NPM : 221560311053
C. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
air, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama diperoleh
dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat diklasifikasikan menurut
unit atau sakarida. Monosakarida, seperti glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak
dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa,
laktosa, dan maltose dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat
dilarutkan dalam air dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter & Perry,
2006). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat
diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-
sayuran (Hidayat, 2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E,
K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan
hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti
terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak
hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti
pada daging sapi, kambing dan lainnya (Hidayat, 2006).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup, penting
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai larutan untuk
keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9
asam amino esensial (yang tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus
didatangkan dari luar) dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia. Jumlah air
sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, antara lain sebagai
pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas
cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam
benturan (Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin
A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi, 2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro
yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium,
besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng. Semuanya
harus tersedia dalam jumlah yang cukup (Hidayat, 2006)
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi &
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia
memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung
korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih
banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang
menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapat nutrisi yang memadai (Kozier, dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001)
5. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weigh) dan obesitas.
BB (kg) BB (kg)
Indeks Masa Tubuh =
TB × TB (m) TB × TB (m)
Kategori IMT
8. Macam – Macam
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat
kurangnya kualitas dan kuantitas konsumsi
nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
a. PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
b. PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB Normal.
c. PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur