Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA USIA PERTENGAHAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VII

1. MUSNIA
2. TARTI
3. EVA ADRIAN NINGSI
4. LISCA DHELVIKA PUTRI
5. LENNI KAMARIA

KELAS NUSA INDAH

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB. BUTON


2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, karena atas segala limpahan yang rahmat yang diberikan sehingga
kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan keluarga yang berjudul Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Usia Pertengahan ini.

Asuhan keperawatan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini.
Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga business plan ini dapat bermanfaat untuk
kita semua.
Aamiin....

Pasarwajo, 12 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga ................................................................................ 4
1. Definisi Keluarga ......................................................................... 4
2. Fungsi Keluarga ........................................................................... 4
3. Tipe Keluarga ...............................................................................
4. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ...................................
B. Konsep Medis Rheumatoid Artritis ................................................... 7
1. Definisi ......................................................................................... 7
2. Upaya meningkatkan keluarga bahagia pada usia pertengahan ... 7
3. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan ................................. 5
4. Masalah yang biasa di temukan oleh keluarga pada usia pertengahan
...................................................................................................... 9

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian .......................................................................................... 18

iii
B. Diagnosa............................................................................................. 20
C. Intervensi ............................................................................................ 22

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 25
B. Saran ................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah
setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua
dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian
kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu
paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota
keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses
terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-
sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu
pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dirasakan sulit Karena
masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang
tua.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu defenisi keluarga?
2. Apa saja fungsi dan tipe keluarga?
3. Bagaimana tugas keluarga dalam bidang kesehatan?
4. Bagaimana perkembangan dan upaya meningkatkan keluarga bahagia pada
usia pertengahan?
5. Bagaimana karekteristik usia pertengahan?
6. Apa saja masalah yang ditemukan oleh keluarga usia pertengahan?
7. Apa saja tugas perkembangan keluarga usia pertengahan?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
dewasa pertengahan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia
Pertengahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat
dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan ( Depkes RI,
1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan kebudayaan. (
SalvicionG. Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat
oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan
dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
(Burgess dan Locke (1992).

2. Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan dasar keluarga.Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.Anggota keluarga mengembangkan

3
ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan
penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat
individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin
norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya
individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumberdaya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti
makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga
dan individu.( Zaidin Ali,1999 ).

3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungan dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.

4
c. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama
dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing
membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu,
anak dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

4. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik
fasilitas-fasilitas Kesehatan yang ada.

5
B. Perkembangan Keluarga Usia Pertengahan
1. Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir
sekitar 60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan).
Dewasa Pertengahan adalah masa menyesuaikan diri & kesedaran
bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan
kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu
masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut
sebagai periode perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga
memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia
pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan
merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan
orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga
asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan
keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah
meninggalkan rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin
banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh
masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase
postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi,
yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal
130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah
keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir

6
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.

2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan


Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah
satu periode perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju
usia lanjut, Cukup banyak pasangan yang merasakan ganjalan atau
konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia lanjut. Bila
konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya
meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian
pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi
sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian
hingga meninggal.Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih
mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya
ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani
periode ini dengan sukses untuk menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah
faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan
kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa
mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan
kebahagiaan dan penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu
faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut,
mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin.
Ini penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual,
hingga kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan."

7
3. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian
perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami
dan istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan
meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-
masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri
mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.
Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan
keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi
tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan
perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus
menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988).

4. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan
waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program
olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat
badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi
penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan
orang tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan
orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa

8
kehidupan yang terperangkap yaitu terperangkap antara tuntutan
kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan
yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya
tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.

5. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan


a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat
menjadi lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa
mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya
merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan
sekarang, karena lebih baik sekarang dari pada tidak pernah adalah
selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu
banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti
tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya
hidup mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit
yang dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga
mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut,
keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang
sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan
terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang
ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari
semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai
penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan
sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam
keluarga dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas
perkembangan ini mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall,

9
1977 dalam friedman, 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah
keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi
sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama
24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang
kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini
(Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek
nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada
saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian
dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan
dan membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga
besar lain yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia
pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad,
1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan
merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa
berada dalam himpitan generasi dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak,
dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya
lebih bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga
Asia dan Amerika Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah
bertahun-bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-
hubungan. Meskipun muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi
kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan untuk
berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada
sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988,
hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai reinvestasi

10
identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi
antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen
lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang
menurun dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan
kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan kebohongan.
Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para
konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas
traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan
kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang
membosankan.
Tugas tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan
tuntutan atau harapan sosio kultural dimana manusia itu hidup dalam
masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai
diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua
hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga.
kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada
lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam
satu jalinan hubungan berkeluarga

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas kepala keluarga
b. Komposisi anggota keluarga
c. Tipe keluarga
d. Genogram
e. Suku bangsa
f. Agama
g. Status sosial ekonomi keluarga
2. Pengkajian Lingkungan
a. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
b. Sistem pendukung keluarga
3. Struktur keluarga.
a. Pola komunikasi keluarga.
b. Struktur Kekuatan keluarga.
c. Struktur Peran.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif.
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi ekonumi
5. Stres dan koping keluarga
a. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
b. Strategi koping yang diigunakan
6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti

12
B. Diagnosa
1. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
2. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
3. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan
dengan kurangnya peran serta keluarga dalam kehidupan bermasyarakat.

C. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan, keluarga dapat mengenal dan
melaksanakan peran masing-masing anggota keluarga secara tepat
Kriteria Hasil :
a. Anggota keluarga dapat menempatkan diri/berperan sebagai anggota
keluarga
b. Keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan baik
c. Hubungan antara anggota keluarga baik.
Intervensi:
a. Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota keluarga.
R/ :
Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota keluarga.
Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-masing
anggota keluarga.
b. Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing anggota
keluarga tidak dilaksanakan.
R/ :
Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga yang
efektif.

13
Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian seefektif
mungkin.
c. Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
R/ :
Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dalam
masyarakat, misalnya sarana hiburan, olahraga, dll.

2. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi konflik dalam
keluarga
Kriteria Hasil :
a. Pembicaraan dua arah.
b. Ada umpan balik dengan saling mengungkapkan masalah.
c. Memcahkan masalah keluarga
d. Saling berinteraksi
e. Meningkatkan keharmonisan keluarga
f. Keputusan keluarga dapat mengatasi konflik
Intervensi:
a. Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi.
R/ :
Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi pada
keluarga.
Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota keluarga
Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.
b. Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga.
R/ :
Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik

14
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
konflik
Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan

3. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan


dengan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat berperan serta
aktif dalam kegiatan sosial masyarakat.
Kriteria Hasil :
a. Keluarga ikut dalam wadah sosial masyarakat
b. Keluarga aktif dalam menggunakan saran umum yang ada di
lingkungan tempat tinggal.
Intervensi :
a. Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan masyarakt.
Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar lingkungan
tempat tinggal
Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam
masyarakat.
b. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam
masyarakat:
Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah kegiatan
sosial masyarakat.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga
mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa
pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia
40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah
menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah
mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan
perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti
pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat serta membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu
peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,
pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu
kasus, modifikasi lingkungan.

B. Saran
a. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan
sifat empati bukan simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga
khususnya keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
b. Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu
mengaplikasikannya kepada masyarakat terutama pada keluarga dengan

16
anak usia dewasa pertengahan.
c. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga
dengan usia dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya
terhadap keluarganya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:


Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and
Practice Nursing. Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept
and Practice. Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:
EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4th
Edition. Connecticu : Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam
Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga.
Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :
EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

18

Anda mungkin juga menyukai