Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR ILMU GIZI

ANITA YUDIANTI

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Email : anitayudianti2189@gmail.com

PENDAHULUAN

Gizi atau makanan di perlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh termasuk pertumbuhan dan
pergantian jaringan yang rusak akibat kerja atau kegiatan fisik. Gizi merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Keadaan gizi dikatakan baik atau normal apabila
terdapat keseimbangan antara kebutuhan hidup terhadap zat-zat gizi dengan makanan yang dikonsumsi,
maksudnya jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi tubuh sama dengan yang dibutuhkan oleh tubuh
serta sama dengan energi yang dikeluarkan dari dalam tubuh.

Pola makan akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan
dan perkembangannya. Tujuan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan, kualitas sumber daya
manusia, taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat pada umumnya. Peningkatan kualitas sumber
daya manusia berkaitan erat dengan pangan dan gizi. Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme
menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh untuk menghasilkan tenaga.

Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh mendapat asupan zat gizi yang
cukup. Status gizi kurang dapat terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi
esensial. Status gizi lebih dapat terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi yang melebihi dari angka
kecukupan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan bagi tubuh.

PENGERTIAN ILMU GIZI

Beberapa ahli mendefinisikan ilmu gizi seperti menurut Turner:

llmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari proses-proses dimana organisme hidup yang
mempergunakan material-material yang diperlukan untuk pemeliharaan fungsi tubuh.

1. Menurut Vrause:
llmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari makanan dalarn hubungannya dengan kesejahteraan
tubuh meliputi kebutuhan makanan, nilai makanan, pemeliharaan rnakanan untuk golongan usia
dan aktifitas tertentu.

2. Menurut Yean Bogert:


llmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang pemberian makanan kepada tubuh setepat-
tepatnya untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan.

3. Menurut Eva D. Wilson:


llmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang tubuh yang terdiri dari jenis, jumlah dan materi
yang harus dicukupi dalam makanan seharl-hari, guna pemeliharaan sel-sel tubuh.

4. Graham Lusk :

Berpendapat yang dimaksud dengan ilmu gizi adalah totalitas dari pada peristiwa-peristiwa yang
berhubungan dengan pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan hidup dari tubuh secara
keseluruhan.

5. Menurut Sunita Almatsier:

llmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya
dengan kesehatan optimal.

KONSEP DASAR ILMU GIZI

Konsep-konsep yang berhubungan dengan gizi ada beberapa ha1 yang harus diketahui seperti:

1. Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan.

2. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsurlikatan
kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam
tubuh.

3. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.

4. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.

5. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Dibedakan antara status gizi kurang baik dan lebih.

JENIS - JENIS ZAT GIZI

Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu
sebagai berikut:

• Zat Gizi Makro

Zat Gizi Makro adalah makanan utama yang membina tubuh dan memberi energi. Zat gizi makro
dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram (g). Zat gizi makro terdiri atas karbohidrat, lemak,
dan protein.

1. Karbohidrat

Karbobidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat. Gula dan pati memasok
energi berupa glukosa, yaitu sumber energi utama untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat,
plasenta dan janin. Glukosa dapat pula disimpan dalam bentuk glikogen dalam hati dan otot, atau diubah
menjadi lemak tubuh ketika energi dalam tubuh berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang cepat
dicerna dan diserap dalam aliran darah sehingga dapat langsung digunakan tubuh sebagai energi. Pati
termasuk jenis karbohidrat yang lama dicerna dan diserap darah, karena perlu dipecah dulu oleh enzim
pencernaan menjadi gula, sebelum dapat digunakan tubuh sebagai energi, tetapi ada beberapa jenis pati
yang tahan terhadap enzim pencernaan. Sementara serat adalah jenis karbobidrat yang tidak dapat dicerna,
sebab tidak dapat dipecah oleh enzim pencernaan, sehingga relatif utuh ketika melewati usus besar. Serat
membantu memberikan perasaan kenyang, penting untuk mendorong buang air besar yang sehat, dan
menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

Gula dapat ditemukan secara alami pada buah, susu dan hasil olahnya, serta dapat dijumpai dalam
bentuk ditambahkan pada makanan. Pati secara alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun,
tepung beras), jagung, gandum dan hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta, sagu, umbi-umbian (ubi,
singkong, kentang), sayuran, kacang kering. Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal
utuh, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah.

2. Protein

Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan berfungsi sebagai enzim,
hormon, dan molekul-molekul penting lain. Protein dikenal sebagai zat gizi yang unik sebab menyediakan
asam-asam amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh maupun sumber energi. Karena menyediakan
"bahan baku" untuk membangun tubuh, protein disebut zat pembangun.

Protein terbentuk dari asam-asam amino dan bila asam-asam amino tersebut tidak berada dalam
keseimbangan yang tepat, kemampuan tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Jika asam-
asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein terbatas, tubuh dapat memecah proteintubuh untuk
memperoleh asam-asam amino yang dibutuhkan. Kekurangan protein memengaruhi seluruh organ dan
terutama selama tumbuh kembang sehingga asupan protein kualitas tinggi yang memadai untuk kesehatan.

Kualitas protein sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi asam amino protein dan daya
cerna (digestibility). Protein hewani yang diperoleh dari telur, ikan, daging, daging unggas dan susu, pada
umumnya adalah protein berkualitas tinggi. Adapun protein nabati yang diperoleh dari biji-bijian dan
kacang-kacangan, pada umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah, kecuali kedelai dan hasil
olahnya (tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya cerna proteinnya (>95%) ialah telur, daging sapi (98%),
susu sapi dan kedelai (95%). Narnun, bila kacang-kacangan dan padi-padian dikonsumsi secara
kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih lengkap.

3. Lemak

Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan trigliserida. Lemak adalah zat
gizi yang padat energi (9 kkal per gram) sehingga lemak penting untuk menjaga keseimbangan energi dan
berat badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan vitamin-vitamin larut lemak (vitamin A, D,
E, K). Di dalam makanan, lemak berfungsi sebagai pelezat makanan sehingga orang cenderung lebih
menyukai makanan berlemak. Tubuh manusia tidak dapat membuat asam lemak omega-6 dan omega-3
sehingga asam lemak ini adalah zat yang esensial.

• Zat Gizi Mikro


Zat Gizi Mikro adalah komponen yang diperlukan agar zat gizi makro dapat berfungsi dengan
baik. Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil atau sedikit, tetapi ada di dalam makanan. Zat gizi
mikro terdiri atas mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan miligram (mg) untuk sebagian
besar vitamin dan mineral.

1. Vitamin

Vitamin adalah senyawa organik yang tersusun dari karbon, hidrogen, oksigen dan terkadang
nitrogen atau elemen lain yang dibutuhkan dalam jumlah kecil agar metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan berjalan normal. Jenis nutrien ini merupakan zat-zat organik yang dalam kecil ditemukan
pada berbagai macam makanan. Vitamin tidak dapat digunakan untuk rnenghasilkan energi.

Vitamin dapat dipilah menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang larut dalam lemak dan yang
larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. Sedangkan vitamin
yang larut dalam air terdiri dari vitamin B kompleks yang dibedakan menjadi 8 jenis vitamin yaitu
vitamin B1 (Tiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niasin), vitamin B5 (Pantothenic Acid),
vitamin B6 (Piridolasin), vitamin B7 (Biotin), vitamin B9 (Folat), vitamin B12 (Kobalamin) dan vitamin
C.

2. Mineral

Mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Sumber paling
baik mineral adalah makanan hewani, kecuali magnesium yang lebih banyak terdapat dalam makanan
nabati. Hewan memperoleh mineral dari tumbuh tumbuhan dan menumpuknya di jaringan tubuhnya.

Disamping itu mineral berasal dari makanan hewani mempunyai ketersediaan biologik lebih
tinggi daripada yang berasal dari makanan nabati, makanan mengandung lebih sedikit bahan pengikat
mineral daripada makanan nabati.

Menurut jenisnya. mineral dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Mineral organik, yaitu mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita
peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-
sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.

b. Mineral anorganik, yaitu mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh kita.
Contohnya: timbal hitam (Pb), iron oxide (besi teroksidasi), mercuri, arsenik, magnesium,
aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.

Berdasarkan kebutuhan tubuh mineral dibedakan menjadi 2, yaitu:

a) Mineral makro, yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari.

b) Mineral mikro, yaitu kehutuhannya kurang dari 100 mg sehari.


FUNGSI ZAT GIZI

Secara umum, zat gizi menyediakan energi yang mudah diserap dan memiliki nilai
bioavailabilitas tinggi, sedangkan ada kontrol untuk kebutuhan mikronutrien yang nilai
nioavailabilitasnya lebih rendah dan lebih bervariasi. Beberapa zat gizi, misalnya mineral kation divalen,
kalsium dan magnesium, hanya diserap dalam jumlah yang diperlukan untuk kebutuhan tubuh, karena
jika kelebihan dapat menjadi racun. Produk limbah metabolisme diekskresikan dalam bentuk
karbondioksida, urine dan empedu.

Zat gizi berkontribusi kepada kebutuhan tubuh dalam beberapa fungsi yaitu:

a. Penyediaan energi.

b. Pembentukan struktur.

c. Penyediaan zat molekul penting.

Tubuh tidak dapat mensintesis suatu zat gizi tertentu. Beberapa zat gizi merupakan sumber
karbon dan nitrogen, yang masuk ke dalam metabolisme untuk memenuhi kebutuhan tubuh, misalnya
karbohidrat, lemak dan asam amino. Karbohidrat dan lipid yang diperlukan sebagai energi untuk aktivitas
metabolisme. Asam amino untuk pembentuk struktur dan sintesis enzim dan hormon. Seluruh asam
amino berfungsi untuk pertumbuhan struktural yang memadai. Asam amino juga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi.

MASALAH GIZI PADA REMAJA

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada remaja adalah masalah yang penting karena tak
hanya mempunyai risiko penyakit tertentu, tapi juga dapat memengaruhi kebugaran dan daya konsentrasi.
Oleh sebab itu, sejumlah masalah gizi pada remaja perlu diwaspadai.

Melansir Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang diterbitkan
Kemenkes RI, setidaknya ada tiga masalah gizi pada remaja yang paling sering dijumpai, yakni anemia,
kurang energi kronik (KEK), dan gizi lebih (obesitas). Berikut penjelasannya :

1. Anemia

Anemia adalah suatu keadaan di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.
Anemia di masyarakat dikenal juga dengan sebutan kurang darah. Anemia berbeda dengan tekanan darah
rendah.

Batas anaemia, apabila Hb:

• Anak usia sekolah < 12 gram persen

• Wanita dewasa < 12 gram persen

• Laki-laki dewasa < 13 gram persen

• Ibu hamil < 11 gram persen


• Ibu menyusui < 12 gram persen

Penyebab Anemia :

Penyebab anemia pada dasarnya adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan
sumber zat besi yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat besi. Selain asupan zat besi
yang kurang dari kebutuhan, anemia juga dapat disebabkan oleh faktor risiko tertentu, misalnya:

• Ibu hamil

• Masa tumbuh kembang remaja

• Akibat penyakit kronis seperti TBC

• Infeksi dan lain-lain

Gejala anemia :

Gejala anemia pada remaja dapat dikenali dengan 5 L, yakni letih, lemah, lesu, lelah, dan lalai.
Selain itu, sering juga disertai dengan keluhan pusing dan mata berkunang-kunang. Jika dibiarkan tanpa
penanganan, anemia pada remaja dapat mengakibatkan sejumlah masalah, seperti:

• Menurunnya kemampuan tubuh

• Menurunnya konsentrasi belajar

• Menurunnya kebugaran tubuh

• Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit

• Menghambat tumbuh kembang

Cara mengatasi anemia :

Karena penyebab anemia pada remaja sebagian besar karena kekurangan konsumsi zat besi dalam
makanan sehari-hari, maka yang perlu dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan menambah asupan
nutrisi tersebut.

Anemia gizi dalam jangka pendek dapat ditanggulangi dengan pemberian tablet tambah darah
(TTD) sesuai jumlah dan takarannya. Sedangkan penanganan anemia gizi jangka panjang, remaja
dianjurkan untuk mengonsumsi bahan makanan sehari-hari yang mengandung zat besi tinggi.

2. Kurang Energi Kronik

Kurangnya konsumsi zat gizi khususnya kurang energi (sumber karbohidrat) yang terus menerus,
dapat mengakibatkan remaja menderita kekurangan energi kronik (KEK). Untuk menanggulangi masalah
KEK pada remaja, terutama remaja putri, perilaku gizi yang tidak tepat perlu diubah, melalui peningkatan
pengetahuan tentang gizi lewat pedoman umum gizi seimbang (PUGS).

Pedoman tersebut memuat pesan-pesan dasar, sebagai berikut:


• Makanlah aneka ragam makanan

• Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

• Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

• Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi

• Gunakan garam beryodium

• Makanlah makanan sumber zat besi

• Biasakan makan atau sarapan pagi

• Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya

• Lakukanlah kegiatan fisik dan olahraga secara rutin

• Hindari minuman beralkohol

3. Obesitas

Gizi lebih merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh asupan energi yang melebihi
kebutuhan. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak,
sehingga mengakibatkan seseorang menjadi gemuk.

Akibat buruk dari gizi lebih adalah berisiko untuk mengalami penyakit degenerative seperti
penyakit jantung, diabetes, dan darah tinggi (hipertensi).

Berikut ini adalah perilaku remaja yang salah tentang gizi:

o Remaja lebih suka makan jajanan yang kurang bergizi, seperti gorengan, cokelat manis,
permen, dan es manis, sehingga konsumsi makanan mereka kurang beraneka ragam

o Remaja sering makan di luar rumah bersama teman-teman, sehingga waktu makan tidak
teratur yang berakibat terganggunya sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri
lambung)

o Remaja sering tidak makan pagi karena tergesa-gesa ke sekolah,s ehingga akan
mengalami lapar dan lemas (kemampuan menangkap pelajaran menurun, semangat
belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun dan bahkan bisa pingsan)

o Remaja putri sering kali menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan
susu karena dianggap bisa menimbulkan masalah kulit dan kegemukan. Alhasil, mereka
bisa mengalami kekurangan asupan protein hewani, sehingga tidak dapat tumbuh atau
mencapai tinggi yang optimal

o Standar “langsing” tidak jelas untuk remaja. Di mana, banyak remaja putri menganggap
dirinya kelebihan berat badan atau mudah menjadi gemuk, sehingga sering melakukan
diet dengan cara yang kurang benar, seperti membatasi atau mengurangi makan dan
jumlah makan secara drastis, sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin,
termasuk menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan
dokter

Untuk mengatasi masalah obesitas, para remaja disarankan untuk menurunkan berat badan secara
sehat dengan pengawasan dokter.
DAFTAR PUSTAKA

1. Alam , S., & Karini, T.A. (2020). Islamic Parenting” Pola Asuh Anak : Tinjauan Perspektif Gizi
Masyarakat "

2. Almatsier, sumita 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia

3. Auliana, R. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita.

4. https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/zat-gizi-makro-vs-mikro/?amp=1

5.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=fungsi+zat+gizi&btnG=#d=gs_qabs&u=
%23p%3DxZfDMQFpUC0J

6.https://health.kompas.com/read/2020/08/13/093102768/3-masalah-gizi-pada-remaja-yang-sering-
dijumpai-dan-cara-mengatasinya?page=all#page2

Anda mungkin juga menyukai