Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :
Risa Ari Mulyani

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2023
A. Konsep Kebutuhan
1. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan Bahan-bahan tersebut
untuk aktivias penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. (Wartonah, 2015)

Nutrisi adalah bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. (Sulistyowati, 2015)

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dsn digunakan dalam aktivitas tubuh. (Uliyah, 2015)

Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. (Kozier, 2010)

2. Etiologi
Faktor – faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan nutrisi (Wartonah, 2015)
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor yang terkait dengan proses pencernaan atau intake
makanan.
1) Intake Nutrisi
Masuknya nutrisi yang adekuat atau sesuai kebutuhan dipengaruhi oleh
kemampuan pemilihan bahan atau cara persiapan makanan, pengetahuan,
gangguan menelan, kenyamanan saat makan, anoreksia, mual dan mntah, atau
kelebihan intake kalori.
2) Kemampuan pencernaan dan absorpsi makanan
Nutrisi dapat digunakan untuk energi dan kebutuhan tubuh lain harus terlebih
dahulu dicerna dan diabsorpsi. Kemampuan mencerna dan mengabsorpsi
makanan dipengaruhi oleh adekuatnya fungsi organ pencernaan. Adanya
peradangan saluran cerna atau organ pencernaan seperti gastritis, kolesitisis,
colitis, sera adanya obstruksi usus menimbulkan tidak adekuatnya kebutuhan
nutrisi.
3) Kebutuhan metabolik
Meningkatnya kebutuhan nutrisi tubuh pada kondisi terentu dapat memengaruhi
status nutrisi seperti pada :
a) Masa pertumbahan yang cepat seperti bayi, remaja maupun keadaan hamil
b) Meningkatnya metabolisme, seperti pada hipertiroid, infeksi atau aktivitas
c) Stress seperti adanya kekuatan, trauma dan pembedahan
d) Penyakit tertentu, seperti kanker dan AIDS
b. Gaya Hidup dan Kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan bersama, cara
penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika mengalami perubahan, maka dapat
mempengaruhi selera dan intake makanan.
c. Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan masyarakat tertentu
dalam mengomsumsi makanan menimbulkan tidak adekuatnya stats nutrisi. Misalnya
budaya atau keyakinan pada saat sakit pasien tidak boleh makan ikan, atau telor pada
masa nifas tidak boleh makan ikan, telur atau daging.
d. Kemampuan ekonomi atau tersedianya dana
Kemiskinan menimbulkan daya beli makanan menjadi berkurang dengan demikian
intake makanan maupun jga otomatis berkurang. Pemenuhan kebutuhan nutrisi juga
akan terganggu,
e. Penggunaan Obat-obatan dan interaksi nutrisi
Penggunaan obat-obatan dalam jangka lama menimbulkan komplikasi yang dapat
menghambat intake makanan maupun absorpsi nutrisi. Misalnya obat-obaan untuk
psikiatri
f. Jenis kelamin
Kebutuhan nutrisi laki-laki dan perempuan berbeda. Hal ini berkaitan dengan
meningkatnya aktivitas, BMR, maupun besarnya massa otot.
g. Pembedahan
Keadaan luka dan proses penyembuhan luka, membutuhkan lebih banyak nutrisi.
Demikian juga pada pembedahan saluran pencernaan juga berpotensi tidak
adekuatnya intake makanan.
h. Kanker dan pengobaan kanker
Kanker merupakan kondisi di mana sel-sel berproliferasi dengan cepat dan tidak
erkendali. Pembedahan sel yang cepat membutuhkan energi yang banyak sehingga
metabolisme meningkat. Pengobatan kanker dengan kemoterapi mempunyai efek
mual sehingga dapa mengurangi intake nutrisi.
i. Penggunaan alkohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga kebutuhan nutrisi akan
berkurang. Disamping itu, pasien dengan kecanduan alkohol dapat mengalami
kekrangan vitamin B12, sedangkan vitamin B12 dibutuhkan untuk metabolisme
alkohol. Alkohol jga dapat menyebabkan penyakit kronis seperti penyakit hati karna
toksik alcohol dapat berpengaruh terhadap proses pencernaan dan metabolism tubuh.
j. Status Psikologis
Respon stres pada individu berbeda, ada individu yang mengalami stres akan
meningkatkan nafsu makan, namun juga sebaliknya tidak nafsu makan.

3. Anatomi fisiologi system pencernaan


Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rectum dan anus.
a. Mulut
Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan.
Mengunyah dengan baik dapat mencegah terjadinya luka parut pada permukaan saluran
pencernaan. Setelah dikunyah lidah mendorong gumpalan makanan ke dalam faring,
dimana makanan bergerak ke esophagus bagian atas dan kemudian ke bawah ke dalam
lambung.
b. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri dari otot
yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput
mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
c. Lambung
Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari saluran
pencernaan. Pergerakan makanan melalui lambung dan usus dimungkinkan dengan
adanya peristaltic, yaitu gerakan konstraksi dan relaksasi secara bergantian dari otot
yang mendorong substansi makanan dalam gerakan menyerupai gelombang. Pada saat
makanan bergerak ke arah spingter pylorus pada ujung distal lambung, gelombang
peristaltik meningkat. Kini gumpalan lembek makanan telah menjadi substansi yang
disebut chyme. Chyme ini dipompa melalui spingter pylorus kedalam duodenum. Rata-
rata waktu yang diperlukan untuk mengosongkan kembali lambung setelah makan
adalah 2 sampai 6 jam.
d. Usus halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6
meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan rectum yang
kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter
kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat)
dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di
usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam.
Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan
mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustri yaitu
gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan
peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang berupa gelombang. Makanan yang sudah
melewati usus halus: Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime
yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
e. Usus besar (kolon)
Kolon orang dewasa, panjangnya kurang lebih 125-150 cm atau 50-60 inch, terdiri dari
Sekum, yang berhubungan langsung dengan usus halus. Kolon terdiri dari kolon
asenden, transversum, desenden dan sigmoid. Rektum, 10-15 cm/ 4-6 inch.
Fungsi utama usus besar (kolon) adalah :
1. Absorbsi air dan nutrient
2. Proteksi/ perlindungan dengan mensekresikan mucus yang akan melindungi
dinding usus trauma oleh feses dan aktivitas bakteri.
3. Menghantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan cara berkontraksi.
4. Anus/anal/orifisium eksternal
Panjangnya kurang lebih 2,5-5 cm atau 1-2 inch, mempunyai 2 spingter yaitu internal
(involunter) dan eksternal (volunter). Panjang rectum bervariasi, sesuai dengan usia :
Bayi : 2,5-3,8 cm
Toddler : 4 cm
Pra sekolah : 7,6 cm
Sekolah : 10 cm
Dewasa : 10-15 cm

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis berupa masalah kebutuhan nutrisi sebagai berikut : (Sulistyowati,
2015)
a. Kekurangan Nutrisi
Kedaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme. Tanda klinis yaitu BB 10-20% di bawah normal, TB di bawah ideal,
adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot, adanya penurunan albumin serum.
Penyebabnya disfagia, nafsu makan menurun, penyakit infeksi dan kanker, dan
penurunan absorpsi nutrisi.
b. Kelebihan Nutrisi
Suatu kedaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan BB akibat
asupan kebutuhan metabolism berlebih. Tanda klinis yaitu BB lebih dari 10% BB
ideal, obesitas, aktivitas menurunan dan menonton, lipatan kulit trisep lebih dari 15
mm pada pria dan 25 mm pada wanita. Penyebabnya karena perubahan pola makan,
penurunan fungsi pengecapan.
c. Obesitas yaitu BB yang mencapai > 20% BB normal
d. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggnya kemampuan fungsional atau defiensi
integritas struktural atau perkembangan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara
suplai nutrisi esnsial untuk jaringan tubuh dengan kebutuhan biologis spesifik.
e. Diabetes Melitus
Yaitu gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan
metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidratsecara berlebihan.
f. Hipertensi
Yaitu gangguan nutrisi yang disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
g. Penyakit jantung koroner
Yaitu gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolestrol
darah dan meeokok.
h. Kanker
Kanker yaitu pengkonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia Nervosa
Yaitu penurunan BB secara mendadak dan berkepanjangan yang ditandai dengan
adanya konstipasi, pembekakan badan, nyeri abdomen, dan kedingan.

B. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan nutrisi


1. Pengkajian Keperawatan
Menurut (maryunani, 2017) terdapat beberapa pengkajian diantaranya ialah :
a) Riwayat makanan : Meliputi pola makan, tipe makanan yang dihindari, makanan
yang lebih disukai
b) Kemampuan makanan : Meliputi kemampuan mengunyah, menelan, makan sendiri
atau dibantu.
c) Pengetahuan tentang nutrisi
d) Nafsu makan, jumlah asupan
e) Tingkat aktivitas
f) Konsumsi obat-obat tertentu / dalam pengobatan tertentu
g) Penampilan fisik
Dapat dilihat dari pemeriksaan fisik. Terhadap aspek berikut :
1) Rambut sehat dengan ciri-ciri mengkilat, kuat, tidak kering dan tidak rontok
bukan karena faktor usia
2) Daerah diatas kedua pipi dan bawah kedua mata tidak berwarna gelap dan tidak
ada rasa sakit atau penojolan pembuluh darah
3) Daera bibir tidak kering, pecah-pecah atau bengkak, tidak berwarna merah
gelap, tidak berwarna merah terang, tidak luka, gusi tidak bengkak, tidak mudah
berdarah, gigi tidak berlubang dan tidak berwarna.
4) Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak ada bercak kemerahan, tidak ada
pendarahan yang berlebihan
5) Kuku jari kuat, berwarna merah muda
h) Pengukuran Antropometrik terdiri atas TB, BB, Lingkar Lengan
i) Laboratorium : Pemeriksaan albumin serum, HB, Glukosa, elektrolit dan lain-lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut (PPNI, 2018) merupakan penilaian klinis
terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas, pada masalah
kesehatan pada proses kehidupan.
a. Berat Badan Lebih
1) Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia
dan jenis kelamin.
2) Penyebab
a) Kurang akivitas fisik harian
b) Kelebihan konsumsi gula
c) Gangguan kebiasaan makan
d) Gangguan persepsi makanan
e) Kelebihan konsmsi alkohol
f) Penggunaan energi kurang dari asupan
g) Sering mengemil
h) Sering memakan makanan berminyak/berlemak
i) Faktor keturunan (mis. Distribusi jaringan adipose, pengeluara energi,
aktivitas lipase lipoprotein, sintesis, lipid, lipolisis)
j) Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)
k) Asupan kalsium renda (pada anak-anak)
l) Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi,
termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
m) Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5 bulan.
3) Gejala dan tanda Mayor
Subjekif
(Tidak tersedia)
Objektif
a) IMT 25-27 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
presentil 95 (pada anak<2 tahun) atau IMT pada presentil ke 85-95 (pada
anak 2-18 tahun)
4) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
a) Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
5) Kondisi Klinis Terkait
a) Gangguan genetik
b) Faktor keturunan
c) Hipotiroid
d) Diabetes mellitus maternal
b. Defisit Nutrisi
1) Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
2) Penyebab
a) Kurangnya asupan makanan
b) Ketidakmampuan menelan makanan
c) Ketidakmampuan mencerna makanan
d) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
e) Peningkatan kebutuhan metabolisme
f) Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
g) Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
1) Gejala dan Tanda Mayor
Subjekif
(tidak tersedia)
Objekif
a) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
1) Gejala dan Tanda Minor
Subjekif
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram/nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
Obektif
a) Bising usus hiperaktif
b) Otot pengunyah lemah
c) Otot menelan lemah
d) Membran mukosa pucat
e) Sariawan
f) Serum albumin turun
g) Rambut rontok berlebihan
h) Diare
1) Kondisi Klinis Terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Cerebral palsy
d) Cleft lip
e) Cleft palate
f) Amyotropic lateral sclerosis
g) Kerusakan neuromuskular
h) Luka bakar
i) Kanker
j) Infeksi
k) AIDS
c. Kesiapan peningkatan Nutrisi
1) Definisi
Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism dan
dapat ditingkatkan.
2) Gejala dan tanda Mayor
Subjektif
a) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objekif
a) Makan teratur dan adekuat
3) Gejala dan tanda Minor
Subjektif
a) Megekspresikan pengatahuan tentang pilihan makanan dan cairan yang sehat
b) Mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat (mis. piramida makanan,
pedoman American Diabetic Association atau pedoman lainnya)
Objektif

a) Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang aman


b) Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan kesehatan
4) Kondisi Klinis Terkait
a) Perilaku upaya peningkatan kesehatan
d. Risiko berat badan lebih
1) Definisi
Berisiko mengalami akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai
dengan usia dan jenis kelamin.
2) Faktor Risiko
a) Kurang akivitas fisik harian
b) Kelebihan konsumsi gula
c) Gangguan kebiasaan makan
d) Gangguan persepsi makanan
e) Kelebihan konsmsi alkohol
f) Penggunaan energi kurang dari asupan
g) Sering mengemil
h) Sering memakan makanan berminyak/berlemak
i) Faktor keturunan (mis. distribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi,
aktivitas lipase lipoprotein, sintesis, lipid, lipolisis)
j) Penggunaan makanan formula atau makanan campuran (pada bayi)
k) Asupan kalsium rendah pada anak-anak
l) Berat badan bertambah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi,
termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
m) Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia < 5 bulan.
3) Kondisi Klinis Terkait
a) Gangguan genetik
b) Hipotiroid
c) Diabetes mellitus gestasional
d) Pola hidup kurang akivitas
e. Risiko defisit nutrisi
1) Definisi
Berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
2) Faktor Risiko
a) Ketidakmampuan menelan makanan
b) Ketidakmampuan mencerna makanan
c) Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
d) Peningkatan kebutuhan metabolisme
e) Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
f) Faktor psikologis (mis. stres, keengganan untuk makan)
1) Kondisi Klinis Terkait
a) Stroke
b) Parkinson
c) Mobius syndrome
d) Cerebral palsy
e) Cleft lip
f) Cleft palate
g) Amyotropic lateral sclerosis
h) Kerusakan neuromuskular
i) Luka bakar
j) Kanker
k) Infeksi
l) AIDS
m) Penyakit Crohn’s
n) Enterokolitis
o) Fibrosis kistik
3. Intervensi
Intervensi keperawatan menurut (PPNI, 2018) merupakan segala bentuk terapi
yang dikerjakan oleh perawat yang di dasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu,
keluarga dan komunitas.
a. Berat Badan Lebih
Tujuan :
1) Berat badan membaik (5)
2) Tebal lipatan kulit membaik (5)
3) Indeks massa tubuh membaik (5)
Tindakan :
1) Observasi
a) Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat badan
2) Terapeutik
a) Hitung berat badan ideal pasien
b) Hitung presentase lemak dan otot pasien
c) Fasilitasi menentukan target berat badan yang reslistis
3) Edukasi
a) Jelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik, penambahan berat
badan.
b) Jelaskan faktor resiko berat badan lebih dan kurang
c) Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu
d) Anjurkan melakukan pencatatan asuoan makanan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan.
b. Defisit Nutrisi
Tujuan :
1) Porsi makan yang dihabiskan meningkat (5)
2) Kekuatan otot pengunyah meningkat (5)
3) Kekuatan otot menelan meningkat (5)
4) Nyeri abdomen menurun (5)
5) Bising usus membaik (5)
Tindakan :
1) Observasi
a) Identifikasi status nutrisi
b) Identifikasi makanan yang disukai
c) Monitor berat badan
2) Terapeutik
a) Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
b) Berikan makanan yang tinggi serat untuk mencegah konstipasi
3) Edukasi
a) Anjurkan posisi duduk, jika perlu
b) Anjurkan diet yang terprogram
4) Kolaborasi
a) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan, jika perlu
c. Kesiapan Peningkatan Nutrisi
Tujuan :
1) Berat badan membaik (5)
2) Indeks massa tubuh membaik (5)
3) Frekuensi makan membaik (5)
4) Nafsu makan membaik (5)
5) Bising usus membaik (5)
Tindakan :
1) Observasi
a) Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi
b) Periksa status gizi, status elergi, program diet, kebutuhan dan kemampuan
pemenuhan kebutuhan gizi.
2) Terapeutik
a) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
b) Berikan kesempatan untuk bertanya
c) Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, tabel makanan
penukar, cara mengelola, cara menakar makanan.
3) Edukasi
a) Jelaskan kepada pasien dan keluarga elergi makann, makanan yang harus
dihindari, kebutuihan jumlah kalori, jenis makanan yang dibutuhkan.
b) Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
c) Ajarkan pasien atau keluarga memonitor asupan kalori dan makanan ( mis.
Menggunakan buku harian )
d. Resiko Berat Badan Lebih
Tujuan :
1) Berat badan membaik (5)
2) Tebal lipatan kulit membaik (5)
3) Indeks massa tubuh membaik (5)
Tindakan :
1) Observasi
a) Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
b) Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
c) Identifikasi pola kebiasaan makan saat ini dan masa lalu
2) Terapeutik
a) Lepaskan materi, media dan alat peraga
b) Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya
3) Edukasi
a) Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
4) Kolaborasi
a) rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu
e. Risiko Defisit Nutrisi
Tujuan :
1) Porsi makan yang dihabiskan meningkat (5)
2) Kekuatan otot pengunyah meningkat (5)
3) Kekuatan otot menelan meningkat (5)
4) Nyeri abdomen menurun (5)
5) Bising usus membaik (5)
Tindakan :
1) Observasi
a) Monitor asupan makanan dan keluarnya makanan dan cairan serta
kebutuhan kalori
2) Terapeutik
a) Timbang berat badan secara rutin
b) Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik ( olahraga ) yang
sesuai.
c) Lakukan kontrak perilaku ( mis. Target berat badan, tanggung jawab
perilaku )
d) Dampingi kekamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan
kembali makanan
e) Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah ( mis. Medis
dan konseling )
3) Edukasi
a) Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan ( mis. pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas
berlebihan )
b) Anjurkan pengaturan diet yang tepat
c) Anjurkan keterampilan koping untuk menyelesaikan masalah perilaku
makan
4) kolaborasi
a) kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan
pilihan makanan.
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri ( independen ) dan
tindakan kolaborasi. (Wartonah, 2015)
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan
tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi. (Kozier,
2010)
Implementasi merupakan insiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (Tauhar, 2013)
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah
ketika klien dan professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju pencapaian
tujuan / hasil atau keefektifan rencana asuhan keperawatan (Kozier, 2010)
Evaluasi merupakan evakuasi intervensi keperawatan dan terapi dengan membandingkan
kemajuan klien dengan tujuan dan hasil yang diinginkan (Perry, 2010)
DAFTAR PUSTAKA

Haswita dan Sulistyowati, R ( 2015 ). Kebutuhan Dasar Manusia untuk Mahasiswa


Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta : Tim.
Hidayat, A. A dan Uliyah, M ( 2014 ). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta.: Salemba
Medika
Kozier, dkk ( 2010 ). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktek
Volume : 1 edisi 7, Jakarta : EGC
Tarwoto dan Hartonah ( 2015 ). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawtan, Jakarta :
Salemba Medika.
PPNI (2018 ). Standar Diagnostik Keperawtan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI
PPNI (2018 ). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI
Potter dan perry ( 2010 ). Fundamental Of Nursing. Buku 3, Edisi 7. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1.

Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien,

Anda mungkin juga menyukai