Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ASPEK-ASPEK LEGAL DALAM KEPERAWATAN

KEGAWATDARURATAN

DISUSUN OLEH :

1. FINISIA ANGGIYANTI
2. HAVIF FEBY EXCEL
3. MAT AZHARRA
4. MIA DEWI AMINAH
5. YANA APRIYANI

KELAS 3A ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA TAHUN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa atas rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Aspek-Aspek Legal Dalam Keperawatan
Kegawatdaruratan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk melengkapi tugas
Mata Kuliah.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada Dosen dan Keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami,
baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Bealakang
Kejadian tidak terduga bisa saja terjadi saat di dalam klinik yang menyebabkan
kondisi kegawatdaruratan dimana tenaga medis baik dokter, perawat, maupun tim
kesehatan yang lain dituntut harus melakukan tindakan yang sesegera mungkin untuk
menolong pasien.
Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan secara langsung
kepada pasien dengan berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan
tersebut harus dilaksanakan secara teliti, cepat, dan tepat agar menjauhkan pasien dari
keadaan yang mengancam jiwa maupun yang menyebabkan kecacatan. Tahap pertama
diawali dengan triage, yaitu tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat
kegawatannya untuk mendapatkan prioritas penanganan.
Dalam pelaksanaan kegawat daruratan terdapat aspek legal dari setiap tindakan yang
dilakukan. Aspek legal diperlukan untuk melindungi profesi khususnya perawat dalam
melakukan berbagai hal dalam tindakan kegawatdaruratan. Maka dari itu dalam makalah
ini akan dibahas mengenai aspek legal dari ekegawat daruratan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Aspek Legal Dalam Keperawatan?
2. Apa saja Fungsi Aspek Hukum dan Legalitas Pelayanan Gawat Darurat Bagi Perawat?
3. Landasan Hukum Pelayanan Gawat Darurat?
4. Landasan Hukum Perawat Dalam Pelayanan Emergency?
5. Ketentuan Pidana Apa Saja?
6. Apa Pentingnya Aspek Legal Dalam Konteks Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat?
7. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Gawat Darurat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Aspek Legal Dalam Keperawatan.
2. Untuk mengetahui Apa saja Fungsi Aspek Hukum dan Legalitas Pelayanan Gawat
Darurat Bagi Perawat.
3. Untuk mengetahui Landasan Hukum Pelayanan Gawat Darurat.
4. Untuk mnegetahui Landasan Hukum Perawat Dalam Pelayanan Emergency.

4
5. Untuk mengetahui Ketentuan Pidana.
6. Untuk mengetahui Pentingnya Aspek Legal Dalam Konteks Pelayanan Keperawatan
Gawat Darurat.
7. Untuk mengetahui Hubungan Hukum dalam Pelayanan Gawat Darurat.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek Legal Kegawatdaruratan

A. Pengaturan Kegawatdaruratan
Gawat darurat atau emergensi merupakan suatu keadaan yang membutuhkan
tindakan segera untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang
timbul secara tiba-tiba. Keterlambatan penanganan dapat membahayakan pasien,
mengakibatkan terjadinya kecacatan atau mengancam kehidupan.
Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan secara
langsung kepada pasien dengan berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan
keperawatan tersebut harus dilaksanakan secara teliti, cepat, dan tepat agar menjauhkan
pasien dari keadaan yang mengancam jiwa maupun yang menyebabkan kecacatan. Tahap
pertama diawali dengan triage, yaitu tindakan memilah-milah korban sesuai dengan
tingkat kegawatannya untuk mendapatkan prioritas penanganan. Pada tahap ini, pasien
digolongkan ke dalam 5 kelompok warna :
 Hijau : menunjukkan keadaan tidak gawat dan tidak darurat
 Kuning : menunjukkan keadaan tidak gawat namun darurat
 Merah : menunjukkan keadaan gawat dan darurat
 Putih : menunjukkan keadaan gawat namun tidak darurat
 Hitam : menunjukkan keadaan pasien meninggal dunia.

Penggolongan pasien ini diharapkan dapat membantu tenaga medis agar dapat
memberikan penanganan secara tepat. Tindakan awal dalam penanganan gawat darurat
adalah ABCD. Yaitu Airway management, Breathing management, Circulation
management, Drug management dan EKG management. Hal – hal tersebut harus sangat
diperhatikan oleh tenaga medis, dalam hal ini khususnya perawat. Dalam keperawatan
gawat darurat ini peran perawat yang sangat utama yaitu Fungsi Independen yang
merupakan fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care); Fungsi Dependen
yang merupakan fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain;
Fungsi Kolaboratif yang merupakan kerjasama saling membantu dalam program

6
kesehatan (Perawat sebagai anggota Tim Kesehatan). Perawat harus benar-benar
menjalankan perannya karena apabila hal ini diabaikan maka perawat akan banyak
menghadapi dilema-dilema etik yang sulit dipertanggung jawabkan secara hukum.

B. Aspek Legal Kegawatdaruratan


Dalam pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun diluar rumah sakit tidak
tertutup kemungkinan timbul konflik Konflik tersebut dapat terjadi antara tenaga
kesehatan dengan pasien dan antara sesama tenaga kesehatan (baik satu profesi maupun
antar profesi). Hal yang lebih khusus adalah dalam penanganan gawat darurat fase pra-
rumah sakit terlibat pula unsur-unsur masyarakat non-tenaga kesehatan. Untuk mencegah
dan mengatasi konflik biasanya digunakan etika dan norma hukum yang mempunyai
tolok ukur masing-masing. Oleh karena itu dalam praktik harus diterapkan dalam dimensi
yang berbeda. Artinya pada saat kita berbicara masalah hukum, tolok ukur norma
hukumlah yang diberlakukan.
1. Peran Perawat dalam Penanganan Kasus Emergency
Peran perawat di bagian emergency telah mengalami perubahan dalam kaitannya dengan
perkembangan beberapa tahun terakhir ini yaitu meningkatnya. Penggunaan bagian
emergency oleh mereka yang memerlukan pengobatan dan meningkatnya kepuasan
terhadap pelayanan yang diberikan serta mampu menekan angka kematian dan kecacatan
pada kasus emergency.
Perawat-perawat di bagian emergency mempunyai ketrampilan sebagai berikut :
a. Mengkaji dan menentukan priorotas (penyeleksi : pasien yang memerlukan
pengobatan segera)
b. Menangani pasien-pasien yang menpunyai resiko dan kecemasan yang tinggi.
c. Ketrampilan teknik yang khusus (memberi cairan per parutral Defrilator,
resusitasi in tubasi, mengoperasikan alat-alat monitoring)
d. Mengisterprestasikan hasil pemeriksaan laboratorium dan EKG serta tindakan-
tindakan yang diperlukan.
2. Batasan dan Prinsip Penanganan Gawat Darurat
a. Batasan

7
Pasien gawat darurat adalah pasien yang secara tiba-tiba/mendadak dalam
keadaan gawat artinya akan hilang nyawanya atau anggota tubuhnya bila tidak
segera ditolong
b. Prinsip
Apabila dalam waktu melebihi batas toleransi, sel tidak mendapatkan oksigen
maka akan terjadi kematian sel. Oleh karena itu prinsip menolong, agar tidak
terjadi kematian adalah mengusahakan agar oksigenasi sel terlaksana dengan baik.
2.2 Fungsi Aspek Hukum dan Legalitas Pelayanan Gawat Darurat Bagi Perawat :
1. Hukum menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan tindakan asuhan
keperawatan gawat darurat agar diterima oleh etik dan hukum, sehingga
menimbulkan adanya kepastian hukum.
2. Hukum juga memberikan penjelasan tentang tanggung jawab perawat gawat
darurat yang berbeda dari tanggung jawab tenaga kesehatan lainnya
3. Hukum dapat membantu perawat gawat darurat menetapkan batas batast indakan
keperawatan mandiri (otonomi profesi).
4. Hukum membantu keperawatan dalam menjaga standar asuhan keperawatan yang
dibuat oleh profesi keperawatan.
2.3 Landasan Hukum Pelayanan Gawat Darurat
a. UU NO 9 Tahun 1960 Pokok Kesehatan
b. UU NO 6 Tahun 1963 Tenaga Kesehatan
c. UU NO 29 Tahun 2004 Praktik Kedokteran
d. UU NO 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
e. UU NO 36 Tahun 2009 Kesehatan
f. UU NO 44 Tahun 2009 Rumah sakit
g. PP NO 32 Tahun 1996 Tenaga Kesehatan
h. PP NO 51 Tahun 2009 Pekerjaan Kefarmasian
i. Berbagai Peraturan Menteri Kesehatan
2.4 Landasan Hukum Perawat Dalam Pelayanan Emergency
Pasal 1

8
i. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
ii. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan
dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Pasal 2

i. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
ii. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
iii. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat

Pasal 3

i. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang


dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan
oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

9
ii. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat
promosi kesehatan.

Pasal 4

i. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu


masalah kesehatan/penyakit.
ii. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan
agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
iii. Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan
masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
2.5 Ketentuan Pidana
Pasal 190
i. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan
praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak
memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat
darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah).
ii. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
terjadinya kecacatan dan/atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dan/atau tenaga kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2.6 Pentingnya Aspek Legal Dalam Konteks Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
 Membuat kontrak kerja ( Memahami hak dan kewajiban )
 Praktek yang kompeten hanya dilakukan oleh seorang perawat yang kompeten

10
 Tambahkan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam pemberian asuhan
keperawatan
 Melaksanakan tugas delegasi, sesuai dengan kemampuan perawat yang akan
diberikan delegasi
 Pastikan semua data di dokumentasikan secara benar dan di komunikasikan secara
jelas
 Ketenaggan yang adekuat.
2.7 Hubungan Hukum dalam Pelayanan Gawat Darurat
Di USA dikenal penerapan doktrin Good Samaritan dalam peraturan  perundang-
undangan pada hampir seluruh negara bagian. Doktrin tersebut terutama diberlakukan
dalam fase pra-rumah sakit untuk melindungi pihak  yang secara sukarela beritikad baik
menolong seseorang dalam keadaan gawat darurat. Dengan demikian seorang pasien
dilarang menggugat dokter atau tenaga kesehatan lain untuk keaederaan yang dialaminya.
Dua syarat utama doktrin Good Samaritan yang harus dipenuhi adalah :
a. Kesukarelaan pihak penolong
Kesukarelaan dibuktikan dengan tidak ada harapan atau keinginan pihak penolong
untuk memperoleh kompenasai dalam bentuk apapun. Bila pihak penolong menarik
biaya pada akhir pertolongannya, maka doktrin tersebut tidak berlaku.
b. Itikad baik pihak penolong
Itikad baik pihak penolong dapat dinilai dari tindakan yang dilakukan penolong.
Hal ini yang bertentangan dengan itikad baik misalnya melakukan trakeostomi
yang tidak perlu menambah keterampilan penolong.
Dalam hal pertanggungjawaban hokum, pihak pihak pasien menggugat tenaga kesehatan
karena diduga terdapat kekeliruan dalam penegakan diagnosis atau pemberian terapi
maka pihak pasien harus membuktikan  bahwa hanya kekeliruan itulah yang menjadi
penyebab kerugiannya/cacat (proximate cause). Bila tuduhan kelalaian tersebut dilakukan
dalam situasi gawat darurat maka perlu dipertimbangkan faktor kondisi dan situasi saat
peristiwa tersebut terjadi. Jadi tepat atau tidaknya tindakan tenaga kesehatan perlu
dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang  berkualifikasi sama, pada pada situasi dan
kondisi yang sama pula.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gawat darurat atau emergensi merupakan suatu keadaan yang membutuhkan tindakan segera
untuk menanggulangi ancaman terhadap jiwa atau anggota badan yang timbul secara tiba-tiba.
Pada Keperawatan Gawat Darurat diperlukan asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien
dengan berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan tersebut harus dilaksanakan
secara teliti, cepat, dan tepat agar menjauhkan pasien dari keadaan yang mengancam jiwa
maupun yang menyebabkan kecacatan.

12
DAFTR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36133842/Etik_legal_Keperawatan_Gadar

docdownloader.com-pdf-makalah-aspek-legal-gawat-darurat
dd_c106a71f8241fead3af410cef544d584.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai