Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia masalah perdagangan manusia masih menjadi salah satu ancaman


besar dimana setiap tahun hampir ribuan perempuan dan anak di Indonesia yang
harus menjadi korban trafficking yang terkadang tidak pernah merasa bahwa
dirinya adalah korban, pemasalahan ini bukanlah masalah baru dan tidak hanya
terjadi di Indonesia saja melainkan di Negara-negara lain juga terjadi. Bahkan
masalah perdagangan manusia sebenarnya telah terjadi sejak abad ke empat
dimana pada masa itu perdagangan manusia masih merupaan hal biasa terjadi dan
bukanlah merupakan bentuk suatu kejahatan dimana saat itu masih marak-
maraknya perbudakan manusia dimana seorang manusia dapat diperjual belikan
dan dijadikan sebagai objek keadaan itu terjadi karena masih kurangnya
pemahaman bahwa setiap manusia memiliki harkat dan derajat yang sama tanpa
adanya perbedaan satu sama lain. dan hal itu terus mengalami perkembangan
sampai dengan sekarang tanpa dapat dicegah.

Dalam sejarah perkembangan kejahatan, perdagangan manusia termasuk didalam


kejahatan yang terorganisir (organized crime) yang artinya suatu kejahatan yang
dilakukan dalam suatu jaringan yang terorganisir tapi dalam suatu organisasi
ilegal dan dilakukan dengan cara canggih karena pengaruh kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi sehingga batas Negara hampir tidak dikenal apalagi
dengan pengawasan yang tidak ketat di daerah perbatasan atau tempat
pemeriksaan imigrasi yang memudahkan terjadinya tindak pidana perdagangan
manusia yang sifatnya lintas Negara.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui lebih lanjut tentang human trafficking

2. Mengetahui asuhan keperawatan pada korban trafficking

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Trafficking

Trafficking merupakan permasalahan klasik yang sudah ada sejak


kebudayaan manusia itu ada dan terus terjadi sampai dengan hari ini. Penyebab
utama adalah kurangnya informasi akan adanya trafficking, kemiskinan,
rendahnya tingkat pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat
terutama mereka yang berada dipedesaan, sulitnya lapangan pekerjaan selain itu
juga masih lemahnya pelaksanaan hukum di Indonesia tentang perdagangan
orang. Situasi ini terbaca oleh pihak calo, sponsor, rekruter, untuk mengambil
manfaat dari keadaan ini dengan mengembangkan praktek trafficking ditempat-
tempat yang diindikasikan mudah menjerat para korbannya dengan cara berpura-
pura sebagai agen penyalur lapangan pekerjaan.

Untuk memberantas dan mengurangi trafficking memerlukan juga


kerjasama lintas Negara serta peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan.
Selain itu penyediaan perangkat hukum yang memadai untuk skala internasional,
regional bahkan local juga penegakan hukum oleh aparat hukum untuk
menghambat laju pergerakan jaringan trafficking. Bahkan tindakan pemberian
sanksi yang berat terhadap pelaku dan perlindungan terhadap korban juga harus
diperhatikan.

2.2 Faktor Penyebab Human Trafficking

a. kemiskinan

Kemiskinan telah mendorong anak-anak untuk tidak bersekolah sehingga


kesempatan untuk mendapatkan keterampilan kejuruan serta kesempatan kerja
menyusut. Seks komersial kemudian menjadi sumber nafkah yang mudah untuk
mengatasi masalah pembiayaan hidup. Kemiskinan pula yang mendorong

2
kepergian ibu sebagai tenaga kerja wanita yang dapat menyebabkan anak terlantar
tanpa perlindungan sehingga beresiko menjadi korban perdagangan manusia.

b. Keinginan cepat kaya

Keinginan untuk hidup lebih layak, tetapi dengan kemampuan yang minim
dan kurang mengetahui informasi pasar kerja, menyebabkan mereka terjebak
dalam lilitan hutang para penyalur tenaga kerja dan mendorong mereka masuk
dalam dunia prostitusi.

c. Kurangnya Pendidikan dan Informasi

Pendidikan yang memadai tentunya akan sangat membantu masyarakat


agar tidak terjebak dalam kasus perdagangan anak. Kekurangtahuan akan
informasi mengenai perdagangan anak membuat orang-orang lebih mudah untuk
terjebak menjadi korban perdagangan anak khususnya di pedesaan dan terkadang
tanpa disadari pelaku perdagangan anak tidak menyadari bahwa ia sudah
melanggar hukum. Para korban perdagangan biasanya susah untuk mencari
bantuan dinegara dimana mereka dijual karena mereka tidak memiliki
kemampuan unutuk menggnakan bahasa dinegara tersebut.

d. Migrasi

Banyak penduduk bermigrasi untuk mencari kerja, akan tetapi banyak dari
mereka tidak mendapatkan kesempatan kerja legal sehingga dalam keadaan
terdesak mereka mencari jalan migrasi ilegal.

2.3 Mengatasi Kejahatan Trafficking

Solusi mengatasi Human Trafficking di Indonesia

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan agar kasus perdagangan manusia dapat
berkurang :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan pemuka agama dan


pemerintah. Apabila kesadaran masyarakat akan bahaya dari perdagangan

3
manusia sudah muncul, maka diharapkan tingkat perdagangan manusia akan
sedikit berkurang.

2. Memperluas tenaga kerja, fokus pada program Usaha Kecil Menengah (UKM),
serta pemberdayaan perempuan. Apabila lapangan kerja di Indonesia sudah
cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, maka keinginan untuk bermigrasi dan
bekerja di luar negeri akan berkurang dan resiko perdagangan manusia pun
akan semakin berkurang juga.

3. Meningkatkan pengawasan di setiap perbatas NKRI serta meningkatkan kinerja


para aparat penegak hukum. Kejahatan seperti perdagangan manusia dapat saja
terjadi. Kemungkinan untuk terjadi akan semakin besar apabila tidak ada
pengawasan yang ketat oleh aparat yang terkait. Apabila pengawasan sudah
ketat dan hukum sudah ditegakkan, maka kasus perdagangan manusia dapat
berkurang.

4. Memberikan pengetahuan dan penyuluhan seefektif mungkin kepada


masyarakat. Untuk dapat mencegah masalah ini, perlu diadakan penyuluhan
dan sosialisasi masalah yang rutin mengenai perdagangan manusia kepada
masyarakat. Dengan sosialisasi secara terus menerus, masyarakat akan
mengetahui bahaya masalah ini dan bagaimana solusinya.

5. Berperan aktif untuk mencegah yang dapat dilakukan dengan cara melaporkan
kasus perdagangan manusia yang diketahui kepada pihak yang berwajib.
Masyarakat juga bisa mengarahkan keluarganya untuk lebih berhati-hati
terhadap orang lain, baik yang tidak dikenal maupun yang sudah dikenal.

2.4 Antisipasi Untuk Menghindari Human Trafficking

Antisipasi untuk menghindari Human trafficking badi individu :

1. Dilarang mudah percaya dengan orang yang baru kenal

2. Hindari mau diberi sesuatu seperti minuman.roti, dan lain-lain dari orang yang
belum kita kenal

4
3. Dilarang berlaku sombong di jalan, sehingga tidak memancing kebencian orang

4. Hindari mempunyai pikiran yang kosong dan tetap fokus.

5. Jika melihat di sekitar kita ada orang yang mencurigakan,segera lapor pada
pihak berwajib.

5
BAB III

ASKEP PADA KORBAN TRAFFICKING

3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan pasien
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Keluhan utama
e. Pemeriksaan fisik

3.2 Diagnosa keperawatan


a. Ansietas
b. Harga diri rendah
c. Risiko trauma

3. 3 Intervensi
No Diagnosa Tujuan / kriteria hasil Intervensi
1 Ansietas Setelah dilakukan 1. Terapi relaksasi
perawatan 24 jam, 2. Peningkatan koping
ansietas pasien dapat3. Pengurangan
teratasi dengan tujuan kecemasan
dan kriteria evaluasi :
1. Pasien mampu
mengatasi
ansietasnya.

2 Harga diri rendah Setelah dilakukan 1. Peningkatan citra


perawatan 24 jam tubuh
harga diri rendah 2. Peningkatan harga

6
pasien dapat teratasi diri
dengan tujuan dan
kriteria evaluasi :
1. Pasien dapat
menyesuaikan diri
dengan perubahan
hidup.

3 Risiko trauma Setelah dilakukan 1. Manajemen


perawatan selama 24 lingkungan
jam, risiko trauma 2. Manajemen
dapat teratasi dengan penekanan
tujuan dan kriteria
hasil :
1. Pasien mampu
menghindari cedera
fisik

3. 4 Implementasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Ansietas 1. Ciptakan lingkungan S : pasien mengeluh
yang tenang cemas
2. Minta klien untuk O :pasien tampak
rilseks dan merasakan takut
sensasi yang terjadi A :msasalah belum
3. Bantu pasien untuk teratasai
menyelesaikan P :intervensi
masalah dengan cara dilanjutkan
yang kontruktif
4. Berada di sisi klien

7
untuk meningkatkan
rasa aman dan
mengurangi ketakutan
5. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan

2 Harga diri rendah1. Bantu pasien S :pasien mengeluh


menentukan susah tidur
keterlanjutan dari O :pasien tampak
perubahan-perubahan lemas dan lesu
aktual dari tubuh A :masalah belum
2. Monitor pernyataan teratasi
pasien mengenai harga P :intervensi
diri dilanjutkan
3. Tentukan kepercayaan
diri pasien dalam hal
penilaian diri
4. Bantu pasien untuk
menemukan
penerimaan diri
3 Risiko trauma 1. Ciptakan lingkungan S :pasien ingin
yang aman bagi pasien melukai diri
2. Singkirkan benda- O :pasien tampak
benda berbahaya dari bingung
lingkungan A :masalah belum
3. Ciptakan kenyaman teratasi
lingkungan yang P :intervensi
mendukung dilanjutkan

8
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Trafficking merupakan permasalahan klasik yang sudah ada sejak


kebudayaan manusia itu ada dan terus terjadi sampai dengan hari ini. Penyebab
utama adalah kurangnya informasi akan adanya trafficking, kemiskinan,
rendahnya tingkat pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat
terutama mereka yang berada dipedesaan, sulitnya lapangan pekerjaan selain itu
juga masih lemahnya pelaksanaan hukum di Indonesia tentang perdagangan
orang. Situasi ini terbaca oleh pihak calo, sponsor, rekruter, untuk mengambil
manfaat dari keadaan ini dengan mengembangkan praktek trafficking ditempat-
tempat yang diindikasikan mudah menjerat para korbannya dengan cara berpura-
pura sebagai agen penyalur lapangan pekerjaan.

Untuk memberantas dan mengurangi trafficking memerlukan juga


kerjasama lintas Negara serta peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan.
Selain itu penyediaan perangkat hukum yang memadai untuk skala internasional,
regional bahkan local juga penegakan hukum oleh aparat hukum untuk
menghambat laju pergerakan jaringan trafficking. Bahkan tindakan pemberian
sanksi yang berat terhadap pelaku dan perlindungan terhadap korban juga harus
diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai