Tokoh :
Di R.S.J Grogol, ada seorang pasien yang mengalami gangguan mental yang bernama
Ny. Isabella. Setelah melahirkan 4 bulan yang lalu Ny. Isabella berusia 25 th
menabrakan anaknya sampai mati. Hal tersebut menyebabkan Ny. Isabella mengalami
depresi. Perawat Riska telah berhasil melakukan bina trust terhadap Ny. Isabella.
Perawat Riska ingin melakukan SP ke 3 yang bertujuan agar Ny. Isabella bisa
berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
Riska : “ Selamat pagi ”
Isabella : “ Pagi sus ”
Riska : “ Apa yang ibu rasa kan saat ini ? ”
Isabella : “ Saya merasa senang karena hari ini saya akan berkenalan dengan orang lain.
”
Riska : “ Wah, ibu Bella tampak antusias sekali. Saya senang melihatnya ”
Isabella : ( tersipu malu )
Riska : “ Sesuai kontrak kita kemarin. Sekarang saya akan mengajak ibu mencoba
berkenalan dengan pasien yang ada di sini. Mau berapa lama ibu?
Bagaimana
kalau 10 menit saja? ”
Isabella : “ iya sus ”
Riska : “ Mari kita temui dia diruang makan ”
Kemudian perawat Riska dan Ny. Isabella bersama – sama menuju ruang makan
untuk menemui pasien Nurlia.
Riska : “ Selamat pagi mba Lia”
Nurlia : “ Pagi suster Riska”
Riska : “ Sesuai janji saya kemarin, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan dengan
Mba Lia. Baiklah ibu Bella, sekarang ibu bisa mulai berkenalan
dengannya
seperti yang telah saya ajarkan sebelumnya. ”
Ny. Isabella mendemontrasikan cara berkenalan : memberi salam, menyebut nama,
nama panggilan, hobi, asal dan menanyakan hal yang sama.
Isabella : “ Selamat pagi ”
Nurlia : “ Pagii. . . ”
Isabella : “Perkenalkan nama saya Isabella, saya suka di panggil Bella, hobi saya
memasak, asal saya dari Brebes. Nama kamu siapa, kamu suka dipanggil
apa,
hobi kamu apa, asal kamu dari mana ? ”
Nurlia : “ Nama saya Nurlia, kamu bisa panggil saya Lia, hobi saya belajar matematika,
asal saya dari Bekasi ( kemudian Nurlia berbisik ditelinga Isabella ).
Sssttt.. jangan bilang - bilang ke suster Riska atau ke orang lain ya.
Sebenarnya saya itu agen rahasia FBI, misi saya sekarang adalah
memecahkan kode - kode rahasia dalam bilangan logaritma. Dimana isi
dari kode - kode tersebut adalah tentang target lokasi penyerangan dari
negri sebrang untuk menyerang negri kita. Kamu jangan kasih tahu orang
lain ya, karena mungkin mereka adalah mata – mata sekutu yang ingin
menangkapku dan ingin membunuhku.”
Isabella : ( Bella hanya menganggukan kepalanya saja )
Riska : “Ada lagi yang ingin ibu tanyakan kepada Mba Lia ? ”
Isabella : ( menggelengkan kepala )
Riska : “ Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu sudahi perkenalan ini. Lalu
ibu bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan Mba Lia. Misalnya bertemu
lagi nanti sore jam 4 ”
Isabella : “ Lia, nanti kita ketemu lagi ya jam 4 sore disini. Mau kan ? Nanti kita
ngobrol
lagi ”
Nurlia : “ Iya mau”
Riska : “ Baiklah mba Lia, karena ibu Bella sudah selesai berkenalan. Saya dan ibu
Bella akan kembali ke ruangan ibu Bella. Permisi mba Lia, Selamat pagi ”
Nurlia : “ Selamat pagi suster Riska dan Bella. Sampai ketemu nanti sore ”
Sore harinya, suami Ny. Isabella datang menjenguk Ny. Isabella. Tak sengaja suami
Ny. Isabella bertemu dengan kepala ruangan dahlia.
Perawat Ara dan Parman menuju ruangan Dahlia. Sebelum mereka sampai di ruang
Dahlia, Ny. Isabella dan pasien lain bernama Ayu sedang berbincang – bincang. Ayu
sedang asyik memainkan sapu yang ia anggap sebagai gitar. Ayu merupakan salah
satu pasien di RSJ yang mengalami delusi.
Ayu : “ masa kamu ga liat sih aku lagi ngapain. Aku lagi latihan main gitar tahu,
soalnya besok aku mau konser. ”
Isabella : “ Itu bukan gitar teman, itu tuh sapu. ”
Ayu : “ Ihh, kamu buta ya. Masa gitar dibilang sapu sih. Aya - aya wae euy”
Ara : “ Selamat sore ibu Bella, ini ada keluarga ibu yang menjenguk. ”
Ara : “ Pak, silahkan masuk saja nanti kalau perlu bantuan silahkan panggil saya. Saya
tinggal dulu ya pak. Permisi.. ”
Parman : “ Iya suster, terima kasih ”
Karena merasa bingung dengan tingkah laku Ny. Isabella. Akhirnya Parman
memutuskan pergi dari ruangan Ny. Isabella dan menemui perawat Ara untuk
menanyakan kondisi istrinya
Parman : “ Permisi suster ” ( sambil mengetuk pintu)
Ara : “ Oh iya pak, silahkan masuk. Silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu ? ”
Parman : “ Begini, Sus. Saya ingin menanyakan keadaan istri saya. Tadi saya sudah
keruangannya tapi kenapa istri saya masih tetap terlihat takut saat berada
didekat saya ? Sebenarnya apa masalah yang diderita oleh istri saya, Sus? ”
Ara : “ Oh, begini pak. Dalam bidang kesehatan, apa yang dialami oleh ibu Bella
dinamakan postpartum blues yang diartikan sebagai suatu sindroma gangguan
efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
Dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan, tetapi bila tidak
ditatalaksanai dengan baik dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi
wanita yang mengalaminya, dan bahkan gangguan ini dapat berkembang
menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis salin yang
mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam hubungan dengan suami dan
anak. Gejala - gejala yang terjadi : reaksi depresi / sedih, menangis, mudah
tersinggung, cemas, perasaan labil, mudah marah, cendrung menyalahkan diri
sendiri, gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. Dan ibu Bella termasuk
sebagai sindroma gangguan mental yang lebih berat, Pak. ”
Parman : “ Terus, Sus. Apa yang harus saya lakukan supaya hubungan saya dengan istri
saya kembali normal ? ”
Ara : “ Untuk menghadapi keadaan demikian bapak dan anggota keluarga lainnya
harus sabar dalam menghadapi ibu Bella. Dan untuk merawat ibu Bella keluarga
perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan
saling percaya dengan ibu Bella yang caranya adalah bersikap peduli dengan Ibu
Bella dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Ibu Bella untuk bisa melakukan kegiatan bersama – sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi Ibu
Bella. Selanjutnya jangan biarkan ibu Bella sendiri. Buat rencana atau jadwal
bercakap – cakap dengan ibu Bella. Misalnya beribadah bersama – sama, makan
bersama, rekreasi bersama, dan melakukan kegiatan rumah tangga bersama. ”
Parman : “ Baik, Sus. Saya akan mengikuti saran suster. Kalau begitu saya kembali ke
ruangan istri saya ya, Sus. Terima kasih banyak atas informasinya. Permisi,
Sus.”
Ara : “ Oiya, sama – sama ”
Setelah selesai berbincang dengan perawat Ara, Parman langsung menuju ruang
dahlia dan mengikuti apa yang disarankan oleh perawat Ara.