Anak reterdasi mental juga tidak orang yang dapat mengajarkan keterampilan
melakukan kegiatan sehari-hari.
Diagnosa keperawatan Berdasarkan pada pengkajian diatas kemungkinan diagnosa keperawatan yag terjadi adalah : 1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan karena kerusakan fungsi kognitif 2. Gangguan konsep diri harga diri rendah karena tidak efektifnya koping mekanisme 3. Gangguan identitas diri karena tidak realistis harapan orang tua 4. Perubahan proses keluarga karena mempunyai anak yang retardasi mental 5. Gangguan komunikasi 2. Perencanaan Perencanaan keperawatan bagi anak retardasi mental bersifat individual. Selain sebagai manusia, anak reterdasi mental merupakan bagian dari kelompok atau pasien dirumah sakit. Tujuan keperawatan yang utama adalah pencegahan penyakit dan pengembalian fungsi serta kesehatan anak. Dimanapun tatanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak retardasi mental, rencana keperawatan harus berdasarkan informasi tersebut: a. Latar belakang informasi Informasi dikumpulkan melalui pengkajian keperawatan, riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan catatan medis. b. Kebutuhan anak Informasi mengenai kebutuhan anak sangat tergantung kepada hasil pengkajian, kemampuan berbahasa, dan area sensorik, baik ekspresif maupun reseptif, perkembangan perilaku dan sosial, dan kemampuan intelektual serta keterbatasan fisik. c. Tujuan keperawatan Tujuan keperawatan direncanakan bersama orangtua, tenaga kesehatan lain, guru dan anak(jika memungkinkan). Perencanaan keperawatan yang berkisar pada keterampilan motorik, keterampilan menolong diri sendiri, keterampilan berbahasa dan komunikasi, keterampilan kognitif, keperawatan sosial, merupakan hal yang sangat penting untuk berhasil mencapai tiap tujuan keperawatan. d. Batu loncatan Anak dengan retardasi mental sangat lamban dalam mempelajari sesuatu dan memerlukan dorongan terus menerus. Serangkaian kegiatan yang sesuai tingkat fungsi kognitif dan motorik harus dimulai sedii mungkin, pelajaran yang sama dapat direncanakan dengan menggunakan kegiatan yang berbeda. e. Rujukan keperawatan Seringkali ketika sedang memberikan asuhan keperawatan pada anak retardasi mental berdasarkan hasil pengkajiannya perawat mungkin merencanakan rujukan pada profesi lain. Rencana asuhan keperwatan yang digunakan di rumah sakit dapat digunakan pada perencanaan asuhan keperawatan pada tatanan pelayanan kesehatan lainnya. Rencana asuhan keperawatan dapat membantu jika anak dirawat di rumah sakit lagi dan dipakai sebagai alat mengajar tenaga kesehatan lainnya. Rencana asuhan keperawatan mendokumentasikan asuhan keperawatan individual yang diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan untuk retardasi mental. Perawat dalam merencankan asuhan keperawatan sebagai bagian dari tim kesehatan dan memberikan pendidikan pada anak retardasi mental. 3. Implementasi Anak dengan retardasi mental memerlukan lingkungan yang terstruktur sehingga mereka dapat belajar dan berperilaku lebih baik. Jika anak mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan dari anak, anak perlu dipisahkan dari stimulus atau gangguan. Anak perlu tempat di ruang sekolah, rumah atau tempat lain dimana anak merasa memiliki. Pengalaman anak bahwa ia dapat menyelesaikan tugas sangat penting untuk menigkatkan rasa percaya dirinya. Anak ini cukup peka untuk mengetahui orang yang dengan tulus menginginkan keberhasilan mereka. Anak berespon terhadap sentuhan, kontak mata, dan pujian. Instruksi yang sederhana dan bertahap membantu proses belajar anak. Demonstrasi keterampilan dilakukan secara perlahan dan berulang-ulang. Sering kali perawat perlu menuntun tangan anak dalam menyelesaikan tugasnya. Memberikan penghargaan berupa pujian atau pelukan sangat membantu anak untuk mencoba melakukan kegiatan dengan lebih sungguh-sungguh. 4. Evaluasi Evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatan adalah untuk meningatkan kemampuan anak dilakukan dengan membandingkan data dasar dengan tingkat perkembangan dan keadaan kesehatan anak dengan tujuan yang dicapai