Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan

Kraniotomi
Munawaroh
Nada Heni Winari B
Sofia Kristina Okowali
Tania Nur Habibah
Pengertian

Kraniotomi : Pembukaan tengkorak melalui


pembedahan untuk meningkatkan akses pada struktur
intracranial.
Anatomi dan Fisiologi
1. Serebrum
- Lobus Frontal :Mengontrol perilaku individu,membuat
keputusan,kepribadian dan menahan diri
- Lobus Parietal : Menginterpretasikan sensasi
- Lobus Temporal : Mengintegrasikan sensasi kecap,bau dan
pendengaran,ingatan jangka pendek
- Lobus Oksipital : Bertanggung jawab menginterpretasikan pengelihatan
2. Batang Otak
Terletak pada fosa anterior
Pusat reflex pendengaran dan pengelihatan

3. Serebelum
Terletak pada fosa posterior
2 aksi : Merangsang dan menghambat
Mengontrol gerakan,keseimbangan,dan
mengintregrasikan input sensorik
Etiologi
Penyebab cedera kepala ada 2 :
1. Bersifat terbuka : Menembus melalui dura meter (
pelurudan pisau ).
2. Bersifat tertutup : Trauma tumpul, tanpa penetrasi
menembus dura ( kecelakaan lalu lintas, jatuh, dan
cedera olahraga ).
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
1. Perubahan dan kesadaran / perubahan perilaku
2. Gangguan pengelihatan dan berbicara
3. Mual dan muntah
4. Pusing
5. Keluar cairan cerebro spinal dari lubang hidung
dan telinga
6. Hemiparesis
7. Terjadi peningkatan intracranial
Pemeriksaan Penunjang

1.CT Scan ( dengan/tanpa kontras)

Tujuan : mengidentifikasi adanya sol, hemoragic,


menentukan ventricular, pergeseran jar.otak

2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging)

3. Angiopati serebral

Tujuan : menunjukkan kelainan sirkulasi


cerebral,seperti pergeseran jaringan otak akibat
edema,perdarahan,trauma.
Komplikasi
1. Edema serebral
2. Perdarahan epidural : Penimbunan darah di bawah
dura meter.Terjadi secara akut dan biasanya karena
perdarahan arteri yang mengancam jiwa.
3. Perdarahan subdural : Terjadi akibat perdarahan
lambat yang disebut perdarahan subdural sub akut,
secara cepat (subdural akut) dan sangat besar
(subdural kronik).
4. Perdarahan intracranial : Perdarahan didalam otak itu
sendiri.
5. Hypovolemik syok
6.Hydrocephalus

7. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH


atau Diabetes Insipidus)

8. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan


tromboplebitis

9.Infeksi

10. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan


dehisensi luka atau eviserasi.
Penatalaksanaan Keperawatan

1. Mengurangi komplikasi akibat


pembedahan
2. Mempercepat penyembuhan
3. Mengembalikan fungsi pasien
semaksimal mungkin seperti sebelum
operasi.
4. Mempertahankan konsep diri pasien
5. Mempersiapkan pasien pulang
Perawatan Pasca Pembedahan

1. Tindakan perawatan post operasi


2. Makanan
3. Mobilisasi
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
Pengkajian
1. Primary survey
- Airway
- Breathing
- Circulating
- Disability
- Exposure
2. Secondary survey
- Pemeriksaan fisik :
Abdomen,ekstremitas,integument
3. Tersier survey
- Kardiovaskuler, brain, dan bladder
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan luka insisi.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
luka insisi.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
gygiene luka yang buruk
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
perdarahan
5. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan perdarahan post operasi.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Criteria Hasil Intervensi Rasional

1. Gangguan Tujuan: 1Kaji nyeri, catat Berguna dalam pengawasan


rasa nyaman Setelahdilakukan tindakan lokasi,karakteristik, s keefektifan obat,
nyeri berhub keperawatan rasa nyeri kala (0-10). Selidiki kemajuan penyembuhan. Perubahan pad
ungan dapat teratasi atau dan a karakteristik nyeri menunjukkan
dengan luka tertangani dengan baik. laporkan perubahan terjadinya abses.
insisi Kriteria hasil: nyeri dengan tepat. 2. Mengurangi tegangan abdomen
· Melaporkan rasa nyeri 2. Pertahankan posisi yang bertambah dengan posisi telentang.
hilang atau terkontrol. istirahat semi fowler. 3. Meningkatkan normalisasi fungsi
· Mengungkapkan 3. Dorong ambulasi organ, contoh merangsang peristaltic dan
metode pemberian dini kelancaran flatus, dan menurunkan ketidak
menghilang rasa nyeri. 4Berikan kantong es nyamanan abdomen.
· Mendemonstrasikan pen pada abdomen 4. Menghilangkan dan mengurangi nyeri
ggunaan teknik relaksasi 5.Berikan analgesic melelui penghilangan ujung saraf
dan aktivitas hiburan sesuain indikasi catatan: jangan lakukan kompres panas
sebagi penghilang rasa karena dapat menyebabkan
nyeri kongesti jaringan.
5. Menghilangkan nyeri mempermudah
kerja sama dengan intervensi terapi lain.
2. Kerusakan Tujuan: Setelah di berikan tindakan Kaji dan catat Mengidentifikasi
integritas pasien tidak mengalami gangguan ukuran, terjadinya
kulit berhub integritas kulit. Kriteria hasil: warna, keadaan komplikasi.
ungan · Menunjukkan penyembuhan luka luka, dan kondisi 2.Merupakan
dengan luka tepat waktu. sekitar luka. tindakan
insisi · Pasien menunjukkan perilaku 2. Lakukan protektif yang
untuk meningkatkan penyembuhan kompres basah dapat mengurangi
dan mencegah komplikasi. dan sejuk atau nyeri.
terap irendaman. 3. Memungkinka
3. Lakukan pera n pasien
watan luka dan lebih bebas
hygiene sesudah bergerak dan
mandi, lalu meningkatkan
keringkan kulit kenyamanan pasi
dengan hati - en.
hati. 4. Mempercepat
4. Berikan priorit proses penyembu
as han dan
untuk meningkat rehabilitasi
kan kenyamanan pasien,
pasien.
3. Resiko tinggi Tujuan: Awasi tanda - tanda Deteksi dini adanya
infeksi berhubunga Setelah dilakukan vital, perhatikan infeksi.
n dengan higiene tindakan demam, 2. Memberikan
luka yang buruk keperawatan. Pasien menggigil, berkeringat deteksi dini
diharapkan tidak dan perubahan mental terjadinya proses
mengalami infeksi. dan peningkatan nyeri infeksi.
Kriteria hasil: abdomen. 3
· Tidak menunjukk 2. Lihat lika insisi dan Menurunkan penye
an adanya balutan. Catat baran bakter
tandainfeksi. karakteristik, drainase 4. Mungkin
· Tidak terjadi luka. diberikan
infeksi. 3. Lakukan cuci secara profilaktif
tangan yang baik dan untuk menurunkan
lakukan perawatan luka jumlah organism,
aseptic. dan
4. Berikan antibiotik untuk menurunkan
sesuai indikasi. penyebaran
dan pertumbuhanny
a.
4. Gangguan perfusi Tujuan: 1. Observasi Tirah baring
jaringan berhubu · Setelah ekstermitas lama dapat
ngan dengan dilakukan perawatan terhadap pembe mencetuskan st
perdarahan tidak terjadi ngkakan, atis vena dan
gangguan dan eritema. meningkatkan
perfusi jaringan. resiko pembent
Kriteria hasil: ukan trombosis.
¨ Tanda-tanda vital 2. Evaluasi 2. Indikasiyan
stabil. status g
¨ Kulit klien hangat mental. Perhati menunjukkane
dan kering kan terjadinya mbolisasi
¨ Nadi perifer ada hemaparalis, sistemik pada
dan kuat. afasia, kejang, otak
¨ Masukan atau muntah dan
haluaran seimbang peningkatan TD
5. Kekurangan Tujuan: Awasi intake dan Memberikan
volume cairan out put cairan. informasi
berhubungan · Setelah dilakukan tindakan 2. Awasi TTV, tentang pengganti
dengan keperawatan pasien kaji membrane an kebutuhan dan
perdarahan post mukosa, fungsi organ.
operasi menunjukkan keseimbangan turgor kulit, 2. Indicator
cairan yang adekuat membrane keadekuat volum
mukosa, nadi pe e sirkulasi
· Tanda - tanda vital stabil. rifer / perfusi.
· Mukosa lembab dan pengisian k 3. Memberikan
apiler. informasi tentang
· Turgor kulit / pengisian 3. Awasi pemeri volume sirkulasi,
kapiler baik. ksaan laboratoriu keseimbangan
m. cairan dan
· pengeluaran urine baik. 4. Berikan cairan elektrolit.
IV atau produk 4. Mempertahank
darah sesuai an volume
indikasi. sirkulasi
Daftar Pustaka

1. A.K. Muda, Ahmad. 2003. Kamus Lengkap


Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia Press.
2. Carpenito, Lynda Juall RN.1999. Diagnosa dan
Rencana Keperawatan Ed 3. Jakarta : Media
Aesculappius.
3. Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna
Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :
Media Aesculapius
4. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai