Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN MIOKARDITIS

“Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Kritis”

Disusun Oleh :

Nama NPM
Adzkiya Natasya 18.156.01.11.00
4
Havif Feby Excel 18.156.01.11.01
4
Indah Veronica 18.156.01.11.01
6
Melati Kusuma 18.156.01.11.02
Anggraeni 1
Mia Dewi Aminah 18.156.01.11.02
3
Nadieva Nailunar. J 18.156.01.11.02
6
Ribka Sulastri 18.156.01.11.02
8
Salma Salsabilla 18.156.01.11.03
1
Sisilia oktaviani 18.156.01.11.06
6

3A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES MEDISTRA INDONESIA
2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME karena atas rahmat dan hidayah-Nya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Miokrditis” dengan sebaik-
baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini,kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat
waktu tanpa adanya bantuan,dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur
atas terselesainya maklah ini, maka dengan tulus kami sampaikan terimakasi kepada pihak-pihak
yang turut membantu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik padaa
teknik penulisan penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkam dalam,menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah
ini.

Bekasi, 06 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................3
2.1 Anatomi dan Fisiologi..........................................................................................................3
2.2 Definisi..............................................................................................................................3
2.3 Insiden..............................................................................................................................4
2.4 Etiologi.............................................................................................................................4
2.5 Klasifikasi........................................................................................................................5
2.6 Patofisiologi......................................................................................................................6
2.7 Manifestasi Klinis............................................................................................................7
2.8 Faktor Risiko Miokarditis..............................................................................................8
2.9 Komplikasi.......................................................................................................................9
2.10 Pencegahan Miokarditis....................................................................................................9
2.11 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................10
2.12 Penatalaksanaan............................................................................................................12
2.13 Prognosis........................................................................................................................13
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.
Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik yang sering
dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Pada waktu infeksi terkena virus,
infiltrasi sel-sel inflamatoris ke jantung dapat terjadi. Inflamasi pada miokard didefinisikan
oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO), sebagai miokarditis.
Sedangkan inflamasi miokard yang berkaitan dengan disfungsi jantung didefinisikan sebagai
kardiomiopati inflamatoris.
Dari data terbaru (2011), terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif pada
saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi
yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic. Insidens miokarditis 10-
60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada
usia lanjut.
Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang
disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak dengan
difteria terdapat sekitar 10-20 persen dan 50 persen dari anak yang meninggal karena difteria
disebabkan oleh komplikasi jantung.
Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya kolaps sirkulasi yang terjadi
pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada minggu kedua dan
ketiga.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin
karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja anatomi dan fisiologi miokarditis?
2. Apa definisi miokarditis?
3. Apa insiden miokardistis?
4. Apa saja etilogi miokarditis?
5. Apa saja Klasifikasi miokarditis?
6. Apa saja Patofisiologi miokarditis?
7. Apa saja Manisfestasi klinis miokarditis?
8. Apa saja Faktor Risiko Miokarditis?
9. Apa saja komplikasi miokarditis?
10. Apa saja pencegahan miokarditis?
11. Apa saja pemeriksaan penunjangnya?

1
12. Bagaimana penatalaksanaan miokarditis?
13. Bagaimana prognosis miokarditis?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa saja anatomi dan fisiologi miokarditis
2. Untuk mengetahui Apa definisi miokarditis
3. Untuk mengetahui Apa insiden miokardistis
4. Untuk mengetahui Apa saja etilogi miokarditis
5. Untuk mengetahui Apa saja Klasifikasi miokarditis
6. Untuk mengetahui Apa saja Patofisiologi miokarditis
7. Untuk mengetahui Apa saja Manisfestasi klinis miokarditis
8. Untuk mengetahui Apa saja Faktor Risiko Miokarditis
9. Untuk mengetahui Apa saja komplikasi miokarditis
10. Untuk mengetahui Apa saja pencegahan miokarditis
11. Untuk mengetahui Apa saja pemeriksaan penunjangnya
12. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan miokarditis
13. Untuk mengetahui Bagaimana prognosis miokarditis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
 
2.1 Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1. Lapisan-lapisan jantung


Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung
yang sangat khusus (Brooker, 2001)

2.2 Definisi

Gambar 2. Penampang jantung dengan miokarditis


Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya
miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat
disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik. Pada miokarditis, kerusakan miokardium

3
disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis
protein dan secara mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot
mengalami nekrosis hialin. Beberapa organisme dapat menyerang dinding arteri kecil,
terutama arteri koronaintramuskular yang akan memberikan reaksi radang perivaskular
miokardium. Keadaan ini dapat disebabkan oleh pseudomonas dan beberapa jenis jamur
seperti aspergilus dan kandida. Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung sel-sel
miokardium yang menyebaban reaksi radang. Hal ini dapat terjadi pada Toksoplasmosis
gondii. Pada trikinosis, sel-sel radang yang ditemukan terutama eusinofil (Elly Nurachmach,
2009).
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung
yang sangat khusus (Brooker, 2001).
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya
disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap
obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi
atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung, tepatnya
miokardium. (Doenges, 1999).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa myocarditis adalah peradangan/
inflamasi otot jantung oleh berbagai penyebab terutama agen-agen infeksi.

2.3 Insiden
Dari data terbaru (2011), terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif pada
saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi
yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic. Insidens miokarditis 10-
60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada
usia lanjut.
Salah satu miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang
disebut miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak dengan
difteria terdapat sekitar 10-20 persen dan 50 persen dari anak yang meninggal karena difteria
disebabkan oleh komplikasi jantung.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin
karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

2.4 Etiologi
Penyebab miokarditis dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Infeksi
a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr, influenza,
cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B, MUMPs, folio virus, rabies,
respiratori syincitial virus, rubella, vaccinea, varicella zoster, arbovirus)

4
b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococuspyogenis, staphilococcus aureus,
haemophilus pneumoniae, salmonella, nieserria gonorrhoeae, leptospira, treponema
pallidum, mycobacterium tuberkulosis,mycoplasma pneumonia, riketsia.
c. Jamur (candida, aspergilus)
d. Parasit (tripanosoma cruzii, toxoplasma, schistosoma, trichina)
2. Non infeksi
a. Obat-obatan yang menyebabkan reaksi hypersensitifitas
 Antibiotik (sulfonamida, penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin, streptomicyn)
 Anti Tuberculosis (isoniazin, paraaminosalisilik acid)
 Anti konfulsan (phenindion, phenitoin, carbamazepin)
 Anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea)
 Diuretik (acetazolamid, klortalidon, spironolacton)
b. Obat-obatan yang tidak reaksi hypersensitifitas, seperti Kokain, Siklofosfamid,
Litium, Interferon alfa.
c. Penyebab lain selain obat-obatan adalah : Radiasi dan Giant cell

2.5 Klasifikasi
Dorland (2002) mengklasifikasikan miokarditis sebagai berikut :
a. Miokarditis terisolasi akut adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi yang
tidak diketahui.
b. Miokarditis bakteri adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
c. Miokarditis kronis adalah penyakit radang miokardial kronik.
d. Miokarditis difteri adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang
dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons
radang sekunder.
e. Fibras miokarditis adalah fibrosis fokal/ difus mikardial yang disebabkan oleh
peradangan kronik.
f. Miokarditis sel raksasa adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan
adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan
makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar
luas.
g. Miokarditis hipersensitivitas adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang
disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide,
penicillin, dan metildopa.
h. Infeksi miokarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri, virus,
riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium
melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis.
i. Miokarditis interstisial adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.

5
j. Miokarditis parenkimatus adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi
ototnya sendiri. K.Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh
protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
k. Miokarditis rematik adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
l. Miokarditis Rickettsial adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.
m. Miokarditis toksik adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang
disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/ toksin serangga
atau bahan/ keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.
n. Miokarditis tuberkulosis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada
tuberkulosa.
o. Miokarditis Viral disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus; paling sering
terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah.

2.6 Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme
dasar :
1) Invasi langsung ke miokard.
2) Proses immunologis terhadap miokard.
3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu :
1) Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi invasi
virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing
antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan
makrofag dan neutral killer cell (sel NK).
2) Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun akan
diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium, akibat
perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa
minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang minimal
sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel endotel dan
terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme mikrovaskular. Walaupun
etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat mungkin berasal dari respon imun
atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks miokardium
dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut otot, dilatasi
jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya
kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly
Nurachmach, 2009).
pathway

6
2.7 Manifestasi Klinis

7
Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai terjadi syok
kardiogenik. Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan miokardium, kemampuan
miokardium memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau tidak ada sama sekali. Gejala bisa
ringan atau tidak sama sekali, biasanya :
1. Kelelahan dan dispneu
2. Demam
3. Nyeri dada
4. Palpitasi
Gejala klinis mungkin memperlihatkan :
a. Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang T.
b. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi
akan meningkat lebih tinggi
c. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung Katub-
katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras
d. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.
e. Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung sebelah kanan.
2.8 Faktor Risiko Miokarditis
Miokarditis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari apa
kelompok ras dan berapa usia penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini. Penting untuk diketahui bahwa
memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti pasti akan menderita suatu
penyakit atau kondisi kesehatan. Dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan
seseorang dapat terkena penyakit atau kondisi kesehatan tertentu tanpa adanya satu pun
faktor risiko. Berikut adalah faktor-faktor risiko yang dapat memicu Anda mengalami
miokarditis:

1. Golongan usia tertentu


Meskipun kebanyakan penyakit jantung lebih sering dijumpai pada pasien berusia lanjut,
peradangan miokardium lebih banyak ditemukan pada pasien berusia remaja hingga awal
30-an.

2. Jenis kelami pria


Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin pria, dua kali lebih banyak
dibanding dengan pasien wanita.

3. Pengobatan atau mengkosumsi obat-obatan


Jika Anda menjalani pengobatan antibiotik seperti penicilin dan sulfonamida, pengobatan
kanker seperti kemoterapi dan radioterapi, obat anti kejang, serta obat ilegal atau
rekreasional seperti kokain, Anda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita
penyakit ini.

8
4. Terpapar radiasi atau zat kimia tertentu
Apabila Anda pernah terpapar zat kimia tertentu, seperti karbon monoksida, atau radiasi,
Anda memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit ini.

5. Penderita penyakit tertentu


Untuk Anda yang menderita penyakit infeksi virus, seperti pneumonia, HIV, lupus, atau
arthritis, dapat memperbesar kesempatan Anda untuk terkena penyakit ini. Tidak
memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak bisa mengalami penyakit ini. Tanda-
tanda ini hanya untuk referensi saja. Anda harus konsultasi dokter spesialis untuk lebih
jelasnya.

2.9 Komplikasi

1. Gagal jantung
Peradangan miokardium dapat merusak otot jantung, sehingga jantung tidak dapat
memompa darah dengan baik. Pada kasus yang parah, fungsi jantung tidak akan bekerja
dengan baik dan membutuhkan alat bantu, bahkan transplantasi jantung.

2. Serangan jantung atau stroke


Jika jantung rusak dan tidak dapat memompa darah dengan sempurna, darah akan
berpotensi menggumpal dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Namun, jika
gumpalan darah tersebut menyumbat arteri jantung, Anda dapat terkena serangan jantung.
Apabila penggumpalan darah berpindah menuju arteri yang terdapat di otak Anda,
kemungkinan stroke dapat terjadi. Oleh sebab itu, miokarditis bisa menjadi salah satu
penyebab serangan jantung yang membahayakan nyawa.

3. Henti jantung
Penyakit ini dapat mengakibatkan detak jantung menjadi tidak beraturan atau aritmia.
Jika aritmia tidak segera diatasi, kondisi ini dapat meningkatkan risiko henti jantung
secara mendadak. Hal ini dapat memicu masalah kesehatan yang fatal, bahkan dapat
berujung kematian.

2.10 Pencegahan Miokarditis


Sebenarnya, tidak ada pencegahan yang spesifik untuk mengatasi miokarditis. Namun, mungkin
bisa melakukan beberapa pencegahan yang biasanya dilakukan untuk menghindari infeksi,
seperti berikut.

1. Hindari orang yang sakit flu hingga benar-benar sembuh


Jika orang di sekitar memiliki penyakit seperti flu, atau seperti sedang terkena virus,
sebaiknya hindari kontak langsung dengannya hingga orang tersebut benar-benar

9
sembuh. Sebaliknya, apabila jika sedang mengalami flu atau berbagai penyakit yang
disebabkan oleh virus, usahakan untuk tidak menularkan kondisi yang sedang dialami
pada orang lain.

2. Selalu terapkan kebersihan di mana pun berada


Penyakit yang berhubungan dengan virus sering kali identik dengan kebiasaan yang
kurang bersih. Maka itu, untuk menghindari terjangkit berbagai macam virus dan bakteri
yang tidak diinginkan, selalu terapkan kebiasaan hidup yang bersih. Salah satunya adalah
dengan rutin mencuci kedua tangan hingga bersih.

3. Hindari gaya hidup yang berisiko


Untuk menghindari penyakit seperti HIV, tentu harus memilah-milah gaya hidup mana
yang dapat meningkatkan risiko terjangkit virus tersebut. Sebagai contoh, hindari seks
bebas dan penggunaan obat-obatan terlarang.

4. Lakukan vaksin
Salah satu tindakan preventif lain yang mungkin bisa dilakukan adalah vaksin. Ikuti
jadwal untuk mendapatkan vaksin dari berbagai virus, termasuk vaksin rubella dan
influenza, yaitu dua jenis virus yang dapat menjadi penyebab miokarditis.
2.11 Pemeriksaan Penunjang
1. MRI
Modalitas pencitraan yang dianjurkan adalah MRI jantung karena dapat
memberikan informasi tentang adanya edema, inflammatory hyperemia dan
irreversible inflammatory injury sesuai kriteria Lake Louise. Memang hingga kini
penelitian masih berlanjut dengan menyertakan biopsi endomiokardium sebagai
standart emas. Penggunaan CMR untuk evaluasi miokarditis ini mempunyai
spesifitas dan PPV yang tingi tapi sensitivitas sekitar 67%.

10
Gambar 3. MRI pada miokarditis
2. Laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat
menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi parasit terdapat
eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat
dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard.
b. Dijumpai leukositosis dengan poli morfonuklear atau limfosit yang dominan
tergantung penyebabnya.Pada infeksi parasit ditemukan eosinofilia.Laju
endap darah meningkat. Enzim jantung dan kreatinkinase atau  LDH (Lactat
Dehidrogenase) meningkat tergantung luas nekrose.Peningkatan CKMB
ditemukan pada kurang 10% pasien,namun pemeriksaan Troponin lebih
sensitif untuk mendeteksi kerusakan miokard.
3. Elektrocardiograf
a. Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T
serta low voltage. Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler, AV block,
intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.
b. Pada pemeriksaan EKG yang sering ditemukan adalah sinus takikardia,
perubahan segmen ST dan/ atau gelombang T, serta low voltage.Kadang-
kadang ditemukan aritmia atrial atau ventrikuler. AV blok total yang sifatnya.
4. Foto thorak
a. Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.

11
b. Biasanya normal pada fase awal.Fungsi vebtrikel kiri yang menurun progresif
mengakibatkan kardiomegali.Dapat ditemukan gagal jantung kongestif dan
edema paru.
5. Ekokardiograf
a. Sering didapatkan hipokinasis kedua ventrikel,ditemukan juga penebalan
ventrikel, trombus ventrikel kiri, pengisian diastolik yang abnormal atau efusi
perikardial.
b. Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di
apeks.
c. Adanya penebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic
yang abnormal dan efusi pericardial.
6. Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging.
Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada miokarditis.
7. Biopsy endomiokardial
Melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel
kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang negative
tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada biopsy
endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi
infiltrasi sel sel radang.
2.12 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:
1. Pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin
untuk streptokokus hemolitikus).
2. Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring
juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi
miokarditis.
3. Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.
4. Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat
frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi.
2. Penatalaksanaan Medis

12
1. Pengobatan infeksi penyebab
2. Pengendalian terhadap gagal jantung
3. Transplantasi jantung
4. Mengurangi atau menurunkan faktor resiko yang dapat diubah
5. Oksigen untukmeningkatkan oksigenasi darah sehingga beban jantung
berkurang dan perfusi sistemik meningkat.
6. Obat-obatan untuk menghilangkan nyeri seperti Morfin dan Meperidin.
7. Diuretik untuk meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan tujuan mencegah
dan mempertahankan fungsi ginjal. Mencegah kelebihan volume dan gagal
jantung kongestif.
Klien diberi pengobatan khusus terhadap penyembuhan yang mendasarinya,
bila diketahui (misalnya Penicilin untuk Streptokokus Hemolitikus) dan baringkan
di tempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu
mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi miokarditis.
Pengobatan pada dasarnya sama dengan yang digunakan pada gagal jantung
kongestif. Fungsi jantung dan suhu tubuh selalu dievaluasi untuk menentukan
apakah penyakit sudah menghilang dan apakah sudah terjadi gagal jantung
kongestif. Bila terjadi disritmia, klien harus dirawat di unit yang mempunyai
sarana pemantauan jantung berkesinambungan sehingga personel dan peralatan
selalu tersedia bila terjadi disritmia yang mengancam jiwa.
2.13 Prognosis
1. Sebagian cepat sembuh cepat, kadang jadi kronis.
2. Prognosis buruk bila :
1) Umur muda, sering mati mendadak
2) Bentuk akut fulminan karena virus atau difteri
3) Miokarditis yang sangat progresif
4) Bentuk kronis yang berlanjut menjadi kardiomiopati
5) Penyakit chaga.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya
miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi. Miokarditis dapat
disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Miokarditis adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir setiap orang, terlepas dari apa
kelompok ras dan berapa usia penderitanya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini. Penting untuk diketahui bahwa
memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti pasti akan menderita suatu
penyakit atau kondisi kesehatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/118383105/MAKALAH-MIOKARDITIS

https://www.slideshare.net/younkOyounk/askep-miokarditis

15

Anda mungkin juga menyukai