DISPEPSIA
5. PATHWAY
Analgetik
Bahan Kimia
Alkohol
Stress fisik
Nyeri
Hematomisis
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang harus bisa menyingkirkan kelainan serius,
terutama kanker lambung, sekaligus menegakkan diagnosis bila mungkin.
Sebagian pasien memiliki resiko kanker yang rendah dan dianjurkan untuk terapi
empiris tanpa endoskopi. Menurut Schwartz, M William (2004) dan wibawa
(2006) berikut merupakan pemeriksaan penunjang:
1. Tes darah
Hitung darah lengkap dan LED normal membantu menyingkirkan
kelainan serius. Hasil tes serologi positif untuk helicobacter pylori
menunjukan ulkus peptikum namun belum menyingkirkan keganasan saluran
pencernaan.
2. Endoskopi (esofago-gastro-duodenoskopi)
Endoskopi adalah tes definitive untuk esofagitis, penyakit epitellium
barret, dan ulkus peptikum. Biopsy antrum untuk tes ureumse untuk H.pylori
(tes CLO).
Endoskopi adalah pemeriksaan terbaik masa kini untuk menyingkirkan
kausa organic pada pasien dyspepsia. Namun, pemeriksaan H.pylori
merupakan pendekatan bermanfaat pada penanganan kasus dyspepsia baru.
Pemeriksaan endoskopi diindikasikan terutama pada pasien dengan
keluhanyang muncul pertama kali pada usia tua atau pasien dengan tanda
alarm seperti penurunan berat badan, muntah, disfagia, atau perdarahan yang
diduga sangat mungkin terdapat penyakit structural.
Pemeriksaan endoskopi adalah aman pada usia lanjut dengan
kemungkinan komplikasi serupa dengan pasien muda. Endoskopi
direkomendasikan sebagai investigasi pertama pada evaluasi penderita
3. KEBUTUHAN AKTIVITAS
4. KONSEP DIRI
5. KEBUTUHAN RASA AMAN
6. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien : nama. Umur, jenis kelamin, suku/bangsa,, agama, pekerjaan,
pendidikan, alamat.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri/pedih pada epigastrum disamping atas dan bagian samping dada
depan epigastrum.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan perut terasa kenyang dan terasa nyeri sejak 2 hari yang
lalu, nyerinya seperti terbakar dan ketika makan akan terasa nyeri,
nyerinya menyebar pada dada bagian depan, skala nyeri berat (7) dari 010.
3) Riwayat kesehatan masa lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrum, adanya stress psikologis, riwayat
minum-minuman beralkohol.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit
saluran pencernaan.
c. Pemeriksaan fisik
1. B1 (Breath) :takhipnea
2. B2 (Blood) :takikardi, hipotensi, disritmia nadi perifer lemah, pengisian
lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (Brain) :sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu,disorientasi, nyeri epigastrum
4. B4 (Bladder) :oliguri, gangguan keseimbangan cairan
5. B5 (Bowel) :anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas
6. B6 (Bone) :kelelahan, kelemahan
2. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia