Anda di halaman 1dari 7

DIALOG KEPERAWATAN JIWA

Tokoh :

Ayu Ana Aryanti : pasien 2 ( Ayu )


Eva S. Nainggolan : Ny. Isabella


Ira Puspita Ayu : Kepala ruangan dahlia ( Ara )


Parman Suparman : Suami Ny. Isabella ( Parman )


Riska Nurlitasari : Perawat Ny. Isabella ( Riska )


Syarifah Nur Rulliani : Pasien 1 ( Nurlia )

Di R.S.J Grogol, ada seorang pasien yang mengalami gangguan mental yang bernama
Ny. Isabella. Setelah melahirkan 4 bulan yang lalu Ny. Isabella berusia 25 th
menabrakan anaknya sampai mati. Hal tersebut menyebabkan Ny. Isabella mengalami
depresi. Perawat Riska telah berhasil melakukan bina trust terhadap Ny. Isabella.
Perawat Riska ingin melakukan SP ke 3 yang bertujuan agar Ny. Isabella bisa
berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
Riska : “ Selamat pagi ”
Isabella : “ Pagi sus ”
Riska : “ Apa yang ibu rasa kan saat ini ? ”
Isabella : “ Saya merasa senang karena hari ini saya akan berkenalan dengan orang lain.

Riska : “ Wah, ibu Bella tampak antusias sekali. Saya senang melihatnya ”
Isabella : ( tersipu malu )
Riska : “ Sesuai kontrak kita kemarin. Sekarang saya akan mengajak ibu mencoba
berkenalan dengan pasien yang ada di sini. Mau berapa lama ibu?
Bagaimana
kalau 10 menit saja? ”
Isabella : “ iya sus ”
Riska : “ Mari kita temui dia diruang makan ”
Kemudian perawat Riska dan Ny. Isabella bersama – sama menuju ruang makan
untuk menemui pasien Nurlia.
Riska : “ Selamat pagi mba Lia”
Nurlia : “ Pagi suster Riska”
Riska : “ Sesuai janji saya kemarin, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan dengan
Mba Lia. Baiklah ibu Bella, sekarang ibu bisa mulai berkenalan
dengannya
seperti yang telah saya ajarkan sebelumnya. ”
Ny. Isabella mendemontrasikan cara berkenalan : memberi salam, menyebut nama,
nama panggilan, hobi, asal dan menanyakan hal yang sama.
Isabella : “ Selamat pagi ”
Nurlia : “ Pagii. . . ”
Isabella : “Perkenalkan nama saya Isabella, saya suka di panggil Bella, hobi saya
memasak, asal saya dari Brebes. Nama kamu siapa, kamu suka dipanggil
apa,
hobi kamu apa, asal kamu dari mana ? ”
Nurlia : “ Nama saya Nurlia, kamu bisa panggil saya Lia, hobi saya belajar matematika,
asal saya dari Bekasi ( kemudian Nurlia berbisik ditelinga Isabella ).
Sssttt.. jangan bilang - bilang ke suster Riska atau ke orang lain ya.
Sebenarnya saya itu agen rahasia FBI, misi saya sekarang adalah
memecahkan kode - kode rahasia dalam bilangan logaritma. Dimana isi
dari kode - kode tersebut adalah tentang target lokasi penyerangan dari
negri sebrang untuk menyerang negri kita. Kamu jangan kasih tahu orang
lain ya, karena mungkin mereka adalah mata – mata sekutu yang ingin
menangkapku dan ingin membunuhku.”
Isabella : ( Bella hanya menganggukan kepalanya saja )
Riska : “Ada lagi yang ingin ibu tanyakan kepada Mba Lia ? ”
Isabella : ( menggelengkan kepala )
Riska : “ Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu sudahi perkenalan ini. Lalu
ibu bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan Mba Lia. Misalnya bertemu
lagi nanti sore jam 4 ”
Isabella : “ Lia, nanti kita ketemu lagi ya jam 4 sore disini. Mau kan ? Nanti kita
ngobrol
lagi ”
Nurlia : “ Iya mau”
Riska : “ Baiklah mba Lia, karena ibu Bella sudah selesai berkenalan. Saya dan ibu
Bella akan kembali ke ruangan ibu Bella. Permisi mba Lia, Selamat pagi ”
Nurlia : “ Selamat pagi suster Riska dan Bella. Sampai ketemu nanti sore ”

Bersama Ny.Isabella perawat Riska meninggalkan Nurlia untuk melakukan terminasi


dengan Ny.Isabella ditempat lain.
Riska : “ Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan mba Lia ? ”
Isabella : “ Saya senang suster, karena saya sudah punya kenalan disini. Setidaknya bisa
sedikit mengobati kesedihan saya suster ”
Riska : “ Ibu tampak bagus sekali loh saat berkenalan dengan mba Lia. Pertahankan
terus apa yang sudah ibu lakukan tadi. Jangan lupa menanyakan topik lain
supaya perkenalan menjadi lancar. Selanjutnya bagaimana jika kegiatan
berkenalan dan bercakap – cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di
jadwal harian ibu. Jadi satu hari ibu dapat berbincang – bincang dengan orang
lain sebanyak 3 kali, jam 8 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Ibu bisa
berbincang – bincang dengan mba Lia. Dan selanjutnya ibu bisa berkenalan
dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana ibu, setuju kan?”
Isabella : “ Iya suster, saya mau. ” ( tampak girang )
Riska : “ Baiklah ibu, besok ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman ibu, saya
akan kembali lagi besok pagi jam 8. Kita ketemu lagi di kamar ibu Bella ya”
Isabella : “ Iya sus, saya tunggu ”
Riska : “ Baik ibu, saya permisi dulu. Selamat pagi ”
Isabella : “ Pagi suster Riska ”

Sore harinya, suami Ny. Isabella datang menjenguk Ny. Isabella. Tak sengaja suami
Ny. Isabella bertemu dengan kepala ruangan dahlia.

Parman : “ Selamat sore, suster ”


Ara : “ Sore pak. Ada yang bisa saya bantu ? ”
Parman : “ Saya ingin menjenguk istri saya, ruangannya dimana ya suster ? ”
Ara : “ Kalau boleh saya tahu nama istri bapak siapa ? ”
Parman : “ Isabella ”
Ara : “ Oh, Ibu Isabella. Kebetulan saya adalah kepala ruangan tempat ibu Isabella
dirawat. Ibu Isabella ada di ruang Dahlia. ”
Parman : “ Ruang Dahlia sebelah mana ya, Sus ? ”
Ara : “ Kalau gitu mari saya antar, Pak ”
Parman : “ Oh iya, terima kasih suster ”

Perawat Ara dan Parman menuju ruangan Dahlia. Sebelum mereka sampai di ruang
Dahlia, Ny. Isabella dan pasien lain bernama Ayu sedang berbincang – bincang. Ayu
sedang asyik memainkan sapu yang ia anggap sebagai gitar. Ayu merupakan salah
satu pasien di RSJ yang mengalami delusi.

Ayu : ( Memainkan sapu sambil menggelengkan kepalanya)


Isabella : “ Selamat sore mba, nama saya Isabella. Panggil saja saya Bella, saya hobi
memasak dan asal saya dari Brebes. Nama kamu siapa, panggilannya apa, hobi
kamu apa, asal kamu dari mana ? ”
Ayu : “ Aku Ayu Suprihatiningsih, panggil aja aku Ayu, hobi aku main gitar karena
aku adalah seorang gitaris terkenal didunia, aku asli keturunan orang barat loh.
Bapakku berasal dari sumatera barat, ibuku dari jawa barat. ”
Isabella : “ Ayu lagi ngapain ?”

Ayu : “ masa kamu ga liat sih aku lagi ngapain. Aku lagi latihan main gitar tahu,
soalnya besok aku mau konser. ”
Isabella : “ Itu bukan gitar teman, itu tuh sapu. ”
Ayu : “ Ihh, kamu buta ya. Masa gitar dibilang sapu sih. Aya - aya wae euy”

Tiba-tiba Perawat Ara dan Parman datang menghampiri Ny. Isabella

Ara : “ Selamat sore ibu Bella, ini ada keluarga ibu yang menjenguk. ”

Perawat Ara menghampiri Parman

Ara : “ Pak, silahkan masuk saja nanti kalau perlu bantuan silahkan panggil saya. Saya
tinggal dulu ya pak. Permisi.. ”
Parman : “ Iya suster, terima kasih ”

Kemudian parman menghampiri Ny. Isabella

Parman : “ Ma, gimana kabar kamu ? ”


Isabella : ( Ny. Isabella diam dan menundukan kepalanya )
Parman : “ Ma, kamu kok ga jawab pertanyaanku ? ”
( sambil memegang tangan Ny. Isabella )
Isabella : ( Ny. Isabella tetap terdiam )

Karena merasa bingung dengan tingkah laku Ny. Isabella. Akhirnya Parman
memutuskan pergi dari ruangan Ny. Isabella dan menemui perawat Ara untuk
menanyakan kondisi istrinya
Parman : “ Permisi suster ” ( sambil mengetuk pintu)
Ara : “ Oh iya pak, silahkan masuk. Silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu ? ”
Parman : “ Begini, Sus. Saya ingin menanyakan keadaan istri saya. Tadi saya sudah
keruangannya tapi kenapa istri saya masih tetap terlihat takut saat berada
didekat saya ? Sebenarnya apa masalah yang diderita oleh istri saya, Sus? ”
Ara : “ Oh, begini pak. Dalam bidang kesehatan, apa yang dialami oleh ibu Bella
dinamakan postpartum blues yang diartikan sebagai suatu sindroma gangguan
efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak
ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi
wanita yang mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang
menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang
mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan dengan suami dan
anak. Gejala - gejala yang terjadi : reaksi depresi / sedih, menangis, mudah
tersinggung, cemas, perasaan labil, mudah marah, cendrung menyalahkan diri
sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Dan ibu Bella termasuk
sebagai sindroma gangguan mental yang lebih berat, Pak. ”
Parman : “ Terus, Sus. Apa yang harus saya lakukan supaya hubungan saya dengan istri
saya kembali normal ? ”
Ara : “ Untuk menghadapi keadaan demikian bapak dan anggota keluarga lainnya
harus sabar dalam menghadapi ibu Bella. Dan untuk merawat ibu Bella keluarga
perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan
saling percaya dengan ibu Bella yang caranya adalah bersikap peduli dengan Ibu
Bella dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Ibu Bella untuk bisa melakukan kegiatan bersama – sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi Ibu
Bella. Selanjutnya jangan biarkan ibu Bella sendiri. Buat rencana atau jadwal
bercakap – cakap dengan ibu Bella. Misalnya beribadah bersama – sama, makan
bersama, rekreasi bersama, dan melakukan kegiatan rumah tangga bersama. ”
Parman : “ Baik, Sus. Saya akan mengikuti saran suster. Kalau begitu saya kembali ke
ruangan istri saya ya, Sus. Terima kasih banyak atas informasinya. Permisi,
Sus.”
Ara : “ Oiya, sama – sama ”

Setelah selesai berbincang dengan perawat Ara, Parman langsung menuju ruang
dahlia dan mengikuti apa yang disarankan oleh perawat Ara.

Anda mungkin juga menyukai