Anda di halaman 1dari 4

Kemungkinan komplikasi yang muncul :

1. Edema otak & pendarahan otak


Pada penderita asfiksia dengan penggunaan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi
renjatyan neonatus, sehingga aliran darah otakpun akan menurun. Keadaan ini akan
menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak hal ini dapat
menimbulkan pendarahan otak.
2. Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini dikenal
dengan istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan
sirkulasi. Pada keadaan ini curang jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti
mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh
darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit.
3. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport 02
sehingga penderita kekurangan persediaan 02 dan kesulitan pengularan c02 hal ini dapat
menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tidak efektif
4. Koma
Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena
beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak.

Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan asfiksia :

1. Pengaturan suhu
Segera setelah lahir, badan dan kepala neonatus hendaknya dikeringkan seluruhnya dengan kain
kering dan hangat, dan diletakkan telanjang dibawah alat/ lampu pemanas radiasi, atau pada
tubuh ibunya, bayi dan ibu hendaknya diselimutu dengan baik, namun harus diperhatikan pula
agar tidak terjadi pemanasan yang berlebihan pada tubuh bayi
2. Lakukan tindakan A-B-C-D ( Airway / membersihkan jlan nafas, Breathing/ mengusahakan
timbulnya pernafasan/ ventilasi, circulation / memperbaiki sirkulasi tubuh, drug / membersihkan
obat ).

A.memastikan saluran nafas terbuka

 Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi,bahu diganjal


 Menghisap mulut,hidung dan trachea
 Bila perlu,masukkan pipi ET untuk memastikan saluran pernafasan terbuka

B.Memulai pernafasan

 Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan


 Memakai VTP bila perlu,seperti sungkup dan balon,pipa ET dan balon,mulut ke mulut (hindari
paparan infeksi)

C.mempertahan sirkulasi darah

Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara

 Kompresi dada
 Pengobatan

D.pemberian obat-obatan

 Indikasi:diberikan apabila frekuensi jantung tetap dibawah 80 x/mnt walapun telah diberikan
paling sedikit 30 detik VTP adekuat dengan oksigen 100% dan kompresi dada atau frekuensi
jantung dosis 0,1-0,3 ml/kg untuk larutan 1:10000.cara pemberian dapat melalui
intravena(IV)atau melalui pipa endotrakheal.

Efek:untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi jantung

 Volume eksponder (darah/whole blood,cairan albumin-salin 5% NacI,RL) indikasi :digunakan


dalam risusitasi apabila terdapat kejadian atau diduga adanya kehilangan darah akut dengan
tanda tanda hipovolemi dosis 10MI/kg. Cairan pemberian IV dengan kecepatan pemberian
selama waktu 5-10 menit.efek:meningkat volume vaskuler,meningkatan asidosis metabolic.
 Natrium bikarbonat
Indikasi:digunakan apabila terdapat apneu yang lama yang tidak memberikan respon terhadap
terapi lain.diberikan apabla VTP sudah dilakukan .Efek:memperbaiki asidosis metabolic dengan
meningkatkan ph darah apabila ventilasi adekuat,menimbulkan penembahan volume
disebabkan oleh cairan garam hipertonik.
 Nalakson hidroklorid/narcan

Indikasi :depresi pernafasan yang berat atau riwayat pemberian narkotik pada ibu dalam 4 jam
seba;um persalinan

Efek: antagonis narkotik.


A.Bersihan jalan napas,ketidakefektufan

 Penghisapan lendir pada jalan nafas


 Terapi oksigen
 Monitor pernafasan

B.manajemen jalan nafas

 Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,sebagaimana mestinya
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernafas dalam kepada anak anak
(misa:meniup gelembung ,meniup kincir,peluit ,harmonica,balon ,meniup layaknya pesta
:buat lomba meniup dengan bola ping pong,meniup bulu)
 Posisikan untuk meringankan sesak nafas
 Monitor status pernafasaan dan oksigenasi,sebagaimana mestinya.

C.terapi oksigen

 Bersikan mulut ,hidung dab sekresi trakea dengan tepat


 Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Siapkan peralatan oksigen dan berikan melalui system humidifier
 Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
 Monitor aliran oksigen
 Monitor posisi perangkat (alat)pemberian oksigen
 Monitor efektifitas terapi oksigen (misalnya ,tekanan ,oksimetri,ABGs)dengan tepat
 Amati tand tanda hipoventilasi induksi oksigen

D.monitor pernafasan

 Monitor kecepatan ,irama,kedalamaan dan kesulitan bernafas


 Monitor suara ,nafas tambahan seperti ngorok atau mengi
 Monitor pola nafas (misalnya bradipneu,takipneu,hiperventalasi ,pernafasan
kusmaul,pernafasan 1:1 apneustik,respirasi biot,dan pola ataxic)
 Monitor saturasi oksigen pada pasien yang tersedasi(seperti ,SaO2,SvO2,SpO2)sesuai dengan
protocol yang ada

 Auskultasi suara nafas ,catatat area dimana terjadi penurunan atau tidak adanya ventalasi dan
keberadaan suara nafas tambahan
 Auskultasi suara nafas setelah tindakan,untuk dicatat.

Anda mungkin juga menyukai