pasien Tn. R dengan post amputasi ulkus diabetik yang dilaksanakan pada tanggal
24 Mei 2019 sampai tanggal 26 Mei 2019. Asuhan keperawatan dimulai dari
evaluasi keperawatan. Hasil pengkajian pada kasus ini diperoleh dengan cara
3.1.1. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
dan satu bulan yang lalu berobat di ruang inap bedah Rumah sakit
33
34
6. Alergi/reaksi
a. Kesadaran : composmentis.
c. Kepala
d. Wajah
e. Mata
pupil isokor.
f. Hidung
g. Telinga
h. Mulut
Mulutt bersih, tidak ada karies gigi dan gigi palu, tidak ada
i. Leher
j. Jantung
c. Perkusi : normal
k. Paru
l. Abdomen
d. Perkusi : tympani
m. Ekstermitas
edema (-).
tumit
n. Genetalia
7. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
HB : 11,7 * gr/dl
8. Terapi Farmakologi
e. Ibuprofen 3x400 mg
f. Ranitidin 3x1
DO:
GCS : E4 M5 V6
Pasien tampak meringis
Skala nyeri : 4
lokasi : di bagian tumit kaki
sebalahh kanan
frekuensi : sering
durasi : 15 menit
DS: pasien mengatakan ada Perubahan Sirkulasi, Gangguan integritas
luka di bagian tumit kaki Kurang Pengetahuan, kulit
sebelah kanan Faktor Mekanik
(tekanan, benturan,
gesekan).
DO:
GCS : E4 M5 V6
Keadaan umum lemah
Luka tampak basah
Berbau (+)
Pus (+)
38
diabetik
Diagnosa
Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
(NOC) (NIC)
(NANDA)
nyeri akut berhubungan Pain level Pain Management :
dengan agen cedera Pain control, 1. Kaji tingkat nyeri secara
biologis Setelah dilakukan tindakan komprehensif (lokasi,
keperawatan selama 2x24 jan durasi,karakteristik, frekuensi,
diharapkan nyeri dapat intensitas dan factor pencetus)
berkurang atau hilang. 2. Monitor skla nyeri dan
Kriteria hasil: observasi ketidaknyamanan
Melaporkan skala nyeri dalam non verbal
batas normal 3. Gunakan pendekatan yang
positif terhadap pasien, hadir
39
No
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan
Dx
24 Mei 2019
1 08.05 1. Mengkaji karakteristik nyeri meliputi : skala nyeri,
lokasi, durasi dan frekuensi.
09.35 2. Menjelaskan pada pasien dan keluarga penyebab
nyeri
10.00 3. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
11.20 4. Mengajarkan tekhnik relaksasi tarik napas dalam
pada pasien.
12.00 5. Menganjurkan pasien istirahat yang cukup
25 Mei 2019
1 08.05 1. Mengkaji ulang karakteristik nyeri meliputi : skala
nyeri, lokasi, durasi dan frekuensi.
09.35 2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
10.00 3. Membatasi pengunjung untuk menemui pasien
11.20 4. Menganjurkan pasien melakukan tekhnik relaksasi
tarik napas dalam jika nyeri pasien kembali muncul
26 Mei 2019
1 08.10 1. Mengkaji ulang karakteristik nyeri pasien
10.00 2. Mengatur posisi yang nyamann
11.15 3. Menganjurkan pasien istirahat yang cukup
3.1.6. Evaluasi
Jam : 20.00
O: GCS : E4 M5 V6
Kesadaran composmentis
Ivfd RL 20 tetes/menit
Skala nyeri : 4
frekuensi : sering
durasi : 15 menit
P : intervensi di lanjutkan
O: GCS : E4 M5 V6
Berbau (+)
Pus (+)
Luka terverban
P : intervensi di lanjutkan
melakukan aktivitas.
O: GCS : E4 M5 V6
Kesadaran composmentis
Ivfd RL 20 tetes/menit
Tingkat ketergantungan 2
P : intervensi di lanjutkan
44
Jam : 20.00
O: GCS : E4 M5 V6
Ivfd RL 20 TPM
Skala nyeri : 3
durasi : 5 menit
P : intervensi di lanjutkan
O: GCS : E4 M5 V6
Berbau (+)
Pus (+)
Luka terverban
45
P : intervensi di lanjutkan
O: GCS : E4 M5 V6
Kesadaran composmentis
Ivfd RL 20 tetes/menit
P : intervensi di hentikan
Jam : 20.00
O: GCS : E4 M5 V6,
Skala nyeri : 2
P : Intervensi di hentikan
mulai kering
O: GCS : E4 M5 V6
Berbau (-)
Pus (-)
Luka terverban
P : intervensi di hentikan
3.2. Pembahasan
tumit sebelah kiri. Melihat data yang diatas dan terkait dengan batasan
dengan agen cedera, dan pada saat pengkajian tanggal 24 mei 2019
antara lain melaporkan nyeri secara verbal pada luka post operasi di
tarik napas dalam. Evaluasi pada tanggal 24 Mei 2019 diperoleh data
sirkulasi
kulit yang sudah mulai lembab dan mulai tidak terkelupas/ kering dan
ulkus diabetik.
berjalan karena adanya luka post amputed ulkus diabetik pada daerah
keadaan tubuh seperti adanya pusing atau sakit kepala, terasa hoyong
proses penyembuhan.