Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

R DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HALUSINASI PENDENGARAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Jiwa Program Profesi Ners

Dosen pembimbing :
Daniel Akbar Wibowo, S.Kep., Ners., M.Kep

oleh :
DENDEN SUBHAN NASIR
1490122050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2023
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA TN.R DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN
SENSORI PERSESI HALUSINASI DI MENTARI HATI

I.  IDENTITAS KLIEN


Inisial : TN.R
Jenis kelamin : Laki Laki
Umur : 41 tahun
Informan : Rekam Medik dan pasien Tanggal Pengkajian
: 28 Februari 2023
RM NO. : 049xxx
II.   ALASAN MASUK
Keluhan Utama : Saat pengkajian pasien tampak diam dan
bingung Pasien mengatakan pas tanggal 9 Februari 2023 pasien
di bawa sama satpol PP di jln. Hz cihideung Kota Tasikmalaya
alasannya karena pasien tidak memakai celana, setelah itu pasien
dibawa menggunakan mobil satpol PP ke panti mentari hati
III.  FAKTOR PRDISPOSISI
1.   Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Tidak.
2.   Pengobatan sebelumnya ? Tidak ada.
3.   Pengalaman :
a.   Aniaya Fisik : tidak ada
b. Aniyaya seksual : tidak ada
c. Penolakan : tidak ada
d.  Kekerasan dalam keluarga : tidak ada
e.  Tindakan criminal : tidak ada
Penjelasan : pasien sudah 2 kali di bawa sama satol PP ke
tempat ODGJ yang pertama di tempat ODGJ Bekasi dan
yang ke 2 ke Mentari Hati. Pasien tidak memiliki
pengalaman yang tidak menyenangkan seperti aniaya fisik,
aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga
maupun tindakan criminal.
Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan
4.   Adakah keluarga yang menagalami gangguan jiwa ? Tidak.
a.   Hubungan Keluarga : tidak ada saudara pasien yang
mengalami gangguan jiwa
 b.  Gejala : tidak ada keluarga pasien yang memiliki gejala
gangguan jiwa
c.  Riwayat Pengobatan/ perawatan : tidak ada anggota
keluarga yang melakukan pengobtan/perawatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 5. 
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Saat pengkajian pasien mengatakan pernah mau menikah,
tetapi tidak jadi dikarenakan perempuannya agamanya
kristen.
Masalah Keperawatan  : Tidak ada masalah Keperawatan
IV.  FISIK
1.   Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg.  N : 80 x/m
2.   Ukur TB : 175 cm . BB : 60 kg
3.   Keluhan Fisik : Tidak.
Penjelasan : Pasien tidak memiliki keluhan/kelainan terhadap
fisiknya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V.   PSIKOSOSIAL
1.   Genogram  : pasien merupakan anak ke-3 dari 6
bersaudara. Pasien mengatakan semenjak berpisah dengan
saudara kaka dan adiknya, dia tinggal seorang diri di
jalanan dari tanggerang jalan kaki ke Blok M setelah itu
satpol PP membawa ke temat ODGJ
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2.   Konsep Diri
a.  Gambaran Diri : pasien mengatakan tidak ada yang
istimewa dari bentuk tubuhnya. Pasien melihat fisiknya
adalah sama.
 b.  Identitas : pasien mengatakan bahwa namanya adalah
R i o , pasien juga merasa bangga menjadi saudara dari
adik dan kakanya.
c.   Peran : pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang
anak yang ke 3 dari 6 bersaudara
d.   Ideal Diri: pasien mengatakan bahwa keinginannya
setelah ini adalah ingin bertemu dan kumpul bersama
keluarga adik dan kakanya dirumah
e.   Harga Diri : pasien mengatakan tidak ada yang berubah
dengan dirinya selama di yayasan mentari hati. Pasien
merasa biasa-biasa saja dan tidak ada gangguan mental
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3.  Hubungan Sosial
a.   Orang yang berarti :
 pasien mengatakan orang yang paling dekat dengannya
adalah adik dan kakanya.
 b.  Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Pasien mengatakan bahwa ia suka berkumpul dan
mengobrol bersama teman teman ketika dirumahnya
dan suka bergotong royong bersama masyarakat.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan 

GENOGRAM
Keterangan : = laki-laki

= perempuan

= pasien

VI. STATUS MENTAL


1.   Penampilan : rapih 
Penjelasan  :  pasien rapih dalam memakai baju dan bersih
dan ganti baju setiap hari.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2.   Pembicaraan :  nyambung dan   jelas
Penjelasan :  klien cepat tanggap terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh perawat .
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3.   Aktivitas motorik : gelisah
Penjelasan : pasien tampak gelisah, setiap diajak bicara
pasien mengeluh dan bawaan nya mengeluh pengen ulang.
Dan saat istirahat pasien tampak menyendiri saja.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
4.   Alam Perasaan : sedih
Penjelasan : pasien mengatakan bahwa ia sedih pengen
pulang untuk bertemu keluarganya
Keperawatan : ansietas
5.   Afek : Datar
Penjelasan : pasien tampak menjawab seadanya, saat
diajak bicara respon pasien datar ketika ditanya
menjawab .
Masalah Keperawatan  : tidak ada masalah keperawatan
6.   Interaksi selama Wawancara : Defensif
Penjelasan : saat pengkajian ketika ditanya alasan
masuk bahwa pasien pernah t i d a k pake celana
selama dijalan dan ingin bersenggama sama
p e r e m u a n a d a y a n g m e m b i s i k i n y a , namun respon
pasien hanya menggelengkan kepala atau mengucapkan kata
“tidak”  
Masalah Keperawatan : Gangguan persefsi sensori
Halusinasi
7. Persepsi ( Halusinasi ) : pendengaran
Penjelasan  : saat pengkajian dan ditanya waktu itu ada yang
membisikinya supaya membuka celananya dan disuruh
bersenggama sama wanita .
Masalah Keperawatan  : gangguan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran
8. Proses Pikir : tidak ada 
Penjelasan : pasien berbicara dengan singkat dan jelas,
suara yang cepat tetapi santai
Masalah keperawatan ; tidak ada masalah keperawatan
9.   Isi Pikir : tidak ada  Waham : tidak ada
Penjelasan : saat pengkajian pasien bicara dan terbuka dan
mencurahkan isi curhatannya dan bicara jujur.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat Kesadaran : Normal


Disorientasi : tidak ada
Penjelasan : pasien tampak dengan kesadaran penuh, mata,
verbal, maupun motoric masih dapat berfungsi tanpa
bantuan/rangsangan. Saat ditanya ‘siapa saya? bapa R sekarang
ada dimana? Sekarang jam berapa ? pasien menjawab
dengan benar dan masih dapat mengingatnya.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
11.  Memori : tidak ada 
Penjelasan :  saat pengkajian, pasien ditanya pak, tanggal berapa
bapa masuk yayasan mentari hati ?. pasien menjawab
dengan respon pelan dan benar masih ingat.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan Berhitung : normal
Saat dilakukan pengkajian dengan pertanyaan “ pak, 10-5 =
berapa ? dan pasien menjawab 5 dengan pelan sambil
tersenyum. Pasien masih ingat dan masih berkonsentrasi saat
di tanya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
13.  Kemampuan Penilaian : tidak ada 
Penjelasan : saat pengkajian pasien mampu mendeskripsikan
tentang penyakitnya, a l a s a n n y a k e t i k a i t u t i d a k
pakai celana karena celananya basah.
Sehingga ketika diajak berbicara pasien serius .
Masalah Keperawatan : tidak ada
14.  Daya tilik Diri : mengingkari penyakit yang di derita
Penjelasan : pasien mengatakan bahwa dirinya baik-baika
saja, meskipun pasien menyadari bahwa dirinya sadar pernah
tidak memakai celana.
Masalah keperawatan  : tidak ada masalah.

VII. KEBUTUHAN PULANG


1.   Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan:
  Makanan : iya, secara mandiri
BAK/BAB : iya, secara mandiri
Jelaskan : pasien mengatakan bisa melakukan hal hal
kebutuhannya secara mandiri tanpa bantuan orang lain
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
Mandi : iya, bantuan minimal
Berpakaian / berprilaku : iya, secara mandiri
Istirahat dan tidur : tidur siang lama : tidak menentu
Tidur malam lama : jam 21.00 s/d 05.00
Kegiatan sebelum tidur : mengobrol
Kegiatan sesudah tidur : mandi
Penggunaan obat : tidak mengkonsumsi obat
Pemeliharaan kesehatan :
Perawatan lanjutan : tidak
Sisem pendukung : tidak

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
ya Bicara dengan orang lain tdk Minum alkohol
ya Mampu menyelesaikan masalah tdk Reaksi lambat/ berlebih
ya Teknik relokasi tdk Bekerja berlebihan
ya Aktivitas konstruktif tdk Menghindar
ya Olahraga tdk Menciderai diri

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Tidak ada masalah psikososial dan lingkungan yang dialami oleh klien
II. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Pengetahuan klien tentang penyakit jiwa, koping, dan penyakit fisik
sudah cukup baik

III. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran
Terapi medik : Tidak ada

a. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi
Pendengaran
Isolasi sosial

b. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Gangguan Persepsi Sensori:Halusinasi Pendengaran
Isolasi Sosial

............................., ..................................
....
Mahasiswa,

(Denden Subhan Nasir)

ANALISA DATA

Data Masalah
Data subjektif : Gangguan Persepsi Sensori :
Pasien mengatakan sering mendengar Halusinasi Pendengaran
suara-suara yang tidak nyata. Suara
bisikan tersebut datang saat pasien
sedang sendiri pada saat setelah
magrib dan malam hari frekuensinya
sering, lamanya kurang lebih 2 menit,
jika suara itu muncul pasien
menanggapinya dengan istigfar
kadang ngambek dan membanting
baranng yang ada disekitar, dan
tanpa melakukan sesuatu suara itu
biasanya hilang sendiri.
Data objektif :
Interaksi selama wawancara pasien
kooperatif dan suka pengen pulang.

I. DAFTAR MASALAH

1. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran


II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Dari hasil analaisa data maka ditemukan masalah yang menjadi


diagnosa prioritas yaitu gangguan sensori persepsi : Halusinasi
pendengaran.
Dari diagnose tersebut maka dapat disimpulkan beberapa pohon
masalah sebagai berikut:

Resiko perilaku kekerasan :


Mengamuk, mencederai diri sendiri dan orang lain (Akibat)

Gangguan sensori persepsi : (core problem)


Halusinasi pendengaran

Gangguan Konsep Diri:


Isolasi sosial (Penyebab)
Rencana Tindakan Keperawatan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Gangguan sensori Pasien mampu: Setelah 1x pertemuan SP1 (tanggal 2 Maret 2023) 1. Dengan pasien mengenal
persepsi: Halusinasi 1. Mengenal halusinasi pasien dapat  Bantu pasien mengenal halusinasinya diharapkan
Pendengaran yang dialaminya menyebutkan: halusinasi : pasien menyadari yang
2. Mengontrol 1. Isi, waktu, frekuensi, - isi, frekuensi, waktu didengar atau dilihat adalah
halusinasinya situasi, pencetus, terjadi, situasi bohong/tidak ada dan
3. Mengikuti perasaan dan respon pencetus, perasaan mengarahkan pasien ke hal
pengobatan secara 2. Mampu saat terjadi halusinasi. yang lebih nyata.
optimal memperagakkan cara  Latih mengontrol halusinasi 2. Dengan menjelaskan cara-cara
dalam mengontrol dengan cara menghardik : mengontrol halusinasi pasien
halusinasi. - jelaskan cara lebih dapat terarah dalam
menghardik halusinasi melakukannya.
- peragakan cara 3. Dengan melatih pasien
menghardik. mengontrol halusinasi dengan
- minta pasien menghardik dapat memutus
memperagakan ulang halusinasinya.
- pantau penerapan cara 4. Dengan memasukkan jadwal
ini, beri penguatan kegiatan pasien diharapkan
perilaku pasien dapat mengurangi datangnya
- masukan dalam jadwal halusinasi dan melatih pasien
kegiatan pasien

Setelah 2x pertemuan SP2 ( tanggal 3 maret 2023) 1. Dengan mengevaluasi


pasien mampu: 1. Evaluasi kegiatan yang kegiatan di SP1 dapat
1. Menyebutkan kegiatan lalu (SP1) mengetahui apakah pasien
yang sudah dilakukan 2. Latih berbicara/bercakap sudah mampu mengontrol
dan cakap dengan orang lain halusinasi dengan
2. Memperagakan cara saat halusinasi muncul menghardik
bercakap-cakap 3. Masukkan dalam jadwal 2. Agar pasien mampu
dengan orang lain kegiatan pasien berinteraksi bersama orang
orang ketika halusinasi
muncul

3. Dengan memasukkan jadwal


kegiatan pasien diharapkan
dapat mengurangi datangnya
halusinasi dan melatih pasien
.
Setelah 3x pertemuan SP3 (tanggal 4 Maret 2023) 1. Dengan mengevaluasi
pasien dapat mampu: 1. Evaluasi kegiatan yang kegiatan pada SP1 dan SP2
1. Menyebutkan kegiatan lalu (SP1&SP2) yang sudah dilakukan dapat
yang sudah dilakukan mengetahui apakah pasien
dan 2. Latih kegiatan agar sudah paham dan suka
2. Membuat jadwal halusinasi tidak muncul melakukannya supaya bisa
kegiatan sehari hari & tahapannya: lanjut ke tahap berikutnya.
mampu - Jelaskan pentingnya 2. Dengan mendiskusikan dan
memperagakannya aktivitas yang teratur melatih pasien melakukan
untuk mengatasi aktivitas mengontrol
halusinasi halusinasi dengan bercakap-
- Diskusikan aktivitas cakap dengan orang lain pada
yang bisa dilakukan saat muncul halusinasi,
oleh pasien perhatian pasien dapat
- Latih pasien teralihkan dan halusinasi
melakukan aktivitas akan hilang.
- Susun jadwal aktivitas 3. Dengan memasukkan
sehari hari sesuai kegiatan pasien diharapkan
dengan aktivitas yang klie dapat mengingat dan
telah dilatih (dari mengatur kegiatan secara
bangun pagi sampai continue.
tidur malam )
Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan,
berikan penguatan
terhadap prilaku
pasien yang (+)
JADWAL AKTIVITAS SEHARI-HARI

Nama : TN.R

Alamat :

TANGGAL PARAF
NO WAKTU KEGIATAN
6 7 8 9 10 11
1. 06.00 Mandi
2. 06.30 Menyapu dan mengepel
3. 07.00 Membantu memasak
4. 08.00 Makan pagi
5. 09.30 Menyanyi
6. 10.00 Bercakap cakap
7. 11.00 Tidur siang
8. 12. 00 Bercakap cakap
bernanyi merokok
9. 16.00 Makan sore
10 19.00 Bercakap-cakap
11 20.00 Nonton tv
12 21.00 Menghardik halusinasi
13 22.00 Tidur malam
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
HARI/TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Gangguan sensori Kamis 2 Maret 2023 SP1 S Pasien: Pasien mengatakan sudah mampu
persepsi: 09.00 WIB  Membantu pasien mengenal menghardik dengan cara beristigfar dan menutup
Halusinasi halusinasi : telinga sambil mengatakan “pergi pergi jangan
Pendengaran - isi, frekuensi, waktu terjadi, ganggu saya, saya tidak mau dengar kamu lagi
situasi pencetus, perasaan saat kamu suara palsu”
terjadi halusinasi. O Pasien: Pasien cooperative, Pasien tampak mudah
 Melatih mengontrol halusinasi dengan beralih.
cara menghardik : A : Halusinasi Pendengaran (+)
- Menjelaskan cara menghardik P : Evaluasi Sp1 cara menghardik
halusinasi Sp2 Pasien : Ajarkan pasien cara mengontrol
- Memperagakan cara menghardik. halusinasi
- Meminta pasien memperagakan
ulang
- Memantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
- Memasukan dalam jadwal kegiatan
pasien

Jumat, Maret 2023 SP2 S:


09.300 WIB 1. Mengvaluasi kegiatan yang lalu - Pasien mengatakan sudah mampu
(SP1) menghardik halusinasi.
2. Melatih berbicara/bercakap cakap
dengan orang lain saat halusinasi O : Tampak pasien berinteraksi dan mengobrol
muncul dengan teman temannya
3. Memasukkan dalam jadwal kegiatan
pasien A : Halusinasi Pendengaran (+)

P : Evaluasi Sp2 cara bercakap cakap dan


berinteraksi dengan orang lain
Sp3 : Ajarkan pasien cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain.
Sabtu, 4 Maret 2023 SP3 S:
10.00 WIB 1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu - Pasien mengatakan sudah mampu
(SP1&SP2) menghardik halusinasi.
- Pasien mengatakan pengen pulang dan mau
2. Melatih kegiatan agar halusinasi bertemu bersama kakak sama adiknya.
tidak muncul tahapannya: - Pasien mengatakan saat timbul halusinasi
- Menjelaskan pentingnya aktivitas pasien menghardik dan istigfar setelah itu
yang teratur untuk mengatasi mencari teman untuk bercakap-cakap.
halusinasi O:
- Mendiskusikan aktivitas yang bisa - Tampak pasien dapat menghardik dengan
dilakukan oleh pasien benar.
- Melatih pasien melakukan - Pasien coopertative saat ditanyakan
aktivitas mengenai kegiatan aktivitas.
- Menyusun jadwal aktivitas sehari A : Halusinasi Pendengaran (+)
hari sesuai dengan aktivitas yang P : Evaluasi Sp1,2,3 cara mengontrol
telah dilatih (dari bangun pagi haluinasi dan melakukan kegiatan
sampai tidur malam ) aktivitas sehari hari
Pantau pelaksanaan jadwal - Lanjutkan Sp4 : Ajarkan pasien cara
kegiatan, berikan penguatan mengontrol halusinasi melakukan aktivitas.
terhadap prilaku pasien yang (+)
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN HALUSINASI

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
DO : Klien tampak menyendiri.
DS : Klien mengatakan suka ada yang membisik kepadanya munyuruh
diam .
2. Diagnosa keperawatan:
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
3. Tujuan :
- Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya
- Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik
4. Tindakan keperawatan:
- Identifikasi halusinasi: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon.
- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: menghardik, obat,
bercakap- cakap, melakukan kegiatan.
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
- Masukkan dalam jadwal kegiatan klien untuk latihan menghardik.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
- Mengucapkan salam kepada klien.
- Memperkenalkan nama dan nama panggilan.
- Menanyakan nama dan nama panggilan klien.
“Selamat pagi, pak! Perkenalkan nama saya Denden Subhan Nasir
biasa dipanggil Denden, saya mahasiswa dari Universitas Galuh
Ciamis yang akan merawat bapa hari ini. Oh iya, nama bapa siapa?
Biasanya di panggil apa?”
2. Evaluasi/ Validasi:
- Menanyakan perasaan klien saat ini.
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?Apa yang dirasakan Ibu saat
ini?”
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
- Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal halusinasi yang dialami dan cara mengontrol halusinasi,
serta melakukan kontrak waktu dan tempat.
“Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang
selama ini Ibu dengar?Dimana kita mau duduk?Ya baiklah,kita
disini saja.Mau berapa lama kita ngobrolnya?Bagaimana kalau 15
menit?”
KERJA:
Langkah-Langkah Tindakan keperawatan.
1. Perawat meminta klien untuk menceritakan isi halusinasi,
kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, perasaan klien
saat terjadi halusinasi.
2. Perawat menjelaskan cara-cara mengatasi halusinasi:
menghardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan..
3. Perawat menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik saat halusinasi muncul.
4. Perawat memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu:
“Pergi jangan ganggu saya”.
5. Perawat meminta klien untuk memperagakan cara
menghardik halusinasi.
6. Perawat memberikan pujian setelah klien memperagakan
cara menghardik halusinasi.
“Apakah bapa mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang
dikatakan suara itu?”
“Apakah bapa terus mendengar suara itu atau sewaktu-waktu? Kapan
bapa terakhir kali mendengar suara itu? Berapa kali sehari? Pada
waktu bapa sedang apa ketika suara itu muncul? Apakah ketika bapa
sendirian?”
“Apa yang bapa rasakan pada saat mendengar suara itu?Apa yang
bapa lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suaranya bisa hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk
mencegah suara itu muncul?
“Ada beberapa cara untuk mencegah suara-suara itu muncul yaitu
dengan menghardik, obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan.
Tapi hari ini kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan cara menghardik.
Caranya adalah saat suara-suara itu muncul bapa langsung menutup
telinga dan bilang didalam hati “Pergi,pergi…Saya tidak mau dengar.
Jangan ganggu saya!!” Begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak
terdengar lagi.” “Coba sekarang Ibu lakukan!”
“Nah, begitu...bagus! coba lagi!” “Nah bagus, bapa sudah bisa!”
TERMINASI:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan
keperawatan:
Subyektif: Perawat menanyakan bagaimana perasaanklien setelah
mengikuti kegiatan.
“Bagaimana perasaan bapa setelah latihan mengusir suara-suara
gaib yang bapa dengar dengan cara menghardik tadi?”
Obyektif: Perawat meminta klien untuk mengulangi cara
mengontrol halusinasi (menghardik).
“Coba bapa ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?” “Iya
bagus, pak
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan) :
- Perawat menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang
telah dipelajari jika halusinasi muncul.
- Perawat memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal
kegiatan harian klien.
“Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan Ibu coba
cara tersebut. Terus berlatih ya, pak”
”Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam
berapa saja latihannya?”
3. Kontrak yang akan datang (Topik, waktu, dan tempat):
- Menyepakati kegiatan yang akan datang, yaitu cara
mengontrol halusinasi dengan obat.
- Menyepakati waktu dan tempat.
“Baiklah pak, besok kita akan bertemu untuk belajar dan
melatih cara kedua mengontrol halusinasi yaitu dengan
becakap-cakap dengan orang lain.”
“bapak mau dimana tempatnya?Oh, bapak ingin tetap di sini
saja ya?”
“Jam berapa Ibu bisa? Bagaimana kalau jam 10 saja?
Waktunya kurang lebih 15 menit saja.”
“Baiklah, sampai jumpa.
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
DO: pasien tampak gembira
DS : pasien mengatakan sering mengobrol bersama teman teman
B. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi pendengaran
C. Tujuan Keperawatan
pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara kedua:
bercakap-cakap dengan orang lain
D. Tindakan Keperawatan
bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol
halusinasi
II. STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEURIK
SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi:
“ Assalammu’alaikum R. Bagaimana perasaan R hari ini?  Apakah
suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang
telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus! Sesuai janji
kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan
selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau R mulai
mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak
mengobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan R Contohnya begini;
… tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!
Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak  R katakan: Kak, ayo
ngobrol dengan R. R sedang dengar suara-suara. Begitu R. Coba R
lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali
lagi! Bagus! Nah, latih terus Ya R!”
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan R setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa
cara yang R pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus,
cobalah kedua cara ini kalau R mengalami halusinasi lagi.
 Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian R. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur
serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok 
 pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang
ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di sini lagi? Sampai besok
ya. Assalamualaikum”
I. PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien
DO : Pasien tampak gembira
DS : -pasien mengatakan sudah bisa menghardik bisikan bisikan gaib
-pasien mengatakan pengen pulang. Dan bertemu bersama
keluarga
B. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi pendengaran
C. Tujuan Keperawatan
Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
melaksanakan aktivitas terjadwal
D. Tindakan Keperawatan
- Menyusun jadwal kegiatan harian pasien
STRATEGI KOMUNIKASI TERAPEURIK
SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
ketiga: melaksanakan aktivitas terjadwal
Orientasi: “Assalamu’alaikum  R. Bagaimana perasaan R hari ini?
Apakah suara-suaranya
masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ?
Bagaimana hasilnya ?
 Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk
mencegah halusinasi
 yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita
duduk di ruang tamu.
 Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”

Kerja: “Apa saja yang biasa  R lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya,


terus jam berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah
banyak sekali kegiatannya.
 Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus
sekali R bisa lakukan.
 Kegiatan ini dapat R lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada
kegiatan

Terminasi: “ Bagaimana perasaan R setelah kita bercakap-cakap cara


yang ketiga untuk 
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah
kita latih untuk mencegah datangnya suara-suara. Bagus sekali. Mari kita
masukkan dalam jadwal kegiatan harian R. Coba lakukan sesuai jadwal
ya!(S  audara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut
sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana
kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat
yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam
12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.

Anda mungkin juga menyukai