Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

Kelas : S1 Reguler 5B

Disusun Oleh :

1. Aprilianti ( 11121055 )
2. Faradillah ( 11121064)
3. Iga Sukanti ( 11121071 )
4. Mulyati Cahyani ( 11121079 )
5. Pipit Rahmawati ( 11121086 )
6. Ristiani aprilianti ( 11121094 )
7. Tri Astuti ( 11121101)

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKes PERTAMINA


BINA MEDIKA
Jakarta, Mei 2014

LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus ( Masalah Utama )
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatan, klien mengatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
melakukan perawatan diri ( depkes 2000)
Deficit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
keperawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). (nurjanah,2004)
Deficit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya, dan
kesejahteraannya, sesuai dengan kondisi kesejahterannya. Klien dinyatakan terganggu
perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Dr. Amino
Gondohutomo,2008)
Deficit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemmpuan dalam dilakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene) , berpakaian / berhias, makan dan BAB atau
BAK ( toileting ). (Nita Fitria,2009)
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Poter.Perry,2005).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah,2000)

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
Factor pendukung terjadinya deficit perawatan diri adalah sebagai berikut :
Perkembangan, keluarga terllau melindungi dan memenjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. Biologis, penyakit kronik yang menyebabkan
klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Kemampuan realitas turun, klien
dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termaksud perawatan diri. Social, kurang
dukungan dan latihan kemampuan keperawatab diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mepengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
B. Factor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motifasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas, lelah atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes(2000:59) factor-faktor yang mepengaruhi personal hygiene
adalah sebagai berikut: Body image, gambaran indivudu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya, dengan adanya perubahan fisik misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga tidak peduli dengan kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. Social
ekonomi, personal hygiene memerlukan memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukanuang untuk
menyediakannya. Pengatahuan, pengetahuan personal hygiege sangat penting
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
klien penderita diabetes militus ia harus menjaga kebersihan kakinya. Budaya,
disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan orang yang mengguanakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain. Kondisi fisik
atau psikis, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

C. Jenis-Jenis
1. Kurang perawatan diri : mandi / kebersihan diri
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas mandi/ kebersihan diri
2. Kurang perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukan aktifitas makan
3. Kurang perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri ( toileting ) adalah gangguan kemampuan untuk
menyelesaikan aktifitas toileting sendiri
4. Kurang perawatan diri: berhias/berdandan
Kurang perawatan diri ( berhias/berdandan ) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
(Nurjanah:2004, 79)
D. Mekanisme Koping
1. Regresi
2. Penyangkalan
3. Isolasi diri
4. Intelektualisasi

III. A. Pohon Masalah


Resiko Gsp: halusinasi

Isolasi sosial DPD

HDR

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


Defisit perawatan diri
Data subjektif :
Klien mengatakan malas mandi karena airnya dingin, Klien
mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk makan sendiri.
Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau
BAB dan Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
Data objektif :
Ketidakmampuan mandi atau membersihkan diri di tandai dengan
rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki dan berbau serta kuku panjang dan
kotor. Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan berceceran, dan
makan tidak pada tempatnya. Ketidakmampuan BAB atau BAK secara
mandiri ditandi BAB atau BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB atau BAK dan Ketidakmampuan berpakaian
atau berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak
rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan
(wanita).
IV. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri, makan mandiri,
toileting, berhias/berdandan.

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir

Sumber :
Herman, Ade. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Direja surya.
Kaliat, Budi Anna Dan Akemat. 2009. Model Praktek Keperawatan Professional
Jiwa. Jakarta: EGC.

STRATEGI PELAKSANA TINDAKAN KEPERAWATAN


SP1 KEBERSIHAN DIRI
Proses keperawatan
Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin. Ketidakmampuan mandi
atau membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, dan kulit berdaki dan
bebau, serta kuku panjang dan kotor.

Diagnosa Keperawatan
Devisit perawatan diri, ketidakmampuan dalam kebersihan diri

Tujuan Khusus:
1. klien dapat membina hubungan saling percaya
2. klien dapat memahami pentingnya kebersihan diri
3. klien dapat mengetahui cara menjaga kebersihan diri
4. klien dapat mempraktekan cara menjaga kebersihan diri

Tindakan Keperawatan:
1. bina hubungan saling peraya
2. jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. jelaskan cara menjaga kebersihan diri
4. bantu klien mempraktekan cara menjaga kebersihan diri
5. anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

Proses Komunikasi Dalama Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam teraupetik:
selamat pagi bapak atau ibu, perkenalkan nama saya Faradillah. Saya senag
dipanggil Fara. Nama bapak atau ibu siapa? Senangnya dipanggil siapa? Saya
mahasiswi stikes pertamedika yang akan merawat bapak atau ibu, saya praktek
disini selama 5 hari. Hari ini saya dinas pagi diruangan ini dari jam 7 pagi sampai
2 siang. Dari tadi, saya lihat bapak atau ibu menggaruk-garuk badannya, gatal ya ?
bagaimana kalo kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita bicara ? 15
menit ya.... mau dimana .. ? disini saja ya ?
2. Evaluasi atau validasi:
Bagaimana perasaan bapak atau ibu hari ini?
Bagaimana semalam tidurnya ?
3. Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang kondisi bapak
atau ibu selama perawatan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang ditaman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar kita saling mengenal

Fase Kerja
Bapak atau ibu ada apa garuk-garuk ? Apakah bapak atau ibu sudah mandi hari
ini? Apa alasan bapak atau ibu sehingga tidak bisa merawat diri? kalau kita tidak teratur
menjaga kebersihan diri masalah apa menurut bapak yang bisa muncul ? betul ada
kudis,kutu.... dan lain-lain.
Menurut bapak atau ibu kita mandi harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang perlu
kita siapakan ? benar sekali, bapak atau ibu perlu menyiapkan handuk,sikat gigi, sampo,
sabun, dan sisir. Bagaimana kalau sekarang kita kekamar mandi, saya akan membimbing
bapak atau ibu melakukannya. Sekarang, buka pakaian dan siram seluruh tubuh bapak
atau ibu termaksud rambut lalu ambil sampo gosokan pada kepala bapak atau ibu sampai
berbusa, lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali! Selanjutnnya ambil sabun, gosokan
diseluruh tubuh secara merata, lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol, giginya disikat mulai dari atas sampai bawah. Gosok seluruh gigi bapak atau
ibu mulai darri depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir, siram lagi seluruh bapak atau ibu sampai bersih lalu keringkan dengan anduk.
Bapak atau ibu bagus sekali melakukannya.

Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang dengan saya dan
tahu cara merawat kebersihan diri?

Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)


Cobak bapak atau ibu sebutkan kembali cara menjaga kebersihan diri.
2. Rencana tindak lanjut
Saya harap bapa atau ibu melakukan cara menjaga kebersihan diri dan jangan lupa
masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Kontrak yang akan datang
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang cara makan yang baik.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali hari ini jam 10.00
selama 15 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana, bagaimana kalau diruang
makan?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
STRATEGI PELAKSANA TINDAKAN KEPERAWATAN
SP2 MAKAN

Proses keperawatan
Kondisi Klien
Klien mengatakan malas makan sendiri dan tidak mampu untuk makan sendiri.
Ketidakmampuan makan secara sendiri ditandai dengan ketidakmampuan mengambil
makanan sendiri, makanan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.

Diagnosa Keperawatan
Makan mandiri

Tujuan Khusus:
1. klien dapat membina hubungan saling percaya
2. klien dapat mengetahui cara dan alat makan yang benar
3. klien dapat melakukan kegiatan makan
4. klien dapat memasukan kegiatan makan dalam jadwal kegiatan harian

Tindakan Keperawatan:
1. bina hubungan saling peraya
2. jelaskan cara dan alat makan yang benar
3. latih kegiatan makan
4. anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

Proses Komunikasi Dalama Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, tampak rapi hari ini. Pagi ini kita akan latihan
bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung diruang makan ya ! Mari..
itu sudah datang makananya
2. Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak atau ibu sudah mandi hari ini ?
Alat apa saja yang dibutuhkan ketika mau mandi ?
3. Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang cara dan alat
makan yang benar
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.15?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang diruang makan ?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat makan mandiri

Fase Kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? dimana bapak atau ibu
makan? Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktikan!
Bagus, setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu.
Silakan bapak atau ibu yang pimpin! Bagus. Mari kita makan! Saat makan kita harus
menyuap makanan satu persatu dengan pelan-pelan. Ya,ayo.sayurnya dimakan ya.
Setelah makan kita bereskan piring dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan akhiri dengan
cuci tangan. Ya bagus!

Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang dengan saya dan
setelah kita makan bersama

Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)


Coba bapak atau ibu sebutkan kembali apa saja yang harus kita lakukan pada saat
makan
2. Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan makan mandiri dan jangan lupa masukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
3. Kontrak yang akan datang
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang cara toileting yang baik.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali hari ini jam 08.00
selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana, bagaimana kalau diruang
taman?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
STRATEGI PELAKSANA TINDAKAN KEPERAWATAN
SP3 TOILETING

Proses keperawatan
Kondisi Klien
Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK atau BAB.
Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri ditandi BAB atau BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB atau BAK

Diagnosa Keperawatan
Toileting

Tujuan Khusus:
1. klien dapat membina hubungan saling percaya
2. klien dapat melakukan BAB dan BAK yang baik
3. klien dapat menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
4. klien dapat menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK

Tindakan Keperawatan:
1. bina hubungan saling peraya
2. latihan cara BAB dan BAK yang baik
3. menjelaskan tempat BAB atau BAK yang sesuai
4. menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB atau BAK

Proses Komunikasi Dalama Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik.., sudah di
jalankan jadwal kegiatan nya?.. kita akan membicarakan tentang cara buang air
besar dan buang air kecil yang baik yah. Kira-kira 30 menit yah..? di mana kita
duduk?
2. Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak/ibu makannya sudah habis 1 porsi?
Bapak atau ibu ketika makan apa saja yang harus dilakukan ?

3. Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang melakuan
BAB/BAK secara mandiri
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.30?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang di taman?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat melakukan
BAB/BAK secara mandiri

Fase Kerja
Untuk pasien laki-laki:
Dimana biasanya bapak buang air besar dan buang air kecil? Benar bapak buang air
besar atau kecil yang baik itu di WC, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak boleh buang air besar atau kecil di
sembarang tempat. Sekarang, apakan bapak tau bagaimana cara cebok? Yang perlu
diingat saat mencebok adalah bapak membersihkan bokong atau kemaluan dengan air
yang bersih dan pastikan tidak ada tinja atau air kencing yang tersis di tubuh bapak.
Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di WC di
bersihkan. Caranya siram tinja atau air kencing yang ada di WC secukupnya sampai tinja
atau air kencing itu tidak tersisa di WC. Setelah itu cuci tangan dengan menggunakan
sabun.
Untuk perempuan
Cara membilas yang bersih stelah ibu buang air besar yaitu dengan menyiram air ke
arah depan ke belakang. Jangan terbalik yah..cara seperti ini berguna untuk mencegah
masuknya kotoran/tinja yang ada di bokong ke bagian kemaluan kita. Setelah ibu selesai
cebok, jangan lupa tinja atau air kencing yang ada di WC di bersihkan. Caranya siram
tinja atau air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai air kencing atau tinja tidak
tersisa di WC. Lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun

Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berbincang-bincang tentang cara
buang air besar atau kecil yang baik

Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)


Coba bapak atau ibu jelaskan ulang tentang cara BAB/BAK yang baik
2. Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan toileting yang baik dan jangan lupa
masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Kontrak yang akan datang
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang cara berhias/berdandan.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali hari ini jam 08.00
selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana, bagaimana kalau di
ruang tamu?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
STRATEGI PELAKSANA TINDAKAN KEPERAWATAN
SP4 BERHIAS/BERDANDAN

Proses keperawatan
Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya malas berdandan. Ketidakmampuan berpakaian atau
berhias ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, tidak bercukur (laki-laki) atau tidak berdandan (wanita).

Diagnosa Keperawatan
Berhias/berdandan

Tujuan Khusus:
1. klien dapat membina hubungan saling percaya
2. klien dapat menjelaskan pentingnya berhias/berdandan
3. klien dapat melakukan cara berhias/berdandan
4. klien dapat memasukan kegiatan berhias/berdandan dalam jadwal kegiatan harian

Tindakan Keperawatan:
1. bina hubungan saling peraya
2. jelaskan pentingnya berhias/berdandan
3. latihan cara berhias/berdandan
4. masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

Proses Komunikasi Dalama Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
1. Salam teraupetik:
Selamat pagi bapak atau ibu, bagaimana perasaan hari ini? Baik.., sudah di
jalankan jadwal kegiatan nya?.. hari ini kita akan latihan berhias/berdandan, mau
di mana latihan nya? Bagaimana kalau di ruang tamu? Bagaimana kalau kita
melkaukan nya selama 30 menit?
2. Evaluasi atau validasi:
Bagaimana bapak/ibu hari ini sudah BAB/BAK?
Bapak atau ibu ketika BAB/BAK apa saja yang harus dilakukan ?

3. Kontrak
Topik : bapak atau ibu saya ingin berbincang-bincang tentang melakuan
berhias/berdandan
Waktu : bapak atau ibu kita akan berbincang-bincang jam berapa? Dan berapa
lama? Bagaimana jika jam 08.00-08.30?
Tempat : dimana kita berbincang-bincang, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang di ruang tamu?
Tujuan : kita berbincang-bincang agar bapak atau ibu dapat melakukan
berhias/berdandan

Fase Kerja
Apa yang bapak atau ibu lakukan setelah selesai mandi? Apakah bapak atau ibu sudah
ganti baju? Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering berganti pakaian
yang bersih 2 hari sekali. Sekarng bapak atau ibu ganti bajunya. Ya, bagus seperti itu.
Apakah bapak atau ibu menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir? Coba kita peraktekkan
liat ke cermin, bagus sekali. Apakah bapak suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur?
Betul 2 kali seminggu.

Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subyektif)
Bagaimana perasaan bapak atau ibu setelah berhias/berdandan?

Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)


Coba bapak atau ibu sebutkan cara berhias/berdandan diri yang baik sekali lagi.
2. Rencana tindak lanjut
Saya harap bapak atau ibu melakukan berhias/berdandan yang baik dan jangan
lupa masukkan dalam jadwal kegiatan harian.
3. Kontrak yang akan datang
Topik :bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang-bincang lagi
tentang kondisi bapak/ibu yang lain.
Waktu :bagaimana klau kita berbincang-bincang kembali hari ini jam 08.00
selama 30 menit, apakan bapak atau ibu setuju?
Tempat :besok kita akan berbincang-bincang dimana, bagaimana kalau di
taman?
Baiklah samapai bertemu lagi. Selamat pagi bapak atau ibu.
Rencana Asuhan Keperawatan

Tujuan Kriteria hasil Intervensi


pasien mampu: Setelahx pertemuan, SP1
- Melakukan pasien dapat menjelaskan - Identifikasi kebersihan diri
- Jelaskan pentingnya
kebersihan diri pentingnya:
kebersihan diri
secra mandiri - Kebersihan diri
- Jelaskan alat dan cara
- Melakukan - Makan
- BAB/BAK kebersihan diri
makan dengan
- Berhias/berdanda - Masukan dalam jadwal
baik - Dan mampu
kegiatan pasien
- Melakukan
melakukan cara SP2
BAB/BAK
merawat diri - Jelaskan cara dan alat
secara mandiri
makan yang benar
- Melakukan
Jelaskan cara
berhias/berdand
menyiapkan
an secara baik
makanan
Jelaskan cara
merapihkan
peralatan makan
setelah makan
Praktek makan
sesuai tahapan
makan yang baik
- Latih kegiatan makan
- Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP3
- Latih cara BAB/BAK
yang baik
- jelaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai
- jelaskan cara
membersihkan diri setelah
BAB/BAK
- Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
SP4
- Jelaskan pentingnya
berhias/berdandan
- Latihan cara
berhias/berdandan
Untuk pasien laki-
laki meliputi cara:
berpakaian,
menyisir rambut,
dan bercukur
Untuk pasien
perempuan
meliputi cara:
berpakaian,
menyisir rambut
dan berhias
- Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien
Dokumentasi

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Ketidakmampuan Senin, 4 Mei 2014 S:
Kebersihan diri Pukul 08.00 WIB
- Pasien mengatakan mampu
SP 1
mengidentifikasi kebersihan
- Mengidentifikasi kebersihan
diri
diri
- Pasien menjelaskan
- Menjelaskan pentingnya
pentingnya kebersihan diri
kebersihan diri
- Pasien menjelaskan alat dan
- Menjelaskan alat dan cara
cara kebersihan diri
kebersihan diri
- Pasien mengatakan
- Masukan dalam jadwal
memasukkan jadwal
kegiatan pasien
kebersihan diri dalam
jadwal kegiatan

O:
- Pasien terlihat masih jarang
menjaga kebersihan diri
- Pasien tampak garuk garuk

A:
Adanya Resiko harga diri rendah

P:
PPerawat:
- Evaluasi sp 1
- Lanjutkan sp2: Jelaskan
cara dan alat makan yang
benar, Latih kegiatan
makan.
- Anjurkan pasien untuk
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
PKlien:
- Pasien mampu
menjelaskan cara dan alat
makan yang benar
- Memasukkan latihan
makan kedalam jadwal
harian

TTD

Perawat
Ketidakmampuan Selasa, 5 Mei 2014 S:
makan secara Pukul 08.00 WIB
- Pasien menjelaskan cara
mandiri SP 2
dan alat makan yang benar
- Menjelaskan cara dan alat
- Pasien mengatakan mampu
makan yang benar
makan dengan mandiri
Menjelaskan cara - Pasien mengatakan
menyiapkan makanan memasukkan jadwal
Menjelaskan cara
kebersihan diri dalam
merapihkan peralatan
jadwal kegiatan
makan setelah makan
Mempraktek makan O:
sesuai tahapan makan - Pasien terlihat makan
yang baik dengan agak berantakan
- Melatih kegiatan makan - Pasien tampak menyimpan
- Memasukan dalam jadwal makanan dengan benar
kegiatan pasien
A:
Adanya resiko isolasi sosial

P:
PPerawat:
- Evaluasi sp 2
- Lanjutkan sp3: Latih cara
BAB/BAK yang baik,
jelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai, dan jelaskan
cara membersihkan diri
setelah BAB/BAK
- Anjurkan pasien untuk
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
PKlien:
- Pasien melakukan cara
BAB/BAK dengan baik,
dapat menjelaskan tempat
BAK/BAB yang sesuai
- Memasukkan latihan
berkenalan kedalam jadwal
harian

TTD

Perawat
Ketidakmampuan Rabu, 6 Mei 2014 S:
toileting
Pukul 08.00 WIB - Pasien Menjelaskan tempat
SP 3 BAB/BAK yang sesuai
- Pasien Menjelaskan cara
- Melatih cara BAB/BAK yang
membersihkan diri setelah
baik
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
- Pasien mengatakan
BAB/BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara memasukkan jadwal
membersihkan diri setelah kebersihan diri dalam
BAB/BAK jadwal kegiatan
- Masukan dalam jadwal
O:
kegiatan pasien
- Pasien tanpak melakukan
cara BAB/BAK dengan
benar
- Pasien tampak BAB/BAK
di tempat yang sesuai

A:
Adanya resiko harga diri rendah

P:
PPerawat:
- Evaluasi sp 3
- Lanjutkan sp4: Jelaskan
pentingnya
berhias/berdandan dan
Latihan cara
berhias/berdandan
- Anjurkan pasien untuk
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
PKlien:
- Pasien menjelaskan
pentingnya
berhias/berdandan dan
melatih cara
berdandan/berhias
- Memasukkan latihan
berkenalan kedalam jadwal
harian

TTD

Perawat
Ketidakmampuan Kamis, 7 Mei 2014 S:
berhias/berdandan
Pikul 08.00 WIB - Pasien Menjelaskan
SP 4 pentingnya
- Menjelaskan pentingnya berhias/berdandan
- Pasien mengatatakan dapat
berhias/berdandan
- Melatihan cara melakukan cara
berhias/berdandan berhias/berdandan dengan
Untuk pasien laki-laki benar
meliputi cara: - Pasien mengatakan
berpakaian, menyisir memasukkan jadwal
rambut, dan bercukur kebersihan diri dalam
Untuk pasien jadwal kegiatan
perempuan meliputi
cara: berpakaian, O:
- Pasien terlihat
menyisir rambut dan
berhias/berdandan
berhias
- Pasien tanpak melakukan
- Masukan dalam jadwal
laatihan berhias/berdandan
kegiatan pasien

A:
Adanya resiko harga diri rendah

P:
PPerawat:
- Evaluasi sp 4
- Berbincang-bincang tentang
kondisi pasien
- Anjurkan pasien untuk
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
PKlien:
- Pasien dapat menjelaskan
kondisi pasien
- Memasukkan latihan
berkenalan kedalam jadwal
harian

TTD

Perawat

Anda mungkin juga menyukai