Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA NY. R DENGAN DIAGNOSA


MEDIS DISFAGIA + OBSERVASI HIPOGLIKEMI
DI RUANG MAWAR RSUD DOKTER SOEKARDJO
TASIKMALAYA

DISUSUN OLEH :
KARTIWI
1490122064

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
TAHUN AKADEMIK
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
 Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan
digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, A.Aziz Alimul,
2015). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan
dengan kessehatandan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya (Tarwotodan Wartonah,2010). Nutrisi
juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk
keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebutuntuk aktivitas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yangtidak
seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan karena kekurangan
nutrisi dankelebihannutrisi.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses
dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan
yang tetap dalam berespons terhadapstresor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam
rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan
dan elektrolit didalam tubuh merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh
(Aziz Alimul,2015).
1. Defisit nutrisi merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme (SDKI:Edisi1).
B. Penyebab
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobiussyndrome
4. Cerebralpalsy
5. Cleftlip
6. Cleftpalate
7. Amyotropiclateral
8. Kerusakanneuromuskular 
9. Lukabakar 
10. Kanker 
11. Infeksi
12. AIDS
13. PenyakitCrohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosiskistis
C. Patofisiologi
Penyakit saluran cerna Status kesehatan Gaya hidup dan Kebutuhan metabolisme
menurun kebiasaan untuk pertumbuhan

Kebiasaan mengkonsumsi
Erosi mukosa Kelemahan otot Peningkaatan intake
makanan yang tidak sehat
lambung menelann nutrisi

Menurunnya tonus &perstaltic Gangguan menelan Kelebihan zat didalam Kebutuhan energy meningkat
usus makanan tubuh tidak
dibutuhkan

Refluksi duodenum ke Mudah lapar


Asupan nutrisi tidak
lambung
terpenuhi Penyerapan didalam
tidak sempurna
Nafsu makan meningkat
mual
Penurunan BB

Sering makan
muntah
Disfungsi motilitas
gastrointestinal
Peningkatan BB

Berat badab lebih

Resiko defisit nutrisi Defisit nutrisi


D. Fisiologi sistem pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai


anus) adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi
ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

a. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,


lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif
sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam
bau.
a. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian
dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung.
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis.Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas
dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang.
b. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas
adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.
Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid
yang berguna untuk perlindungan.
c. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kacang keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam
keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke
dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi
secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung
yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan
cara membunuh berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
d. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang
panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri
dari rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang
usus besar sekitar 1,5 meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus
menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari
lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan
enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul
menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum
normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3
bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan mencampur chyme
untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan
untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan
peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang berupa gelombang. Makanan
yang sudah melewati usus halus : Chyme, akan tiba di rectum 4 hari setelah
ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
e. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi


mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

f. Rektum dan Anus


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum
karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dansebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi
(buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

E. Tanda dan Gejala


1. Defisit nutrisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
a. Data Mayor 
1) Berat badan menururn minimal 10% dibawah rentang ideal
Data Minor 
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3)  Nafsu makan menurun
4) Bising usus hiperaktif 
5) Otot pengunyah lemah
6) Otot menelan lemah
7) Membran mukosa pucat
8) Sariawan
9) Serum albumin turun
10) Rambut rontok berlebih
11) Diare
F. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass
Index (BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran
dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan
untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
BB (kg) BB (kg)
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m) TB × TB (m)
Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kekurangan berat badan tingkat


Kurus < 17,0
berat
Kekurangan berat badan tingkat
17,0 ─ 18,5
sedang
Norma
18,5 ─ 25,0
l
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk >25,0 – 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat
>27,0
berat
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal
adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
G. Kompikasi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan
dankelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi,
JantungKoroner, Kanker, Anoreksia Nervosa.

a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalamkeadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibatketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
Tanda klinis :

1) Berat badan 10-20% dibawah normal


2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standard
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:

1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna


kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi
laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
4) Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau
monoton.

Kemungkinan penyebab :

1) Perubahan pola makan


2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan
yangmencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihikebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zatgizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai
masalah asupan zat giziyang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badanrendah dengan asupan makanan
yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhantubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,
membranemukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan
kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.PCM/ PEM
sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal.
PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
d. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat
pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat
berakibat :retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema,
otot-otot tidak tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
e. Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
ditandaidengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin ataupenggunaan karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan
olehberbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti
penyebab dari adanyaobesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan
gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang
seringdisebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok. Saat ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-
lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan
olehpengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan.

H. Penatalaksaan

a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga


b. Penanganan focus pada penyebab masalah pola nutrisi
c. Pemberian asupan nutrisi : Oral
d. Kolaborasi: Pemasanan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi

I. PengkajianKeperawatan
Konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan
nutrisi meliputi pengkajian fokus, diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan. Pengkajian Fokus :
a. Riwayat keperawatan dan diet.
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka
bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
b. Faktor yang memengaruhi diet
1) Status kesehatan
2) Kultur dan kepercayaan
3) Status sosial ekonomi.
4) Faktor psikologis
5) Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal,
tekanan darah  rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antopometri:
 Berat badan ideal: (TB ̶ 100) ± 10%
BB (kg)
 BMI (Body Mass Index):
TB × TB (m)
 Lingkar pergelangan tangan
 Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
 Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
d. Laboratorium
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml, wanita:
0,5 ─ 1,0 mg/100 ml) (Tarwoto & Wartonah, 2006)
e. Diagnosa keperawatan
no Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
1 Kesiapan peningkatan nutrisi (D.0026) Setelah dilakukan intervensi - Edukasi nutrisi
Gejala dan tanda mayor : keperawatan selama … maka Intervensi pendukung
Subjektif peningkatan nutrisi membaik - Edukasi BB efektif
- Mengekspresikan keinginan dengan kriteria hasil : - Edukasi diet
untuk meningkatkan nutrisi - Status nutrisi - Edukasi kesehatan
Objektif membaik - Edukasi anak
- Makan teratur - Edukasi bayi
- Nutrisi parenteral
Subjektif
- Edukasi pemberian makanan pada anak
- Mengekspresikan pengetahuan
- Menejemen hiperglikemia
tentang pilihan makanan dan
- Manajemen hipoglikemia
cairan yang sehat
- Manajemen nutrisi
- Mengikuti standar asupan nutrisi
- Manajemen nutrisi parenteral
yang tepat (misal piramida
- Modifikasi keterampilan sosial
makanan, pedoman American
- Pemantauan nutrisi
Diabetic Association atau
- Pemberian nutrisi
pedoman lainnya)
- Pemberian makanan
Objektif
- Pemberian makanan entera
- Penyiapan dan penyimpanan
- Penentuan tujuan bersama
makanan dan minuman yang - Promosi berat badan
aman
- Sikap terhadap makanan dan
minuman sesuai denan tujuan
kesehatan
2 Defisit nutrisi (D.0019) Setelah dilakukan intervensi Observasi
Subjektif keperawatan selama … maka - Identifikasi status nutrisi
- defisit nutrisi dapat terpenuhi - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Objektif dengan kriteria hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
- Berat badan menurun minimal - Status nutrisi - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
10% dibawah rentang ideal - Berat Badan - Identifikasi perlunya penggunaan selang
- Nafsu makan nasogastric
Subjektif - Status menelan - Monitor asupan makanan
- Cepat kenyang setelah makan
- Monitor berat badan
- Kram/nyeri abdomen
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Nafsu makan menurun
Terapeutik
Objektif
- Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
- Bisisng usus hiperaktif
- Fasilitasi menentukan pedomman diet
- Otot pengunyah lemah
- Sajikan makanan secara menarik dan susu yang
- Otot menelan lemah
sesuai
- Membran mukosa pucat
- Berikan makanan tinggi serat untuk mencegh
- Sariawan konstipasi
- Serum albumin turun - Berikan makanan tingi kalori dan tinggi protein
- Diare - Berikan suplemen makanan jika perlu
- Hentikan pemberian makanan melalui nasogastric
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi dyduk jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaboasi pemberian medikasi sebelum makan
(misal pereda nyeri, antiemetik, jika perlu)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu)
3 Disfungsi motilitas gastrointestinal Setelah dilakukan intervensi Intervensi utama
(D.0021) keperawatan selama … - manajemen nutrisi
Subjektif diharapkan disfungsi motilitas - pengontrolan infeksi
- Mengatakan flatus tidak ada gastroinstestinal dapat teratasi intervenssi pendukung
- Nyeri/kram abdomen dengan kriteria hasil : - dukungan kepatuhan program pengobatan
Objektif - eliminasi fekal - edukasi diet
- Suara peristaltik usus berubah - keseimbangan cairan - edukasi proses penyakit
(tidak ada, hipoaktif atau - tingkat nyeri - insersi selang nasogastrik
hiperaktif) - tingkat kenyamanan - irigasi kolostomi
Subjektif - konseling nutrisi
- merasa mual - konsultasi
Objektif - manajemen diare
- residu lambung - manajemen eliminasi fekal
meningkat/menurun - manajemen konstipasi
- muntah - manajemen mual
- regurgutasi - manajemen muntah
- pengosongan lambung cepat - manajemen obat
- distensi abdomen - manajemen reaksi obat
- diare - pemantauan nutrisi
- feses kering dan sulit keluar - pemberian makanan enteral
- feses keras - pemberian obat oral
- penurunan flatus
- perawatan inkontinensia fekal
- perawatan selang gastrointestinal
- perawatan stoma
4 Resiko defisit nutrisi (D.0032) Setelah dilakukan intervensi Manajemen gangguan makan
Faktor resiko keperawatan selama … Observasi
- ketidakmampuan menelan diharapkan resiko defisit nutrisi - monitor asupan nutrisi dan keluar makanan dan
makanan dapat diatasi dengan kriteria cairan serta kebutuhan kalori
- ketidakmampuan mencerna hasil : Terapeutik
makanan - BB eliminasi fekal - timbang BB
- ketidakmampuan mengabsorbsi - Nafsu makan - diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas
nutrien - Tingkat nyeri fisik (termasuk olahraga) yang sesuai
- peningkatan kebutuhan - lakukan kontrak perilaku (misal target BB ,
metabolisme tanggung jawab perilaku)
- faktor ekonimi - damping ke kamar mandi untuk pengamatan
- faktor psikologis perilaku memuntahkan makanan
- berikan penguatan positif terhadap keberhasilan
target dan perubahan perilaku
- beri konsekuensi jika tidak mencapai target
- rencanakan program pengobatan untuk perawatan
dirumah
Edukasi
- anjurkan membuat catatan harian tentang perasaa
dan situasi pemicu pengeluaran makan (misal
pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas
berlebihan)
- aanjurkan pengaturan diet yang tepat
- anjurkan keterampilan koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan
Kolaborasi
- kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan
5 Berat badan lebih (D.0018) Setelah dilakukan intervensi Intervenis utama
Obektif keperawatan selama … - Konseling nutrisi
- IMT >25kg/m (pada
2
dewasa) diharapkan BB dalam batas - Manajemen BB
atau berat dan panjang badan normal dengan kriteria hasil : - Promosi latihan fisik
leih dari presentil 95 (pada anak - Status nutrisi Intervensi pendukung
<2 tahun) atau IMT pada - Tingkat ansietas - Edukasi diet
presentil ke 85-95 (pada anak 2- - Manajemen cairan
18 tahun) - Manajemen hiperglikemia
Objektif - Manajemen hipoglikemia
- Tebal lipatan kulit trisep >25 - Manajemen nutrisi
mm - Manajemen perilaku
- Modifikasi perilaku keterampilan sosial
- Pemantauan nutrisi
- Promosi koping
- Reduksi ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Buku Pengantar Kebutuhan Manusia. Edisi 2.


Salemba Medika : Jakarta
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia : Jakarta
Https://id.scribd.com/document/412930287/Lp-Defisit-Nutrisi-SDKI. diakses
pada 14 September 2022 pukul 17.58 WIB
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses
Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, I, W, & Cahyatin N. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia Teori & Aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, P, A & Perry, A, G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik Vol.1, editor edisi bahasa Indonesia, Devi
Yulianti & Monica Ester. E/4. Jakarta: EGC
https://id.scribd.com/document/484331359/LP-ASKEP-Nutrisi-Nanda-Maria-
Ulfa-1 diakses padda 14 september 2022 pukul 23.36 WIB

Anda mungkin juga menyukai