Anda di halaman 1dari 36

Askep pada Pasien Resiko Perilaku

Kekerasan (RPK)

Oleh KEL 4 STr 2A Keperawatan Lawang


• Kasus
Nn.K (27 tahun) dibawa ke RSJ K setelah dirumah melempari rumah
tetangga dengan batu. Nn.K mengatakan bahwa dia tersinggung
dengan tetangganya itu karena selalu menghina ibunya yang janda dan
miskin saat acara pernikahan adiknya. Saat dikaji Nn.K tampak emosi,
tangannya menegang dan tidak mau terlalu dekat dengan perawat.
Beberapa saat tampak berdiam diri lalu tiba-tiba bangkit dan
menggebrak pintu kamar.
Asuhan Keperawatan
Ruangan Rawat :Kutilang
Tanggal Dirawat : 02 – 04 – 2018
Tanggal pengkajian : 05 – 04- 2018
Sumber Informasi : wawancara
1. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Nn. “ K”
Umur : 27 th
Alamat : malang
Pendidikan : SMA
Agama : islam
Status : belum menikah
Pekerjaan : tidak bekerja
Jenis kelamin : perempuan
No RM : 888XXX
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh marah, ingin memukul orang.
3. Alasan Masuk
*Data Primer
Klien mengatakan dibawa kesini karena marah-marah dan melempari rumah tetangganya.
*Data sekunder
Klien marah-marah, mengancam, memukuli tetangga , menganggu lingkungan, melempar rumah
tetangga dengan batu.
4. Faktor Predisposisi
*Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
Pasien belum pernah mengalami gangguan jiwa dan belum pernah masuk ke RSJ.
*engobatan sebelumnya
Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan dan ini baru pertama kalinya pasien mendapatkan
pengobatan di RSJ K.
*Riwayat NAPZA
Pasien mengatakan bahwa tidak pernah mengkonsumsi rokok, minuman keras, maupun obat-obatan
terlarang .
• Trauma
Klien pernah mengalami aniaya fisik dan klien tidak pernah
mengalami aniaya seksual.
• Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
adalah saat klien putus cinta dengan pacarnya, dan sampai sekarang
klien tidak belum menikah.
• Riwayat keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
• Riwayat Penyakit Sekarang dan faktor presipitasi
Pasien melakukan perilaku kekerasan karena dia tersinggung dengan
tetangganya yang selalu menghina ibunya yang janda dan miskin saat
acara pernikahan adiknya. Yang sudah dilakukan klien adalah melempari
rumah tetangganya dengan batu, kemudian klien dibawa ke RSJ K.
5. Pemeriksaan Fisik
*Tanggal: 5 April 2018
*Keadaan umum: pandangan mata tajam, tampak emosi, tangannya
menegang dan tidak mau terlalu dekat dengan perawat.
*Tanda-tanda Vital
*TD: 110/70 mmhg
*N : 82 x/menit
*S : 36 oC
*P : 22 x/menit
*Ukur:
TB : 154 cm
BB: 55 kg
*Keluhan Fisik: klien mengatakan tidak ada keluhan fisik.
6. Psikososial
a. Genogram • Penjelasan:
Klien tinggal serumah dengan ibunya yang janda
karena ayahnya sudah meninggal dan kakaknya
tinggal bersama suaminya sekarang di rumah
yang berbeda.
• Pola asuh
Klien mengatakan sejak kecil sampai dewasa
pasien diasuh dengan didikan keras.
• Pengambilan keputusan
Klien mengatakan bila klien mengalami
permasalahan yang menyelesaikan dirinya sendiri
terkadang minta bantuan saudaranya.
• Komunikasi
Klien mengatakan jika ada masalah klien lebih
suka memendamnya.
B. Konsep Diri
*Citra tubuh
Klien mengatakan menerima keadan tubuhnya yang pendek.
*Identitas diri
Klien mengetahui bahwa klien benama “K” alamatnya dimalang, jenis
kelaminnya perempuan dan klien bangga menjadi perempuan.
*Peran
klien mengatakan saat dirumah tinggal bersama ibunya dan sebagai tulang
punggung keluarga. Sedangkan klien dirumah sakit, klien sebagai pasien.
*Ideal diri
Klien mengatakan dulu sebelum masuk rumah sakit klien ingin mempunyai
usaha sendiri. Sedangkan saat di rumah sakit, klien ingin segera pulang dan
bebas lalu klien ingin mencari pekerjaan.
*Harga diri
klien merasa malu, karena orang lain menjauhinya karena dikira gila, dan
orang- orang takut kepadanya.
C.Hubungan Sosial
*Orang yang berarti/ terdekat:
Klien mengatakan orang yang terdekat adalah ibunya.
*Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat:
Klien mengatakan selama dirumah klien jarang mengikuti kegiatan di masyarakat seperti
pengajian, dll.
*Hambatan dalam berhubungan sosial.
Pasien mangatakan klien lebih senang duduk sendiri daripada berbicara dengan orang lain
karena merasa dirinya sudah sembuh dan yang lainnya masih gila.
D. Spiritual
*Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang muslim dan tau bahwa Allah adalah
tuhannya.
*Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama dirumah klien jarang sholat, karena malas, sedangkan dirumah
sakit, klien tidak pernah melakukan sholat, karena klien merasa tidak enak kalau sholat t
idak di musholla.
7. Status Mental
*Penampilan : Klien terlihat rambutnya bersih, giginya bersih, tubuh bersih tidak
berbau dan cara berpakaian mendekati tepat dan sesuai.
*Pembicaraan: klien berbicara dengan intonasi keras dan jelas. klien menjawab
semua pertanyaan yang diberikan, klien juga mengerti isi pembicaraan yang
diajukan oleh lawan bicara
*Aktivitas motorik: Wajah klien tampak tegang, tatapan mata tajam kearah lawan
bicara, cara berjalan kaku, klien juga sering membuat gerakan-gerakan seperti mau
meninju.
*Afek– emosi
Afek: Afek adekuat dibuktikan dengan saat diajak bercerita tentang hal-hal yang
menyenangkan klien nampak tersenyum, sebaliknya jika klien diajak bercerita
tentang hal yang menyedihkan, klien terlihat sedih dan menundukan kepalanya.
Emosi: klien terlihat pandangan mata tajam, raut wajah tegang, seperti ingin
marah , cara berjalan kaku, dan nada bicara ketus.
*Tingkat konsentrasi dan berhitung: Klien dapat menghitung dengan baik, klien
mampu menjawabnya dengan benar, dan klien dapat memfokuskan konsentrasi
dengan baik. Salah satunya 5+ 4 = 9.
• Kemampuan penilaian: Klien sudah menyadari dan mampu menilai bahwa suatu masalah yang
dilakukan dengan marah-marah itu sangat merugikan dirinyaa sendiri dan orang lain.
• Daya tilik diri: Klien mengatakan mampu mengenali penyakit yang dideritanya dan tidak
mengingkari terhadap penyakitnya karena klien mampu menyebutkan kenapa klien bisa seperti
ini dan penyebab mengapa klien bisa sakit jiwa.
• Proses piker
-Arus piker: Pada waktu diajak bicara, klien bicara dengan intonasi keras dan jelas.
-Isi piker: klien selalu tanggap, waktu diajak berbicara tepat sesuai isi yang dibicarakan
-Bentuk piker: realistik : cara berfikir klien masuk akal dan sesuai dengan kenyataan.
• Tingkat kesadaran
-Kuantitatif : compos mentis,GCS : 4-5-6
-Kualitatif : kesadaran berubah
-Orientasi: Klien waktu diwawancari,klien dapat mengetahui waktu,tempat dan orang
dengan benar dan jelas. Yang ditandai dengan klian waktu dikaji,ditanya oleh perawat hari
ini hari apa ?
• Memori
Gangguan daya ingat saat ini (< 24 jam): klien menceritakan tadi pagi sudah mandi dan makan.
Gangguan daya ingat jangka pendek (1 hari-1 bulan): klien mampu menceritakan kejadian saat
dibawa kerumah sakit karena memukul orang dan melempari rumah tetangga dengan batu.
Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan): klien mampu menceritakan kalau dirumah klien
tinggal sendiri.
8. Kebutuhan Pasien Pulang
• Makan: Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan,klien makan 3x sehari dengan
komposisi nasi,sayur,lauk pauk dan klien minum kurang lebih 8 gelas/hari.
• BAK/BAB dan mandi: Klien mampu melakukan eliminasi dengan baik secara mandiri.
• Berpakaian dan berhias: Klien mampu berpakaian secara mandiri,sebelum mandi klien melepas
pakaian dan setelah mandi memakai baju yang sudah diberikan rumah sakit secara mandiri.
• Istirahat tidur: Klien selama ini tidak mengalami gangguan tidur,klien dapat tidur dengan kualitas
6-9 jam/hari. Tidur siang mulai 10.00-11.30 dan tidur malam 21.00-04.30 dan klien sebelum dan
sesudah tidur merapikan tempat tidurnya.
• Penggunaan obat: Klien mengatakan dirumah sakit selalu minum obat-obatan yg diberikan oleh
perawat.
• Pemeliharaan kesehatan: Klien memiliki sistem pendukung,sistempendukungnya adalah perawat
yang terlibat dalam pemenuhan ADLnya dan pengawasan minum obat.
• Aktifitas dalam rumah: Klien mengatakan dirumah sebagai penjaga toko,kalau tidak ada kerjaan
klien hanya beristirahat dan melakukan pekerjaan rumah.
• Aktifitas diluar rumah: Klien mengatakan mengikuti kegiatan dimasyarakat tetapi jarang dan klien
sering jalan-jalan ketempat yg dia suka.
9. Mekanisme Koping
• Klien mengatakan jika sedang ada masalah klien memilih untuk memendamnya sendiri.
10. Masalah Psikososial dan Lingkungan
• Masalah dengan dukungan kelompok
• Klien hanya mengikuti kegiatan kelompok yang sudah direncanakan oleh perawat. Namun diluar
kegiatan tersebut,klien hanya menghabiskan waktu dengan tidur.
• Masalah berhubungan dengan lingkungannya
• Klien sedikit menarik diri dari lingkungannya karena tidak ada hal yang enak dilakukan dan merasa
malas berhubungan dengan teman-temannya karena tidak ramah.
• Masalah dengan pendidikan: klien mengatakan bersekolah sampai SMA.
• Masalah dengan pekerjaan: klien mengaku bekerja sebagai penjaga toko kalau dirumah.
• Masalah dengan perumahan: klien tinggal bersama ibunya dirumah karena klien belum menikah.
• Masalah dengan ekonomi: klien mengatakan ada masalah dengan ekonominya kerena klien susah untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya dari uang hasil bekerja sebagai kuli bangunan.
• Masalah dengan pelayanan kesehatan: Klien dirawat dirumah sakit jiwa k dan memiliki asuransi BPJS kesehatan.
11. Aspek Pengetahuan
• Klien mengatakan tidak mengerti tentang perilaku kekerasan dan cara mengontrolnya, untuk obat-obatan klien hanya mengetahui
warnanya, sedangkan nama ,dosis dan kegunaannya klien tidak mengetahui. Saat ditanya mengenai hal itu klien terlihat bingung
dan tersenyum.
12. Aspek Medis
• Diagnosa medis
• Axis 1 : SKIZOFRENIA hebefrenik berulang
• Axis 2 : pendiam,tertutup
• Axis 3 : tidak didapatkan
• Axis 4 : tidak ditemukan
• Axis 5 : GAF MRS : 20
• Terapi medis
• Tablet chlorpromazine 100 mg 0-0-1
13. Daftar Diagnosa Keperawatan
• Resiko tinggi perilaku kekerasan
• Koping individu inefektif
• Harga diri rendah
• Isolasi sosial
14. Pohon Masalah
Analisa Data
No Data Diagnosa Keperawatan

DS:
klien mengatakan pernah memukul tetangganya, memukul kaca
jendela dan memecahkan kaca mobil dengan melempar batu.
DO:
1. • Klien pernah mengalami aniaya fisik sebagai pelaku yaitu Resiko tinggi perilaku kekerasan
memukul orang lain, merusak kaca jendela dan kaca mobil
dengan cara dilempar dengan batuk
• klien terlihat pandangan mata tajam, raut wajah tegang,
seperti ingin marah , cara berjalan kaku, dan nada bicara ketus
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Resiko Perilaku • TUM: Klien dapat  Klien menunjukkan  BHSP:
Kekerasan mengontrol perilaku tanda-tanda percaya • Beri salam tiap berinteraksi.
kekerasan kepada perawat: • Perkenalkan nama, nama
• TUK: • Wajah cerah, tersenyum panggilan, tujuan
1. Klien dapat • Mau berkenalan berinteraksi
membina hubungan • Ada kontak mata • Tanyakan & panggil nama
saling percaya • Bersedia menceritakan kesukaan klien
2. Klien dapat • Perasaan • Tunjukkan sikap empati, jujur
mengidentifikasi  Klien menceritakan & menepati janji setiap kali
penyebab perilaku penyebab perilaku berinteraksi
kekerasan yang kekerasan yang • tanyakan perasaan klien dan
Dilakukannya dilakukannya: masalah yang dihadapi klien
• Menceritakan penyebab • Buat kontrak interaksi yang
perasaan jengkel/kesal jelas
baik dari diri sendiri • Dengarkan dengan penuh
maupun lingkungannya perhatian ungkapan
perasaan klien
Klien dapat  Klien menceritakan  Bantu klien
mengidentifikasi penyebab perilaku mengungkapkan
penyebab perilaku kekerasan yang perasaan marahnya:
kekerasan yang dilakukannya: • Motivasi klien untuk
Dilakukannya • Menceritakan menceritakan
penyebab perasaan penyebab rasa kesal
jengkel/kesal baik dari atau jengkelnya
diri sendiri maupun • Dengarkan tanpa
lingkungannya menyela atau
memberi penilaian
setiap ungkapan
perasaan klien
3. Klien dapat  Klien menceritakan  Bantu klien mengungkapkan
mengidentifikasi tanda- tandatanda saat terjadi tanda-tanda perilaku
tanda perilaku perilaku kekerasan kekerasan yang dialaminya:
kekerasan • Tanda fisik : mata merah, • Motivasi klien menceritakan
tangan mengepal, ekspresi kondisi fisik (tanda-tanda fisik)
tegang, dan lain-lain. saat perilaku kekerasan terjadi
• Tanda emosional : • Motivasi klien menceritakan
perasaan marah, jengkel, kondisi emosinya (tanda-
bicara kasar tanda emosional) saat terjadi
• Tanda sosial : bermusuhan perilaku kekerasan
yang dialami saat terjadi • Motivasi klien menceritakan
perilaku kekerasan. kondisi hubungan dengan
orang lain (tanda-tanda sosial)
saat terjadi perilaku kekerasan
4. Klien dapat  Klien menjelaskan:  Diskusikan dengan klien
mengidentifikasi jenis • Jenis-jenis ekspresi perilaku kekerasan yang
perilaku kekerasan kemarahan yang dilakukannya selama ini:
yang pernah selama ini telah • Motivasi klien menceritakan
dilakukannya dilakukannya jenis-jenis tindak kekerasan
• Perasaannya saat yang selama ini pernah
melakukan kekerasan dilakukannya.
• Efektivitas cara yang • Motivasi klien menceritakan
• dipakai dalam perasaan klien setelah tindak
menyelesaikan masalah kekerasan tersebut terjadi
• Diskusikan apakah dengan
tindak kekerasan yang
dilakukannya masalah yang
dialami teratasi.
5. Klien dapat  Klien menjelaskan  Diskusikan dengan
mengidentifikasi akibat akibat tindak klien akibat negatif
perilaku kekerasan kekerasan yang (kerugian) cara yang
dilakukannya dilakukan pada:
• Diri sendiri : luka • Diri sendiri
dijauhi teman, dll • Orang lain/keluarga
• Orang lain/keluarga : • Lingkungan
luka, tersinggung,
ketakutan, dll
• Lingkungan : barang
atau benda rusak dll
6. Klien dapat  Klien menjelaskan  Diskusikan dengan klien:
mengidentifikasi cara cara-cara sehat • Apakah klien mau mempelajari cara baru
konstruktif dalam mengungkapkan mengungkapkan marah yang sehat
mengungkapkan marah • Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk
kemarahan mengungkapkan marah selain perilaku
kekerasan yang diketahui klien.
• Jelaskan cara-cara sehat untuk
mengungkapkan marah:
• Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau
• kasur, olah raga.
• Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya
sedang kesal kepada orang lain.
• Sosial: latihan asertif dengan orang lain.
• Spiritual: sembahyang/doa, zikir,
meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya
masing-masing
7. Klien dapat  Klien memperagakan cara  Diskusikan cara yang mungkin
mendemonstrasi mengontrol perilaku dipilih dan anjurkan klien memilih
kan cara kekerasan: cara yang mungkin untuk
mengontrol • Fisik: tarik nafas dalam, mengungkapkan kemarahan.
perilaku memukul bantal/kasur  Latih klien memperagakan cara
kekerasan • Verbal: mengungkapkan yang dipilih:
perasaan kesal/jengkel • Teragakan cara melaksanakan cara
pada orang lain tanpa yang dipilih.
menyakiti • Jelaskan manfaat cara tersebut
• Spiritual: zikir/doa, • Anjurkan klien menirukan peragaan
meditasi sesuai agamanya yang sudah dilakukan.
• Beri penguatan pada klien, perbaiki
cara yang masih belum sempurna
 Anjurkan klien menggunakan cara
yang sudah dilatih saat
marah/jengkel
8. Klien mendapat  Keluarga dapat:  Diskusikan pentingnya peran serta keluarga
dukungan keluarga • Menjelaskan cara Sebagai pendukung klien untuk mengatasi
untuk mengontrol merawat klien perilaku kekerasan.
perilaku kekerasan dengan perilaku  Diskusikan potensi keluarga untuk
kekerasan membantu klien mengatasi perilaku
• Mengungkapkan rasa kekerasan
puas dalam merawat  Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan
klien cara merawat klien perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh keluarga.
 Peragakan cara merawat klien (menangani
perilaku kekerasan)
 Beri kesempatan keluarga untuk
memperagakan ulang
 Beri pujian kepada keluarga setelah
peragaan
 Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
9. Klien  Klien dapat  Jelaskan manfaat menggunakan
Menggunakan menjelaskan: obat secara teratur dan kerugian jika
obat sesuai • Manfaat minum obat tidak menggunakan obat
program yanG • Kerugian tidak minum  Jelaskan kepada klien:
telah ditetapkan Obat • Jenis obat (nama, warna dan bentuk
• Nama obat obat)
• Bentuk dan warna obat • Dosis yang tepat untuk klien
• Dosis yang diberikan • Waktu pemakaian
kepadanya • Cara pemakaian
• Waktu pemakaian • Efek yang akan dirasakan klien
• Cara pemakaian  Anjurkan klien:
• Efek yang dirasakan • Minta dan menggunakan obat tepat
 Klien dapat waktu
menggunakan obat • Lapor ke perawat/dokter jika
sesuai program mengalami efek yang tidak biasa
• Beri pujian terhadap kedisiplinan
klien menggunakan obat.
Implementasi dan Evaluasi
Hari/ no implementasi evaluasi
tgl
15-04- 1. Menyapa klien dengan • S: - klien menyatakan kabarnya baik
2018/ ramah -Klien mengatakan perasaannya lebih baik
10:00 2. Mengingatkan kontrak -Klien menyatakan hati sakit,deg-degan, gelisah, pandangan
3. Menanyakan keadaan klien tajam, kepala pusing tangan mengepal dan rasa tidak nyaman
4. Mengoptimalkan identifikasi saat akan terjadi marah
tanda dan gejala perilaku -Klien menyatakan merasa lebih enakan saat melakukan tarik
kekerasan nafas dalam
5. Mengajarkan cara • O: - Klien tersenyum
mengontrol perilaku kekerasan -Klien kooperatif
6. Melatih klien cara -Terlihat klien mampu mempraktikkan tarik nafas dalam
mengontrol perilaku kekerasan -Terlihat klien memasukkan nafas dalam ke dalam jadwal
fisik 1 (nafas dalam) -kegiatan harian yang dibuat
7. membimbing klien • A : SP 1 tercapai
memasukkan dalam kegiatan • Pp : Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu pertemuan
harian berikutnya.
• Pk :Anjurkan klien untuk melakukan tarik napas dalam ketika
sedang marah
16-04- 1. Menyapa klien dengan • S: - Klien mengatakan perasaannya lebih baik
2018/ ramah - Klien mengatakan sudah melakukan latihan menahan emosi
10:00 2. Menciptakan lingkungan dengan nafas dalam
yang terapeutik • O: - Kontak mata bisa dipertahankan
3. Mengingatkan kontrak - Nada suara normal, tidak tinggi dan tidak rendah
4. Menanyakan keadaan klien - Klien mau dan mampu Mengekpresikan mengungkapkan marah
5. Memvalidasi masalah dan dengan memukul bantal.
latihan sebelumnya - Klien mengekpresikan marahnya dengan benar
6. Melatih klien cara • A: - SP2 tercapai
mengontrol perilaku • Pp :Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu pertemuan
kekerasan fisik 2 (memukul berikutnya.
bantal / kasur / konversi • Pk :Anjurkan klien mengontrol/ mengekspresikan marahnya
energy) dengan teknik napas dalam dan memukul bantal
7. Membimbing klien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
17-04- 1. Menyapa klien dengan • S: - Klien mengatakan perasaannya baik – baik saja
2018/ ramah - Klein mengatakan sudah melakukan latihan mengontrol marah
10:00 2. Menciptakan dengan nafas dalam dan pukul bantal
lingkungan nyaman • O: - Kontak mata bisa dipertahankan
3. Mengingatkan kontrak - Nada bicara normal, tidak tinggi dan tidak rendah
4. Menanyakan keadaan -Terlihat klien mempraktekkan cara meminta dengan dengan baik
klien “bu, tolong jangan menghina ibu saya seperti itu, tolong hargai ibu
5. Memvalidasi masalah saya
dan latihan sebelumnya - klien terlihat mempraktekkan cara menolak dengan baik” maaf saya
6. Melatih klien cara tidak bisa melakukannya karena saya masih ada yang saya kerjakan”
mengontrol marah - Klien terlihat mempraktekkan cara mengungkapkan perasaan
7. secara verbal marah dengan kata-kata halus” “Saya jadi ingin marah karena
(meminta, menolak dan perkataanmu itu”
mengungkapkan marah • A: SP3 tercapai
secara baik) • Pp :Lanjutkan SP4 adakan kontrak waktu pertemuan berikutnya.
8. Membimbing klien • Pk :Anjurkan klien mengekspresikan marahnya secara verbal dan
memasukkan dalam mengontrol marahnya dengan teknik napas dalam dan memukul
jadwal kegiatan harian bantal
18- 1. Menyapa klien dengan ramah • S: - Klien menyatakan keadaannya baik
05- 2. Menciptakan lingkungan - Klien menyatakan sudah melakukan latihan mengontrol
2018/ nyaman marah dengan kata-kata halus.
10:00 3. Mengingatkan kontrak -Klien mengatakan mau mengontrol marah dengan cara
4. Menanyakan keadaan klien berdoa dan nanti sedkit-sediit akan belajar untuk salat
5. Memvalidasi masalah dan • O: - Kontak bisa dipertahankan
latihan sebelumnya - Nada bicara normal, tidak tinggi dan tidak rendah
6. Melatih klien cara - Terlihat klien melakukan dzikir
mengontrol marah secara - terlihat klien sudah memasukan kegiatan ibadah kedalam
spiritual (berwudhu, berdoa, jadwal kegiatannya
sholat) • A : - SP4 tercapai
7. Membimbing pasien • Pp :Lanjutkan SP5 adakan kontrak waktu pertemuan
memasukkan dalam jadwal berikutnya.
kegiatan harian • Pk :Anjurkan klien mengekspresikan marahnya secara
verbal dan mengontrol marahnya dengan teknik napas
dalam dan memukul bantal serta melakukan ibadah(
spiritual)
19-05- 1. Menyapa klien dengan • S : - Klien menyatakan perasaannya biasa saja.
2018/ ramah - Klien menyatakan bila perasaannya sedikit tidak nyaman maka
10:00 2. Menciptakan lingkungan langsung dibawa berdzikir.
yang terapeutik - Klien menyatakan senang karena telah diberikan informasi
3. Mengingatkan kontrak tentang pentingya minum obat.
4. Menanyakan keadaan - Klien mengatakan akan minum obat dengan teratur dan akan
klien kontrol jika obat sudah habis
5. Memvalidasi masalah dan - Klien mendengarkan informasi tentang aturan minum obat dan
latihan sebelumnya indikasi obat dengan seksama
6. Melatih klien cara • O : - Ada kontak mata
mengontrol marah -Klien terlihat mengulang aturan minum obat
dengan meminum obat -Terlihat klien memasukan jdwal minum obat kedalam jadwal
(prinsip benar minum hariannya
obat) • A : - SP5 tercapai
7. Membimbing klien • Pp : lanjutkan SP 1 keluarga
memasukkan dalam • Pk : Anjurkan klien untuk mempertahankan cara mengontrol
jadwal kegiatan harian marah dengan teknik yang telah diajari dan rutin minum obat
20- Sp1k • S: - Nn. K menyatakan kabarnya sehat – sehat saja dan
05- 1. Menyapa keluarga klien dengan bersedia untuk berbincang – bincang
2018/ ramah - Nn.K menyatakan takut dan bingung jika klien sudah
10:00 2. Menciptakan lingkungan yang mengamuk klien keluar rumah dan teriak-teriak diluar
terapeutik - Klien menyatakan tanda – tanda jika klien mau mengamuk
3. Membuat kontrak adalah klien selalu mengeluh kepalanya pusing, bicara
4. Menanyakan keadaan keluarga cerewet, suka mengomel –omel
klie - Nn.K menyatakan akan mengingatkan klien jadwal latihan
5. Mendiskusikan masalah yang cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik,
dirasakan keluarga dalam verbal, spiritual dan minum obat secara teratur
merawat klien - Nn.K menyatakan baru kali ini mendapat informasi tentang
6. Menjelaskan pengertian cara minum obat
perilaku kekerasan, tanda dan • O: Terlihat Nn. K mengangguk – angguk antusias
gejala serta proses terjadinya mendengarkan penjelasan tentang cara merawat klien
perilaku kekerasan dengan perilaku kekerasan di rumah.
7. Menjelaskan cara merawat • A: SP1K tercapai
pasien dengan perilaku • Pp : Lanjutkan SP2K adakan kontrak waktu pertemuan
kekerasan berikutnya.
• Pk : Anjurkan keluarga klien merawat klien dengan perilaku
kekerasan di rumah sesuai yang telah diajari
21-05- Sp2k • S: -Nn. K mengatakan sedikit bisa dan paham tentang latihan
2018/ 1. Melatih keluarga yang diajarkan
10:00 mempraktikan cara • O:-terlihat Nn. K sedang mempraktekkan latihan mengontrol
merawat klien perilaku marah yang sehat
kekerasan -Nn. K terlihat mampu melakukan napas dalam, memukul bantal
2. Melatih keluarga yang benar, mengungkapkan secara verbal kemarahannya,
melakukan cara dengan cara ibadah dan minum obat secara teratur
merawat langsung pada • A: SP2K tercapai
klien perilaku • Pp :Lanjutkan SP2K adakan kontrak waktu pertemuan
kekerasan. berikutnya.
• Pk :Anjurkan keluarga klien merawat klien dengan perilaku
kekerasan di rumah sesuai dengan teknik yang telah diajari
22-05- Sp3k • S: -Nn. K mengatakan akan mengawasi ibunya dalam
2018/ 1. Membantu keluarga pemberian obat dan pengontrolan marah
10:00 membuat jadwal aktivitas di -Klien juga akan menyuruh ibunya mememasukan kedalam
rumah termasuk minum kegiatan harian
obat. (discharge planning) • O: terlihat Nn.K mengangguk
2. Menjelaskan follow up klien • A: keluarga klien sudah paham akan membuat jadwal
sebelum pulang. kegiatan
• P: keluarga klien siap merawat klien dirumah
Pembahasan
• Pada tahap pengkajian ditemukan adanya beberapa kesenjangan
antara lain pohon masalah. Pada pohon masalah penyebab utama
dari masalah utama dari kasus yang kami buat adalah mekanisme
koping kurang efektif, sedangkan pada teori adalah harga diri rendah.
Hal ini disebabkan karena klien merasa terhina oleh ejekan
tetangganya terhadap ibunya. Hal tersebut menyebabkan klien
melempari rumah tetangganya dengan batu. Dikarenakan dari
penyebab masalah utama berbeda maka diagnose yang muncul
adalah resiko perilaku kekerasan.
• Adapun hambatan yang kami temui saat pengkajian adalah sulit
berkomunikasi dengan klien karena klien lebih suka memendam masalah
dari pada berbagi untuk di ceritakan. Oleh karena itu kami mengatasinya
dengan cara berbincang pengalaman menyenangkan yang di miliki klien.
• Pada tahap perencanaan, rencana asuhan keperawatan pada Nn.K dimulai
setelah data terkumpul dari hasil pengkajian. Pada perencanaan tidak
menemukan kesenjangan pada tujuan umum atau tujuan khusus
• Pada tahap implementasi, dilakukan sesuai rencana yang sudah ditetapkan,
tetapi dalam hal ini ada hambatan yaitu tidak bertemu dengan anggota
keluarganya untuk memvalidasi data yang dikatakan klien. Mengatasinya
dengan cara mencocokkan data yang ada pada dokumentasi dan status
dari perawatan.
• Pada tahap evaluasi memiliki hambatan tidak mempunyai waktu yang lama
untuk mengevaluasi karena keterbatasan waktu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai