Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Oleh:

Eliya Desi Nursanti

(2002014)

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS AN-NUUR

PURWODADI

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI

I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


A. Pengertian
1. Pengertian
Defisit nutrisi ialah intake yang tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh dimana penyebabnya adalah ketidakmampuan menelan
makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabosrpsi
nutrien, peningkatan kebutuhan metabolism, factor ekonomi dan factor psikologis.
Tanda dan gejala mayor defisit nutrisi adalah berat badan menurun minimal 10%
dari rentang ideal sedangkan tanda dan gejala minor dari defisit nutrisi adalah
cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, bising
usu hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membrane mukosa
pucat, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan, dan diare (Tim
Pokja SDKI DPP, 2017).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan Kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktuvitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan
zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan
dengan Kesehatan dan penyakit (Tarwoto, Wartonah, 2006).
Menurut alimul (2015), Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan
zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan
dalam aktivitas tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008)
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (suitor & hunter,
1980) adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur
kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh.
Nutrien merupakan zat kimia organik dan an-organik yang ditemukan dalam
makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaikbaiknya.
Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian didistribusikan ke sel-
sel tubuh (Asmadi, 2008). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan
zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Hidayat & Uliyah 2015). Menurut Tarwoto & Wartonah (2010),
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana
intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.
2. Macam – Macam Kebutuhan Nutrisi
Ada beberapa macam Kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara umum
dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Terdapat beberapa zat gizi yang berperan penting dalam proses
pertumbuhan yaitu :
a. Karbohidat
Fungsi utama karbohidrat ialah sebagai penyedia sumber tenaga utama
bagi tubuh berbentuk energi. 1 gram karbohidrat menyediakan energi sebesar
4 kilokalori (Kal) bagi tubuh. Karbohidrat berbentuk glukosa merupakan satu-
satunya sumber energi bagi otak dan sistem saraf. Karbohidrat disimpan
sebagai cadangan energi dalam tubuh berbentuk glikogen yang disimpan
dalam hati dan otot (Fikawati, Syafiq, & Veratamala, 2017).
Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat sederhana
dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti fruktosa, glukosa,
dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan, gula dan susu. Sedangkan
karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayuran berserat, gandum, nasi,
sereal, oat dan lain sebagainya (Boyle & Roth, 2010).
b. Protein
Protein merupakan komponen utama protoplasma di dalam sel, selain
ia dapat menjadi sumber energy juga berperan penting dalam proses
pertumbuhan. Protein berperan dalam pemeliharaan jaringan, perubahan
komposisi tubuh, serta proses regenerasi jaringan. Komponen protein di dalam
tubuh meningkat dari 14,6% pada masa pertumbuhan menjadi 18-19% ketika
berusia 4 tahun. Estimasi kebutuhan protein pada masa pertumbuhan sekitar 1-
4g/kg BB (Boyle & Roth, 2010).
c. Lemak
Lemak menyumbangkan 40-50% energi yang dikonsumsi oleh bayi.
Lemak menyediakan sekitar 60% energi yang diperlukan tubuh selama
beristirahat. Walaupun kelebihan karbohidrat dan protein dapat diubah dalam
bentuk lemak, namun lemak tidak dapat diubah dalam bentuk karbohidrat dan
protein. Lemak sebagai komponen utama pembentuk membran sel. Lemak
juga membantu penyerapan dan penyimpanan vitamin larut lemak, seperti
vitamin A, D, E dan K. Asam lemak esensial, seperti asam lemak omega 3 dan
omega 6 merupakan zat nutrisi penting yang dibutuhkan dalam pertumbuhan
otak. Namun, asam lemak ini diperoleh dari luar, tidak disintesis sendiri oleh
tubuh (Boyle & Roth, 2010).
d. Kalsium
Kalsium berfungsi untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Lebih
dari 98% kalsium tubuh berebntuk tulamg dan 1% nya lagi ada dalam cairan
tubuh dan otot. Sebanyak 30-60% asupan kalsium diserap oleh tubuh. Selain
itu, kalsium juga membantu menjaga detak jantung agar teratur dan
mengirimkan impuls saraf. Kalsium juga digunakan dalam pembentukan
protein RNA dan DNA untuk membantu aktivitas neuromuskuler. Kekurangan
kalsium dapat mengakibatkan insomnia, kram otot, gugup, mati rasa,
gangguan kognitif, depresi dan hiperaktif (Boyle & Roth, 2010).
e. Zat besi
Zat besi adalah bahan dasar dalam pembentukan hemoglobin dan juga
berperan dalam pengangkutan oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh sel di
dalam tubuh. Hal ini penting untuk pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh dan
produksi energy. Kekurangan zat besi dapat disebabkan oleh aktivitas
berlebih, kurangnya asupan, pencernaan yang buruk, atau konsumsi teh dan
kopi yang berlebih. Tanda-tanda kekurangan zat besi, seperti pusing,
kelelahan, gugup dan reaksi mental melambat (Boyle & Roth, 2010).
3. Pola Pemenuhan kebutuhan Nutrisi
Menurut (Proverawati, 2011), metode pengkajian status nutrisi meliputi:
a. Antropometric measurement (A) Antopometri digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energy, dengan cara mengukur tinggi
badan (TB), berat badan (BB), dan lingkar lengan atas (LiLA).
b. Biochemical data (B) Pemeriksaan yang diuji secara laboratoris yang
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh seperti pemeriksaan
hematokrit, hemoglobin, dan trombosit.
c. Clinical sign (C) Pemeriksaan klinis ini digunakan untuk melihat status gizi
berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa bibir. Metode ini
digunakan untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
d. Dietary (D) Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau
suatu populasi penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang
memberikan semua nutrient dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak
dan tidak terlalu sedikit.
B. Fungsi Fisiologis
1. Anatomi Fisiologis
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, mennyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ
perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri
dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-
potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung
antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang
bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut
secara otomatis.
b. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan
kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas
dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang.
c. Kerongkongan (esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas
adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.
Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid
yang berguna untuk perlindungan.
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kacang kedelai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung
ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam klorida (HCI)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh
berbagai bakteri.
3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang
panjangnya kira-kira 6meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari
rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus
besar sekitar 1,5meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima
makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk
mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim. Chyme bergerak
karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus
besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12
jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing
adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua
kontraksi haustral yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat
sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltik yaitu gerakan maju ke anus yang
berupa gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus: Chyme, akan
tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang
lebih 350ml.
f. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
1) Kolon asendens (kanan)
2) Kolon transversum
3) Kolon desendens (kiri)
4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.
g. Rektum dan Anus
Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material didalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur
oleh ototsphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar/BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
2. Proses Fisiologis
1. Fisiologi
a. Intake nutrient
b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c. Pengetahuan
d. Gangguan penelan / menelan
e. Perasaan tidak nyaman setelah makan
f. Anoreksia
g. Nausea & vomitus
h. Intake kalori & lemak yg berlebihan
2. Kemampuan mencerna nutrient
Obstruksi mencerna cairan,mal absorbsi nutrient,DM
3. Kebutuhan metabolism
Pertumbuhan,stres,kondisi yang meningkatkan bmr,kanker
4. Gaya hidup dan betrlebihan
a. Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun
b. Kebiasaan makanan lansia menghindari yg penting untuk dimakan.
5. Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki laki dibutuhkan BMRIO Kkal /kg/bb/jam dan pada wanita
oigkkal/kg/bb/jam
6. Tinggi badan dan berat badan.
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh,semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluarn
panas ,sehingga kebutuhn metabolisme basal tubuh juga menjadi besar
7. Status Kesehatan
Nafsu makan yg baik adalah tanda yg sehat.
8. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit
9. Alkohol & obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi
pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol
daripada makanan . Obat obataan yg menekan nafsu makan dapat menurunkan
asupan zat gizi esensial .Obat obatan juga menghabiskan zat gizi yang
tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi inteostin. (Potter & Perry, 2005).
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung
koroner, kanker,dan anoreksia nervosa. Kekurangan Nutrisi Kekurangan
nutrisi merupakan keadaan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (Normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis:
a. Berat badan 10-20% di bawah normal
b. Tinggi badan di bawah ideal
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin Kemungkinan penyebab
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
3) Penurunan absopsi nutrisi akibat penyakit chorn atau intoleransi
laktosa
4) Nafsu makan menurun (Smeltzer, 2002).
3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, Kesehatan dan umur.
a. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat ( pada bayi &
remaja) memiliki kebutuhan nutrisi uang meningkat. Disisi lain, lansia
memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat resiko penyakit
jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
b. Jenis kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubuh dan
fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan besarnya
kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan lebih
banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
c. Kesehatan
status Kesehatan individu sangat mempengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang
menyakitkan atau karena strujtur esofagus dapat menghambat seseorang untuk
mendapat nutrisi yang memadai (Kozier, dkk. 2010).
d. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001).
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Nutrisi
1. Jenis – jenis Gangguan Nutrisi
a. Pengeroposan tulang ( osteoporosis), yang dapat memicu patah tulang
(fraktur)
b. Gangguan menstruasi pada wanita.
c. Penurunan kadar hormon testosteron pada pria.
d. Gangguan ginjal.
e. Masalah pada sistem pencernaan, seperti perut kembung, sembelit, dan mual
f. Gangguan elektrolit.
g. Anemia.
h. Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia), penyakit
katup jantung misalnya mitral valve prolapse (MVP), atau gagal jantung.
i. Kerusakan pada sejumlah organ, seperti otak, jantung, dan ginjal akibat
kekurangan nutrisi.
j. Kekurangan asupan protein, mineral, dan nutrisi penting bagi tubuh (malnutri).
k. Dehidrasi parah.
l. Penurunan jumlah sel darah putih yang memicu infeksi.
m. Gangguan hormon tiroid.
n. Kejang akibat kekurangan cairan yang dipicu diare dan muntah terus menerus.
o. Kerusakan gigi. (Boyle & Roth, 2010).
2. Tanda dan Gejala
a. Subjektif
1) Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
2) Merasakan ketidak mampuan
3) Melaporkan perubahan sensasi rasa
4) Melaporkan kurangnya makan
5) Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
b. Objektif
Tidak tertarik untuk makan (Potter & Perry, 2010; 274).
3. Penyebab Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia 2017 Penyebab terjadinya
defisit Nutrisi adalah
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakamampuan mengabsobsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Faktor ekonomis (mis, finansial tidak mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis, Stress, keengganan untuk makan)
D. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Farmakologi
a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga
b. Penanganan fokus pada penyebab masalah pola nutrisi
c. Pemberian asupan nutrisi: oral
d. Kolaborasi: Pemasangan NGT dan Pemberian Nutrisi melalui NGT
e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi
2. Penatalaksanaan Non Farmakologi
a. Menstimulasi nafsu makan
b. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang
disesuaikan dengan kondisi klien
c. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksik
d. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum
atau setelah makan
e. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang
tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak
tertutup atau bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh
negative pada nafsu makan
f. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan;
istirahat bila mengalami keletihan
g. Kurangi stress psikologi
h. Berikan oral hygiene sebelum makan
i. Membantu klien makan
j. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi.
(Smeltzer, 2002).
1. Pedoman Penanganan Gangguan Pemenuhan kebutuhan Nutrisi

2. Penatalaksanaan Medis
(Kozier, 2011)
3. a. Nutrisi enteral
Selain melakukan pencegahan, Anda juga perlu mengetahui cara merawat dan
berlaku ketika malnutrisi terjadi sehingga meminimalisir resiko kematian yang
diakibatkan oleh malnutrisi. Beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan, antara
lain: 
a. Ganti nutrisi Anda dengan makanan yang tepat. 
Ketika malnutrisi terjadi pada Anda atau buah hati Anda, pahami bahwa
malnutrisi bisa dihilangkan dengan memberikan asupan makanan yang tepat.
Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayuran, dan lemak
bisa menjadi makanan yang tepat ketika malnutrisi. Perlu menjadi catatan
bahwa semua makanan ini haruslah dengan proses pemasakan yang tepat
sehingga nutrisinya tidak banyak terbuang. 
b. Pelajari kebiasaan makan yang baik beserta nutrisi yang diperlukan. 
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mempelajari kebiasaan makan
yang baik dan nutrisi apa yang harus dimakan bisa mempercepat penyembuhan
malnutrisi. Selain itu, cobalah untuk melakukan diet seimbang sehingga
malnutrisi tidak terjadi lagi di masa depan. Jam makan juga harus Anda
perhatikan sehingga penyerapan nutrisi bisa maksimal dilakukan. 
c. Kunjungi dokter atau konsultan diet. 
Jika malnutrisi berlangsung secara berkepanjangan, segera rujukkan ke dokter
atau konsultan diet untuk mendapatkan asupan nutrisi yang pas untuk tubuh
Anda dan buah hati. Dengan penanganan yang baik, bahaya malnutrisi juga
bisa diturunkan dengan cara yang tepat. (Smeltzer, 2002).
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN SDKI, SLKI, SIKI
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
b. Penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan saat pengkajian
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mulai kapan dimulai gangguan nutrisi
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengalaman gangguan nutrisi di masa lalu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleh gangguan
nutrisi
3. Pola Pengkajian Fungsional
a. Pola Oksigenasi
Keluhan sesak napas, bersihan napas, pola napas
b. Pola Nutrisi
Asupan nutrisi, pola makan, kecukupan gizi, pantangan makanan
c. Pola Eliminasi
Pola BAB dan BAK
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Meliputi gerakan (mobilitas), aktivitas
e. Pola Istirahat Tidur
Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien
f. Pola Kognitif dan Persepsi
Meliputi apa yang dirasakan oleh pasien
g. Pola Konsep Diri
Meliputi Harga diri Pasien, Ideal diri, Identitas diri, Gambaran diri, Peran diri
h. Pola Peran dan Hubungan
Meliputi peran pasien didalam keluarga
i. Pola Sekesualitas
Hubungan dengan pasien dan jumlah anak
j. Pola Mekanisme Koping dan Stress
Meliputi dengan siapa pasien cerita mengenai penyakitnya
k. Pola Kepercayaan
Meliputi kepercayaan yang dianut oleh pasien
B. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
1) Kesadaran umum
2) Kesadaran
3) Tekanan darah
4) Nadi
5) Suhu
6) Respirasi rate
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Ada lesi atau tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala pasien
serta keadaan rambut pasien.
2) Mata
Bentuk simetris atau tidak, konjumgtiva anemis atau tidak, ada nyeri atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan mata untuk
mengetahui adanya kelainan atau tidak.
3) Hidung
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada pembengkakan
didaerah polip atau tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan
hidung untuk mengetahui adanya secret dan pembengkakan.
4) Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada cairan berlebih atau tidak, ada infeksi atau
tidak, ada alat bantu atau tidak. Fungsi dari pemeriksaan telinga untuk
mengetahui ada cairan yang berlebih atau adanya infeksi di sekitar telinga.
5) Mulut
Bibir kering atau tidak, gigi kotor atau tidak. Fungsi untuk
pemeriksaan mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau adanya
gigi kotor dan berlubang.
6) Leher
Ada lesi atau tidak, ada pembengkakan kelenjar getah bening atau tidak
ada pembengkakan kelenjar tiroid
7) Dada
Ada lesi atau tidak, inspirasi dan ekspirasi, suara paru, suara jantung
a) Inspeksi : Normal. Tujuan untuk mengetahui bentuk dada
b) Perkusi : Sonor/Resonan.
c) Palpasi : Kesimestrisan Dada
d) Auskultasi : Terdengar suara lapang paru normal.
8) Abdomen
Ada lesi atau tidak, suara bising usus
a) Inpeksi : simetris, tidak ada benjolan.
b) Palpasi : Nyeri tekan pada abdomen.
c) Perkusi : Normal tidak ada gangguan.
d) Auskultasi : Tidak terdengar bising usus.
9) Integumen
a. Warna kulit : Sawo Matang
b. Keadaan kulit : Kering
c. Turgor kulit : Normal
10) Genetalia
Ada kelainan atau tidak, kebersihan genetalia
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Defisit Nutrisi b.d Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien (D.0032)
D. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut (D.OO77)
SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238)
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respons nyeri non verbal
4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9) Monitor efek samping penggunaan analgetic
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/ dingin , terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. satu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jekaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Defisit Nutrisi (D.0032)
SIKI : Manajemen Nutrisi (I.03119)
a. Observasi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6) Monitor asupan makanan
7) Monitor berat badan
8) Monitor hasil pemeriksan laboratorium
b. Terapeutik
1) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
3) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan, jika perlu
7) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
c. Edukasi
1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang diprogramkan
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antlemetik), jika peril
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan sesuai dengan batas waktu dan kriteria
pasien menurut Aziz Allimul H. Tahun 2009 yaitu :
1. Nyeri akut (D.0077)
a. Pasien sudah tidak mengeluh nyeri
b. Pasien sudah tidak meringis kesakitan
c. Pasien tidak bersikap protektif
d. Pasien sudah tidak gelisah
e. Nafsu makan pasien membaik
f. Pola tidur pasien membaik
2. Defisit Nutrisi (D.0032)
 Defisit Nutrisi terpenuhi

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A & Musrifatul U. (2015). Pengantar Kebutuhan dasar Manusia . Jakarta:
SalembaMedika.
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan DasarManusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
SalembaMedika.
https://www.academia.edu/35597606/
LAPORAN_PENDAHULUAN_KEBUTUHAN_NUTRISI
Wilkinson, Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.9 Diagnosis NANDA, Intervensi
NIC, Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC
Perry & Potter. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3
Ed.7.Jakarta:EGC
Tarwoto & Wartonah. (2015). Kebutuhan DasarManusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta:
SalembaMedika
http://khairunnazar.blogspot.com/2015/03/laporan-pendahuluan-kdm-nutrisi-lengkap.html?
m=1 https://www.academia.edu/37010637/LP_NUTRISI
utrisi juga dapat dikatakan
sebagai elemen yang
dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai
nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air,
vitamin, dan mineral
(Potter and Perry, 2010)
Nutrisi juga dapat dikatakan
sebagai elemen yang
dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai
nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air,
vitamin, dan mineral
(Potter and Perry, 2010)

utrisi juga dapat dikatakan


sebagai elemen yang
dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai
nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air,
vitamin, dan mineral
(Potter and Perry, 2010)

Anda mungkin juga menyukai