Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Dengan Masalah Skizofrenia


Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Ners Departemen Jiwa

Oleh:
DENNY
190070300011052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Judul Film              : A Beautiful Mind
Pemain Utama           : Russell Crowe sebagai John Forbes Nash, Jr.
Tahun produksi         : 2001
Durasi Film             : 02 : 15 : 19
Jenis Gangguan      : Schizophrenia Paranoid

Jenis Gangguan
No Jenis Gangguan Waktu Pemunculan
1. Adanya Delusi 00 : 33 : 05
2. Adanya halusinasi 00 : 05 : 40
3. Adanya gangguan emosi 01 : 24 : 59
4. Social Withdrawl 00 : 22 : 08
5. Gejala motorik 00 : 04 : 56

Jenis Pendekatan Terapi


No Pendekatan Waktu Pemunculan
1 ECT (Electroshock 01 : 19 : 28
Therapy)
2 Terapi obat psikoterapetik 01 : 23 : 25

Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah John Forbes Nash, seorang ahli
matematika jenius yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang kini dijadikan dasar
dari teori ekonomi kontemporer. Nash mengidap schizophrenia selama perang dingin
berlangsung, sehingga membuat dirinya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi
ketakutan hingga harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih Nobel pada tahun
1994, saat ia memasuki usia senja.
Hari-hari pertama kuliahnya di Universitas bergengsi, Princeton University pada
tahun 1948. Nash - lelaki sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi
penyendiri, pemalu,kaku , tidak suka bergaul dengan lingkungan sekitar , rendah diri,
introvert sekaligus aneh. Berkali-kali dia membuat pengakuan bahwa dirinya tak terlalu
suka berhubungan dengan orang dan ia merasa bahwa tak ada orang yang menyukainya.
Dibalik kekurangannya, Nash digambarkan sebagai lelaki arogan yang bangga akan
kepandaiannya, ditunjukkan dari cara ia menolak mengikuti perkuliahan yang ia anggap
hanya membuang-buang waktu dan membuat otak menjadi tumpul. Nash lebih memilih
menghabiskan waktunya diluar kelas demi mendapatkan ide guna meraih gelar dokornya
dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya, Charles Herman
yang memiliki keponakan seorang gadis cilik Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan
matematika, sampai ia selalu menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan
perpustakaan yang akhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang
bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah
yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar
doktor. Mimpinya menjadi kenyataan. Selain meraih gelar doktor, ia berhasil diterima
sebagai peneliti dan pengajar di MIT.
Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta sebagai mata-mata oleh Pentagon
untuk memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen
rahasia William Parcher. Pekerjaan ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan
meupakan dunianya sendiri.
Seorang mahasiswinya yang cantik bernama Alicia Larde, berhasil membuat Nash
sadar bahwa hidupnya membutuhkan cinta. Ketika mereka menikah, Nash justru semakin
parah dan selalu merasa dalam ancaman bahaya gara-gara pekerjaannya tersebut.
Semakin hari Nash semakin terlihat aneh dan ketakutan, sampai akhirnya dia ditangkap
dan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh Dr. Rosen (seorang ahli jiwa) ketika Nash sedang
presentasi di sebuah seminar di Harvard. Dari situlah terungkap, bahwa ia mengidap
Schizophrenia Paranoid. Teman sekamarya, Charles, Marcee, Parcher dan beberapa
kejadian lainnya hanyalah khayalan belaka. Untungnya, ia memiliki istri setia yang selalu
member semangat pada suaminya. Dengan semangat dan cinta kasih yang diberikan
istrinya pada Nash, membuat ia bangkit dan berjuang melawan penyakitnya.
Nash diberikan terapi ECT (Electroshock Therapy) yaitu dengan elektrokonvulsif
5 kali dalam seminggu selama 10 minggu. Sebelum dilakukan prosedur kejutan, Nash
disuntikkan insulin sebagai pelemas otot yang mencegah spasme konvulsif otot-otot
tubuh dan kemungkinan cidera. Kemudian dialirkan arus listrik berdaya sangat rendah ke
otak yang menghasilkan kejang. Kejang inilah yang menjari terapetik bukan arus
listriknya. Efek samping dari terapi dan obat yang diberikan yaitu menurunkan sebagian
ingatan dan menurunkan gairah seksual. Efek samping ini dapat dihindari dengan
menjaga rendahnya arus listrik yang dialirkan.Terapi kejut dilakukan karena pengobatan
antidepresan pada saat itu sulit didapatkan.
Setelah menjalani terapi di rumah sakit, Nash diberikan perawatan di rumah
dengan obat psikoterapetik, obat ini harus diminum secara teratur guna membantu
menghilangkan halusinasi, konfusi dan memulihkan proses berpikir rasional. Efek
samping dari obat ini adalah sulit berkonsentrasi, menghambat proses berpikir, tidak
memiliki gairah seksual.
Selain menjalani perawatan dan mengkonsumsi obat, terapi yang paling penting
yaitu dukungan dari istrinya, ini merupakan terapi yang berpengaruh paling besar untuk
menghadapi kejadian yang dapat membuat stressor penderita. Rasa empati, penerimaan,
dorongan untuk berinteraksi sosial dan dorongan untuk tidak berputus asa dan terus
berusaha melawan halusinansinya.
Pada akhir cerita, John Nash dapat mengatasi skizofrenia nya tanpa melakukan
pengobatan yang sebelumnya dia jalani, melainkan dengan cara tidak mempedulikan hal-
hal yang dia anggap tidak nyata namun hadir di hari-harinya, disamping itu dia
mendapatkan dukungan dari istrinya untuk terus berusaha melawan halusinasinya.
Sampai pada akhirnya, John nash berhasil meraih apa yang selama ini tidak pernah dia
pikirkan sebelumnya yaitu meraih penghargaan Nobel atas konsep ekonomi yang dia
ciptakan yang kini dijadikan dasar dari teori ekonomi kontemporer.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: TANGGAL DIRAWAT / Jam :

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : J.F.N (L/P) Tanggal Pengkajian
/jam:_____________________
Umur : RM No. :_____________________
Alamat :
Pekerjaan : Profesor
Informan : Istri

II. ALASAN MASUK


Primer : Pasien merupakan orang yang suka menyendiri, pemalu, rendah diri, dan introvert. Pasien
mengatakan bahwa ia tidak terlalu suka berhubungan dengan orang lain dan menurutnya tak ada
orang yang menyukainya
Sekunder : Istri pasien mengatakan setelah menikah, pasien menjadi semakin parah. Pasien
semakin ketakutan dan terlihat aneh. Akhirnya, Ia mulai curiga dengan kondisi suaminya tersebut dan
mulai mencari tahu tentang teman sekamar pasien yang pernah diceritakannya. Ketika dicari tahu ,
ternyata teman yang diceritakan oleh pasien tidak ada dan ternyata, pasien hanya tinggal sendiri di
asrama tersebut.
Rekam Medis : Sebelum terkena Skizofren, pasien sering menyendiri,seiring waktu ia mengalami
halusinasi pengelihatan,pendengaran.
III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Setelah diberikan tugas untuk memecahkan kode rahasia pasien mulai takut akan hidupnya. Saat
memberikan kuliah tamu pasien mencoba melarikan diri dari orang-orang yang menurutnya adalah
agen misterius yang dipimpin oleh rekannya, Kemudia pasien meninju rekannya sebagai upaya untuk
melarikan diri, pasien terpaksa dibius dan dikirim ke fasilitas psikiatris yang diyakininya dijalankan oleh
Uni Soviet. Pasien diberikan terapi kejut insulin dan akhirnya dilepaskan. Frustrasi dengan efek
samping obat antipsikotik yang diminumnya, yang membuatnya lesu dan tidak responsif, Pasien diam-
diam berhenti meminumnya. Hal ini menyebabkan pasien kambuh dan ia bertemu dengan teman
halusinasinya.

IV. FAKTOR PREDISPOSISI


Pasien merupakan seorang yang genius karena kegeniusannya ia masuk ke universitas bergensi. Ia
merupakan orang yang suka menyendiri, pemalu, rendah diri, dan introvert. Pasien mengatakan
bahwa ia tidak terlalu suka berhubungan dengan orang lain dan menurutnya tak ada orang yang
menyukainya. Selain itu, ia juga merupakan orang yang arogan dan bangga akan kepandaiannya. Ini
ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya menghabiskan
waktu dan membuat otak tumpul.
 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? √ya tidak

Bila ya jelaskan Semasa kuliah pasien sudah mengalami halusinasi dengan menganggap teman
sekamarnya ada padahal pasien hanya seorang diri, pasien suka menyendiri.
2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil √Tidak Berhasil

3. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang) ya √ tidak


Bila ya jelaskan :

 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal

Jelaskan Sebelum menjalani perawatan Pasien pernah memukul temannya yang dianggap
membahayakan dirinya

6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual):
Pasien selalu berada di bawah tekanan tinggi untuk menerbitkan sesuatu, namun ia ingin
menerbitkan ide aslinya sendiri, pasien merupakan seorang yang suka menyendiri
Diagnosa Keperawatan: Isolasi social

7. Kesan Kepribadian klien: extrovert √ introvert lain-lain:__________________

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? ya √ tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/ perawatan

Pasien mengatakan tidak memiliki keluarga yang punya gejala sama seperti yang pasien alami
saat ini.
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah

V. STATUS MENTAL
1.Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan :
- Penampilan fisik : rambut tampak bersih dan tertata rapi
- Penampilan berpakaian : pakaian pasien sesuai momen, sesuai jenis kelamin, sesuai usia.
Pasien nampak rapi dan bersih.
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

2.Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma

 Kwalitatif
tidak berubah berubah
meninggi gangguan tidur: sebutkan______________________________
hipnosa disosiasi: sebutkan____________________________________
Apakah pasien mengalami gangguan tidur selama perawatan?
3.Disorientasi
waktu tempat orang

Jelaskan :
Relasi : Apakah pasien mampu melakukan interaksi timbal balik saat
berkomunikasi
Orientasi : Apakah pasien mampu mengenali keadaannya saat ini dan sedang
beradadimana?
Limitasi : Apakah pasien mau diajak berkomunikasi dan menatap lawan bicara? Bagaimana
sikap pasien saat diajaka bicara?
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
4.Aktivitas Motorik/ Psikomotor
Kelambatan:
hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan

5.Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
cemas: ringan sedang berat panik

Jelaskan : bagaiman aktivitas motoric dan psikomotor pasien ? apakah pasien dapat
melakukan aktivitas dengan mandiri seperti berjalan, makan dan minum ?
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

6.Persepsi
√halusinasi ilusi depersonalisasi derealisasi
Macam Halusinasi
√ pendengaran √ penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................

Jelaskan : pasien memiliki teman yang dianggapnya sangat mengerti dirinya dan sebagai
teman untuk berdiskusi tetapi ternyata teman-teman tersebut tidak nyata
Diagnosa Keperawatan: halusinasi pendengaran dan penglihatan

7.Proses Pikir
 Arus Pikir
√ koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..

Jelaskan : perkataan pasien mampu dimengerti oleh lawan bicara


Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

 Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi √ isolaso sosial rendah diri
preokupasi pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran √ curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa

Jelaskan :
- pasien suka menyendiri
- pasien selalu merasa ada seorang yang mengikutinya dan ingin membahayakannya
Diagnosa Keperawatan: halusinasi pendengaran dan penglihatan

 Bentuk Pikir
realistik nonrealistik
√ autistik dereistik
Jelaskan : pasien memiliki teman gaib yang selalu diajak berbicara dan berdiskusi tentang
penelitiannya dan dianggap sangat mengerti dirinya.
Diagnosa Keperawatan: gangguan proses pikir

8.Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................

Jelaskan :
- apakah pasien meampu mengingat kejadian saat ini dan sebelumnya (ex: 1 bulan lalu)?
- bagaimana ingatan klien apakan keliru/normal?
- apakah ada kejadian yang pasien tidak bisa lupakan hingga sekarang?
- pasien mampu mengingat dirinya dan keluarga
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

9.Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : apakah pasien mudah teralihkan oleh objek lain disekitar saat diajak berdiskusi?
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

10. Kemampuan Penilaian


gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : bagaimana pasien menilai prioritas yang benar untuk dilakukan dalam aktivitas
sehari-hari
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

11. Daya Tilik Diri/ Insight


mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : apakah pasien tahu tentang penyakitnya saat ini dan mengapa Ia dibawa ke RS?
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

12. Interaksi selama Wawancara


bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
kontak mata kurang defensif curiga

Jelaskan : bagaimana sikap pasien selama proses interaksi apakah pasien memberi timbal
balik yang baik, mampu memberi kontak mata yang baik, mampu bersikap sopan sesuai norma
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

VI. FISIK
1. Keadaan umum : Baik/kompos mentis
2. Tanda vital: TD:___________ N:___________ S:_____________
P:_______
3. UKur: TB:___________ BB:__________ turun naik
4. Keluhan fisik: tidak ya jelaskan...............................
_______________________________________________________________________________
__
5. Pemeriksaan fisik:

Kepala
Bentuk/Kesimetrisan Bentuk simetris
Posisi & kontrol kepala Posisi paten, normal, kontrol kepala baik
Kulit kepala Rambut berantakan/rapi, tampak kusam/bersih, nyeri
tekan(-/+), massa (-/+), tidak ada ketombe, tidak ada
kutu.
Leher
Bentuk Normal
Trakea/Tiroid Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
distensi vena jugularis, tidak ada deviasi trakea.

Mata
Letak/Kesimetrisan Mata kanan dan kiri posisi simetris/sejajar
Letak, gerakan, warna Simetris kanan dan kiri, gerakan kelopak mata aktif
kelopak mata dapat berkedip, kelopak mata normal, reflek cahaya (+)
Konjungtiva/sklera Merah muda, tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Pupil Isokor bulat
Penglihatan Jelas
Telinga
Kebersihan/Kotoran/Bau Fungsi telinga normal, telinga tampak bersih
Letak pinna Sejajar dengan sudut mata
Kanal Bentuk melebar
Pendengaran Pendengaran normal
Hidung
Letak dan ukuran Letak paten, ukuran normal tidak ada pembesaran.
Anterior Vestibula Bersih, tidak ada benjolan.
Mulut
Warna/tekstur/lesi bibir Gigi bersih
Membran mukosa/gusi Membrane mukosa lembab, gusi berwarna merah
muda
Lidah Lidah berwarna merah muda
Dada
Ukuran/bentuk/kesimetrisan/ Pergerakan dada simetris , tidak ada nyeri tekan,
gerakan perkembangan perkusi: resonan, auskultasi: normal (tidak ada suara
payudara tambahan)
Payudara simetris antara keduanya, tidak ada benjolan
pada payudara
Paru-paru
Jumlah/Irama/Kedalaman/K RR 21 x/menit, irama regular, kedalaman dan kualitas
ualitas/ Karakteristik normal.
Vokal Vremitus Teraba sama kanan dan kiri.
Perkusi area paru Sonor
Auskultasi : Intensitas, pola, Suara nafas normal
kualitas, durasi suara nafas
Jantung
Inspeksi : ukuran dan Tidak tampak adanya benjolan, dan lesi, ictus cordis
kesimetrisan dada, apikal tidak tampak
impuls
Palpasi : apikal impuls, Capilarry refill kembali dalam 2 detik pada bagian ujung
capilarry refill pada dahi jari.
atau ujung jari tangan/kaki
Auskultasi suara jantung : Terdengar S1 dan S2 kuat dan reguler. Tidak ada bunyi
kualitas, intensitas, jantung tambahan.
kecepatan dan irama

Abdomen
Inspeksi : Inspeksi : nampak bersih
bentuk/ukuran/tonus Perkusi : Dullness
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Genetalia
Inspeksi kerapatan/ kulit Tidak terkaji
anus/ lipatan bokong
Reflek anus Tidak terkaji
Punggung
Inspeksi lengkungan & Tulang belakang simetris, tidak tampak kelainan tulang
kesimetrisan tulang belakang, tidak ada krepitasi, tidak ada benjolan
belakang
Pergerakan tulang belakang Aktif/tidak
Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah 5 5
5 5

Kulit
Warna/Tekstur Putih, kulit elastis dan lembab
Suhu/Turgor/Edema 36,7°C

Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan :

VII. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : pasien menyukai semua anggota tubuhnya

b. Identitas : pasien adalah seorang laki-laki jenius yang terobsesi pada pekerjaannya, tidak
terlalu suka berhubungan dengan orang lain, selain itu ia juga merupakan orang yang arogan dan
bangga akan kepandaiannya

c. Peran : pasien seorang kepala keluarga, ayah dan suami

d. Ideal diri : pasien frustrasi dengan efek samping obat antipsikotik yang diminumnya, yang
membuatnya lesu dan tidak responsif

e. Harga diri : pasien mempunyai teman gaib yang sangat mengerti dirinya

Diagnosa Keperawatan : isolasi social

2. Genogram

3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat : pasien mempunya istri dan anak
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat : pasien seorang jenius yang terobsesi dengan
pekerjaan sebagai mata-mata untuk memecahkan kode rahasia, selain itu Ia juga meraih
penghargaan nobel.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien merasa orang tidak menyukainya
sehingga pasien tidak suka berhubungan dengan orang lain
Diagnosa Keperawatan: gangguan interaksi social

4. Spiritual dan kultural


a. Nilai dan keyakinan
Pasien berkeyakinan kristen sesuai nilai dan keyakinan yang dianut oleh keluarga
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Apakah ada konflik dalam beribadah ?
c. Kegiatan ibadah
Apakah pasien rutin mengikuti kegiatan ibadah ?
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah

VIII. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

2. BAB/BAK
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

3. Mandi
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang lama : ______________________ s/d _________________________
Tidur malam lama : ______________________ s/d _________________________
Aktivitas sebelum / sedudah tidur : _____________________ s/d _____________________

6. Pengginaan obat
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan Ya Tidak
Sistem pendukung Ya Tidak
Jelaskan :

8. Aktivitas di dalam rumah


Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
Jelaskan :

9. Aktivitas di luar rumah


Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak
Jelaskan : Apakah klien menjalani aktivitas sehari-sehari dengan baik selain hanya
melakukan pekerjaannya saja?
Diagnosa Keperawatan:____________________________________________________________

IX. MEKANISME KOPING


Adatif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi √Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ...................... Lainnya
Pasien selalu bercerita pada istrinya dan Ia sangat terobsesi dengan pekerjaannya
Diagnosa Keperawatan : tidak ada

X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan istri pasien selalu mendukungnya
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan pasien merasa orang tidak menyukainya
Masalah dengan pendidikan, uraikan pasien seorang jenius yang berhasil lulus dari universitas
ternama
Masalah dengan pekerjaan, uraikan pasien sangat terobsesi dengan pekerjaannya dan sangat
tertekan sehingga lupa waktu dan hidup didunianya sendiri.
Masalah dengan perumahan, uraikan pasien tinggal bersama istri dan anak
Masalah dengan ekonomi, uraikan ekonomi pasien tercukupi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan apakah ada masalah dengan pelayanan
kesehatan pasien dan bagaimana pasien dan keluarga mengatasinya? Keluarga memanfaatkan
fasilitas kesehatan yaitu RS untuk menangani penyakit pasien
Masalah lainnya, uraikan tidak ada
Diagnosa Keperawatan : tidak ada

XI. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


√ Penyakit jiwa Sistem pendukung
√ Faktor presiptasi Penyakit fisik
√ Koping √Obat-obatan
Lainnya _______________________________
Diagnosa Keperawatan : defisit pengetahuan

XII. ASPEK MEDIK


Diagnosa medik : schizophrenia
Terapi medik : pemberian insulin,tindakan restrain dan diajarkan cara menghardik
XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakberdayaan b.d disfungsi lingkungan, harga diri rendah
Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain b.d gangguan psikologis dan waham
Kesiapan meningkatkan konsep diri b.d kepercayaan diri terhadap kemampuan
Isolasi social b.d ketidakmampuan menjalin hubungan d.d merasa asyik dengan pikiran sendiri
Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menunujukkan perilaku tidak sesuai anjuran

XIV. ANALISA DATA

No DATA MASALAH
DO: Klien tidak meminum obat karena mengganggu tugas
perannya di keluarga sehingga wahamnya kembali lagi
DS: Ketidakberdayaan b.d
1 - Istri klien mengatakan bahwa klien tidak akan mendekati disfungsi lingkungan,
kampus mungkin karena malu harga diri rendah
- Istri klien membanting gelas dan meninju kaca kemudian
mengatakan aku tak tahu apa yang harus kulakukan
2 DO: Resiko perilaku kekerasan
- klien melukai tangannya dan mencari sesuatu
- klien tidak meminum obatnya sehingga wahamnya kembali.
- klien tidak sengaja mendorong istrinya dan jatuh. terhadap orang lain b.d
- klien meninggalkan bayinya ketika memandikanya gangguan psikologis dan
DS: waham
- klien mengatakan mencari chip implant di tanganya .
- klien melihat wahamnya dan mendorong istrinya
DO:
- klien pergi ke kampus dan meminta untuk diperbolehkan
berkeliaran di kampus Kesiapan meningkatkan
konsep diri b.d
3 - klien berusaha menerima penyakitnya dan berusaha untuk
kepercayaan diri terhadap
menanganinya kemampuan
- istri klien mendukung kesembuhan klien
DS: klien mengatakan akan mulai mengacuhkan ilusinya
DO: klien mengatakan bahwa ia tidak terlalu suka
berhubungan dengan orang lain
Isolasi social b.d
DS:
ketidakmampuan
- klien suka menyendiri, pemalu, rendah diri, dan introvert
menjalin hubungan
-merupakan orang yang arogan dan bangga akan
4 d.d merasa asyik
kepandaiannya
dengan pikiran
- klien menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya
sendiri
menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul
- klien sangat terobsesi dengan pekerjaan sehingga
membuatnya lupa waktu dan dunianya sendiri
DO:
- Pasien mengatakan jika dirinya tidak sakit
- Pasien mengatakan untuk apa di rawat di rumah sakit
Defisit pengetahuan
- Pasien mengatakan tidak mau minum obat b.d kurang terpapar
- Pasien mengatakan tidak mengetahui manfaat obat informasi d.d
5 - Pasien tidak mengetahui efek samping obat menunujukkan
DS: perilaku tidak sesuai
- Frustrasi dengan efek samping obat antipsikotik yang anjuran
diminumnya, yang membuatnya lesu dan tidak
responsif, Klien diam-diam berhenti meminumnya

XV. POHON MASALAH

Effect → ketidakberdayaan

Core → resiko perilaku kekerasan

Causa isolasi sosial


XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakberdayaan b.d disfungsi lingkungan, harga diri rendah
2. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain b.d gangguan psikologis dan waham
3. Kesiapan meningkatkan konsep diri b.d kepercayaan diri terhadap kemampuan
4. Isolasi social b.d ketidakmampuan menjalin hubungan d.d merasa asyik dengan pikiran sendiri
5. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menunujukkan perilaku tidak sesuai anjuran

Mahasiswa

( )
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)
Ruang :
Nama Pasien : Tn. JN
No. Register :

No. TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


Dx MUNCUL TERATASI TANGAN
1 Ketidakberdayaan b.d disfungsi lingkungan,
harga diri rendah

Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain


2 b.d gangguan psikologis dan waham

3 Kesiapan meningkatkan konsep diri b.d


kepercayaan diri terhadap kemampuan

Isolasi social b.d ketidakmampuan menjalin


4 hubungan d.d merasa asyik dengan pikiran
sendiri

Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar


informasi d.d menunujukkan perilaku tidak
5 sesuai anjuran
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama : Tn. JN
Alamat :

Diagnosa
Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Rasional
Keperawatan
Ketidakberdayaan TUM : Klien mampu berinteraksi dengan Latihan Asertif Menentukan apa hambatan
b.d disfungsi lingkungan sekitar dan tidak
Klien dapat melakukan Tentukan apa hambatan untuk bisa asertif untuk bisa asertif (misal: tahap
lingkungan, harga merasa percaya diri bahwa orang
diri rendah hubungan sosial secara (misal: tahap perkembangan, kondisi medis, perkembangan, kondisi medis,
disekitarnya membutuhkan pasien
bertahap dan tidak memandang rendah dan kejiwaan kronis) dan kejiwaan kronis)
padanya. Bantu pasien mengenali dan mengurangi - Membantu pasien
TUK 1 : distorsi kognitif yang memblokir kemampuan mengenali dan mengurangi
Klien dapat membina yang menunjukkan perilaku distorsi kognitif yang memblokir
hubungan saling percaya asertif kemampuan yang
TUK 2 : Bantu pasien mengenali hak, tanggung menunjukkan perilaku asertif
Klien dapat mengidentifikasi jawab, dan normanorma yang bertentangan - Membantu pasien mengenali
kemampuan dan aspek positif Instruksikan pasien mengenai strategi untuk hak, tanggung jawab, dan
yang dimiliki berlatih berperilaku asertif norma-norma yang
TUK 3 : Fasilitasi kesempatan berlatih menggunakan bertentangan
Klien dapat menilai diskusi, pemodelan dan bermain peran Menginstruksikan pasien
Restruksi Kognitif mengenai strategi untuk berlatih
kemampuan yang dapat - Bantu pasien memahami bahwa berperilaku asertif
digunakan seringnya ketidak mampuan untuk - Memfasilitasi kesempatan
mencapai tingkah laku yang di inginkan
berlatih menggunakan diskusi,
merupakan hasil dari pernyataan diri yang
tidak normal pemodelan dan bermain peran
TUK 4:
- Bantu pasien untuk merubah Membantu pasien memahami
Klien dapat menetapkan dan
pernyataan diri yang tidak profesional bahwa seringnya ketidak
merencanakan kegiatan
menjadi pernyataan yang rasional - Bantu mampuan untuk mencapai
sesuai dengan kemampuan
pasien untuk mengganti interpretasi yang tingkah laku yang di inginkan
yang dimiliki
TUK 5 : salah dengan interpretasi yang lebih merupakan hasil dari pernyataan
Klien dapat melakukan mempunyai dasar realitas terhadap situasi diri yang tidak normal
kegiatan sesuai kondisi sakit penuh stres, kejadian dan interaksi - Membantu pasien untuk
dan kemampuannya Dukungan Emosional merubah pernyataan diri yang
TUK 6 : Bantu pasien untuk mengenali perasaannya tidak profesional menjadi
seperti adanya cemas, marah atau sedih pernyataan yang rasional
Klien dapat memanfaatkan
sistem pendukung yang ada - Dorong pasien untuk - Membantu pasien untuk
mengekspresikan perasaan cemas, marah mengganti interpretasi yang
atau sedih salah dengan interpretasi yang
Dorong untuk bicara atau menangis lebih mempunyai dasar realitas
sebagai cara untuk menurunkan respon terhadap situasi penuh stres,
emosi kejadian dan interaksi
Berikan terapi Psikoedukasi Membantu pasien untuk
mengenali perasaannya seperti
adanya cemas, marah atau
sedih
Mendorong pasien untuk
mengekspresikan perasaan
cemas, marah atau sedih
- Mendorong untuk bicara atau
menangis sebagai cara untuk
menurunkan respon emosi
- Memberikan
terapiPsikoedukasi
Resiko perilaku TUK 1: Klien dapat mengontrol proses Teknik menenangkan -Meyakinkan keselamatan dan
kekerasan terhadap berfikir dan emosinya -Yakinkan keselamatan dan keamanan klien keamanan klien
orang lain b.d
 Membantu orientasi
Identifikasi orang-orang terdekat klien yang - Mengidentifikasi orang-orang
gangguan realitas terdekat klien yang bisa
psikologis dan bisa membantu klien
membantu klien
waham  Mendiskusikan Fasilitasi ekspresi marah klien dengan cara - Memfasilitasi ekspresi marah
kebutuhan yang tidak yang klien dengan cara yang
terpenuhi konstruktif konstruktif
Manajemen Halusinasi - Menenentukan Caregiver yang
 Membantu klien
-Tentukan Caregiver yang konsisten setiap hari
memenuhi kebutuhannya
konsisten setiap hari - Memberikan klien untuk
TUK 2: mendiskusikan halusinasinya -
Berikan klien untuk
 Mengevaluasi jadwal mendiskusikan halusinasinya Mendorong klien untuk
mengekspresikan perasaannya
kegiatan harian klien Dorong klien untuk mengekspresikan secara tepat
perasaannya secara tepat
 Berdiskusi tentang - Memfokuskan kembali klien
Fokuskan kembali klien
mengenai topik jika komunikasi
kemampuan yang mengenai topik jika klien tidak sesuai komunikasi
dimiliki komunikasi klien tidak sesuai komunikasi -Memonitor kehadiran
Melatih kemampuan yang -Monitor kehadiran halusinasi mengenai halusinasi mengenai konten
konten kekerasan atau yang
dimiliki kekerasan atau yang
membahayakan
orang lain membahayakan orang lain
-Hindari berdebat dengan klien tentang - Meghindari berdebat
validasi halusinasi dengan klien tentang validasi
Manajemen alam perasaan halusinasi
-Gunakan bahasa yang sederhana dan - Menggunakan bahasa
konkrit selama interaksi dengan pasien yang sederhana dan konkrit
yang bermasalah dengan fungsi selama interaksi dengan pasien
Kognitifnya yang bermasalah dengan
-Gunakan alat bantu mengingat dan tanda- fungsi
tanda visual untuk membantu pasien yang kognitifnya
fungsi kognitifnya bermasalah - Menggunakan alat bantu
-Ajarkan pasien keterampilan membuat mengingat dan tanda-tanda
keputusan, sesuai kebutuhan visual untuk membantu pasien
yang fungsi kognitifnya
bermasalah
- Mengajarkan pasien
keterampilan membuat
keputusan, sesuai kebutuhan
Kesiapan Kognitif Klien mampu : Klien percaya diri dan memiliki Peningkatan harga diri - Mendukung pasien untuk bisa
mengerti dengan anjuran yang koping yang baik untuk mengatasi mengidentifikasi kekuatan
meningkatkan -Dukung pasien untuk bisa - Menguatkan kekuatan pribadi
diberikan dan melakukan masalahnya sehingga konsep diri mengidentifikasi kekuatan - Kuatkan
konsep diri b.d yang diindentifikasi pasien
kegiatan untuk membantu pola klien meningkat kekuatan pribadi yang diindentifikasi
kepercayaan diri - Membantu pasien untuk
koping klien pasien - Bantu pasien untuk
mengidentifikasi respon positif
terhadap Psikomotor, klien mampu : mengidentifikasi respon positif dari orang
dari orang lain
menggunakan fisiknya dengan lain
kemampuan - Membantu untuk mengatur
- Bantu untuk mengatur tujuan yang realistik
baik tujuan yang realistik dalam
dalam rangka mencapai harga diri yang lebih
Afektif, klien mampu : rangka mencapai harga diri yang
tinggi
Mengendalikan emosi dengan lebih tinggi
Fasilitasi tanggung jawab diri -Mendiskusikan dengan pasien
baik dan dapat
-Diskusikan dengan pasien tanggung jawab tanggung jawab tambahan yang
mengekspresikan perasaan ada terkait dengan status
tambahan yang ada terkait dengan status
dengan baik kesehatannya saat ini kesehatannya saat ini
-Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan -Mendorong verbalisasi
ketakutan mengenai asumsi tanggung jawab perasaan, persepsi, dan
Peningkatan sosialisasi ketakutan mengenai asumsi
tanggung jawab
-Tingkatkan hubungan dengan orang-orang -Meningkatkan hubungan
yang memiliki minat dan tujuan yang sama dengan orang-orang yang
-Anjurkan kegiatan sosial dan masyarakat memiliki minat dan tujuan yang
-Izinkan pengujian terhadap keterbatasan sama
interpersonal - Menganjurkan kegiatan sosial
dan masyarakat
- Mengizinkan pengujian
terhadap keterbatasan
interpersonal
Isolasi social b.d TUM : Klien mampu Klien dapat menjalin hubungan baik
ketidakmampuan dengan orang disekitarnya dan
menjalin hubungan berinteraksi dengan tidak hanya berada didunianya
d.d merasa asyik
orang lain sendiri
dengan pikiran
sendiri

TUK 1 : Klien dapat


membina hubungan
saling percaya
TUK 2 :
Klien mampu menyebutkan
penyebab  tanda dan gejala
isolasi sosial
TUK 3 :
Klien mampu menyebutkan
keuntungan berhubungan
sosial dan kerugian menarik
diri
TUK 4 :
Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara
bertahap

Defisit pengetahuan Kognitif Klien mampu : Klien dapat mengetahui dan


b.d kurang terpapar mengerti dengan anjuran yang mengerti keadaannya saat ini dan
informasi d.d diberikan dan melakukan sadar akan pentingnya terapi yang
menunujukkan
kegiatan untuk membantu pola diberikan
perilaku tidak
sesuai anjuran koping klien
Psikomotor, klien mampu :
menggunakan fisiknya dengan
baik
Afektif, klien mampu :
Mengendalikan emosi dengan
baik dan dapat
mengekspresikan perasaan
dengan baik
STRATEGI PELAKSANAAN
NO DIAGNO TINDAKAN PERTEMUAN
SA 1 2 3 4 5 S.D 12
1 PASIEN

KELUARGA

NO DIAGNO TINDAKAN PERTEMUAN


SA 1 2 3 4 5 S.D 12
2 PASIEN

KELUARGA

NO DIAGNO TINDAKAN PERTEMUAN


SA 1 2 3 4 5 S.D 12
3 PASIEN
KELUARGA

NO DIAGNO TINDAKAN PERTEMUAN


SA 1 2 3 4 5 S.D 12
4 PASIEN

KELUARGA

NO DIAGNO TINDAKAN PERTEMUAN


SA 1 2 3 4 5 S.D 12
5 PASIEN

KELUARGA
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) 1
HANYA UNTUK DX 1 (KLIEN)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
- Klien suka menyendiri
- merasa orang tidak menyukainya
- mengalami Halusinasi karena Skizofrenia
2. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakberdayaan b.d disfungsi lingkungan, harga diri rendah
3. Tujuan khusus
Klien mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan tidak merasa percaya diri
bahwa orang disekitarnya membutuhkan pasien dan tidak memandang rendah
padanya.
4. Tindakan keperawatan
- Latihan Asertif
- Retruksi Kognitif
- Dukungan Emosianal
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
No Tahapan SPTK SPTK
1. Orientasi 1. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien
- Perkenalkan nama terapis
- Menjelaskan peraturan terapi : klien
berhadapan dengan terapis dari awal sampai selesai.
2. Evaluasi validasi
- Menanyakan atau mengamati perasaan klien pada saat
ini
3. Kontrak topik, waktu dan tempat

a. Kontrak topik
- Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk
bertanya sebelum kegiatan dilakukan
- Menjelaskan tujuan sesi terapi
b. Kontrak tempat dan waktu
- Memberitahukan waktu yang dibutuhkan
- Bertanya apakah setuju atau tidak untuk
dilakukannya terapi
Kerja Meminta keluarga mendampingi dari awal terapi sampai
akhir terapi Psycho Educational
a) Sesi pemberian informasi baru
b) Sesi diskusi dan berbagi pengalaman
c) Sesi pertanyaan dan jawaban
Cognitive Behavioral Therapy
a) Sesi pendidikan
b) Sesi pemecahan masalah dengan CBT
c) Sesi berkonsentrasi pada cara – cara praktis
berurusan dengan emosi.

Terminasi  Evaluasi terapi keluarga :


• Peningkatan pengetahuan tentang Skizofrenia,
mengatasi emosional dan mengatasi masalah.
• Peningkatan pemecahan masalah dan mengurangi
penderitaan
• Peningkatan koping keluarga
• Peningkatan fungsi keseluruhan dari pasien
(termasuk perawatan diri, fungsi social dan
keterampilan hidup masyarakat).

 Tindak lanjut
Bantu klien untuk mengembangkan atau membuat jadwal
terapi selanjutnya

 Kontrak akan datang


Menyepakati jadwal terapi selanjutnya
Menyepakati waktu dan tempat
Berikan salam
. CRITICAL APPRAISAL
Judul Schizophrenia in a member of the family: Burden, expressed
emotion and addressing the needs of the whole family
Penulis Gian Lippi1.
Nama South African Journal of Psychiatry 2016;22(1), a922.
Jurnal/Volume http://dx.doi.org/10.4102/
/ sajpsychiatry.v22i1.922
Nomor/Tahun
Latar Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan, yang ditandai dengan
Belakang penurunan fungsi yang lambat dan episode kambuh atau
eksaserbasi akut gejala psikotik. Pada penyakit ini ditandai dengan
penurunan aktivitas, kemampuan untuk mempertahankan
pekerjaan, dan kecenderungan gangguan untuk mempengaruhi
wawasan, banyak pasien yang membutuhkan bantuan dan
perawatan untuk jangka waktu yang lama. Pasien dengan
skizofrenia memiliki masa kecil dan masa remaja yang normal
sebelum tiba-tiba, secara tak terduga dan sering merasakan sakit.
Karena usia awal, tanggung jawab perawatan tiba-tiba disodorkan
pada sebagian besar orang tua, bahkan sebelum mereka datang
untuk berdamai

dengan keterkejutan serangan penyakit yang tiba-tiba dan dramatis


Tujuan 1. Untuk mengurangi tingkat kambuh dengan memberikan
Penelitian pelatihan keterampilan. keterampilan memecahkan masalah,
komunikasi, dan mengatasi masalah yang ada
2. Untuk berbagi informasi tentang gangguan tersebut, tentu
saja,
3. tanda-tanda peringatan dini dan pencegahan kambuh sangat
minim
4. Untuk memberi keluarga kesempatan untuk bertanya tentang
5. gangguan kejiwaan dan pilihan pengobatan untuk masalah
yang timbul.
6. Untuk membantu keluarga memahami pentingnya sejak dini
bagaiamana tentang penyakit Skizofrenia
7. Untuk mengubah tingkat keluarga EE
8. Untuk mempublikasikan ketersediaan layanan kesehatan
mental
9. 7. Untuk mengurangi stigma penyakit mental
Program untuk membantu keluarga mendapatkan informasi,
akses dukungan dan layanan, meningkatkan keterampilan
mengatasi, terlibat dalam perawatan diri, meningkatkan
komunikasi, meningkatkan empati, memecahkan masalah dan
memahami penelitian.
Metodologi konsep ini mengelilingi pemanfaatan individu yang memiliki
Penelitian pengalaman hidup dengan penyakit seperti
skizofrenia untuk pembinaan, pendampingan, pengajaran,
mengatasi dan advokasi bimbingan (model tidak berbeda dengan
substansi penyalahgunaan pemulihan)
• Ini terdiri dari hal-hal berikut:
1. Kursus pelatihan keterampilan 12 minggu yang diajarkan
oleh keluarga anggota (yang menerima pelatihan khusus
untuk memimpin dan memfasilitasi sesi) untuk anggota
keluarga
2. Sesi dua setengah jam masing-masing (hingga 14 sesi)
Intervensi keluarga yaitu :
1. sesi pendidikan
2. sesi pemecahan masalah menggunakan CBT
3. sesi berkonsentrasi pada cara-cara praktis untuk berhubungan
dengan
emosi.
• Program mengandung unsur manajemen stres, keterampilan
komunikasi, pemecahan masalah dan pencapaian tujuan dan
meningkatkan pengetahuan tentang skizofrenia dan awal tanda
peringatan
Hasil 1. Peningkatan pengetahuan tentang skizofrenia.
Penilitan 2. Peningkatan kepuasan dengan layanan perawatan
kesehatan.
3. Meningkatnya penggunaan perilaku coping.
4. Meningkatnya optimismE.
5. Mengurangi kecemasan, stress, dan kesusahan.
6. Peningkatan kepatuhan pasien pengobatan
7. Mengurangi kekambuhan pasien dan tingkat penerimaan.
8. Mengurangi beban keluarga.
9. 9. Tidak ada perubahan tingkat EE atau EOI.
Kesimpulan Keluarga pasien dengan skizofrenia mengalami tingkat tinggi beban
dan menerima sangat sedikit informasi tentang penyakit skizofrenia
Dengan menyediakan lebih banyak informasi dan sumber daya, dan
menerapkan program dirancang untuk mengatasi masalah ini,
keluarga pasien dengan skizofrenia dapat mengalami tingkat
dukungan yang lebih tinggi dan pemberdayaan dan tingkat beban
yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai