Anda di halaman 1dari 5

BLOK MODUL

KETERAMPILAN KLINIK DASAR (KKD)

ILMU KESEHATAN JIWA

BEAUTIFUL MIND

LIANA ANGGARA RIZKIA

NIM : 030.10.160

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA, JULI 2014
BEAUTIFUL MIND

Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah perjuangan seorang ahli


matematika genius yang bernama John Forbes Nash, yang berhasil menciptakan
konsep ekonomi yang kini dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi
kontemporer. Selama Perang Dingin berlangsung, Nash mengidap schizophrenia
yang membuatnya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga
ia harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih hadiah Nobel tahun 1994.
Kisah dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-hari
pertama kuliahnya di universitas bergengsi, Princeton University. Sejak awal,
Nash -lelaki sederhana digambarkan sebagai pribadi penyendiri, pemalu, rendah
diri, introvert sekaligus aneh. Aku tak terlalu suka berhubungan dengan orang dan
rasanya tak ada orang yang menyukaiku, ujar Nash berkali-kali. Di balik segala
kekurangannya, Nash juga digambarkan sebagai laki-laki arogan yang bangga
akan kepandaiannya. Ini ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah
yang dianggapnya hanya menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul. Sebagai
gantinya, Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan
ide orisinal untuk meraih gelar doktornya dan diterima di pusat penelitian
bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Ditengah persaingan ketat John Nash, mendapat teman sekamar yang
sangat memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis
cilik Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika sampai-sampai
menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaan, akhirnya secara
tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori
bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah yang dinamakannya
dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi
Nash menjadi kenyataan. Tak hanya meraih gelar doktor, ia berhasil diterima
sebagai peneliti dan pengajar di MIT
Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode
rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William
Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan
barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya
sendiri.
Alicia Larde, seorang mahasiswinya yang cantik, yang membuatnya sadar
bahwa ia juga membutuhkan cinta. Ketika pasangan ini menikah, Nash justru
semakin parah dan merasa terus berada dalam ancaman bahaya gara-gara
pekerjaannya sebagai agen rahasia. Nash semakin hari semakin terlihat aneh dan
ketakutan, sampai akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah
seminar di Harvard, Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke
rumah sakit jiwa. Dari situlah terungkap, Nash mengidap paranoid schizophrenia.
Beberapa kejadian yang dialami Nash selama ini hanya khayalan belakang. Tak
pernah ada teman sekamar, Herman dan keponakannya yang menggemaskan,
Marcee ataupun Parcher dengan proyek rahasianya.
Untungnya, Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah
memberi semangat pada suaminya. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih
yang tak pernah habis dari Alicia, Nash bangkit dan berjuang melawan
penyakitnya.
Dalam film tersebut John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa dan
mendapatkan perawatan ECT (Electroshock Therapy) atau terapi
elektrokonvulsif 5 kali seminggu selama 10 minggu. ECT merupakan terapi yang
sering digunakan pada tahun 1940 – 1960 sebelum obat antipsikotik dan anti
depresan mudah diperoleh. Cara kerja terapi ini yaitu mengalirkan arus listrik
berdaya sangat rendah ke otak yang cukup untuk menghasilkan kejang yang mirip
dengan kejang epileptik. Kejang inilah yang menjadi terapetik bukan arus
listriknya. Sebelum dilakukan ECT pasien disuntikkan insulin sebagai pelemas
otot yang akan mencegah spasme konvulsif otot-otot tubuh dan kemungkinan
cedera. Efek samping penggunaan ECT adalah kelupaan atau gangguan memori.
Efek samping ini dapat dihindari dengan menjaga rendahnya arus listrik yang
dialirkan.
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa, John Nash menjalani
perawatan di rumah dengan Obat Psikoterapetik. Obat ini harus terus diminum
secara teratur oleh penderita skizofrenia. Meskipun obat ini tidak dapat
menyembuhkan skizofrenia, namun obat – obat antipsikotik akan membantu
penderita untuk menghilangkan halusinasi dan konfusi, serta memulihkan proses
berpikir rasional. Cara kerja obat – obat antipsikotik yaitu menghambat reseptor
dopamin dalam otak. Efek dari pemakaian obat tersebut yaitu : Sulit
berkosentrasi, menghambat proses berpikir, tidak memiliki gairah seksual
sehingga ia tidak bisa melayani hasrat seksual isterinya.

Selain terapi biologis, John Nash juga mendapat terapi dari isterinya yaitu
berupa dukungan sosial yang diberikan kepadanya, rasa empati, penerimaan,
mendorong untuk mulai berinteraksi sosial (dengan tukang sampah), dan
dorongan untuk tidak berputus asa dan terus berusaha. Terapi Sosial ini sangat
membantu penderita skizofrenia dalam menghadapi peristiwa – peristiwa yang
menjadi stressor bagi penderita.

ANALISA:
Dari film tersebut dapat diketahui bahwa John Nash menderita skizofrenia
paranoid, yang ditandai dengan simpton – simpton/ indikasi sebagai berikut:
1. Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.
- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau
kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya,
dalam film tersebut yaitu agen pemerintah dan mata – mata rusia. Waham ini
menjadikannya paranoid, yang selalu curiga akan segala hal dan berada dalam
ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.
- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya
memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting. John Nash
menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen
rahasia.
- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan
dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya. Adegan yang
menunjukkan waham ini yaitu ketika disuruh membunuh isterinya, ketika disuruh
menunjukkan bahwa dia jenius, dan ketika diyakinkan bahwa dia tidak berarti
oleh para teman halusinasinya.
2. Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan
nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan. John Nash
mengalami halusinasi bertemu dengan tiga orang yang secara nyata tidak ada
yaitu Charles Herman (teman sekamarnya), William Parcher (agen pemerintah)
dan Marcee (keponakan Charles Herman). Selain itu juga laboratorium rahasia,
dan juga nomer kode yang dipasang pada tangannya.
3. Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas
diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh. Indikasi ini sangat
jelas ketika John Nash berkenalan dengan teman – temannya dan juga jika dilihat
dari cara berjalannya.
4. Adanya gangguan emosi, adegan yang paling jelas yaitu ketika John Nash
menggendong anaknya dengan tanpa emosi sedikitpun yang seharusnya ia
bersikap panik.
5. Social withdrawl (penarikan sosial), John Nash tidak bisa berinteraksi sosial
seperti orang – orang pada umumnya, dia tidak menyukai orang lain dan
menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki
sedikit teman.

Stresor atau kejadian kejadian yang menekan membuat skizofrenia John Nash
bertambah parah, yaitu:
- Kalah bermain dari temannya
- Merasa gagal berpresentasi untuk mendapatkan cita-citanya
- Merasa tidak dapat melayani istrinya
- Tidak bisa bekerja atau mendapatkan pekerjaan kembali

Karakter pribadi John Nash, yaitu :


- Pemalu, introvert, penyendiri, rendah diri (merasa dirinya tidak disukai orang
lain), kaku, tidak suka bergaul (tidak menyukai orang lain), penarikan diri dari
lingkungan sosial.

Anda mungkin juga menyukai