Di Susun Oleh :
FADHIL MUHAMMAD DAFFA
SN221055
3. Etiologi Nutrisi
Faktor – faktor yang mempengaruhi
a. Fisiologis (intake nutrient)
- kemampuan mendapat dan mengolah makanan
- Pengetahuan
- Gangguan menelan
- Perasaan tidak nyaman setelah makan
- Anoreksia
- Nausea dan vomitus
- Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- Melaborbsi nutrient
- Diabetes Melitus
c. Kebutuhan metabolism
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan, hipertyroid)
- Kanker
d. Gaya hidup dan kebiasaan
kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
e. Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
f. Sumber ekonomi
g. Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya
h. Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
i. Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
j. Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau berusaha payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
k. Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi
l. Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
m. Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia lain
yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh. (Johnson, 2012)
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi,dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan
dalam makanan sehari-hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi
tempe dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
juga memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan
makan pisang, pepaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan
sumber vitamin yang baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena
ikan dianggap mengakibatkan cacingan. Padahal, ikan mcrupakan sumber protein
yangsangat baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
5. Batasan Karakteristik
6. Diagnosa Keperawatan
7. Intervensi Keperawatan
K:
Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jenis nutrisi
- Ajarkan teknik
batuk efektif
DAFTAR PUSTAKA
Elsevior Mosby.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi 4.
Salemba Medika