Anda di halaman 1dari 22

ISOLASI SOSIAL

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Keperawatan Jiwa

Program Studi Strata 1 Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh Kelompok 6 :

Muhammad Farkhan

Nadya Ima Mustika

Nurinda Marjella

PROGAM STUDI S1 EKSTENSI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
TAHUN 2017

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia- Nya. Sehingga kelompok dapat menyelesaikan
makalah Keperawatan Jiwa "Isolasi Sosial"

Pembuatan makalah ini sendiri berpedoman dari berbagai sumber media.


kelompok menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan karena manusia jauh dari kata sempurna dan kesempurnaan hanya
milik Allah. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati kelompok mengharap
kritik dan saran dari semua pihak demi baiknya makalah ini di masa mendatang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 11 Oktober 2017

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Isolasi Sosial ..................................................................... 3
B. Proses Terjadinya Masalah ............................................................. 3
C. Tanda dan Gejala Isolasi Sosial ...................................................... 4
D. Penyebab Isolasi Sosial .................................................................. 4
E. Pohon Masalah ............................................................................. 6
F. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 7
G. Tindakan Keperawatan .................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan

tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat,

2012). Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon

yang adaptif sampai maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat

diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan

respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu untuk

menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial

dan budaya.

Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering kali terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya sering dialami oleh pasien isolasi sosial.

Penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di berbagai negara

menunjukkan, sebesar 20-30 persen pasien yang datang ke pelayanan

kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Bentuk yang paling sering

adalah kecemasan dan depresi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan isolasi sosial?.

5
2. Bagaimanakah tanda dan gejala isolasi sosial?.

3. Bagaimanakah intervensi keperawatan untuk pasien isolasi sosial?.

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan isolasi sosial.

2. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari isolasi sosial.

3. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada klien isolasi sosial.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Isolasi Sosial.

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan

tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat,

2012).

Isolasi sosial adalah upaya menghindari suatu hubungan komunikasi

dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak

mampunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan (Balitbang,

2007).

B. Proses Terjadinya Masalah.

Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku

menarik diri atau isolasi sosial yang tidak disebabkan oleh perasaan tidak

berharga yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang penuh

dengan permasalahan, ketegangan , kekecewaan, kecemasan.

Perasaan tidak berharga dapat menyebabkan individu makin sulit

dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. Akibatnya klien

menjadi mundur, mengalami penurunan dalam aktifitas dan kurangnya

perhatian terhadap penampilan dan keberhasilan diri. Sehingga individu

semakin tenggelam dalam perjalanan dan tingkah laku masa lalu serta

7
tingkah laku primitif antara lain tingkah laku yang tidak sesuai dengan

kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi halusinasi. Halusinasi

melatarbelakangi adanya komplikasi.

C. Tanda dan Gejala

 Kurang spontan.

 Apatis.

 Ekspresi wajah kurang berseri.

 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.

 Tidak ada/kurang komunikasi verbal.

 Mengisolasi diri.

 Tidak/kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.

 Asupan makanan dan minuman terganggu.

 Retensi urine dan fases.

 Aktifitas menurun.

 Kurang berenergi/bertenaga.

 Rendah diri.

D. Penyebab

1. Faktor predisposisi.

 Faktor tumbuh kembang.

Pada setiap tahap tumbuh kembang individu juga ada tugas

perkembangan yang harus di penuhi agar tidak terjadi gangguan dalam

8
hubungan sosial, bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak

terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang

nantinya akan menimbulkan masalah.

 Faktor komunikasi dalam keluarga.

Menurut (Gail, 2006 : hal 279) pola komunikasi dalam keluarga

dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan, bila

keluarga hanya mengiformasikan hal – hal yang negative akan

mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua

pesan yang bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan,

mengakibatkan anak menjadi traumatik dan enggan berkomunikasi

dengan orang lain.

 Faktor sosial budaya.

Menurut (Gail,2006 : hal 431) Isolasi sosial merupakan faktor

utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat dari transiensi:

norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain atau

tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produkstif

seperti lanjut usia (lansia), orang cacat, penderita kronis. Isolasi

dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai

yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.

 Faktor biologis.

Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptive

menurut (Gail, 2006 : hal 430). Terjadinya penyakit jiwa pada

9
individu juga dipengaruhi oleh keluarganya dibanding dengan

individu yang tidak mempunyai riwayat penyakit terkait.

2. Faktor presipitasi.

Menurut (Gail, 2006 : hal 280) faktor presipitasi terdiri dari :

 Stresor Sosiokultural

Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga

dan berpisah dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di

rumah sakit.

 Stresor Psikologis

Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan

keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk

berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas

tingkat tinggi.

E. Pohon Masalah

Gangguan persepsi sensori: halusinasi.

Isolasi sosial

Harga diri rendah

10
F. Diagnosa Keperawatan.

1. Isolasi sosial.

2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi.

3. Harga diri rendah.

11
G. Tindakan Keperawatan.
Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
1. Isolasi Sosial Tujuan Umum:
Klien dapat
berinteraksi
dengan orang lain.

Tujuan Khusus:
1. Klien dapat 1. Setelah... X 1.1. Bina hubungan saling percaya 1. Supaya klien bisa
membina berinteraksi klien dengan: lebih terbuka
hubungan saling menunjukkan - Beri salam setiap interaksi. kepada perawat
percaya. tanda-tanda percaya - Perkenalkan nama, nama dan perawat lebih
pada perawat: kesukaan dan tujuan perawat mudah melakukan
- Wajah cerah berkenalan. intervensi
- Mau berkenalan. - Tanyakan nama dan panggil selanjutnya.
- Ada kontak mata. nama kesukaan klien.
- Bersedia - Tunjukkan sikap jujur, empati
menceritakan dan menepati janji.

12
masalah yang - Tanyakan masalah yang
dihadapi oleh sedang di hadapi oleh klien.
klien. - Buat kontrak yang jelas.
- Dengarkan dengan penuh
perhatian ungkapan perasaan
klien.
2. Klien mampu 2. Setelah... x interaksi 2.1. Tanyakan pada klien tentang: 2. Mengetahui akan
menyebutkan klien dapat - Orang yang tinggal serumah, menyebab dan
penyebab menyebutkan teman sekamar. dapat
menarik diri. minimal satu - Orang yang paling dekat dihubungkan
penyebab menarik dengan klien. dengan faktor
diri - Apa yang membuat klien yang didalamnya.
- Diri sendiri. dekat dengan orang tersebut.
- Orang lain. - Orang yang tidak dekat
- Lingkungan. dengan klien dirumah atau
diruang keperawatan.
- Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut.

13
3. Klien mampu 3. Setelah... x interaksi 3.1. Tanyakan pada klien tentang: 3. Berinteraksi
menyebutkan klien menyebutkan - Manfaat hubungan sosial. secara bertahap
keuntungan keuntungan - Kerugian menarik diri. agar klien terbiasa
berhubungan berhubungan sosial, membina
sosial misalnya: 3.2. Diskusikan bersama klien hubungan yang
- Banyak teman. tentang manfaat berhubungan sehat dengan
- Tidak kesepian. sosial dan kerugian menarik orang lain.
- Tidak sendiri. diri.

3.3. Beri pujian terhadap


kemampuan klien
menggungkapkn perasaannya.
4. Klien dapat 4. Setelah... x interaksi 4.1. Observasi perilaku klien saat 4. Mengetahui
melaksanakan klien melaksanakan berhubungan sosial. manfaat yang
hubungan sosial hubungan sosial dirasakan klien
secara bertahap. secara bertahap 4.2. Beri motivasi dan bantu klien sehingga timbul
dengan: untuk berkenalan/ motivasi untuk
- Perawat. berkomunikasi dengan: berperilaku.
- Perawat lain. - Perawat.

14
- Klien lain. - Kelompok.
- Kelompok. - Klien lain.

4.3. Libatkan klien dalam terapi


aktivitas kelompok sosialisasi.

4.4. Diskusikan jadwal harian yang


dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan
klien bersosialisasi.

4.5. Beri motivasi klien untuk


melakukan kegiatan sesuai
jadwal yang telah dibuat.

4.6. Beri pujian terhadap


kemampuan klien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas
yang dilaksanakannya.

15
5. Klien mampu 5. Setelah... x interaksi 5.1. Diakusikan dengan klien 5. Meningkatkan
menjelaskan klien dapat tentang perasaannya setelah intervensi klien
perasaannya menjelaskan berhubungan social dengan: untuk
setelah perasaannya setelah - Orang lain. berhubungan
berhubungan berhubungan sosial - Kelompok. dengan orang lain.
sosial. dengan:
- Orang lain. 5.2. Beri pujian terhadap
- Kelompok. kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya.
6. Klien mendapat 6.1. Setelah… x 6.1. Diskusikan pentingnya peran 6. Keluarga dapat
dukungan interaksi keluarga serta keluarga sebagai mengidentifikasi
keluarga dalam dapat menjelaskan pelindung untuk mengatasi masalah yang
memperluas tentang: perilaku menarik diri. dihadapi klien dan
hubungan sosial. - Pengertian memudahkan
menarik diri. merawat klien
- Tanda dan gejala dirumah.
menarik diri.
- Penyebab dan
akibat.

16
- Cara merawat
klien.

6.2. Setelah… x
pertemuan keluarga
dapat
mempraktikkan
cara merawat klien
menarik diri. 6.2. Diskusikan potensi keluarga
untuk membantu klien
mengatasi perilaku menarik
diri.

6.3. Jelaskan pada keluarga tentang:


- Pengertian menarik diri.
- Tanda dan gejala menarik diri.

17
- Penyebab dari akibat menarik
diri dan cara merawat klien.

6.4. Latih keluarga cara merawat


klien menarik diri.

6.5. Tanyakan perasaan keluarga


setelah mencoba cara yang
dilatih.

6.6. Beri motivasi keluarga agar


membantu klien untuk
sosialisasi.

6.7. Beri pujian kepada keluarga


atas keterlibatannya merawat
klien dirumah sakit.

18
7. 7.1. Setelah… x 7.1. Diskusikan dengan klien 7. Klien dapat
interaksi klien tentang manfaat dan kerugian memanfaatkan
menyebutkan: tidak minum obat, nama, warna, obat dengan baik
- Manfaat minum dosis, cara, efek terapi dan efek dan
obat. samping penggunaan obat. menghindarkan
- Kerugian tidak penggunaan obat
minum obat. yang salah.
- Nama, warna,
dosis, efek terapi
dan efek samping
obat.

7.2. Setelah… x 7.2. Pantau klien saat penggunaan


interaksi klien obat.
mendemonstrasikan
penggunaan obat
dengan benar.

19
7.3. Setelah… x interasi 7.3. Beri pujian jika klien
klien menyebutkan menggunakan obat dengan
akibat berhenti benar.
minum obat tanpa
konsultasi dengan
dokter.
7.4. Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dengan dokter.

7.5. Anjurkan klien untuk konsultasi


kepada dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

20
21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Isolasi sosial adalah keadaan ketika seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang

lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan

tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat,

2012).

Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya adalah perilaku

menarik diri atau isolasi sosial yang tidak disebabkan oleh perasaan tidak

berharga yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan

permasalahan, ketegangan, kekecewaan, kecemasan.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan kelompok agar tercapai kesehatan jiwa yang

optimal adalah:

1. Diharapkan kepada keluarga klien apabila sudah pulang maka keluarga

tetap melakukan kontrol ke RSJ.

2. Diharapkan adanya kerja sama dengan baik antara dokter, perawat dan tim

medis lainnya guna memperlancar proses keperawatan.

3. Diharapkan kepada keluarga harus sering mengunjungi klien ke RSJ karena

dapat membantu proses penyembuhan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP). Bandung:
Salemba Medika.

Gail, Stuart W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

http://www.academia.edu/10860183/ISOLASI_SOSIAL.

Keliat, Budi Ana dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai