Anda di halaman 1dari 15

BAB I

KONSEP MEDIS

A. DEFENISI
Balanitis adalah termasuk kedalam kategori penyakit Andrologi.
Peradangan pada glans penis (dari bahasa Yunani balanos = biji).
Salah satu penyebab balanitis adalah terlalu banyak mencuci
dengan sabun. Balanitis juga dapat disebabkan oleh candida
albicans. Kolonisasi glans penis oleh candida lebih mungkin terjadi
pada pria yang tidak disunat. Dan bisa dikarenakan peradangan
kronis yang menahun bila penyakit ini tidak segera diobati penyakit
ini akan lama kelamaan akan mengalami pengerasan pada penis.
Penyakit ini ditandai dengan gejala pada lubang uretra pada
sekeliling penis akan berwarna putih yang mengeras dan akan
menyumbat aliran seni.

Peradangan tersebut menyebabkan nyeri, rasa gatal, kemerahan,


dan bengkak dan bisa akhirnya menyebabkan penyempitan
(stricture) pada urethra. Pria yang
mengalamibalanoposthitis mengalami peningkatan resiko
berkembangnya balanitis xerotica obliterans, phimosis,
paraphimosis, dan kanker di kemudian hari.

B. ETIOLOGI
a. Bertumpuknya keringat, kulit mati dan bakteri penyebab iritasi
pada kepala penis
b. Dermatitis atau peradangan kulit yang di sebabkan oleh alergi
atau sensitif terhadap zat tertentu misalnya minyak penambah
stamina untuk pria
c. Inveksi misalnya, akibat virus penyakit menular seks
d. Pemakaian pakai dalam pria yang tidak cocok atau terlalu
sempit
e. Diabetes juga termasuk dalam salah satu faktor pemicu
terjadinya balanitis

C. PATOFISIOLOGI

Laki-laki yang tidak disunat dengan kebersihan pribadi miskin


paling terpengaruh oleh balanitis. Kurangnya aerasi dan iritasi karena
smegma dan debit sekitar glans penis menyebabkan peradangan dan
edema. Meskipun jarang, komplikasi balanitis termasuk phimosis dan
selulitis. Stenosis Meatal dengan retensi urin mungkin jarang
menemani balanitis. Dalam kasus yang sangat sedikit, balanitis dapat
berkontribusi pada "sindrom penis terkubur."

D. MANIFESTASI KLINIS

a. Nyeri pada daerah alat vital

b. Terjadi pembengkakan pada kepala penis

c. Kulit pada alat vital bersisik dan terkelupas

d. Gatal yang di sertai bau serta kemerah-merahan di daerah


sekitar alat vital.
E. KOMPLIKASI

Jika tidak ditangani lebih lanjut, balanitis dapat menyebabkan


masalah-masalah kesehatan lain, seperti:

Nyeri sendi.
Ruam pada bagian kulit yang lain.
Mulut kering.
Pembengkakan kelenjar.
Demam.
Mual.
Letih.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Balanitis biasanya dapat didiagnosis selama pemeriksaan fisik
karena sebagian besar gejala yang terlihat. Jika Anda memiliki
debit, dokter akan mengambil sampel dengan kapas atau
mengumpulkan sampel urin. Mereka akan memeriksa keberadaan
sel bakteri atau jamur. Hal ini membantu menentukan penyebab
balanitis tersebut. Ketika penyebab balanitis adalah kondisi kulit
kronis, dokter mungkin melakukan biopsi. Untuk biopsi, dokter
mengambil sepotong kecil jaringan dari penis untuk memeriksanya
untuk penyakit. Anda akan diberi anestesi lokal sebelum dokter
mengumpulkan sampel.
G. PENATALAKSANAAN
1. Cara kuno : Dengan menggunakan sebilah bambu tajam. Para
bong supit alias mantri sunat langsung memotong kulup dengan
bambu tajam tersebut. Namun cara ini mengandung risiko
terjadinya perdarahan dan infeksi, bila tidak dilakukan dengan
steril.

2. Metode cincin : Di cetuskan oleh oleh dr. Sofin, lulusan Fakultas


Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, dan sudah
dipatenkan sejak tahun 2001. Pada metode ini, ujung kulup
dilebarkan, lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara
memasang semacam cincin dari karet. Biasanya, ujung kulup akan
menghitam dan terlepas dengan sendirinya. Prosesnya cukup
singkat sekitar 3-5 menit.

3. Metode mangkuk : Metode ini lebih cocok dilakukan untuk balita


atau anak yang memiliki pembuluh darah pada kulup lebih kecil dari
ukuran normal.

4. Metode lonceng : Di sini, tidak dilakukan pemotongan kulup.


Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng.
Setelah itu, jaringan akan mati dan terlepas dengan sendirinya dari
jaringan sehat. Hanya saja metode ini waktu yang cukup lama,
sekitar dua minggu. Alatnya diproduksi di beberapa negara Eropa,
Amerika, dan Asia dengan nama Circumcision Cord Device.

5. Dengan laser CO2 : Ini merupakan metode sunat paling canggih


yang berhasil dikembangkan hingga saat ini.
H. PENCEGAHAN

Ahli Urologi merekomendasikan sebagai tindakan pencegahan:

kebersihan organ intim, khususnya, kulup;


menghilangkan patogen topikal (antiseptik, infus herbal);
melakukan terapi antivirus atau antibiotik.Dia ditugaskan untuk
setiap pasien secara individu;
menghilangkan seks;
menggunakan alat kontrasepsi, setelah memeriksa bahwa tidak ada
dana untuk alergi tertentu;
tidak makan alergen.
KONSEP ASKEP

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Identitas pasien
a. Riwayat keluarga
b. Status kesehatan
c. Pola fungsi kesehatan Gordon
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Masalah kebersihan pada bagian kulup disebut sebut dapat
memicu terjadinya infeksi pada penyakit balanitis. Bagian
kulup yang kurang bersih disebut sebut menjadi sarang bagi
berkembangnya mikroorganisme sehingga terjadi infeksi.
2) Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari
nyeri akibat progresivitas dari pembengkakan glans penis
ataupun karena gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi
akibat dari depresi.
3) Pola eliminasi
Dapat terjadi disuria serta hematuria.
4) Pola nutrisi dan metabolik
5) Pola kognitif perseptual
biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca indra
meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan,
pengecap.
6) Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena
mempunyai penyakit, akibat dari persepsi yang salah dari
masyarakat.
7) Pola aktivitas dan latihan.
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan
reproduksi pasien selama pasien menderita penyakit ini.
Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa
nyeri yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan
seksual (dispareuni).
9) Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya.
Bagaimana manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat
menerima kondisinya setelah sakit.
10)Pola peran - hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga
atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat
mempengaruhi pola peran dan hubungannya.
11)Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan
dan nilai yang diyakini.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada glans penis.
Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat
proses penyakit kanker vulva
Ansietas b/d krisis situasional
C.RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada glans penis
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24
jam, diharapkan nyeri pasien berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil
1) Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun
2) Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal
dengan pengaruh / efek samping minimal
3) Ekspresi wajah pasien tidak meringis
4) Pasien tampak tenang (tidak gelisah)
5) Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi
dengan tepat sesuai indikasi untuk mengontrol nyeri.
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Lakukan pengkajian nyeri Membantu membedakan
secara komprehensif [catat penyebab nyeri dan
keluhan, lokasinyeri, frekuensi, memberikan informasi
durasi, dan intensitas(skala 0- tentang kemajuan atau
10) dan tindakan penghilangan perbaikan penyakit,
nyeri yang dilakukan] terjadinya komplikasi dan
keefektifan intervensi.
2 Pantau tanda - tanda vital Peningkatan nyeri akan
mempengaruhi perubahan
padatanda - tanda vital
3 Dorong penggunaan Memungkinkan pasien
keterampilan manajemen nyeri untuk berpartisipasi secara
seperti teknik aktif untuk mengontrol rasa
relaksasi dan teknik distraksi, nyeri yang dialami, serta
misalnyadengan mendengarkan dapatmeningkatkan
musik,membaca buku, dan koping pasien
NO INTERVENSI RASIONALISASI
sentuhan terapeutik.
4 Berikan posisi yang nyaman Memberikan rasa nyaman
sesuai kebutuhan pasien pada pasien, meningkatkan
relaksasi, dan membantu
pasien untuk memfokuskan
kembali perhatiannya.
5 Dorong pengungkapan Dapat mengurangi ansietas
perasaan pasien dan rasa takut, sehingga
mengurangi
persepsi pasien akan
intensitas rasa sakit.
6 Evaluasi upaya penghilangan Tujuan yang ingin dicapai
nyeri / kontrol pada pasien melalui upaya kontrol
adalah kontrol nyeri yang
maksimum dengan
pengaruh / efek samping
yang minimum pada
pasien.
7 Tingkatkan tirah baring, Menurunkan gerakan yang
bantulah kebutuhan perawatan dapat meningkatkan nyeri
diri yang penting
8 Kolaborasi pemberian analgetik Nyeri adalah komplikasi
sesuai indikasi tersering dari kanker,
meskipun respon individual
terhadap nyeri berbeda-
beda. Pemberian analgetik
dapat mengurangi nyeri
yang dialami pasien
NO INTERVENSI RASIONALISASI
9 Kolaborasi untuk Rencana manajemen nyeri
pengembangan rencana yang terorganisasi dapat
manajemen nyeri dengan mengembangkan
pasien, keluarga, dan tim kesempatan pada pasien
kesehatan yang terlibat untuk mengontrol nyeri
yang dialami. Terutama
dengan nyeri kronis, pasien
dan orang terdekat harus
aktif menjadi partisipan
dalam manajemen nyeri di
rumah.
10 Kolaborasi untuk pelaksanaan Mungkin diperlukan untuk
prosedur tambahan, misalnya mengontrol nyeri berat
pemblokan pada saraf (kronis) yang tidak
berespon pada tindakan
lain
b. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses
penyakit
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24
jam, diharapkan aktivitas seksual pasien tetap adekuat pada
tingkat yang sesuai dengan kondisi fisiologis tubuhnya.
Kriteria Hasil :
1) Pasien mampu mengungkapkan pemahamannya tentang
efek balanisis yang dialaminya terhadap fungsi
seksualitasnya.
2) Pasien mau mendiskusikan masalah tentang gambaran diri,
perubahan fungsi seksual dan hasrat seksual dengan orang
terdekat yang dialaminya.
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Dengarkan pernyataan Masalah seksualitas seringkali
pasien / orang terdekat menjadi masalah yang
tersembunyi, yang seringkali
diungkapkan sebagai humor /
melalui pernyataan yang tidak
gamblang
2 Informasikan pada pasien Pedoman antisipasi dapat
tentang efek dari proses membantu pasien dan orang
penyakit yang dialaminya terdekat untuk memulai
terhadap fungsi proses adaptasi pada
seksualitasnya (termasuk di keadaan yang baru
dalamnya efek samping dari
pengobatan yang akan
dijalani)
3 Bantu pasien untuk Mengakui proses kehilangan /
menyadari / menerima tahap perubahan pada fungsi
kehilangan tersebut seksual secara nyata dapat
meningkatkan koping pasien
4 Dorong pasien untuk berbagi Komunikasi terbuka dapat
pikiran dengan orang membantu dalam identifikasi
terdekat masalah dan meningkatkan
diskusi untuk menemukan
pemecahan masalah

c. Ansietas b/d krisis situasional


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24
jam, ansietas pasien dapat berkurang / teratasi
Kriteria Hasil
1) TTV dalam batas normal
2) Pasien melaporkan bahwa ansietas / ketakutan yang
dirasakan-nya menurun sampai tingkat yang dapat ditangani
/ dikontrol
3) Pasien tampak lebih tenang
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1 Observasi perubahan TTV, Perubahan pada TTV dapat
misalnya denyut nadi, menunjukkan tingkat ansietas
frekuensi pernafasan / gangguan psikologis yang
dialami pasien.
2 Obervasi respon verbal dan Kecemasan dapat ditutupi
nonverbal pasien yang oleh pasien dengan
menunjukkan adanya komentar/ kemarahan yang
kecemasan ditunjukkan pasien kepada
pemberi perawatan.
3 Tinjau ulang pengalaman Membantu dalam identifikasi
pasien / orang terdekat rasa takut dan kesalahan
sebelumnya dengan kanker interpretasi konsep pada
pengalaman kanker
sebelumnya.
4 Dorong pasien untuk Memberikan kesempatan
mengungkapkan pikiran dan untuk mengidentifikasi rasa
perasaannya takut yang dialami serta
kesalahan konsep tentang
diagnosis.
5 Dengarkan keluhan pasien Menunjukkan rasa
dengan penuh perhatian menghargai dan menerima
pasien, dan dapat membantu
meningkatkan rasa percaya
NO INTERVENSI RASIONALISASI
pasien kepada pemberi
perawatan.
6 Pertahankan kontak sering Memberikan keyakinan bahwa
dengan pasien. Berikan pasien tidak sendiri atau
sentuhan terapeutik bila ditolak..
perlu
7 Instruksikan pasien Meningkatkan pelepasan
menggunakan teknik endorfin pada sistem saraf
relaksasi sehingga menimbulkan rasa
tenang pada pasien dan
dapatmengurangi
ansietas yang dirasakan
pasien.
8 Berikan informasi yang Pengetahuan / informasi yang
akurat dan sesuai mengenai diberikan diharapkan dapat
diagnosa, pengobatan, dan menurunkan ansietas,
konsistensi prognosis memperbaiki kesalahan
penyakit pasien konsep, dan meningkatkan
kerjasama pasien dengan
pemberi perawatan.
9 Tingkatkan rasa tenang dan Memudahkan pasien
lingkungan yang tenang beristirahat, menghemat
energi, dan meningkatkan
kemampuan koping pasien.
10 Dorong dan kembangkan Mengurangi perasaan isolasi.
interaksi pasien dengan Bila sumber pendukung
sistem pendukung keluarga tidak adekuat,
sumber luar dapat
NO INTERVENSI RASIONALISASI
diberdayakan .
11 Libatkan orang terdekat bila Menjamin sistem pendukung
keputusan mayor akan dibuat untuk pasien dan
memungkinkan orang
terdekat terlibat dengan
tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Haws., Paulette S., 2009, Asuhan Neonatus Rujukan Cepat, Jakarta: EGC
Berbagai sumber
Ngastiyah, 2013, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC
Robbins dkk. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Hariawati Hartono.
Rudolph. Abraham M. Kelainan Urogenital. A. Samik Wahab, Sugiarto.
Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Volume 2. Jakarta : EGC.
2014
Sjamsuhidajat R,dan Jong W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta:
EGC. 2009

Anda mungkin juga menyukai