Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul”CONDILLOMA AKUMINATA ”.Kami menyadari, banyak kekurangan yang
ditemukan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami dengan tengan terbuka menerima
kritikan dan saran untuk kebaikan makalah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Kami juga memohon maaf
seandainya terjadi kesalahan yang sengaja ataupun yang tidak disengaja terjadi dalam
penulisan makalah.

pringsewu

Penulis
BAB I

A. Pendahuluan
Virus alami dari genital warts,veneral warts,verucca vulgaris,jengger ayam,kutil
kelamin,pertama kali dikenal tahun 1907 oleh ciuffo.Dengan berkembangnya tekhnologi
biologi mukuler Human papillomavirus (HVP)diidentifikasi sebagai penyebab condiloma
akuminata.
Kondiloma adalah kutil yang berlokasi di daerah genital dan merupakan penyakit
menular seksual dan berpengaruh buruk bagi kedua pasangan. Masa inkubasi dapat terjadi
sampai beberapa bulan tanpa tanda dan gejala penyakit.Biasanya lebih banyak selama masa
kehamilan dan ketika terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan dari vagina.Meskipun
sedikit, kumpulan bunga kol bisa berkembang dan sebagai akibatnya adalah akumulasi bahan
– bahan purulen pada belahan – belahan, biasanya berbau tidak sedap warnanya abu – abu,
kuning pucat atau merah muda.
Kondiloma akuminata merupakan tonjolan – tonjolan yang berbentuk bunga kol atau
kutil yang meruncing kecil yang bertumbuh kembang sampai membentuk kelompok.yang
berkembang terus ditularkan secara seksual. Kondiloma akuminata dijumpai pada
berbagai bagian penis atau biasanya didapatkan melalui hubungan seksual melewati liang
rectal disekitar anus, pada wanita dijumpai pada permukaan mukosa pada vulva, serviks,
pada perineum atau sekitar anus.
Kondiloma sering kali tampak rapuh atau mudah terpecah, bisa tersebar multifocal
dan multisentris yang bervariasi baik dalam jumlah maupun ukurannya.Lesinya bisa sangat
meluas sehingga dapat menguasai penampakan normal dan anatomi pada genitalia. Daerah
tubuh yang paling umum adalah frenulum, korona,glans pada pria dan daerah introitus
posterior pada wanita.
Penularan penyakit menular seksual umumnya adalah melalui hubungan seksual,
sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi
yang dikandungnya, dan lain-lain.
Di Amerika Serikat cenderung meningkat 4-5 kali lipat dalam dua dekade terakhir,
insidensi tertinggi pada wanita usia 20-30 tahun. Setiap tahun ada 500.000-1.000.000 kasus
baru yang ditemukan di Amerika Serikat. Laporan lain telah mencatat bahwa prevalensi
penyakit ini empat kali lebih tinggi dalam dua dekade terakhir ini. Laporan dari klinik
penyakit menular seksual (PMS) di Inggris, bahwa jumlah kasus baru meningkat dua kali
lipat dalam dekade terakhir ini.Di negara Hongkong penyakit ini menduduki peringkat kedua
PMS, dan akhir-akhir ini insidensi penyakit ini meningkat terus.Data rumah sakit di
Indonesia menunjukkan bahwa penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara penyakit
penular seksual, sesudah uretritis gonore dan non gonore.
Condyloma accuminatum [Kondiloma akuminata ] juga dikenal sebagai:
1. Kutil kelamin
2. Kutil kemaluan
3. Kutil genital (kutil genitalia)
4. Genital warts
5. Veruka akuminata
6. Venereal wart
7. Jengger ayam

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kondiloma akuminata ?
2. Apa penyebab kondiloma akuminata ?
3. Bagaimana Etiologi kondiloma akuminata ?
4. Bagaimana patofisiologinya kondiloma akuminata ?
5. Apa saja bentuk kondiloma akuminata ?
6. Bagaimana gejala klinis kondiloma akuminata ?
7. Bagaimana cara penegakan diagnosis kondiloma akuminata ?
8. Bagaimana cara penatalaksanaan kondiloma akuminata ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu kondiloma akuminata ?
2. Mengetahui apa penyebab kondiloma akuminata ?
3. Mengetahui bagaimana Etiologi kondiloma akuminata ?
4. Mengetahui bagaimana patofisiologinya kondiloma akuminata ?
5. Mengetahui apa saja bentuk kondiloma akuminata ?
6. Mengetahui bagaimana gejala klinis kondiloma akuminata ?
7. Mengetahui bagaimana cara penegakan diagnosis kondiloma akuminata ?
8. Mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan kondiloma akuminata ?
9. Mengetahui bagaimana prognosis kondiloma akuminata ?
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Kutil Genitalis atau dengan nama lain Kondiloma Akuminata merupakan kutil di dalam

atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Kondiloma Akuminata adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus Virus

Papiloma Humanus (VPH) dengan kelainan berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa.

Sinonim penyakit ini disebut jengger ayam, kutil kelamin, dan genital warts.

Kondiloma akuminata adalah kelainan kulit berbentuk vegetasi bertangkai dengan permukaan

berjenjot yang disebabkan oleh virus. Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan

kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui hubungan

seksual.Kondiloma akuminata (KA) adalah infeksi menular seksual dengan kelainan berupa

fibroepitelioma pada kulit dan mukosa (Zubier, 2009).

B. Bentuk-Bentuk Kondiloma Akuminata

Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk :


1. Bentuk akuminata

Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan

permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih

besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai pada

wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas

terganggu.

2. Bentuk papul

Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti

batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul

dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.

3. Bentuk datar (flat)

Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak

tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat. Dalam

hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.

C. Etiologi

Penyebab penyakit ini adalah virus papilloma. Pada wanita, virus papiloma tipe 16

dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak menyebabkan kutil pada alat kelamin

luar dan bisa menyebabkan kanker leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma

lainnya bisa menyebabkan tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan

hasil Pap-smear yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis,mulut,

tenggorokan atau kerongkongan.

D. Manifestasi

1. Gejala awal

a. Benjolan atau lecet di sekitar alat kelamin.


b. Gatal atau sakit di sekitar alat kelamin.

c. Bengkak atau merah di sekitar alat kelamin.

d. Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.

e. Buang air kecil lebih sering dari biasanya.

f. Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh.

g. Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari.

h. Pada wanita keluar darah di luar masa menstruasi dan lain-lain.

i. PMS kadang tidak memiliki gejala.

j. Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita,

terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan,

kehijauan, atau kemerah mudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap

dan berlendir.

k. Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing,

biasanya disebabkan oleh PMS.

l. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan

oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.

m. Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut

dapat terasa sakit atau tidak.

n. Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelarnin

o. Kemerahan di sekitar alat kelamin.

p. Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar.

q. Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan

dengan menstruasi.

E. Patofisiologi
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. Hal ini berpenetrasi melalui kulit dan

menyebabkan mikro abrasi mukosa. Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau

gejala dan dapat berakhir hingga bulan dan tahun. Mengikut fase laten, produksi DNA virus,

kapsid dan partikel dimulai. Sel Host menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis

koilocytosis dari kondiloma akuminata. Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva,

vagina, serviks, perineum dan perineal. Lesi mukosa yang tidak biasa adalah di oropharynx,

larynx, dan trachea telah dilaporkan. HPV-6 bahkan telah dilaporkan di area lain yang tidak

biasa (ekstremitas). Lesi simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan subklinis

sebagaimana anatomi yang berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis telah ditegakkan

dalam membawa keadaan infeksi dan potensi akan onkogenik.

F. Komplikasi

Komplikasi yang timbul pada penyakit kondiloma akuminata yaitu :

1. Pada wanita dapat terjadi kanker serviks.

2. Walaupun jara ng pada bayi baru lahir yang terpajan kutil geni talia selama proses kelahirannya dapat

mengidap kutil esofagus.

3. Obstruksi uretra pada laki-laki.

4. Abortus sponta n pada kehami lan.

5. Penularan ke pasangan seksual lain

G. Pencegahan
1. Setia pada satu pasangan anda

2. Hindari melakukan hubungan seksual dengan patner yang beresiko mengidap penyakit

tersebut

3. Jaga kebersihan terutama kebersihan organ kelamin

4. Pasien wanita harus diberitahu tentang skrining sitologi serviks sesuai dengan pedoman

lokal/nasional. Rekomendasi di Inggris adalah bahwa perempuan dengan kondiloma

akuminata harus diskrining sesuai dengan pedoman standar.

5. Konseling tentang PMS (Penyakit Menular Seksual) dan pencegahan penularannya.

6. Gunakan kondom tertama bila anda memiliki patner seksual lebih dari satu. Analisis

apakah kondom melindungi terhadap penularan HPV yang lebih kompleks dengan hasil

yang beragam. Namun data terbaru menunjukkan bahwa penggunaan kondom laki-laki

dapat melindungi perempuan terhadap penularan HPV.

7. Segera lakukan pengobatan bila dirasa memiliki cirri-ciri penyakit diats dan beserta

pasangan seksual anda agar pengobatan yang anda lakuakn tuntas dan tidak sia-sia.

H. Pengobatan

1. Farmakologis

Kemoterapi

Tingtura Podofilin 25 %

Daerah sekitarnya lebih dulu dilindungi dengan vaselin, untuk menghindari iritasi.

Podofilin dicuci 6 jam kemudian. Pada lesi-lesi yang luas dan pada wanita hamil,

jangan diberikan podofilin, karena obat ini bersifat toksik dan dapat menyebabkan

keguguran. Juga jangan dipakai untuk pengobatan lesi dalam vagina dan serviks karena

obai ini dapat diabsorbsi sehingga bersifat toksik dan dapat menyebabkan karsinoma.

Podofilotoksin 0.5 %
Bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat di dalam podofilin. Setelah pemakaian

podofiloks, dalam beberapa hari akan terjadi destruksi pada jaringan KA. Reaksi iritasi

pada pemakaian podofiloks lebih jarang terjadi dibandingkan dengan podofilin dan

reaksi sistemik belum pernah dilaporkan. Obat ini dapat dioleskan sendiri oleh

penderita sebanyak dua kali sehari selama tiga hari berturut-turut.

Asam Trikloroasetat 25-50 %

Pemberiannya adalah seminggu sekali dan harus hati-hati karena dapat menimbulkan

ulkus yang dalam. Dapat diberikan kepada wanita hamil.

Krim 5-Fuorourasil 1-5 %

Obat ini terutama untuk KA yang terletak di atas meatus uretra. Pemberiannya setiap

hari sampai lesi hilang. Sebaiknya penderita tidak miksi selama dua jam setelah

pengobatan.

2. Tindakan Bedah

a. Bedah Skalpel (eksisi)

b. Bedah listrik (elektrokauterisasi)

Biasanya efektif tetapi membutuhkan anestesi local

c. Bedah beku (N2 N2O dan sebagainya)

Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata pada

wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.

3. Laser karbondioksida

Pengobatan kimiawi, seperti podofilum resin atau racun yang dimurnikan atau asam

trikloroasetat, bisa dioleskan langsung pada kutil. Tetapi pengobatan ini memerlukan

waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan, bisa melukai kulit di sekelilingnya

dan sering gagal.


Kutil di uretra bisa diobati dengan obat anti kanker seperti tiotepa atau florourasil.

Pilihan lainnya adalah pengangkatan kutil dari uretra melalui pembedahan

endoskopik.

Kutil genitalis sering kambuh dan memerlukan pengobatan ulang. Pada pria yang

belum disunat, kekambuhan bisa dicegah dengan menjalani penyunatan.

Non Farmakologis

Obat Kutil pada kelamin (Kutil Kondiloma pada pria / Kutil Jengger Ayam pada

wanita). Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan

dioleskan pada bagian yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan

aman karena terbuat dari bahan-bahan alami.

I. Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan

penunjang dengan :

1. Tes asam asetat

Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa

menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi

di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).

2. kolposkopi

merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan. Pemeriksaan ini

terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadang-

kadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat.

3. Histopatologi

Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya


akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang

memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas pasien

b. Riwayat keluarga

c. Status kesehatan

a) Status kesehatan saat ini

b) Status kesehatan masa lalu

c) Riwayat penyakit keluarga

d. Pola fungsi kesehatan Gordon

1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.

Kanker vulva dapat diakibatkan oleh penyakit menular seksual atau dapat disebabkan

oleh berganti-ganti pasangan serta melakukan hubungan seksual terlalu dini

2. Pola istirahat dan tidur.

Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat progresivitas

dari kanker vulva ataupun karena gangguan pada pola tidur juga dapat terjadi akibat

dari depresi yang dialami oleh wanita.


3. Pola eliminasi

Dapat terjadi disuria serta hematuria.

4. Pola nutrisi dan metabolik

Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker vulva harus lebih banyak karena dapat

terjadi mual dan muntah. Kaji jenis makanan yang biasa dimakan oleh wanita serta

pantau berat badan karena wanita dengan kanker vulva juga biasanya mengalami

penurunan nafsu makan.

5. Pola kognitif – perseptual

Pada wanita dengan kanker vulva biasanya tidak terjadi gangguan pada pada panca

indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap.

6. Pola persepsi dan konsep diri

Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit

kanker vulva, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat.Dimana salah satu

etiologi dari kanker vulva adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan seksual.

7. Pola aktivitas dan latihan.

Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola aktivitas dan

latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2=

dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total).

Pasien wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang

berkurang. Wanita yang disertai dengan kanker vulva ibu akan merasa sangat lemah

terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan aktivitasnya

dengan baik akibat dari progresivitas kanker vulva sehingga harus beristirahat total.

8. Pola seksualitas dan reproduksi


Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama pasien

menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa

nyeri yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta

adanya perdarahan setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang

berbau busuk dari vagina.

9. Pola manajemen koping stress

Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen

koping pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit. Wanita

dengan kanker vulva biasanya mengalami gangguan dalam manajemen koping stres

yang diakibatkan dari cemas yang berlebihan terhadap risiko terjadinya keselamatan

dirinya sendiri.

10. Pola peran - hubungan

Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan sekitarnya.

Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya. Wanita

dengan kanker vulva harus mendapatkan dukungan dari suami serta orang – orang

terdekatnya karena itu akan mempe ngaruhi kondisi kesehatannya. Biasanya koping

keluarga akan melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita

penyakit kanker vulva.

11. Pola keyakinan dan nilai

Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang diyakini.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif akibat

pendarahan

2. Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker vulva
3. Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit kanker vulva

4. Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun

5. Ansietas b/d krisis situasional

6. Defisit perawatan diri b/d kelemahan

7. Kerusakan integritas kulit b/d kemoterapi

8. Gangguan citra tubuh b/d proses penyakit

9. Risiko cedera b/d kelemahan

10. Risiko infeksi b/d penyakit kronis (metastase sel kanker)

C. Perencanaan

Dx 1 : Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan tubuh secara aktif

akibat pendarahan

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan

keseimbangan volume cairan adekuat

Kriteria Hasil

1. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :

i. Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)

ii. Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)

iii. Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)

iv. Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)

2. Membran mukosa lembab

3. Turgor kulit baik (elastis)

4. Pengisian kapiler cepat ( kembali dalam ± 2-3 detik setelah ditekan )

5. Ekspresi wajah pasien tidak pucat


NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Awasi masukan dan haluaran. Ukur Memberikan pedoman untuk

volume darah yang keluar melalui penggantian cairan yang perlu

pendarahan diberikan sehingga dapat

mempertahankan volume sirkulasi

yang adekuat untuk transport

oksigen pada ibu dan janin.

2 Hindari trauma dan pemberian Mengurangi potensial terjadinya

tekanan berlebihan pada daerah yang peningkatan pendarahan dan

mengalami pendarahan trauma mekanis pada janin

3 Pantau status sirkulasi dan volume Kejadian perdarahan potensial

darah ibu kemungkinan menyebabkan

hipovolemia atau hipoksia

4 Pantau TTV. Evaluasi nadi perifer, Menunjukkan keadekuatan

dan pengisian kapiler volume sirkulasi

6 Catat respon fisiologis individual Simtomatologi dapat berguna

pasien terhadap pendarahan, untuk mengukur berat / lamanya

misalnya kelemahan, gelisah, episode pendarahan.

ansietas, pucat, berkeringat / Memburuknya gejala dapat

penurunan kesadaran menunjukkan berlanjutnya

pendarahan / tidak adekuatnya

penggantian cairan

7 Kaji turgor kulit, kelembaban Merupakan indikator dari status

membran mukosa, dan perhatikan hidrasi / derajat kekurangan cairan


keluhan haus pada pasien

8 Kolaborasi : Penggantian cairan tergantung

Berikan cairan IV sesuai indikasi pada derajat hipovolemia dan

lamanya pendarahan (akut /

kronis). Cairan IV juga digunakan

untuk mengencerkan obat

antineoplastik pada penderita

kanker.

9 Kolaborasi : Transfusi darah diperlukan untuk

Berikan transfusi darah (Hb, Hct) memperbaiki jumlah darah dalm

dan trombosit sesuai indikasi tubuh ibu dan mencegah

manifestasi anemia yang sering

terjadi pada penderita kanker.

Transfusi trombosit penting untuk

memaksimalkan mekanisme

pembekuan darah sehingga

pendarahan lanjutan dApat

diminimalisir.

10 Kolaborasi : Perlu dilakukan untuk

Awasi pemeriksaan laboratorium, menentukan kebutuhan resusitasi

misalnya : Hb, Hct, sel darah merah cairan dan mengawasi keefektifan

terapi

Dx 2 : Nyeri kronis b/d nekrosis jaringan pada vulva akibat penyakit kanker

vulva
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan nyeri

pasien berkurang atau terkontrol

Kriteria hasil

1. Pasien mengatakan skala nyeri yang dialaminya menurun

2. Pasien melaporkan nyeri yang sudah terkontrol maksimal dengan pengaruh / efek

samping minimal

3. TTV pasien dalam batas normal, meliputi :

i. Nadi normal (± 60 - 100 x / menit)

ii. Pernapasan normal ( ± 16 - 24 x / menit)

iii. Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)

iv. Suhu normal (36,5oC - 37,5oC)

4. Ekspresi wajah pasien tidak meringis

5. Pasien tampak tenang (tidak gelisah)

6. Pasien dapat melakukan teknik relaksasi dan distraksi dengan tepat sesuai indikasi

untuk mengontrol nyeri

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Lakukan pengkajian nyeri secara Membantu membedakan

komprehensif [catat keluhan, penyebab nyeri dan

lokasinyeri, frekuensi, durasi, dan memberikan informasi

intensitas(skala 0-10) dan tindakan tentang kemajuan atau

penghilangan nyeri yang dilakukan] perbaikan penyakit,

terjadinya komplikasi dan

keefektifan intervensi.

2 Pantau tanda - tanda vital Peningkatan nyeri akan


mempengaruhi perubahan

padatanda - tanda vital

3 Dorong penggunaan keterampilan Memungkinkan pasien untuk

manajemen nyeri seperti teknik berpartisipasi secara aktif

relaksasi dan teknik distraksi, untuk mengontrol rasa nyeri

misalnyadengan mendengarkan yang dialami, serta

musik,membaca buku, dan sentuhan dapatmeningkatkan

terapeutik. koping pasien

4 Berikan posisi yang nyaman sesuai Memberikan rasa nyaman

kebutuhan pasien pada pasien, meningkatkan

relaksasi, dan membantu

pasien untuk memfokuskan

kembali perhatiannya.

5 Dorong pengungkapan perasaan pasien Dapat mengurangi ansietas

dan rasa takut, sehingga

mengurangi

persepsi pasien akan

intensitas rasa sakit.

6 Evaluasi upaya penghilangan nyeri / Tujuan yang ingin dicapai

kontrol pada pasien melalui upaya kontrol adalah

kontrol nyeri yang

maksimum dengan pengaruh

/ efek samping yang

minimum pada pasien.


7 Tingkatkan tirah baring, bantulah Menurunkan gerakan yang

kebutuhan perawatan diri yang penting dapat meningkatkan nyeri

8 Kolaborasi pemberian analgetik sesuai Nyeri adalah komplikasi

indikasi tersering dari kanker,

meskipun respon individual

terhadap nyeri berbeda-

beda. Pemberian analgetik

dapat mengurangi nyeri yang

dialami pasien

9 Kolaborasi untuk pengembangan Rencana manajemen nyeri

rencana manajemen nyeri dengan yang terorganisasi dapat

pasien, keluarga, dan tim kesehatan mengembangkan

yang terlibat kesempatan pada pasien

untuk mengontrol nyeri yang

dialami. Terutama dengan

nyeri kronis, pasien dan

orang terdekat harus aktif

menjadi partisipan dalam

manajemen nyeri di rumah.

10 Kolaborasi untuk pelaksanaan prosedur Mungkin diperlukan untuk

tambahan, misalnya pemblokan pada mengontrol nyeri berat

saraf (kronis) yang tidak berespon

pada tindakan lain


Dx 3 : Disfungsi seksual b/d perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit

kanker vulva

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, diharapkan

aktivitas seksual pasien tetap adekuat pada tingkat yang sesuai dengan

kondisi fisiologis tubuhnya

Kriteria Hasil

1. Pasien mampu mengungkapkan pemahamannya tentang efek kanker vulva yang

dialaminya terhadap fungsi seksualitasnya

2. Pasien mau mendiskusikan masalah tentang gambaran diri, perubahan fungsi seksual dan

hasrat seksual dengan orang terdekat yang dialaminya

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Dengarkan pernyataan pasien / Masalah seksualitas seringkali

orang terdekat menjadi masalah yang tersembunyi,

yang seringkali diungkapkan

sebagai humor / melalui pernyataan

yang tidak gamblang

2 Informasikan pada pasien tentang Pedoman antisipasi dapat

efek dari proses penyakit kanker membantu pasien dan orang

serviks yang dialaminya terhadap terdekat untuk memulai proses

fungsi seksualitasnya (termasuk di adaptasi pada keadaan yang baru

dalamnya efek samping dari

pengobatan kanker yang akan

dijalani)

3 Bantu pasien untuk menyadari / Mengakui proses kehilangan /


menerima tahap kehilangan perubahan pada fungsi seksual

tersebut secara nyata dapat meningkatkan

koping pasien

4 Dorong pasien untuk berbagi Komunikasi terbuka dapat

pikiran dengan orang terdekat membantu dalam identifikasi

masalah dan meningkatkan diskusi

untuk menemukan pemecahan

masalah

Dx 4 : Intoleransi aktivitas b/d produksi energi tubuh menurun

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, aktivitas

pasien dapat meningkat secara optimum / fungsi tercapai

Kriteria Hasil

1. Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa bantuan perawat / orang

terdekat

2. Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Pantau respon fisiologis terhadap Toleransi sangat bervariasi

aktivitas, misalnya perubahan tekanan tergantung pada tahap proses

darah dan frekuensi jantung serta penyakit, status nutrisi,

pernafasan keseimbangan cairan, serta

oksigenasi.

2 Berikan tindakan kenyamanan seperti Menurunkan tegangan otot dan

gosokan punggung, perubahan posisi, kelelahan serta meningkatkan

atau penurunan stimulus dalam rasa nyaman


ruangan (misalnya lampu redup)

3 Evaluasi laporan kelelahan. Menentukan derajat dari

Perhatikan kemampuan tidur / ketidakmampuan pasien

istirahat dengan tepat

4 Kaji kemampuan untuk berpartisipasi Mengidentifikasi kebutuhan

pada aktivitas yang diinginkan / individual dan membantu dalam

dibutuhkan pemilihan intervensi

5 Identifikasi faktor stres / psikologis Mungkin mempunyai efek

yang dapat memperberat kumulatif terhadap kondisi fisik

yang dapat terus berlangsung

bila masalah tersebut belum

diatasi

6 Buat tujuan aktivitas realistis dengan Memberikan rasa kontrol dan

pasien perasaan mampu menyelesaikan

7 Dorong pasien untuk melakukan Meningkatkan rasa membaik dan

aktivitas ringan, bila mungkin. mencegah terjadinya frustasi

Tingkatkan tingkat partisipasi pasien pada pasien

sesuai toleransi pasien

8 Rencanakan periode istirahat adekuat Mencegah kelelahan berlebihan

dan menghemat energi untuk

proses penyembuhan

9 Berikan bantuan dalam aktivitas Memungkinkan berlanjutnya

sehari-hari sesuai dengan derajat aktivitas yang dibutuhkan pasien


ketidakmampuan pasien

10 Dorong masukan nutrisi Masukan nutrisi adekuat perlu

untuk memenuhi kebutuhan

energi ibu untuk beraktivitas dan

pertumbuhan serta

perkembangan janin

Dx 5 : Ansietas b/d krisis situasional

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 jam, ansietas

pasien dapat berkurang / teratasi

Kriteria Hasil

1. TTV dalam batas normal

i. Nadi normal ( ± 60 - 100 x / menit)

ii. Pernapasan normal (± 16 - 24 x / menit)

iii. Tekanan darah normal ( ± 100 - 140 mmHg / 60 - 90 mmHg)

iv. Suhu normal (± 36,5oC - 37,5oC)

2. Pasien melaporkan bahwa ansietas / ketakutan yang dirasakannya menurun sampai

tingkat yang dapat ditangani / dikontrol

3. Pasien tampak lebih tenang

NO INTERVENSI RASIONALISASI

1 Observasi perubahan TTV, misalnya Perubahan pada TTV dapat

denyut nadi, frekuensi pernafasan menunjukkan tingkat ansietas /

gangguan psikologis yang

dialami pasien

2 Obervasi respon verbal dan nonverbal Kecemasan dapat ditutupi oleh


pasien yang menunjukkan adanya pasien dengan komentar/

kecemasan kemarahan yang ditunjukkan

pasien kepada pemberi

perawatan

3 Tinjau ulang pengalaman pasien / Membantu dalam identifikasi

orang terdekat sebelumnya dengan rasa takut dan kesalahan

kanker interpretasi konsep pada

pengalaman kanker sebelumnya

4 Dorong pasien untuk mengungkapkan Memberikan kesempatan untuk

pikiran dan perasaannya mengidentifikasi rasa takut yang

dialami serta kesalahan konsep

tentang diagnosis

5 Dengarkan keluhan pasien dengan Menunjukkan rasa menghargai

penuh perhatian dan menerima pasien, dan dapat

membantu meningkatkan rasa

percaya pasien kepada pemberi

perawatan.

6 Pertahankan kontak sering dengan Memberikan keyakinan bahwa

pasien. Berikan sentuhan terapeutik pasien tidak sendiri atau ditolak.

bila perlu

7 Instruksikan pasien menggunakan Meningkatkan pelepasan

teknik relaksasi endorfin pada sistem saraf

sehingga menimbulkan rasa

tenang pada pasien dan


dapatmengurangi ansietas yang

dirasakan pasien

8 Berikan informasi yang akurat dan Pengetahuan / informasi yang

sesuai mengenai diagnosa, diberikan diharapkan dapat

pengobatan, dan konsistensi menurunkan ansietas,

prognosis penyakit pasien memperbaiki kesalahan konsep,

dan meningkatkan kerjasama

pasien dengan pemberi

perawatan

9 Tingkatkan rasa tenang dan Memudahkan pasien beristirahat,

lingkungan yang tenang menghemat energi, dan

meningkatkan kemampuan

koping pasien

10 Dorong dan kembangkan interaksi Mengurangi perasaan isolasi.

pasien dengan sistem pendukung Bila sumber pendukung keluarga

tidak adekuat, sumber luar dapat

diberdayakan misalnya

kelompok penderita kanker

11 Libatkan orang terdekat bila Menjamin sistem pendukung

keputusan mayor akan dibuat untuk pasien dan memungkinkan

orang terdekat terlibat dengan

tepat

D. Evaluasi

Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan dan kriteria hasil dalam intervensi keperawatan
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kondiloma akuminata merupakan proliferasi epitelial jinak yang disebabkan oleh human
papillomauirus (HPV), khususnya tipe 6 dan 11.
Kondiloma akuminata dapat mengenai permukaan mukokutaneus genitalia laki-laki maupun
perempuan; hubungan seksual merupakan cara penularan yang paling sering terjadi. Infeksi
ini paling sering timbul setelah usia pubertas; keberadaan kondiloma akuminata pada anak-
anak prapubertas harus membangkitkan kecurigaan terhadap kemungkinan pelecehan
seksual.
Morfologi makroskopiknya berupa tonjolan papilaris yang bersifat sesilis (padat tanpa
tangkai) atau pedunkulasi (bertangkai) dan sering mengenai daerah.sulkus koronaria atau
permukaan prepusium sebelah dalam.
Karakteristik histologiknya meliputi papillae stroma yang bercabang-cabang serta ditutupi
oleh epitel skuamosa berlapis yang mengalariii hiperplasia dan sering disertai dengan
hiperkeratosis yang menonjol. Sering dijumpai vakuolasi sel epitel superfisial (koilositosis)
.Maturasi sel epitel terjadi secara teratur sehingga berbeda dengan CIS.
Lesi bersifat jinak; lesi tersebut dapat timbul kembali karena terjadinya infeksi HPV yang
persisten.

B. saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.Olehkarena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umum.

Anda mungkin juga menyukai