
Kesadaran : compos
nyeri kepala, kaki batuk, mual,
mentis
keram muntah.
TD : 93/63 mmHg

12
Nadi : 99 x/menit Kesadaran : Kesadaran :
Suhu : 36,5 °C compos mentis compos mentis
RR : 22 x/menit TD : 80/70 mmHg TD : 114/66
Nadi : 60 x/menit mmHg
Suhu : 36 °C Nadi : 53 x/menit
RR : 18 x/menit Suhu : 37 °C
RR : 20 x/menit

2. Evaluasi
- Asupan makan :
Asupan makan pasien tidak bermasalah, pasien menghabiskan makanan
yang disediakan oleh rumah sakit.
- Biokimia :
Hasil pemeriksaan biokimia pasien yaitu creatinin dan asam urat tinggi.
- Klinis :
Kondisi klinis pasien membaik, tanda-tanda vital pasien normal.
- Fisik :
Keadaan pasien sudah membaik, nyeri perut berkurang.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulakn bahwa colic abdomen adalah suatau rasa nyeri
yang terjadi secara akut maupun kronik yang intensinya hilan dating
karena ada permasalahan pada organ di dalam perut. Colic abdomen
umumnya terjadi akibat peradangan atau infeksi, apabila hal ini tidak
teratasi dengan cepat maka akan berakibat fatal dan akan dapat
menggangu system pencernaan serta metabolismepada tubuh manusia,
tanda gejala colic abdomen biasnya kolik (keram) pada abdomen
pertengahan sampai keatas, distensi muntah empedu awal, nyeri akan difus
minimal.
Makanan yang harus dihindari oleh pengidap penyakit colic
abdomen makanan yang di oleh secara digoreng, yang mengandung tinggi
serat dan makanan yang ber gas, serta minuman yang mengandung soda
dan alcohol, kopi, ice cream.

14
DAFTAR PUSTAKA

Reeves,Charlene J,Keperawatan Medikal Bedah, Salemba Medika,Jakarta, 2011


Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medical Bedah, Vokume
2. Edisi 2 Jakarta : EGC
H.Selamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II FKUI Jakarta,
H. Syaifuffin Drs. B.Ac, 1997. Anatomi Fisiologi Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai