Anda di halaman 1dari 17

PERBEDAAN KEPRIBADIAN A DAN B DAN RISIKO PENYAKIT YANG DAPAT

TERJADI PADA KEPRIBADIAN A DAN B


&
ESSAY EPIDEMIOLOGI
POSTULAT KOCH

MAKALAH EPIDEMIOLOGI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Etika Keperawatan

Program Studi Strata 1 Ilmu Keperawatan

OLEH :
NADYA IMA MUSTIKA
4002160048

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunia- Nya. Sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas Epidemiologi
“Perbedaan Kepribadian A Dan B Dan Risiko Penyakit Yang Dapat Terjadi Pada Kepribadian
A Dan B & Essay Epidemiologi Postulat Koch”

Pembuatan makalah ini sendiri berpedoman dari berbagai sumber media. kelompok
menyadari bahwa ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena
manusia jauh dari kata sempurna dan kesempurnaan hanya milik Allah. Oleh sebab itu, dengan
segala kerendahan hati kelompok mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi baiknya
makalah ini di masa mendatang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 4 Maret 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang kompleks, dan manusia merupakan makhluk yang

rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat di dunia ini. Dengan keunikannya, manusia adalah

makhluk yang unik dan sulit dipahami dari makhluk lain. Hal inilah yang membuta manusia

berbeda dari makhluk lainnya. Hal inilah yang membuat manusia tidak pernah berhenti

untuk mencari hal-hal baru berkaitan dengan dirinya ataupun makhluk lain. Ini adalah sifat

mendasar manusia yaitu tidak pernah puas akan apa yang telah dimiliki.

Sebagaimana kita tahu, manusia diciptakan dengan keunikan masing-masing.

Keunikan itu tidak terlepas dari kepribadian manusia. Kepribadian berasal dari bahasa latin

yaitu kata “persona” yaitu topeng. Pada zaman Yunani kuno, topeng biasa digunakan untuk

memainkan sebuah peran atau pertunjukkan dalam teater atau drama untuk memerankan

satu karakter tertentu. Hal inilah yang membuat manusia tidak sama dengan sesamanya,

karena walupun satu darah, seseorang akan memiliki kepribadian tersendiri yang tidak sama

dengan orang lain. Secara garis besar, kepribadian dapat digolongkan menjadi dua yaitu

kepribadian A dan Kepribadian B/ Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian

kepribadian itu sendiri, karakteristik kepribadian A dan Kepribadian B, serta risiko penyakit

yang mungkin menyerang sesorang yang memiliki kepribadian dan kepribadian B.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kepribadian?

2. Bagaimana karakteritik kepribadian A dan kepribadian B?

3. Bagaimana indikator perbedaan kepribadian A dan kepribadian B?


4. Apa saja risiko penyakit yang dapat menyerang seseorang dengan kepribadian A dan

kepribadian B?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kepribadian.

2. Untuk mengetahui karakteristik kepribadian A dan kepribadian B.

3. Untuk mengetahui indikator perbedaan kepribadian A dan kepribadian B.

4. Untuk mengetahui saja risiko penyakit yang dapat menyerang seseorang dengan

kepribadian A dan kepribadian B.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepribadian

Kepribadian berasal dari bahasa latin yaitu kata “persona” yaitu topeng. Pada zaman

Yunani kuno, topeng biasa digunakan untuk memainkan sebuah peran atau pertunjukkan

dalam teater atau drama untuk memerankan satu karakter tertentu.

Kepribadian mencakup sistem fisik dan perilaku yang terlihat maupun yang tidak,

tidak hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian merupakan

substansi dan perubahan, serta model dan produk dalam proses perkembangan (Jess Feist

&Gregory J. Feist (2009: 86)).

2.2 Karakteristik Kepribadian Tipe A dan B

Friedlman dan Ray Rosenma memperkenalkan tipe kepribadian A dan kepribadian B.

Menurut Friedlman dan Ray Rosenman, kepribadian A adalah orang yang sangat kompetitf,

berorientasi terhadap waktu, sering tidak bersabar dan marah terhadap keterlambatan

dengan orang yang tidak kompeten. Walaupun terlihat percaya diri, sebenarnya di dalam

dirinya orang dengan kepribadian A cenderung memiliki perasaan keraguan terhadap

dirinya yang mendorong untuk terus menerus memekasa mereka untuk meraih lebih dan

banyak lagi dalam waktu yang singkat. Secara detail, Friedlman dan Ray Rosenman

menyebutkan ciri-ciri berikut:

a. Memikirkan dua hal sekaligus.

b. Menjadwalkan banyak aktivitas dalam rentang waktu yang semakin sempit.

c. Tidak tertarik dengan lingkungan dan keindahan.

d. Menyuruh orang lain berbicara cepat.

e. Sangat tidak sabar berada di belakang orang yang mengemudi atau lambat menyetir.
f. Selalu menggerakkan tangan ketika berbicara.

g. Menggoyang-goyangkan kaki dan mengetuk-ngetukkan jari.

h. Pola bicara yang eksplosif dan sedikit cabul.

i. Menjadikan tepat waktu sebagai pujaan.

j. Sulit untuk duduk diam tanpa melakukan pekerjaan.

k. Selalu ingin menang dalam bermain walaupun dengan anak kecil.

l. Menilai kesusksesan antara diri dengan orang lain dengan membandingkan jumlah.

m. Bila bicara sering membasahi bibir, mengepalkan tanga, menghela nafas. Mengangguk-

anggukan kepala.

n. Tidak sabar melihat orang lain mengerjakan hal-hal yang dirasanya dapat dikerjakan

lebih cepat oleh dirinya.

o. Suka mengedip-ngedipkan mata/alis.

Sedangkan orang dengan kepribadian B, cenderung mampu lebih santai dalam bekerja

tanpa merasa bersalah, tidak tergesa-gesa dan tidak melihat nafsu dalam bekerja. Tidak

harus tergesa-gesa yang menyebabkan kemarahan dan ketidaksabaran. Friedlman (1985:

1999) mencirikan kepribadian tipe B sebagai berikut:

a. Gaya bicara lamban dan santai.

b. Berbicara dan berjalan santai.

c. Sabar.

d. Lebih bisa untuk memahami orang lain.

e. Mengerjakan pekerjaan satu persatu.

f. Bisa bersantai setelah melakukan pekerjaan.

g. Mengarah terhadap sesuatu yang dapat dihargai.

h. Selalu mengerjakan sesuatu tanpa memaksakan diri.

i. Sulit untuk terus terang karena takut menyakiti perasaan orang lain.
j. Melakukan permainan untuk kesenangan, bukan untuk kemenangan.

Hanson (1986: 198-2000) memberikan uraian tentang kepribadian tipe A dan B. Tipe

A terburu-buru dalam menentukan sesuatu, asertif, senang dengan persaingan, perfeksionis,

ambisius, dan non polyphasic.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian tipe A

cenderung lebih terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu asertif, senang dengan

persaingan, perfeksionis, ambisius, dan non polyphasic. Sedangkan kepribadian tipe B

cenderung tidak terburu-buru, non asertif, non perfeksionis, non polyphasic.

2.3 Indikator Perbedaan Tipe A dan Kepribadian Tipe B

Tipe Aspek Definisi

Kepribadian

Tipe A 1. Terburu-buru 1. Dalam melakukan

sesuatu.

2. Ketidaksabaran 2. Dalam menunggu

3. Perfeksionis 3. Melakukan sesuatu harus

sempurna

4. Persaingan 4. Semangat kompetitif

yang tinggi

5. Ambisius 5. Dalam keberhasilan yang

dilihat adalah yang

kuantitatif

6. Polyphasic 6. Mengerjakan dua hal

dalam waktu yang

bersamaan
7. Asertif 7. Berbicara secara terus

terang

Tipe B 1. Santai 1. Dalam beraktifitas.

2. Sabar 2. Menunggu sesuatu

3. Jiwa persaingan kurang 3. Kurang tertarik bersaing

4. Bukan perfeksionis 4. Melakukan sesuatu sesuai

dengan kemampuan diri

5. Tidak ambisius 5. Melakukan sesuatu tanpa

harus memaksakan diri

6. Monophasic 6. Hanya bisa melakukan

satu pekerjaan/hal

7. Kurang asertif 7. Sulit berterus terang

karena takut menyakiti

perasaan orang lain

2.4 Risiko penyakit yang Berhubungan dengan Kepribadian A dan Kepribadian B

1. Kepribadian Tipe A

a. Gangguan kepribadian skizotipal. Selain tingkah laku yang aneh dan gaya

berbicara yang cepat, penderita gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat cemas

atau tidak nyaman dalam situasi sosial. Penderita juga kerap berkhayal, dan meiliki

keinginan yang tidak realistis, misalnya percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan

telepati yang mampu memengaruhi emosi dan tingkah laku orang lain atau percaya

bahwa suatu tulisan di koran adalah sebuah pesan tersembunyi bagi mereka.

b. Gangguan kepribadian skizoid. Ciri-ciri utama penderita gangguan kepribadian

jenis ini adalah sifat yang dingin. Mereka seperti sukar menikmati momen apa pun,
tidak bergeming saat dikritik atau dipuji, dan tidak tertarik menjalin hubungan

pertemanan dengan siapa pun, tidak tertarik dengan keindahan, bahkan dengan lawan

jenis.

c. Gangguan kepribadian paranoid. Ciri-ciri utama gangguan kepribadian jenis ini

adalah kecurigaan dan ketidakpercayaan yang berlebihan terhadap orang lain, bahkan

pada pasangan dan orang terdekat mereka juga. Mereka selalu takut bahwa orang lain

akan memanipulasi atau merugikan mereka..

Dua ilmuwan kardiologi yang meneliti tentang kepribadian seseorang, Dr. Ray

Rosenman & Dr. Meyer Friedlman menyatakan bahwa ada kaitan perilaku dengan penyakit

jantung. Dari usia 31 tahun sampai 59 tahun, mereka menganalisa berdasarkan profil

kepribadia A dan kepribadian B. Hasil penelitian menunjukkan, orang-orang dengan tipe

kepribadian A dengan presentase 70% lebih berisiko terhadap penyakit jantug koroner,

walaupun sebelumnya mereka tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

Hal ini berdasarkan sifat dari kepribadian A yang sering merasa ragu-ragu, tidak aman,

dan rendah diri. Dalam masyarakat yang berbasis kompetisi, perasaan in mudah sekali

muncul, sehingga tujuan yang ingin dicapai seringkali tidak realistis dan berlebihan.

Penelitian yang dilakukan Universitas Duke menyimpulkan bahwa tidak semua perilaku

kepribadian tipe A tidak sehat. Mereka menemukan bahwa hanya empat karakteristik

perilaku dari tipe A yang memiliki kaitan dengan penyakit jantung, yaitu:

1. Permusuhan.

2. Mudah sekali terpancing emosi dan marah.

3. Tidak mempercayai orang lain.

4. Mengekspresikan kemarahan secara terbuka.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan kepribadian adalah mencakup

sistem fisik dan perilaku yang terlihat maupun yang tidak, tidak hanya merupakan sesuatu,

tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian merupakan substansi dan perubahan, serta model

dan produk dalam proses perkembangan (Jess Feist &Gregory J. Feist (2009: 86)).

Terdapat perbedaan antara kepribadian A dan kepribadian B. Dapat disimpulkan dari

pemaparan sebelumnya bahwa kepribadian tipe A cenderung lebih terburu-buru dalam

mengerjakan sesuatu, asertif, senang dengan persaingan, perfeksionis, ambisius, dan non

polyphasic. Sedangkan kepribadian tipe B cenderung tidak terburu-buru, non asertif, non

perfeksionis, non polyphasic.

Penyakit yang dapat menyerang kepribadian A dan kepribadian B juga berbeda. Dua

ilmuwan kardiologi yang meneliti tentang kepribadian seseorang, Dr. Ray Rosenman &

Dr. Meyer Friedlman menyatakan bahwa ada kaitan perilaku dengan penyakit jantung. Dari

usia 31 tahun sampai 59 tahun, mereka menganalisa berdasarkan profil kepribadia A dan

kepribadian B. Hasil penelitian menunjukkan, orang-orang dengan tipe kepribadian A

dengan presentase 70% lebih berisiko terhadap penyakit jantug koroner, walaupun

sebelumnya mereka tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

3.2 Saran

Diharapkan setelah mengetahui perbedaan kepribadian A dan kepribadian B, kita

dapat merefleksikan diri kita. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, dan

kita sebagai manusia hendaknya memahami kepribadian seseorang tanpa harus


merubahnya. Setiap kepribadian di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing, alangkah lebih baik jika kita mengambil hal yang baik sebagai bahan perbaikan

diri.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/8037/3/bab%202%20-%2007511241021.pdf

http://smallseotools.com/plagiarism-checker/

http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/10/tipe-kepribadian1.pdf
Essay Epidemiologi

Postulat Koch
Essay Epidemiologi

Postulat Koch

Robert Koch (1843 – 1910), memulai penelitian dengan pendekatan ilmiah terhadap

bidang mikrobiologi penyakit. Postulat Koch diperkenalkan pada abad ke-19 sebagai panduan

umum untuk mengenali sebuah patogen dengan menggunakan tekhnik isolasi tertentu. Dalam

menguji kebenaran mengenai keberadaan mikroorganisme yang dapat menyebabkan suatu

penyakit, Postulat Koch mengatakan bahwa agen suatu penyakit harus memenuhi empat

kriteria, yaitu:

1. Dapat ditemukan pada semua kasus yang diperiksa.

2. Diisolasi dan ditumbuhkan dalam kultur murni.

3. Menghasilkan gejala yang sama bila kultur murni diinokulasikan pada hewan uji coba dan

peka.

4. Diisolasi kembali oleh hewan terinokulasi dan dikultur kembali.

Postulat Koch atau Postulat Henle Koch adalah empat kriteria yang telah dirumuskan oleh

Robert Koch pada tahun 1884 dan diterbitkan pada tahun 1890. Keempatnya harus dipenuhi

untuk mengetahui penyebab antara parasit dan penyakit. Ia menerapkan teori ini untuk

mengenali patogen penyakit antrax dan tuberkulosis, tetapi sekarang dapat digunakan pada

penyakit-penyakit lain, sedangkan Postulat Koch berisi tentang:

1. Parasit harus ditemukan pada hewan yang sakin, bukan hewan yang sehat.

2. Organisme harus diisolasi dari hewan yang sakit dan dibiakkan dalam kultur murni.

3. Organisme yang dikulurkan harus menyebabkan penyakit pada hewan yang sehat.

4. Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari hewan yang diuji coba.

Walaupun demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa Koch mengabaikan

bagian yang kedua dari postulat pertama (organisme patogen penyakit tidak ditemukan pada
hewan yang sehat), ketika Koch menemukan karier yang asimptomatik atau yang tidak

bertanda pada penyakit kolera. Lalu, karier asimtomatik bertambah seiring ditemukannya virus-

virus lain seperti virus polio, HIV (Human Immunodeficiency Virus), herpes simpleks, dan

hepatitis C. Postulat ketiga juga tidak selalu terjadi.

Ia membuat aturan, yang kemudian dikenal dengan nama postulat Koch, yang digunakan

untuk menetapkan bahwa mikroorganisme tertentu sebagai penyebab penyakit atau bukan. Ada

empat ketentuan di postulat Koch, yakni :

1. Mikroorganisme tertentu yang dicurigai harus selalu dijumpai berasosiasi dengan

organisme yang sakit

2. Mikroorganisme tersebut harus dapat diisolasi dari organisme sakit dan dibiakkan menjadi

biakan murni di laboratorium.

3. Biakan murni mikroorganisme yang dicurigai, akan menimbulkan penyakit yang sama jika

dengan sengaja diinokulasikan kepada organisme sejenis yang rentan

4. Dengan menggunakan prosedur laboratorium, mikroorganisme yang sama harus dapat

diperoleh dari organisme rentan yang sakit karena sengaja ditulari.

Dari postulat tersebut, kemudian Koch mengembangkan teknik mengembang-biakkan

mikroorganisme dan cara pewarnaan pada mikroskopi mikroorganisme. Salah satunya yang

sangat membantu dalam dunia mikrobiologi yaitu penemuan media tumbuh padat. Media

tumbuh yang sebelumnya dikembangkan banyak peneliti adalah media cair yaitu berupa ekstrak

tanaman atau kaldu daging.

Awalnya, media padat yang dikembangkan berupa media cair yang dicampur dengan

gelatin, tetapi gelatin ini sewaktu-waktu akan mencair pada suhu pertumbuhan, sehingga

kemudian dikembangkan media padat yang terbuat dari agar-agar. Media merupakan substat

yang baik untuk proses pemisahan mikroorganisme, sehingga masing-masing dari jenisnya

tumbuh secara terpisah. Penggunaan media padat ini memungkinkan mikroorganisme untuk
tumbuh secara berjauhan antara sesamanya dan setiap selnya bersatu membentuk masa sel

sejenis yang dapat dilihat oleh mata. Semua sel yang dalam koloni yang sama, seluruhnya

merupakan keturunuan dari satu sel mikroorganisme dan oleh sebab itu mewakili hal yang

disebut dengan biakan murni.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.biologiedukasi.com/2014/11/postulat-koch.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/821/biologinunuk.pdf;jsessionid=33A

0A92DE43BEEA281AE4382B864E6CE?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai