Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN

KHUSUS

Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa II

Dosen Pengampu : Nurlis, M.Kep, Sp.Kj

Disusun oleh :

KELOMPOK I

{SEMESTER : V / D}

1. Niken Apdiningsih ( 1707201119 )

2. Intan Fitria ( 1707201109 )

3. M. Wahyu Noviar ( 1707201113 )

4. Uli Rozati ( 1707201131 )

5. Nuzula Ulfa ( 1707201122 )

6. Zikrur Rahmat ( 1707201133 )

PRODI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang bab yang sedang kami pelajari yaitu “Asuhan
Keperawatan Anak Dengan Kebutuhan Khusus”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Lhokseumawe, 23 Oktober 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang mengalami kondisi
fisik, perkembangan serta perilaku ataupun emosional yang memerlukan layanan
kesehatan terkait dalam jenis atau jumlah lebih dari yang dibutuhkan anak lain
pada umumnya (Wong, 2008). ABK dapat digolongkan menjadi beberapa
kelompok antara lain: tunanetra, tunarungu atau tunawicara, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD),
autisme, dan tunaganda (Kemenkes, 2011).
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, hak anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya
diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak yang
berkebutuhan khusus. Anak dengan kebutuhan khusus (special needs children)
dapat diartikan secara simpel sebagai anak yang lambat (slow) atau mangalami
gangguan (retarded) yang tidak akan pernah berhasil di sekolah sebagaimana
anak-anak pada umumnya. Banyak istilah yang dipergunakan sebagai variasi dari
kebutuhan khusus, seperti disability, impairment, dan Handicap. Menurut World
Health Organization (WHO), definisi masing-masing istilah adalah sebagai
berikut :
a. Disability : keterbatasan atau kurangnya kemampuan (yang dihasilkan dari
impairment) untuk menampilkan aktivitas sesuai dengan aturannya atau masih
dalam batas normal, biasanya digunakan dalam level individu.
b. Impairment: kehilangan atau ketidaknormalan dalam hal psikologis, atau
struktur anatomi atau fungsinya, biasanya digunakan pada level organ.
c. Handicap : Ketidak beruntungan individu yang dihasilkan dari impairment
atau disability yang membatasi atau menghambat pemenuhan peran yang
normal pada individu.
d. Khususnya untuk anak yang mengalami gangguan kognitif seperti autism,
hiperaktif, down sindrom dan retardasi mental, membutuhkan perhatian yang
lebih terutama dari orang-orang sekitar, sehingga perawat perlu melibatkan

3
lingkungan untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak. Untuk itu akan
dibahas bagaimana asuhan keperawatan pada anak yang berkebutuhan khusus.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa memahami tentang konsep askep anak dengan kebutuhan
khusus

4
BAB II
KONSEP GANGGUAN SISTEM
A. Definisi
Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan penanganan
khusus yang berkaitan dengan kekhususanya.(Fadhli, 2010). Anak yang
memiliki gangguan kognitif juga termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
Gangguan kognitif adalah sebuah istilah umum yang mencakup setiap jenis
kesulitan atau defisiensi mental (Wong, 2008).
Anak yang berkebutuhan khusus antara lain autisme, hiperaktif, down
sindrom dan retardasi mental. Penatalaksanaan terapi pada anak yang
berkebutuhan khusus paling efektif dilakukan pada usia sebelum lima tahun.
Setelah lima tahun hasilnya berjalan lebih lambat. Pada usia 5-7 tahun
perkembangan otak melambat menjadi 25% dari usia sebelum 5 tahun. Meski
tidak secepat anak normal, kita harus member kesempatan pada anak
berkebutuhan khusus ini untuk berkembang, dia masih dapat menguasai
beberapa kemampuan seperti halnya anak normal yang lain. (Monika &
Waruwu, 2006)
1. Konsep Dasar Autisme
Menurut Priyatna (2010) menjelaskan bahwa autism merupakan salah satu
gangguan perkembangan pervasive yang ditandai dengan tampilnya
abnormalitas pada domain interaksi sosial dan komunikasi. Sedangkan
menurut Delphie (2009) mengatakan bahwa individu dengan gangguan
autism secara nyata mempunyai kesulitan untuk belajar berkomunikasi
secara verbal dan nonverbal. Autisme bukan suatu gejala penyakit, tetapi
berupa sindroma (kumpulan gejala) yang terjadi penyimpangan
perkembangan sosial, kemampuan berbahasa, dan kepedulian terhadap
sekitar (Yatim, 2003).
a) Etiologi
Penyebab anak dapat mengalami gangguan autis adalah factor
keturunan atau genetika, infeksi virus dan jamur, kekurangan nutrisi
dan oksigen, serta akibat polusi udara, air dan makanan (Y. Handojo,
2003).

5
6
7

Anda mungkin juga menyukai