Di susun oleh :
MUFIDAH
(14201.12.20025)
PROBOLINGGO, ................................
MAHASISWA
.....................................
KEPALA RUANGAN
A. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Gaster
B. Definisi
Dispepsia merupakan salah satu gangguan pada saluran penernaan,
khususnya lambung. Dispepsia dapat berupa rasa nyeri atau tidak nyaman di
bagian ulu hati pada abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Dispepsia
merupakan gejala keganasan saluran cerna bagian atas. Pada pasien dewasa
muda, penyebab tersering dari dyspepsia adalah refluks gastroesofagus dan
gastritis. Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme
dan seringkali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun.
C. Etiologi
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat
organik (struktual) dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain
karena terjadinya gangguan di saluran pencernaan atau disekitar saluran cerna,
seperti pankreas, kandung empedu dan lain-lain. Sedangkan penyakit yang
bersifat fungsional dapat dipicu karena factor psikologis dan factor intoleran
terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu. Etilogi dispepsia antara lain
adalah:
1) Idiopatik/dispepsia fungsional
2) Ulkuspeptikum
3) Gastroesophageal refluxdisease (GERD)
4) Kanker lambung
5) Gastroparesis
6) Infeksi Helicobacter pylori
7) Pankreastitis kronis
8) Penyakit kandung empedu
9) Parasite usus
10) Iskemia usus
11) Kanker pancreas atau tumor abdomen.
D. Manifestasi Klinis
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Rasa penuh,
cepat keyang, kembung setalah makan, mual muntah, sering bersendawa,
tidak nafsu makan, nyeri uluh hati dan dada atau regurgitas asam lambung
kemulut. Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga
bulan meliput: rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih, mual, berlangsung
lama dan sering kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi. Indikasi
endoskopi bila ada gejala atau tanda alarm seperti gejala dispepsia yang baru
muncul pada usia lebih dari 55 tahun, penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya, anoreksia, muntah persisten, disfagia progresif,
odinofagia, perdarahan, anemia, ikterus, massa abdomen, pembesaran kelenjar
limfe, riwayat keluarga dengan kanker saluran cerna atas, ulkus peptikum,
pembedahan lambung, dan keganasan. Gejala dispepsia antara lain sebagai
berikut:
1. Epigastric pain merupakan sensasi yang tidak menyenangkan; beberapa
pasieni merasa terjadi kerusakan jaringan
2. Postprandiali fullness merupakan perasaan yang tidak inyaman seperti
makanan berkepanjangan di perut
3. Early satiation merupakan perasaan bahwa perut sudah terlalu penuh segera
setelah mulai makan, tidak sesuai idengan ukuran makanan yang dimakan,
sehingga makan tidak dapat diselesaikan. Sebelumnya, kata cepat kenyang”
digunakan, tapi kekenyangan adalah istilah yang lebih benar untuk hilangnya
sensasi nafsu imakan selama proses menelan makanan
4. Epigastrici burning merupakan rasa terbakar adalah perasaan subjektif yang
tidak menyenangkan dari panas.
5. dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like), Dengan gejal:
a. nyeri epigastrium terlokalisasi
b. nyeri hilang setelah makan
c. nyeri saat lapar
d. nyeri episodik
6. despepsia dengan gejala dismotilitas (dysmotility-like dispepsia) , dengan
gejala :
a. mudah kenyang
b. perut cepat terasa penuh saat makan
c. mual
d. rasa tak nyaman bertambah saat makan
7) dispepsia mixed/ gabungan, yang gejalanya gabungan antara nyeri di
ulu hati dan rasa mual, kembung dan muntah tapi tidak ada yang spesifik
atau dominan.
Klasifikasi
Nyeri atau tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan
adanya gas, perasaan penuh atau rasa terbakar diperut. Disertai dengan sendawa dan
suara usus yang keras (borborigmi). Gejala lain meliputi :
1. Nafsu makan yang menurun,
2. Mual
3. Sembelit
4. Diare
5. flatulensi (perut kembung).
E. Patofisiologis
Dispepsi terbagi menjadi dua kelompok yaitu dyspepsia sturktural
(organic) dan dyspepsia fungsional (nonorganic). Disepsia organic terdapat
kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (ulkuspeptikum),
gastritis, stomach cancer, gastroesophageal refluxdisease, hyperacidity.
Dispepsia nonorganic merupkan Dispepsia Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas
penyebabnya. Faktor penyebab dari dyspepsia antara lain adalah stress,pola
hidup seperti minum kopi, konsumsi alcohol dan merokok menjadi faktor
pemicu terjadinya rasa tidak nyaman pada perut. Hal tersebut dikarenakan adaya
peningkatan asam lambung (HCL) yang mengiritasi mukosa lambung. Sekresi
asam lambung Kasus dispepsia fungsional umumnya mempunyai tingkat sekresi
asam lambung, baik sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, yang
rata-rata normal. Diduga terdapat peningkatan sensitivitas mukosa lambung
terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak di iperut.
Peningkatan sensitivitas imukosa lambung dapat terjadi akibat polai
makan yang tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur iakan membuat
lambung sulit untuk iberadaptasi dalam pengeluaran sekresi asam lambung. Jika
hal ini berlangsung dalam waktu yang lama, produksi asam lambung akan
berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung. Adanya
peingkatan asam lambung dapat menyebabkan respon mual dan muntah
sehingga menyebabkan deficit nutrisi dan risiko ketidakseimbangan cairan pada
tubuh. Peningkatan asam lambung (HCL) yang mengiritasi mukosa lambung
memicu nyeri epigastric sehingga terjadi nyeri akut. Nyeri akut menyebabkan
adanya perubahan Kesehatan yang mengakibatkan pasien cemas karena kurang
pengetahuan tentang respon tubuh terhadap penyakit
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan adanya kelainan
organik, pemeriksaan untuk dispepsia terbagi pada beberapa bagian yaitu:
1) Pemeriksaan laboratorium, biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang
lengkapdan pemeriksaan darah dalam tinja, danurin. Jika ditemukan
leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi. Jika tampak cair berlendir
ataubanyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja kemungkinan
menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dyspepsia
ulkus sebaiknya diperiksa derajat keasaman lambung. Jika diduga suatu
keganasan, dapat diperiksa tumor marker (dugaan karsinoma kolon),dan
(dugaan karsinoma pankreas)
2) Barium enema untukmemeriksa salurancerna pada orangyang mengalami
kesulitan menelan atau muntah, penurunan beratbadan atau mengalami
nyeri yang membaik ataumemburuk bila penderita makan
3) Endoskopi bias digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari
lapisan lambung melalui tindakan biopsi.Pemeriksaan nantinya di
bawahmikroskop untuk mengetahui lambung terinfeksi Helicobacter
pylori. Endoskopimerupakan pemeriksaan bakuemas, selain sebagai
diagnostic sekaligus terapeutik.
4) Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen,serologi
H.pylori,urea breath test,dan lain-lain dilakukan atasdasarindikasi.
P sonor/redup peranjakan hati 2 jari. Hati dan limpa tidak
teraba
A : bronkovesukuler +/ronkhi basah kasar-/+ whezing -/-. P: timpani shifting
dullnes (-)
Abdomen A: bissing usus
12×/menit
I: datar,lemes
Paru:
1.simetris statis dan dinamis
Jenis pemeriksaan 19,8 18,8 5,8 Nilai normal
Hb 9,9 8,7 100,2 12-14 g/dl
Ht 30,1 26,8 29 37-43 %
Eritrosit 3,48 3,04 4-5 juta/UI
MCV 86,5 88,2 85 82-89 fl
MCH 28,4 28,6 31 27-31 pg
MCHC 32,9 32,5 36 32-36 g/dl
Trombosit 270000 266000 34000 150000-40000 ul
Leukosit 10,270 8,400 12,200 5000-10000 ul
Basofil 0,3 0,4 0 0-1 %
Eosinofil 4,4 6,8 4 1-3 %
Netrofil 77,7 73,8 76 52-76 %
Limfosit 10,5 13,9 15 20-40 %
Monofosit 7,1 5,1 3 2,8 %
LED 120 120 120 0-20 mm
P: nyeri pada dada kiri atas, ekspensi dada simetris fremitus > kanan
11,8 Nilai rujukan
Warna Kuning Kuning muda
Kejernihan Keruh Jernih
Sedimen
Sel epitel 20-25 Negative
Leukosit Banyak 1-5
Eritrosit Hyaline 1-3
Silinder 1+ Negative
Kristal Negative Negative
Bakteri Negative Negative
Berat jenis 1,020 1,003-1030
PH 6 4-5,8
Protein 2+ Negative
Glukosa Negative Negative
Keton Negative Negative
Darah/HB 3+ Negative
Bilirubin Negative Negative
Ulobironugen 3,2 3,2-16
Nitrit Negative Negative
Leukosit esterase 2+ Negative
IV: pemeriksaan penunjang
Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium rutin
Tabel 2. Urinalisis
Pulsan garam (sputum) (11-8-2011). Tabel 4. Uji resistensi (17-8-2011)
Batang garam -: sedikit. Anti mikroba lini 1
Cocus garam +: sedikit. Oxacilin. R
Leukosit: 40-60/LPK. Penicilin. R
Epitel : 30-40/LPK. Ampicilin. R
Pulasan tahun Batam (11-8-2011). Cefoxitin. R
Sputum : BTA negatif. Chloramphinicol. R
Imonoserlogi (11-8-2011). Cotrimoxazola. R
Anti HIV penyaring : non aktif. Nalidic acid. R
Hepatitis marker (11-8-2011). Nitrofornation. R
HbsAg 0,58 : non reaktif. Tetracylne. R
Anti HCV 0,22 : non reaktif. Antimikroba lini 2
Tabel 3. Lab (12-8-2011). Sulbactum/Penicilin. R
Retikulosit absolute 22100. Pipemedic acid. R
Retikulosit relatif 0,63. Cephalotin. R
Serum iron. 45. Cefotaxime R
TBIC. 192. Amox-clavulanic acid. R
Sat.tranferin. 23 Ceftriaxone. R
Feritin. 253,5. Ceftazideme. R
SGOT/SPGT. 16,9. Cefoperazone. R
Protein total. 8,4. Ciprofloxacin. I
Albumin. 3,25. Piperacilin/tazobactam. R
Globulin. 5,15. Cefoperazone/Sulbactum. R
Albumin-globulin ratio 0,6. Antimikroba khusus
Ureum darah. 48. Cepefime. R
Kreatinin. 0,5. Cefpirome. R
Trigliserida 57. Vancomycin. S
Lab. Darah (18-8-2011) Tegecyline. S
Albumin. 2,7 g/dl (3,4-4,8) Fosfomycin. R
Na. 142 Meg/l. Teiclopanin. S
K. 3,56 Meg/l. Teroponem. R
Cl. 102 Meg/l. Imipenem. R
Linezolid S
Levofloxacin. I
Gatifloxacin. S
Makroskopik
Warna Coklat
Konsistensi Encer
Lendir Positif Negatif
Darah Positif Negatif
PUS Negatif Negatif
Mikroskopik
Leokosit Banyak/LPB
Introsit 30-35/LPB
Telur cacing Negatif Negatif
Amoeba + entameoba celi
bentuk kista
Pencenaan
Lemak Negatif Negatif
Serat tumbuhan Positif Negatif
Serat otot Positif Negatif
Serat samar tinja Positif Negatif
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologi tindakan-tindakan keperawatan dalam
perawatan pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi pasien,
hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen nyeri dan terapi perilaku. Farmakologis
Pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat,yaitu: Antasida, Pemberian
antasida tidak dapatdilakukan terusmenerus,karenahanyabersifat simtomatis
untuk mengurangi nyeri. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin,
ranitidin, dan famotidine. Pemasangan cairan pariental, pemasagan Naso Gastrik
Tube(NGT) jika diperlukan
a. penatalaksanaan organik
1. Simetichone
Obat-obatan yang mengandung simethicone dapat membantu
mengurangi gas dalam usus sehingga efektif untuk mengatasi perut
kembung akibat dispepsia fungsional,
2. Antagonis H2
Antagonis H2 dapat digunakan untuk mengurangi produksi
asam lambung. Jenis obat-obatan ini meliputi famotidine dan
ranitidine.
3. Penghambat pompa proton
Penghambat pompa proton bekerja dengan cara menghambat
sistem enzim yang memproduksi dan melepaskan asam lambung.
Jenis obat-obatan ini meliputi omeprazole, lansoprazole, dan
pantoprazole.
4. Agen prokinetik
Agen prokinetik dapat membantu mengosongkan lambung
lebih cepat dan juga memperketat katup di antara lambung dan
esofagus, sehingga lambung tidak terasa penuh dan asam lambung
tidak naik. Contoh obat ini adalah metoclopramide.
b. Penatalaksanaan non organik
5. Antidepresan dosis rendah
Antidepresan trisiklik dalam dosis rendah juga dapat
membantu mengurangi keluhan nyeri ulu hati pada dispepsia
fungsional, terutama yang diduga kuat berhubungan dengan tekanan
psikologis. Contoh obat ini adalah amitriptyline.
6. Antibiotik
Antibiotik bisa dikonsumsi apabila gejala dispepsia fungsional
yang muncul dipicu oleh infeksi bakteri H. pylori. Dalam hal ini,
Anda diharuskan untuk menghabiskan antibiotik guna memastikan
bakteri yang ada di lambung telah musnah sepenuhnya
J. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu
adanya komplikasi yang tidak ringan.komplikasi yang dapat terjadi antara lain,
pendarahan, kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus.
1. Dispepsia organik
Dispepsia organik terdiri dari gastritis, ulkus gaster, ulkus duodenum,
gastritis hemoragik, dan kanker.
a) Gastritis
Menurut Endang & Puspadewi gastritis merupakan penyakit pencernaan
yang adanya peradangan lapisan mukosa lambung.
b) Ulkus gaster
Ulkus gaster atau tukak lambung merupakan adanya kerusakan
dinding lambung akibat dari enzim yang dihasilkan oleh mukus
memakan bagian kecil lapisan dinding lambung sehingga
menyebabkan dinding lambung berlubang dan isinya terjatuh ke
dalam rongga perut
c) Ulkus duodenum
Ulkus duodenum atau tukak usus merupakan kerusakan pada
dinding usus yang menyebabkan nyeri pada pencernaan.
d) Gastritis erosif
Gastritis erosif merupakan kondisi dinding lambung yang
mengalami erosi yang telah mencapai pembuluh darah lambung
e) Kanker
Kanker dimulai di dalam sel membentuk jaringan hingga
sampai membentuk organ tubuh. Sel baru akan terbentuk walaupun
tubuh tidak membutuhkan dan sel-sel tua atau rusak tidak akan mati
sepenuhnya. Penumpukan sel ektrak akan membentuk suatu massa
dari jaringan yang disebut tumor.
2. Dispepsia fungsional
a) Postprandial distress syndrom
Prostprandial distress syndrom atau sindrom distres setelah
makan merupakan kondisi yang ditandai rasa tidak nyaman setelah
makan, cepat kenyang sehingga tidak menghabiskan porsi makanan,
dan gejala yang ditandai seperti kembung di perut bagian atas dan
merasa mual.
b) Epigastric pain syndrome
Epigastric pain syndrom atau sindrom nyeri epigastrium
adalah keadaan yang timbul rasa terbakar terlokalisasi di daerah perut
atau epigastrium.
2)Kesadaran
Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung tidur,
disorientasi/bingung, sampai koma (tergantung pada volume
sirkulasi/oksigenasi)
b. Pemeriksaan Fisik Head to Toe
1. Kepala dan Muka
Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut (Sukarmin,
2013).
2. Mata
Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke
jaringan), konjungtiva pucat dan kering.
3. Mulut dan Faring
Mukosa bibir kering (penurunan cairan intrasel mukosa), bibir pecah-
pecah, lidah kotor, bau mulut idak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene).
4. Abdomen
Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan
bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat
lutut sampai dada sering merubah posisi, menandakan
pasien nyeri.
Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan,
dan hipoaktif setelah perdarahan.
Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan
hypertimpani (bising usus meningkat).
Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat
nyeri tekan pada regio epigastik (terjadi karena distruksi
asam lambung).
5. Integumen
Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah),
kelemahan kulit/membran mukosa berkeringan (menunjukkan status syok, nyeri
akut, respon psikologik).
10) Diagnosa Keperawatan
1) Risiko ketidakseimbangan cairan
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi mukosa
lambung)
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi perubahan Kesehatan pasien
4) Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi Kesehatan pasien
DAFTAR PUSTAKA