Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR ILMU GIZI

NAMA : ROZA QONI HADZA


NIM : 7020012000

A. Pengertian Gizi
1. Ilmu gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan,
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri
organ-organ, serta menghasilkan energi.
4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan
makanan.
5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang
berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa
berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food
menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
 Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses kehidupan dalam tubuh).
 Masa sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi
ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak,
kemampuan belajar, produktivitas kerja. Di Indonesia sendiri, selain faktor-
faktor yang lain, faktor gizi dianggap penting untuk memicu pembangunan,
khususnya yang berkaitan dengan pembangunan kualitas sumber daya
manusia.
B. Ruang Lingkup Ilmu Gizi
1. Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan
pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan,
konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat
dan sakit).
2. Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan,
mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
3. Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu,
keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
4. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku
makan dan keadaan ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu- ilmu
sosial seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi.

C. Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan.


Terbagi dalam 2 golongan besar yaitu :
 Makronutrien : Karbohidrat, Protein, dan Lemak
 Mikronutrien : Mineral dan Vitamin.

1. Karbohidrat
Karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula yang tersusun dari
unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Di dalam tubuh karbohidrat akan
dibakar untuk menghasilkan tenaga atau panas. Satu gram karbohidrat akan
menghasilkan empat kalori. Menurut besarnya molekul karbohidrat dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Sumber tenaga
karbohidrat dibutuhkan untuk bekerja, bernafas dan lain-lain. Karbohidrat terutama
terdapat pada tumbuh-tumbuhan, seperti beras, jagung, kentang, gandum dan ubi-
ubian.
2. Protein
protein adalah merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur-unsur C, H, O,
N, dan kadang-kadang juga mengandung unsur P dan S. Berdasarkan sumber atau
asalnya, protein dibedakan atas protein nabati (tumbuhan), misalnya kacang-
kacangan, tahu, tempe, kacang kedelai dan gandum, protein hewani seperti daging,
telur, susu, keju, ikan dan lain-lain. 1 gram protein menghasilkan 4 kalori. Diperlukan
untuk pembentukan dan perbaikan semua jaringan di dalam tubuh termasuk darah,
enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku.
3. Lemak
lemak adalah merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan O.
Banyak terdapat dalam lauk pauk (daging berlemak) dan minyak (minyak goreng).
Satu gram lemak mengandung sembilan kalori dalam tubuh. Fungsi utama lemak
adalah memberikan tenaga kepada tubuh. lemak juga merupakan bahan pelarut dari
beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K. Bahan-bahan makanan yang
mengandung lemak banyak akan memberi rasa kenyang yang lama, selain itu lemak
memberi rasa gurih pada makanan.
4. Mineral
mineral merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam
tubuh. Unsur-unsur mineral adalah karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan
nitrogen (N), selain itu mineral juga mempunyai unsur kimia lainnya, yaitu kalsium
(Ca), Klorida (CO), besi (Fe), magnesium (Mg), fosfor (P), kalium (K), natrium (Na),
sulfur (S). Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun dan zat pelindung.
Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe (zat besi) terdapat
dalam bayam, kangkung, dan katuk, telur dan sayuran hijau lainnya.
5. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di
dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi metabolisme. protein,
lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu
vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut dalam air
yaitu vitamin B dan C. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh.
6. Air
Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia, kurang lebih 60-
70 % berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat diperlukan oleh
tubuh. air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan
fungsinya tidak dapat tergantikan oleh senyawa lain. Fungsi air adalah pembentuk
cairan tubuh, alat pengangkut unsur-unsur gizi, pengatur panas tubuh dan
pengangkut sisa oksidasi dari dalam tubuh.

D. Fungsi Zat Gizi


1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan
ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan
tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein,
mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan
menganti sel yang rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin.
Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai
buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi
sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing
yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur
dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak
proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan,
jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/
ekskresi dan lain-lain proses tubuh.

E. Dasar Penentuan kebutuhan gizi


1. Standar Kecukupan gizi
Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
 Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
 Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
2. Kecukupan kalori (Energi)
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan,
tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam
makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi
bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah
energi kimia, energi mekanis, senergi panas dan energi listrik.
Pengukuran status gizi
seseorang dapat dilakukan pemeriksaan secara langsung antara lain:
 Antropometri: Pemeriksaan anthropometri dilakukan dengan cara mengukur
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, tebal lemak tubuh.
 Biokimia: pemeriksaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi
spesifik.
 Klinis: pemeriksaan klinis bertujuan mengetahui status kekurangan gizi
dengan melihat tanda-tanda khusus.
 Biofisik: pemeriksaan bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada
orang yang buta senja.
Adapun pengukuran secara tidak langsung antara lain:
 Survey konsumsi: penilaian konsumsi makanan, dengan wawancara kebiasan
makan dan perhitungan konsumsi sehari-hari. Tujuan penilaian ini adalah
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan gizi.
 Statistik vital: pemeriksaan dilakukan dengan menganalisis data kesehatan
seperti angka kematian, kesakitan dan kematian akibat hal-hal yang
berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini bertujuan menemukan indikator
tidak langsung status gizi masyarakat.
 Faktor ekologi: pengukuran status gizi didasarkan atas ketersediaan makan
yang dipengaruhi oleh faktor ekologi.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Gizi :


1. Jenis kelamin. Terdapat perbedaan kebutuhan gizi antara pria dan wanita,
yang disebabkan adanya perbedaan sifat hormonal maupun perbedaan otot
antara pria dan wanita. Hal ini tentunya akan mempengaruhi metabolisme
dalam tubuh sehingga kebutuhan gizi juga berbeda.
2. Umur. Kebutuhan tiap jenis zat gizi berbeda menurut kelompok umur. Protein
misalnya, dibutuhkan lebih besar pada saat usia bayi dan anak dibandingkan
dengan dewasa. Hal ini disebabkan kelompok bayi dan anak-anak berada
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh yang pesat.
3. Ukuran tubuh. Ukuran tubuh seseorang merupakan gambaran dari luas
permukaan tubuhnya, yang akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi.
Semakin tinggi dan semakin berat tubuh seseorang berarti mebutuhkan gizi
yang makin meningkat.
4. Iklim. Suhu udara dingin akan menyebabkan tubuh secara refleks mengatur
suhu di dalam tubuh untuk mengimbangi pengaruh suhu luar. Untuk itu
diperlukan tambahan energi yang akan dibakar untuk memanaskan tubuh.
Oleh karena itu orang yang tinggal di daerah beriklim dingin akan
membutuhkan gizi yang lebih besar dibandingkan.
5. Aktivitas. Jenis aktivitas seseorang juga akan mempengaruhi tingkat
kebutuhan gizinya sehari-hari. Makin intensif aktivitas berarti semakin besar
gizi yang dibutuhkan, sebaliknya semakin sedikit aktivitas seseorang maka
tingkat kebutuhan gizinya juga semakin kecil.
6. Keadaan faal. Ibu hamil membutuhkan gizi lebih banyak dari daripada ibu
dengan kondisi fisik normal. Demikian juga ibu meneteki membutuhkan gizi
yang berbeda dengan ibu yang tidak meneteki. Hal ini disebabkan secara
fisiologis ibu tersebut harus mensuplay gizi bukan hanya untuk dirinya
melainkan juga untuk bayinya.
7. Kondisi sakit. Pada saat tubuh dalam keadaan sakit, terjadi perubahan faali
yang menyebabkan perubahan kebutuhan gizi. Suhu tubuh yang meningkat
karena sakit, akan meningkatkan kebutuhan energi dan protein. Demikian
pula terjadinya penyakit infeksi akan membutuhkan protein yang lebih banyak
daripada kondisi sehat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Adriani, M. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana


Prenada MeMed.
2. Alam, Syamsul and Tri Addya Karini. 2021. Islamic Parenting"Pola
Asuh Anak: Tinjauan Persektif Gizi Masyarakat". Makassar:
Alauddin University Press.
3. Almatsier, Sumita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
Gramedia.
4. Aulia, R. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Jakarta: Adicita.
5. Khomsan A. 2007. Pangan dan gizi jilid 1. Jakarta: Rajagrafindo
persada.
6. Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai