Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL

Di Susun Oleh:
NURINDA MARJELLA
NIM. 4006170064

PEMBIMBING INSTITUSI
Tgl Responsi:jdbcbcjzcjzcjzhjbjbjjjb

R. Nety Rustikayanti, S.Kp.,M.Kep.

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL

A. Definisi
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan
presentasi  belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006).
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).

B. Tanda Dan Gejala Persalinan


Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda menjelang persalinan
sebagai berikut:
1. Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang
disebut lightening
2. Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
3. Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan
kandung kemih.
4. Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
5. Pemeriksaan tinggi fundus uteri semakin turun; serviks uteri mulai lunak,
sekalipun terdapat pembukaan
6. Braxton Hicks semakin frekuen ditandai dengan:
- Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10 menit
- Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat
mulai muncul.
- Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
- Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin
frekuen dan persalinan dapat dimulai.
Berdasarkan Manuaba (2007) bahwa tanda mulai persalinan adalah
timbulnya his persalinan dengan ciri :
1. Fundul dominant
2. Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
3. Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
4. Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa perlunakan dan
pembukaan
5. Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah

C. Perjalanan Penyakit

Kehamilan umur 36-42


minggu
Progesteron menurun dan Uterus membesar dan tegang sehingga
prostaglandin meningkat terjadi iskemi otot uterus, adanya
sehingga menimbulkan tekanan pada ganglion servikale dari
kontraksi myometrium fleksus frankenhauser di belakang
servik menyebabkan uterus berkontraksi

Kontraksi uterus dan tanda


Dx. Ansietas
inpartu lainnya

Partus Dx. Kerusakan


Dx. Nyeri akut
integritas jaringan

Perdarahan
Episiotomi
Dx. Ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit Dx. Risiko infeksi

D. Pemeriksaan Fisik
1. Menentukan Tinggi Fundus Uteri
Pastikan pengukuran dilakukan pada saat uterus sedang tidak
berkontraksi. Ukur tingggi fundus dengan menggunkan pita pengukur.
Mulai dari tepi atas simpfisis pubis kemudian rentangkan pita pengukur
hingga kepuncak fundus mengikuti aksis atau linea medialis dinding
abdomen. Lebar pita harus menempel pada dinding abdomen ibu. Jarak
antara tepi atas simphisis pubis dan puncak fundus adalah tinggi fundus.
2. Memantau kontraksi uterus
Gunakan jarum detik yang ada pada jam untuk memantau kontraksi
uterus. Letakkan tangan penolong pada atas uterus dan palpasi jumlah
kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit. Tentukan durasi setiap
kontraksi yang terjadi. Pada fase aktif minimal 2 kali dalam 10 menit dan
lama kontraksi adalah 40 detik atau lebih. Diantara 2 kontraksi akan terjadi
relaksasi dinding uterus.
3. Memantau DJJ (denyut jantung janin)
Gunakan doopler/leenec untuk mendengarkan DJJ dan menghitung
DJJ permenit. Lakukan penilaian DJJ pada lebih dari 1 kontraksi.Gunakan
jarum detik (jam).nilai DJJ selama dan segera setelah kontraksi uterus.
Dengarkan DJJ minimal 60 detik. Gangguan kondisi janin dicerminkan
dari DJJ yang kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari 160 kali
permenit.
4. Menentukan presentasi bayi
5. Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Penilaiaan kepala janin dilakukan dengan menghitung proporsi
bagian terbawah janin yang masih berada diatas tepi atas simphisis adalah
proporsi yang belum masuk PAP (pintu atas panggul) dan sisanya
menunjukkan sejauh mana bagian terbawah janin terlah masuk kedalam
rongga panggul. Penurunan bagian terbawah janin dengan metode 5 jari :
- 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simphisis pubis
- 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
- 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
- 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas simphisis
- 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari yang masih dapat meraba bagian bawah
janin yang berada diatas simphisis
- 0/5 jika bagian terbawah janin tidak dapat teraba dari pemeriksaan luar.
6. Periksa Dalam (vaginal toucher).
Sebelum melakukan periksa dalam cuci tangan dengan sabun dan air
bersih, kemudian keringkan dengan handuk kering dan bersih. Minta ibu
untuk berkemih dan mencuci area genitalia dengan sabun dan air. Jelaskan
pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan.
Tentramkan hati dan anjurkan ibu untuk rileks. Pastikan privasi ibu terjaga
selama pemeriksaan dilakukan.

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Saifuddin, 2002) pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah:
- Urine            : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
- Darah           : Hb, BT/CT, dan lain-lain.

F. Diagnosa
Herdman (2010), kemungkinan diagnosa yang muncul pada klien dengan
persalinan normal adalah
Kala I :
1. Nyeri akut berhubungan agen cedera biologi (tekanan mekanik pada
bagian presentasi,dilatasi atau regangan, tegangan emosional).
2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina
berulang.
3. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
Kala II :
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi (tekanan mekanik pada presentasi,
dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin
intensif)
2. Kerusakan integritas jaringan b.d faktor mekanik (episiotomi, ruptur
perinium)
Kala III :
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi trauma jaringan , respons fisiologis
setelah melahirkan
Kala IV :
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka episiotomi)
2. Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan (luka episiotomi)
3. Kekurangan volume cairan b.d kegagalan dalam regulasi
G. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (KRITERIA HASIL, INTERVENSI, RASIONAL)
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 NIC: Pain Management 1. Mengetahui kualitas nyeri
agen cedera jam diharapkan pasien dapat mengontrol pasien
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif
biologi nyerinya, nyeri berkurang dengan kriteria 2. Dapat mengurangi rasa
mengenai lokasi, karakteristik, lamanya,
hasil: cemas dan takut sehingga
frekuensi, kualitas nyeri dan faktor presipitasi
mampu mengurangi rasa
Indikator Awal Target 2. Mengobservasi penyebab ketidaknyamanan
sakit
klien secara verbal dan nonverbal
3. Menurunkan nyeri
1. Pasien mampu 3 5 3. Menyakinkan klien akan pemberian analgesik
4. Komunikasi terapeutik
mengenali faktor 4. Menggunakan komunikasi teraupetik untuk
mampu menurunkan
penyebab nyeri mengetahui pengalaman nyeri pasien
kecemasan
2. Mengenali onset 3 5 5. Mengkaji dampak dari pengalaman nyeri (ggg
5. Mengetahui kondisi
nyeri tidur, ggg hubungan)
3 5 ketidaknyamanan klien
3. Memberikan 6. Mengontrol faktor lingkungan yang
yang kemungkinan
analgesik menyebabkan klien merasa tidak nyaman
mampu mengagnggu
(kolaborasi dengan (ruangan, temperatur, cahaya)
kualitas hidupnya
tim kesehatan lain) 7. Instruksikan pasien untuk melakukan teknik
3 5 6. Meminimalkan nyeri
4. Melaporkan relaksasi seperti bimbingan imajinasi, nafas
dengan menciptakan
kontrol nyeri 3 5 dalam lingkungan nyaman
5. Pasien mampu 7. Meningkatkan relaksasi
melaporkan
nyerinya 3 5

6. Klien mengetahui
frekuensi nyeri

Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Kerusakan Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan 1. Mengurangi penekanan
integritas 1x24 Jam Diharapkan Integritas Jaringan pakaian yang longgar daerah luka
jaringan b.d Baik Dengan Kriteria Hasil Segabai Berikut: 2. Hindari kerutan pada tempat tidur 2. Mengurangi kelembapan
faktor 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih 3. Menjaga kebersihan luka
mekanik Indikator Awal Target dan kering 4. Untuk mempercepat
1. Integritas Kulit 3 5 4. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi penyembuhan luka
Yang Baik Bisa 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan 5. Memungkinkan infeksi
Dipertahankan 6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien 6. Mengetahui sejauh mana
(Sensasi, Elastisitas, 7. Monitor status nutrisi pasien klien dapat melakukan
Temperatur, Hidrasi, 8. Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman mobilisasi
Pigmentasi) luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, 7. Protein menyebabkan
2. Perfusi Jaringan jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal percepatan
Baik 9. Ajarkan pada keluarga tentang luka dan penyembuhan luka
3 5
3. Menunjukan Proses perawatan luka 8. Mengetahui kondisi luka
Perbaikan Kulit 10. Lakukan tehnik perawatan luka untuk perbaikan luka
4. Mempertahankan 3 5 9. Mempercepat granulasi
Kelembaban Kulit luka
5. Menunjukkan
Terjadinya Proses 3 5
penyembuhan luka

3 5

Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Kecemasan Setelah Dilakukan Tindakan Keperawatan 1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang 1. Mengurangi kecemasan
b.d perubahan 1x24 Jam Diharapkan kecemasan menurun dirasakan selama prosedur selama tindakan untuk
peran dan dengan kriteria hasil sebagai berikut: 2. Temani pasien untuk memberikan keamanan kesehatan klien
status Indikator Awal Target dan mengurangi takut 2. Mengalihkan perhatian
kesehatan 1. Klien mampu 3 5 3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, dengan berbincang-
mengidentifikasi tindakan prognosis bincang
dan 4. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien 3. Mengurangi kecemasan
mengungkapkan 5. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan 4. Keluarga dapat
gejala cemas tehnik relaksasi memberikan kenyamanan
3 5
2. Mengidentifikasi, 6. Dengarkan dengan penuh perhatian pada pasien
mengungkapkan 7. Identifikasi tingkat kecemasan 5. Untuk meningkatkan
dan menunjukkan 8. Bantu pasien mengenal situasi yang kenyamanan dan
tehnik untuk menimbulkan kecemasan mengurangi kecemasan
mengontol cemas 9. Dorong pasien untuk mengungkapkan
3. Vital sign dalam 3 5 perasaan, ketakutan, persepsi
batas normal
4. Postur tubuh, 3 5
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

Keterangan:
1: tidak pernah menunjukan
2: jarang menunjukan
3: kadang-kadang menunjukan
4: sering menunjukan
5: konsisten menunjukan
Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah a. Mencegah terjadinya
b.d kerusakan selama 1x24 jam risiko infeksi dapat teratasi melakukan tindakan infeksi melalui tangan
dengan kriteria hasil : b. Menyediakan lingkungan yang bersih dan b. Mencegah infeksi
jaringan Batasan karakteristik Awal Target kenyamanan tempat tidur c. Mencegah kontak klien
Pemberian antibiotik 3 5 c. Batasi pengunjung dengan dunia luar
Tidak terdapat demam, 3 5 d. Petugas kesehatan memakai sarung tangan d. Mencegah infeksi demi
kemerahan, cairan sebagai bentuk universal precaution kesehatan klien dan
purulen, bengkak e. Memberikan antibiotik petugas kesehatan
disekitar luka f. Menggunakan peralatan steril dalam melakukan e. Membunuh bakteri
Mengetahui tanda dan 3 5 tindakan yang membutuhkan peralatan steril f. Peralatan steril dapat
gejala infeksi g. Bersihkan dan sterilkan alat yang telah dipakai mencegah kondisi infeksi
Asupan nutrisi 3 5 h. Observasi luka klien g. Mensterilkan alat untuk
Robeknya kulit 3 5 i. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam memberikan dipaai ulang sebagai
Luasnya tepi luka diet bentuk pencegahan infeksi

Keterangan: j. Membantu dan mengajari kliren dalam antar klien

1= tidak ada pengetahuan melakukan perawatan perineum h. Mengetahui luka sebelum

2= pengetahuan sedikit dilakukan tindakan dan

3= pengetahuan sedang sesudah

4=pengetahuan baik i. Meningkatkan stamina

5= pengetahuan sangat baik klien


j. Klien dapat melakukan
perawatan perinium di
rumah

Kekurangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan a Timbang pembalut a Untuk mengetahui


volume cairan selama 1x24 jam diharapkan terjadi b Pertahankan catatan intake dan output perdarahan
b.d kegagalan keseimbangan cairan dengan batasan c Monitor status hidrasi (kelembapan mukosa, b Untuk mengetahuk
dalam karakteristik sebagai berikut: nadi adekuat, TD ortostastik) keseimbangan cairan
regulasi d Monitor vital sign c Mengetahui status
Batasan karakteristik Awal Akhir
e Pantau terapi IV line kesehatan
TD dbn 3 3
f Monitor status nutrisi d Memberikan masukan
Nadi perifer teraba jelas 3 3
g Berikan cairan adekuat cairan
Tidak ada hipotensi 3 3
h Berikan masukan oral e Mendorong pemulihan
ortostastik
i Meminta keluarga untuk memberi tawaran keseimbangan output
Intake dan output 3 3
makanan dan minuman f Dukungan keluarga
seimbang
Tidak ada asites 3 3
Tidak pusing 3 3
Membran mukosa 3 3
lembab
Keterangan:
1=keluhan ekstrim
2=keluhan berat
3=keluhan sedang
4=keluhan ringan
5= tidak ada keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Cunningham, Gary. (2005). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gede. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Roestam, M. (2002). Obstetri Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Winkjosastro, Hanifa, (2005), Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai