Anda di halaman 1dari 20

KONTRAKTUR

PADA SENDI
A. KONSEP DASAR TEORI
PENGERTIAN
• Kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir dari suatu
kontraksi. Umumnya kontraktur terjadi apabila pembentukan sikatrik
berlebihan dari proses penyembuhan luka (W.A Newman Dorland, 2010).
• Kontraktur adalah hilangnya atau kurang penuhnya lingkup gerak sendi
secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan
penyokong, otot dan kulit.
Etiologi
• Penyebab utama kontraktur adalah tidak ada atau kurangnya mobilisasi sendi
akibat suatu keadaan, antara lain imbalance kekuatan otot, penyakit
neuromuskular, penyakit degenerasi, luka bakar, luka trauma yang luas,
inflamasi, penyakit kongenital ankilosis dan nyeri.
• Banyaknya kasus penderita yang mengalami kontraktur dikarenakan
kurangnya disiplin penderita sendiri. Untuk sedini mungkin melakukan
mobilisasi dan kurangnya pengetahuan tenaga medis untuk memberikan
terapi pencegahan, seperti perawatan luka, pencegahan infeksi, proper
positioning dan mencegah immobilisasi yang lama.
Klasifikasi

Berdasarkan lokasi dari jaringan yang menyebabkan ketegangan, maka kontraktur


dapat diklasifikasikan menjadi :
• Kontraktur Dermatogen ( Dermogen ) adalah kontraktur yang disebabkan karena
proses terjadinya terbatas dikulit saja, hal tersebut dapat terjadi karena kehilangan
jaringan kulit yang luas, misalnya pada luka bakar yang dalam dan luas
• Kontraktur Tendogen ( Myogen ) adalah kontraktur yang mengenai jaringan
dibawah kulit, kontraktur yang terjadi karena pemendekan otot dan tendon-tendon.
• Kontraktur Arthrogen adalah kontraktur yang terjadi
karena proses didalam sendi-sendi, proses ini bahkan
sampai terjadi Ankylosis. Kontraktur tersebut sebagai
akibat immobilisasi yang lama dan terus menerus,
Patofisiologi

• Apabila jaringan ikat dan otot dipertahankan dalam posisi memendek dalam
jangka waktu yang lama, serabut-serabut otot dan jaringan ikat akan
menyesuaikan memendek dan menyebabkan kontraktur sendi. Otot yang
dipertahankan memendek dalam 5-7 hari akan mengakibatkan pemendekan
perut otot yang menyebabkan kontraksi jaringan kolagen dan pengurangan
jaringan sarkomer otot. Bila posisi ini berlanjut sampai 3 minggu atau lebih,
jaringan ikat sekitar sendi dan otot akan menebal dan menyebabkan
kontraktur.
PATHWAY kel 13 Orthopedi hampir jadi
FIX.docx
Manifestasi Klinis

Gejala Kontraktur biasanya berupa :


• Terdapat jaringan ikat dan atropi
• Terjadi pembentukan sikatrik yang berlebih
• Mengalami gangguan mobilisasi
• Kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari
Komplikasi

• Dupuytren dimana kondisi jari-jari tetap fleksi dan tidak dapat sepenuhnya
diekstensikan
• Kelumpuhan / kecacatan permanen
Penatalaksanaan Medis

• Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah pengembalian fungsi
dengan cara menganjurkan penggunaan anggota badan untuk ambulasi dan aktifitas
lain. Menyingkirkan kebiasaan yang tidak baik dalam hal ambulasi, posisi dan
penggunaan program pemeliharaan kekuatan dan ketahanan, diperlukan agar
pemeliharaan tercapai dan untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren. Penanganan
kontraktur dapat dliakukan secara konservatif dan operatif :
a. Konservatif : Seperti halnya pada pencegahan kontraktur, tindakan konservatif ini
lebih mengoptimalkan penanganan fisioterapi terhadap penderita,
b. Tindakan operatif : pilihan terakhir apabila pencegahan kontraktur dan terapi
konservatif tidak memberikan hasil yang diharapkan, tindakan tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa cara : Z – plasty atau S – plasty, Skin graft, Flap
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
• Biodata pasien dan penanggung jawab pasien
• Keluhan utama
• Riwayat penyakit terdahulu, sekarang, dan keturunan/keluarga
• Pemeriksaan fisik head to toe
• Pemeriksaan medis
• Pengkajian Dasar Data Klien ( aktifitas/istirahat, pola eliminasi, pola keb. Nutrisi, pola
reproduksi, interaksi social, mekanisme koping, pola keyakinan)
Diagnosa Keperawatan

• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/tahanan


otot.
• Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit.
• Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang
proses/penyembuhan penyakit
Intervensi Keperawatan
a. Dx.1 : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan/tahanan otot.

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam, diharapkan gangguan mobilitas fisik dapat teratasi.
Kriteria Hasil : Menunjukkan perilaku mampu melakukan aktivitas.
Intervensi :
• Lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali dengan pasif kemudian aktif.
Rasional : mencegah secara progresif mengencangkan jaringan parut, kontraktur, meningkatkan pemeliharaan fungsi
otot dan sendi dan menurunkan kehilangan kalsium dan tulang.
• Instruksikan dan bantu dalam mobilitas, contoh tongkat, walker secara tepat.
Rasional : meningkatkan keamanan ambulasi.
• Dorong dukungan dan bantuan keluarga/orang terdekat pada latihan rentang gerak.
Rasional : memampukan keluarga/orang terdekat untuk aktif dalam perawatan pasien dan memberikan terapi lebih
konstan/konsisten.
• Masukkan aktivitas sehari-hari dalam terapi fisik, hidroterapi, dan asuhan keperawatan.
Rasional : komunikasi aktivitas yang menghasilkan perbaikan hasil dengan meningkatkan efek masing-masing.
• Dorong partisipasi pasien dalam semua aktivitas sesuai kemampuan individual.
Rasional : meningkatkan kemandirian, meningkatkan harga diri, dan membantu proses perbaikan.
b. Dx.2 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan kerusakan integritas
kulit dapat teratasi
Kriteria Hasil : Menunjukkan penyembuhan tepat waktu dan tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
• Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi.
Rasional : area meningkat resikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif.
• Evaluasi proses penyembuhan. Kaji ulang harapan terhadap penyembuhan dengan pasien.
Rasional : penyembuhan mulai dengan segera, tetapi penyembuhan lengkap memerlukan waktu.
• Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan aktivitas.
Rasional : meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada
jaringan.
• Dorong mandi tiap 2 hari sekali.
Rasional : sering mandi membuat kekeringan kulit
c. Dx.3 : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan ansietas dapat
teratasi
Kriteria Hasil : Berkurangnya ansietas ketingkat yang bisa diatasi.
Intervensi :
• Dorong pasien untuk mengungkapkan kecemasannya, jangan menyangkal.
Rasional : menurunkan kecemasan. Penyangkalan dapat memperburuk mekanisme koping.
• Evaluasi mekanisme koping/pertahanan yang digunakan untuk berhadapan dengan perasaan
ataupun ancaman yang sesungguhnya.
Rasional : mungkin dapat menghadapi situasi dengan baik pada waktu itu, misalnya penolakan
dan regresi mungkin dapat mekanisme koping untuk waktu tertentu.
• Anjurkan untuk melakukan pendekatan spiritual.
Rasional : pendekatan spiritual dapat membantu penerimaan pasien terhadap kondisi yang
dialami sehingga mengurangi rasa cemas
d. Dx.4 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang proses/penyembuhan penyakit.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan kurangnya pengetahuan dapat
teratasi
Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.
Intervensi :
• Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan datang
Rasional : memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
• Diskusikan harapan pasien untuk kembali ke rumah, bekerja, dan aktivitas normal.
Rasional : pasien sering kali mengalami kesulitan memutuskan pulang. Masalah sering terjadi (contoh
gangguan tidur, kesulitan melakukan aktivitas) yang mempengaruhi keberhasilan menilai tindakan hidup
normal.
• Kaji ulang perawatan luka, graft kulit dan luka.Identifikasi sumber yang tepat untuk perawatan pasien
rawat jalan.
Rasional : meningkatkan kemampuan perawatan diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.
• Dorong kesinambungan program latihan dan jadwalkan periode istirahat
Rasional : mempertahankan mobilitas, menurunkan komplikasi, dan mencegah kelelahan, membantu
proses penyembuhan.
EVALUASI
• Klien dapat mempertahankan rentang gerak
• Klien menunjukan luka sembuh
• Klien mengungkapkan perasaan lebih santai, Klien memperlihatkan tenang
dan relaks
• Klien mengungkapkan pemahaman penyakit dan pengobatannya
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai