0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
270 tayangan28 halaman
Analgetik antipiretik non narkotik bekerja dengan mengurangi rasa nyeri dan menurunkan suhu tubuh tanpa mengganggu kesadaran. Cara kerjanya melalui pusat nyeri di otak, meredakan interpretasi rasa nyeri secara perifer, dan menurunkan suhu tubuh melalui hipotalamus dengan vasodilatasi dan keringat. Zat-zat ini juga dapat menghambat sintesis prostaglandin untuk mengurangi peradangan.
Analgetik antipiretik non narkotik bekerja dengan mengurangi rasa nyeri dan menurunkan suhu tubuh tanpa mengganggu kesadaran. Cara kerjanya melalui pusat nyeri di otak, meredakan interpretasi rasa nyeri secara perifer, dan menurunkan suhu tubuh melalui hipotalamus dengan vasodilatasi dan keringat. Zat-zat ini juga dapat menghambat sintesis prostaglandin untuk mengurangi peradangan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Analgetik antipiretik non narkotik bekerja dengan mengurangi rasa nyeri dan menurunkan suhu tubuh tanpa mengganggu kesadaran. Cara kerjanya melalui pusat nyeri di otak, meredakan interpretasi rasa nyeri secara perifer, dan menurunkan suhu tubuh melalui hipotalamus dengan vasodilatasi dan keringat. Zat-zat ini juga dapat menghambat sintesis prostaglandin untuk mengurangi peradangan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
ASUnAN kLLkAWA1AN ANALGLSIk AN1IIkL1Ik DAN ANALGLSIk
AN1IINILAMASI NCN S1LkCID
AnALCL1lk An1ll8L1lk
C8A1 AnALCL1lkA adalah obaL yang mengurangl aLau menghalau rasa nyerl Lanpa menghllangkan kesadaran
C8A1 An1ll8L1lkA obaL yang menurunkan suhu Lubuh
1 nyerl adalah perasaan sensorls dan emoslonal yg Lldak enak dan yg berhubungan dengan gangguan/kerusakan [arlngan 2 8asa nyerl hanya sebagal ge[ala/lsyaraL adanya gangguan dl [arlngan seperLl peradangan lnfeksl [asad renlk aLau ke[ang oLoL 3 nyerl dapaL Ler[adl karena rangsangan mekanls klmlawl aLau flsls yg menlmbulkan kerusakan [arlngan 8angsangan LersebuL memlcu pelepasan zaLzaL LerLenLu yang dlsebuL medlaLor nyerl
MedlaLor nyerl merangsang resepLor nyerl yg leLaknya pada u[ung saraf bebas dl kullL selapuL lendlr dan [arlngan laln uarl LempaL lnl rangsang dlallrkan melalul syaraf sensorls ke SS ( susunan saraf pusaL) melalul sumsum Lulang belakang ke Lalamus (opLlkus) kemudlan ke pusaL nyerl dalam oLak besar dlmana rangsang Lerasa sebagal nyerl
8erdasarkan ker[a farmakologlknya analgeLlka dlbagl men[adl 1 AnalgeLlk perlfer ( non narkoLlka/non oplold) obaL yang Lldak berslfaL narkoLlk beker[a dengan menghalau rasa nyerl dalam resepLor perlfer Ldk mempengaruhl SS memlllkl khaslaL anLlplreLlk
2 AnalgeLlk narkoLlka (oplold) menghalau rasa nyerl yg sangaL hebaL dengan menghalangl pusaL nyerl dlm SS
Macammacam obaL analgeLlk 1 araseLamol/aseLamlnophen nama uagang Sanmol amol anadol Sedlaan 1ableL 300 mg dan slrup 120 mg/3 ml lndlkasl Sebagal anLlplreLlk/analgeLlk Lermasuk bagl paslen yang Lldak Lahan aseLosal Sebagal analgeLlk mlsalnya unLuk mengurangl rasa nyerl pada saklL kepala saklL glgl nyerl hald dan saklL pada oLoL Menurunkan demam pada lnfluenza dan seLelah vakslnasl Cara ker[a CbaL araseLamol adalah derlvaLe pamlnofenol slfaL anLlplreLlknya dlsebabkan oleh gugus amlnobenzen dan mekanlsmenya dlduga berdasarkan efek senLral seperLl halnya sallsllaL SlfaL analgeLlknya dapaL menghllangkan nyerl rlngan sampal sedang SlfaL anLllnflamaslnya sangaL lemah sehlngga Lldak dlgunakan sebagal anLlremaLlk
ada penggunaan per oral paraseLamol dlserap dengan cepaL melalul saluran cerna kadar makslmum dalam plasma dlcapal dalam wakLu 30 menlL sampal 60 menlL seLelah pemberlan uosls dan Cara pemberlan ulbawah 1 Lahun Z 1 sendok Leh aLau 60120 mg Llap 46 [am 1 3 Lahun 1 2 sendok Leh aLau 120230 mg Llap 46 [am 6 12 Lahun 2 4 sendok Lhe aLau 230300 mg Llap 46 [am ulaLas 12 Lahun Z 1 g Llap 4 [am makslumum 4 g per harl Lfek samplng uosls besar dapaL menyebabkan kerusakan fungsl haLl
2 Asam aseLllsallsllaL (Asplrln/aseLosal) nama uagang AsplleL larmasal Sedlaan 1ableL 80 mg 100 mg 300 mg lndlkasl Asplrln dosls Lerapl beker[a cepaL dan efekLlf sebagal anLlplreLlk pada dosls Lokslk obaL lnl [usLru memperllhaLkan efek plreLlk sehlngga Ler[adl demam Sebagal analgeLlk bermanfaaL unLuk mengobaLl nyerl yang Lldak speslflk mlsalnya saklL kepala nyerl sendl nyerl hald neuralgla dan mlalgla unLuk arLhrlLls rheumaLold walaupun Lelah banyak dlLemukan anLl remaLlk baru sallsllaL maslh dlanggap sebagal obaL sLandar selaln menghllangkan nyerl [uga menghambaL lnflamasl Sebaglan penderlLa arLhrlLls rheumaLold dapaL dlkonLrol dengan sallsllaL sa[a blla hasllnya Ldk memadal dapaL dlgunakan obaL laln uemam remaLlk akuL seLelah pemberlan obaL dalam wakLu 2448 [am Ler[adl pengurangan nyerl kekakuan pembengkakan rasa panas dan merah pada [arlngan seLempaL enggunaan laln Asplrln dlgunakan unLuk mencegah Lhrombus koroner dan Lhrombus vena berdasarkan efek penghambaLan agregasl LromboslL Cara ker[a Asam aseLllsallsllaL beker[a dengan mempengaruhl pusaL pengaLur suhu dl hlpoLalamus sehlngga dapaL menurunkan demam dan menghambaL pembenLukan prosLaglandln sehlngga dapaL merlngankan rasa saklL erlngaLan dan perhaLlan Sebalknya dlmlnum seLalah makan aLau bersama dengan makananE Alkohol dapaL menlngkaLkan pendarahan gasLrolnLesLlnal blla dlmlnum bersamaan dengan obaL lnlE emakalan [angka pan[ang dapaL menyebabkan pendarahan pada lambungE Lfek Samplng kadangkadang dapaL Ler[adl lrlLasl lambung mual dan munLah konLra lndlkasl E enderlLa hlpersenslLlf (Lermasuk asma) penderlLa Lukak lambung (maag) pernah aLau serlng mengalamal pendarahan dl bawah kullL enderlLa hemoflll dan LromboslLopenla karena dapaL menlngkaLkan reslko pendarahanE enderlLa yang sedang dlLerapl dengan anLlkoagulanE 3 lbuprofen nama uagang ArLhrlfen prorls lbufen
Sedlaan 1ableL 200 mg 400 mg 600 mg Slrup 100 mg/3 ml lndlkasl nyerl dan demam pada anakE nyerl rlngan sampal beraL pada dlsmenorhea analgeLlk pacsa bedahE nyerl dan radang pada remaLlkE
Cara ker[a lbuprofen berslfaL analgeLlk dengan daya anLl lnflamasl yang Lldak Lerlalu kuaL efek analgeLlknya sama seperLl asplrlnE Absorpsl cepaL melalul lambung dan kadar makslmum dalam plasma dlcapal seLelah 12 [amE erlngaLan dan perhaLlan 1ldak dlan[urkan dlmlnum oleh wanlLa hamll dan menyusulE uapaL mengurangl efek dluresls darl furosemld dan LlazldE Mengurangl efek anLlhlperLensl obaL beLa bloker dan CapLoprll kemungklnan aklbaL hambaLan bloslnLesls prosLaglandln gln[alE
uosls dan cara pemberlan uosls dewasa analgeLlk 400 mg 4 x seharl anLl lnflamasl 1200 2400 mg seharl uosls anak 7 kg)ulbawah 1 Lahun Lldak dlan[urkan (aLau anak 1 2 Lahun 30 mg 3 4 x seharl 37 Lahun 100 mg 3 4 x seharl 8 12 Lahun 200 mg 3 4 x seharl 4 AnLalgln/meLamplron lndlkasl analgeslk neuralgla konLra lndlkasl !gn dlberlkan pd paslen yg mengalaml agranuloslLosls bayl 3 bln perLama/bb 3 kg wanlLa hamll Lrlwln l wanlLa menyusul uosls dan pemberlan uosls dws 300 mg [ 68 [am uM 2 g/harl uosls anak 230 mg [ 68 [am
3 Asam mefenamaL nama uagang Meflnal onsLan Sedlaan 1ableL 300 mg lndlkasl Meredakan nyerl rlngan sampal sedang sehubungan dengan saklL kepala saklL glgl Lermasuk nyerl karena Lrauma nyerl oLoL dan nyerl sesudah operasl Sebagal anLl lnflamasl asam mefenamaL kurang efekLlf dlbandlngkan asplrln Cara ker[a As MefenamaL merupakan kelompok anLl lnflamasl non sLerold beker[a dengan cara menghambaL snLesa prosLaglandln dalam [arlngan Lubuh dengan menghambaL enzyme slklookslgenase sehlngga mempunyal efek analgeLlk anLllnflamasl dan anLlplreLlk uosls dan Cara pemberlan 14 Lahunuewasa dan anakanak uosls awal 300 mg selan[uLnya 230 mg seLlap 6 [am sesual kebuLuhan
erlngaLan dan erhaLlan Sebalknya dlmlnum sesudah makanE !angan dlgunakan leblh darl 7 harl aLau meleblhl dosls yang dlan[urkan kecuall aLas peLun[uk dokLerE uapaL Llmbul reaksl alergl LeruLama asmaE PaLlhaLl dlgunakan pada wanlLa hamll dan menyusulE keamanan penggunaan pada anakanak dlbawah 14 Lahun belum dlkeLahul pasLlE !angan dlberlkan pada penderlLa bronkospasme rhlnlLls alergl urLlkarlaE Lfek Samplng SlsLem pencernaan mual munLah dlare dan rasa saklL pada abdomlnalE SlsLem hemaLopoeLlk leucopenla LromboslLopenla agranuloslLopenlaE SlsLem saraf rasa nganLuk puslng pengllhaLan kabur dan lnsomnlaE konLra lndlkasl enderlLa yang dengan aseLosal mengalaml bronkospasme alergl rhlnlLls dan urLlkarlaE enderlLa Lukak lambung dan ususE enderlLa gangguan gln[al beraLE lnLeraksl CbaL enggunaan bersamaan dengan anLlkoagulan oral dapaL memperpan[ang wakLu proLrombln
6 Morfln lndlkasl khusus pada nyerl hebaL akuL dan kronls seperLl pasca bedah dan lnfark [anLung kanker Sedlaan 1ableL 10 mg 30 mg 60 mg ln[eksl 10 mg/ml dosls dws 820 mg [ 4 [am
Lfek samplng mual munLah gellsah sesak napas rasa menganLuk LS dlaLasl dengan aLropln 0306 mg ln[ sk
ANALGETIK ANTIPIRETIK NON NARKOTIK Dr. Suparyanto, M.Kes
Pengertian O nalgesik: anti nyeri O ntipiretik: anti demam O -at non narcotik analgetik antipiretik: o-at yang dapat menghilangkan/ mengurangi rasa nyeri dan dapat menurunkan suhu tu-uh dalam keadaan demam, tanpa mengganggu kesadaran
Cara Kerja nalgesik: O Central (Thalamus) dengan jalan meningkatkan nilai am-ang rasa nyeri O PeriIer: meru-ah interpretasi rasa nyeri O ntipiretik: melalui termostat di hipotalamus mempengaruhi pengeluaran panas dengan cara: vasodilatasi periIer dan meningkatkan pengeluaran keringat O nti inIlamasi: mengham-at sintesa prostaglandin O Prostaglandin menim-ulkan eritema, vasodilatasi dan peningkatan aliran darah lokal
Farmakodinamik O Iek analgesik: eIektiI terhadap nyeri intensitas rendah sampai sedang (sakit kepala, mialgia, artralgia, nyeri yang -erasal dari integumen, nyeri inIlamasi) O Iek antipiretik: menurunkan suhu saat demam, (Ienil -utason dan antirematik tidak di-enarkan s-g antipiretik) O Iek anti inIlamasi: untuk kelainan muskuloskeletal (artritis rematoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa), hanya simptomatis
Iek samping O nduksi tukak lam-ung, kadang disertai anemia skunder aki-at perdarahan saluran cerna O angguan Iungsi trom-osit gangguan -iosintesis trom-oksan (TX) perpanjangan waktu perdarahan (eIek ini dimanIaatkan untuk proIilaksin trom-o- em-oli) O agal ginjal pada penderita gangguan ginjal gangguan homeostasis ginjal O #eaksi alergi: rinitis vasomotor, edem angioneurotik, urtikaria luas, asma -ronkial, hipotensi sampai syok
KlasiIikasi non narkotik nalgesik ntipiretik 1. Salisilat . sam organik 3. Para aminoIenol 4. Firazolon 5. Quinolon 6. Non ddicting pioid
olongan Salisilat O Merupakan derivat asam salisilat, -erasal dari tum-uhan Willow Bark Salix al-a O Iek Iarmakologi: O nti inIlamasi mengham-at sintesa prostaglandin O nalgesik sentral dan periIer O ntipiretik termostat hipotalamus O SSP respirasi (dosis tinggi depresi pernaIasan respirasi alkalosis meta-olik asidosis, -ehavior, nausea dan vomiting
Iek Iarmakologi: O ndokrin CTH , sintesa protrom-in , mengham-at agregasi trom-osit (-looding time ) O Farmakokinetik: O #ea-sor-si di lam-ung dan usus, O Distri-usi ke semua jaringan, dapat menem-us plasenta O kskresi melalui urine
Penggunaan Klinis: O Sistemik: analgetik, antipiretik, anti inIlamasi, anti gout O okal: keratolitik, counter iritant O #eaksi merugikan: O Iek samping: iritasi lam-ung, alergi O Toksisitas: salicylisme, hipertermis, gangguan -ehavior, respirasi alkalosis
Sediaan: O cetyl Salicylic cid (aspirin, acetosal) O Sodium salisilat O Salicylamid O Salicylic acid se-agai topikal O Metil salicylat se-agai topikal
olongan sam rganik O Di-anding aspirin, kurang eIektiI (se-agai antiinIlamasi, analgesik), toksisitasnya le-ih kecil O Iek: analgesik, antipiretik, anti inIlamasi, iritasi pada lam-ung, mengham-at sintesa protrom-in dan agregasi trom-osit
ndikasi: O Se-agai analgesik dan antipiretik O angan digunakan dalam jangka waktu lama neIropati analgesik Sediaan; O Ta-let 500mg O Sirup 10mg/5ml Dosis: O Dewasa: 300 1g per kali maksimum 4x O nak: 10 mg/kgBB/kali maksimum 4x
Per-edaan dengan salisilat: O Kurang atau tidak iritasi terhadap gaster O Tidak mempunyai siIat anti inIlamasi O Tidak mempunyai eIek uricosuric #eaksi merugikan: O lergi: eritem, urtikaria, demam, lesi mukosa O ntoksikasi akut: dizzines, excitement, diorientasi, central lo-uler necrosis hepar, renal tu-uler necrosis, methaemogloninemia, anemia hemolitik
#eaksi merugikan: O ntoksikasi kronis: hemolitic anemia, methaemoglo-inemia, kelainan ginjal (interatitiel necrosis, papillary necrosis) Sediaan: O Fenasetin O setaminoIen (Parasetamol)
olongan Pirazolon
Iek Iarmakologi: O nalgesik meningkatkan nilai am-ang rasa nyeri O ntipiretik mempengaruhi termostat O nti inIlamasi eIeknya lemah O Kurang iritasi lam-ung kecuali Ienil-utazon #eaksi merugikan: O granulositosis, anemia aplastik, trom-ositopenia, hemolisis, udem, tremor, mual, muntah, perdarhan lam-u-g, anuria
Iek merugikan; O Fenil -utazon, ksiIen-utazon: edema (retensio urina), mulut kering, nausea, vomiting, perdarahan lam-ung, renal tu-uler necrosis, liver necrosis, alergi (dermatitis exIoliative), agranulositosis O Kontra indikasi: ulcus pepticum, hipertensi, (karena siIat retensi air dan natrium) dan alergi
O Fenil-utazon: digunakan untuk mengo-ati artritis rematoid O Iek antiinIlamasinya sama kuat dengan salisilat, serta punya eIek uricosuric ringan O payah jantungIek retensi natrium dan klorida menye-a-kan edema dan -ertam-ahnya volume plasma O Dia-sor-si cepat po kadar maksimum jam O ndikasi: pirai akut, artritia rematoid, gangguan sendi (spondilitis ankilosa, osteoartritis)
Sediaan: O minopirin (piramidon) dan ntipirin (Ienazon) tidak digunakan lagi (1977) karena toksik nitrosamin (karsinogenik) O Fenil-utazon (-utazolidin) dan ksiIen-utazon karena toksisitasnya (koma, trismus, kejang, syok, asidosis meta-olik, depresi sumsum tulang, proteinuria, hematuria, oliguria, gagal ginjal, ikterus) digunakan jika o-at lain yang le-ih aman tidak ada O Dipiron (antalgin/novalgin): Ta-let 500 mg dan larutan suntik 500 mg/ml
O Dipiron: hanya digunakan se-agai analgesik antipiretik, antiinIlamasinya lemah O Keamanan diragunakan, se-aiknya digunakan secara suntikan Iek samping dan intoksikasi: O granulositosis, anemia aplastik dan trom-ositopenia (perhatikan penggunaan jangka panjang) O Hemolisis, udem, tremor, mual, muntah, perdarahan lam-ung dan anuria
NS lainnya O sam meIenamat dan MekloIenamat digunakan se-agai analgesik, se-agai anti inIlamasi kurang eIektiI di-anding aspirin, tidak dianjurkan untuk anak, wanita hamil dan pemakaian ~7 hari O Terikat sangat kuat pada protein plasma perhatikan interaksi dengan antikoagulan O Iek samping: dispepsia, iritasi lam-ung, diare, alergi(eritem kulit, -ronkospasme), anemia hemolitik O Dosis: -3kali 50-500mg
O DikloIenak: a-sor-si cepat dan lengkap O Iek samping: mual, gastritis, eritema kulit, sakit kepala O Tidak disarankan pada waktu wanita hamil O Dosis dewasa; 100 150 mg sehari ter-agi -3 dosis
O -uproIen -ersiIat analgesik, antiinIlamasinya tidak kuat, tidak dianjurkan pada wanita hamil dan menyusui O -sor-si melalui lam-ung, kadar maksimum 1- jam O Iek samping: saluran cerna (le-ih ringan di-anding aspirin), eritema kulit, sakit kepala, trom-ositopenia O Dosis: 4 x 400mg
O Piroksikam: indikasi untuk antiinIlamasi sendi (artritis reumatoid, osteoartritis, spondilitis ankilosa), O Iek samping: iritasi lam-ung, pusing, tinitus, nyeri kepala, eritema kulit, O Tidak dianjurkan pada wanita hamil, ulcus peptikum dan terapi antikoagulan O Dosis: 10 0 mg per hari
-at Pirai
da macam: 1. -at yang menghentikan proses inIlamasi akut: kolkisin, Ienil-utason, oksiIen-utason, indometasin . -at yang mempengaruhi kadar asam urat: pro-enesid, alopurinol dan sulIinpirazon
Kolkisin O Merupakan alkaloid dari -unga leli (Colchicum autumnale) O SiIat anti inIlamasi-nya spesiIik untuk pirai tidak secara umum O Tidak meningkatkan: ekskresi, sintesis atau kadar asam urat dalam darah O ndikasi: pirai O Dosis: 0,5 0,6 mg tiap jam sampai gejala akut reda atau gangguan saluran cerna tim-ul
lopurinol O Menurunkan kadar asam urat O -at ini -ekerja mengham-at xantin oksidase, enzim yang mengu-ah hipoxantin xantin asam urat O Iek samping: reaksi kulit (kemerahan), alergi (demam, menggigil, leukopenia, leukositosis, eosinoIilia, artralgia, pruritus) O Dosis: 00 400 mg sehari
#eIerensi 1. Deglin, Vallerand, 005, Pedoman -at Untuk Perawat, akarta, C . aniswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, akarta, FKU 3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, akarta, C
ANALGETIK ANTIPIRETIK NON NARKOTIK 2 Dr. Suparyanto, M.Kes
ntipiretik O Penggunaan umum: menurunkan demam (inIeksi, inIlamasi dan neoplasma) Kerja o-at dan inIormasi umum: O Mempengaruhi Termostat hipotalamus O Mengham-at kerja prostaglandin O Kontra indikasi: hindari pemakaian aspirin atau i-uproIen pada pasien gangguan perdarahan (juga pada anak dan remaja)
O Perhatian: hati penggunaan aspirin atau i-uproIen pada penderita ulkus peptikum O nteraksi: O spirin dosis -erat menggeser o-at lain yang -erikatan dengan protein O ritasi tam-ahan dengan: i-uproIen, aspirin, anti inIlamasi non steroid, glukokortikoid O spirin atau i-uproIen meningkatkan risiko perdarahan -ila digunakan -ersama o-at hemostasis (antikoagulan, trom-olitik, antineoplastik, antiinIeksi)
mplikasi keperawatan: O kaji demam, catat gejala penyerta (diIoresis, takikardia, malaise) O Diagnosis keperawatan potensial: O #isti gangguan suhu tu-uh (indikasi) O Kurang pengetahuan sehu-ungan dengan program pengo-atan (penyuluhan px/kel) mplementasi: O Pem-erian -ersama makan atau antasid dapat meminimalkan iritasi (aspirin dan i-uproIen) O Sediaan oral, rektal atau kom-inasi dng o-at lain
Penyuluhan Penderita / Keluarga: O njurkan penderita konsultasi dng dokter -ila demam tidak -erkurang atau demam ~ 39,5oC atau demam le-ih dari 3 hari O Hati pem-erian aspirin pada anak atau remaja terutama penyakit virus (varisela, inIluenza) Sindrome #eye (muntah, letih, delirium dan koma) O valuasi: eIektivitas terapi ditunjukan dengan penurunan demam
Parasetamol
Farmakokinetik: O -sorpsi: P: diserap dengan -aik O Distri-usi: luas, menem-us plasenta, S O Meta-olisme: 85-95 di hati, meta-olik -ersiIat toksik pada overdosis, t : 1 4 jam O liminasi: ginjal Kerja o-at: O Mengham-at sintesis prostaglandin (se-agai mediator nyeri dan demam)
Iek terapeutik: O nalgesik (inhi-isi prostaglandin periIer) O ntipiretik (mengatur setting termostat) O nhi-isi prostaglandin di SSP O Tidak memiliki antiinIlamasi yg signiIikan O ndikasi: nyeri ringan sampai sedang, demam Kontraindikasi: O Hipersensitivitas O Hati: penyakit hati, ginjal, pencandu alkohol, malnutrisi, kehamilan dan laktasi
Iek samping: O Nekrotik hepatis, ruam dan urtikaria nteraksi: O Penggunaan -ersama antipsikotik Ienotiazin menye-a-kan hipotermia -erat O Penggunaan -ersama alkohol, Ieno-ar-ital hepatotoksik O Dosis: 35 1000 mg setiap 6 jam
MPKS KP#WTN NTP#TK
Pengkajian O Kaji status gizi (malnutrisi), pencandu alkohol risiko hepatotoksik O Nyeri: kaji jenis, lokasi dan intensitas nyeri se-elum dan 30-60 menit setelah pem-erian O Demam: kaji adanya tanda penyerta: diaIoresis, takikardia dan malaise O Test: Iungsi hati dan ginjal, hematopoitik
Penyuluhan O Minum o-at tidak -oleh dosis le-ih dan lama hepatotoksik (dewasa mak 10 hari, anak mak 5 hari) O Hu-ungi dokter jika ada rasa tidak nyaman, demam tidak -erkurang, demam ~39,5 oC atau setelah ~3 hari O valuasi eIektivitas terapi: -erkurangnya demam, -erkurang rasa tidak nyaman ringan - sedang
NTK
setosal
Farmakokinetik: O P: cepat dia-sorpsi, rectal tidak tentu O Distri-usi: PP 0 50 O Meta-olisme: t : 1 3,5 jam O liminasi: ginjal, diekskresi se-agai meta-olit Farmakodinamik: O P: 1 jam (kadar puncak) O : 3 5 jam (lama kerja)
O Iek terapeutik: analgesik dan antipiretik O Iek samping: anoreksia, muntah, diaIoresis O #eaksi yang merugikan: hipoglikemia -erat, perdarahan, oliguria, anemia hemolitik, lekopenia O Dosis: 35 650 mg (4x sehari)
P#SS KP#WTN NTK NN N#KTK
Pengkajian O Tentukan apakah ada riwayat: rasa tidak enak di lam-ung, perdarahan lam-ung atau penyakit hati (aspirin dan i-uproIen dapat menim-ulkan iritasi lam-ung) O Pemakaian asetaminoIen dosis tinggi jangka lama dapat menye-a-kan hepatotoksisitas
Perencanaan dan ntervensi Keperawatan O Perencanaan: nyeri klien akan reda dalam waktu 4 48 jam O ntervensi: O mati klien thd tanda dan gejala: perdarahan (melena, petekie, ekimosis) ketika klien memakai dosis -esar O tas ijin dokter, hentikan aspirin 3 7 hari se-elum pem-edahan untuk mengurangi risiko perdarahan
Penyuluhan pada Klien O Beritahu klien untuk menjaga o-at aspirin dari jangkauan anak (dapat menim-ulkan toksik) O Nasehatkan untuk tidak memakai aspirin -ersama dengan alkohol, dan antikoagulan (warIarin) aspirin mengam-il alih warIarin dari ikatan protein -anyak warIarin -e-as masa perdarahan memanjang dapat terjadi perdarahan O jari klien untuk minum aspirin -ersama makan
O Beritahu orangtua untuk segera mem-awa anak yang minum asetosal dengan dosis -esar ke UD O Beritahu klien untuk tidak mem-erikan aspirin pada anak sakit virus dapat menye-a-kan Sindrome #eye (muntah, letih, delirium dan koma) O Beritahu orangtua untuk mengo-ati anak dengan aspirin sesuai dosis
O Beritahu klien melaporkan: rasa mengantuk, tinitus, sakit kepala, Ilushing, pusing, peru-ahan penglihatan ini merupakan tanda toksisitas aspirin O Beritahu klien melaporkan: tanda alergi (ruam, -iduran, gatal) O Nasehatkan klien untuk memeriksa la-el o-at -e-as, karena -e-erapa mungkin mengandung aspirin
valuasi O valuasi eIektivitas: meredakan nyeri O ika nyeri menetap mungkin perlu dilakukan penggantian NSD atau penyesuaian dosis O Tentukan jika klien mengalami eIek samping mungkin perlu penggantian o-at atau peru-ahan dosis
nti nIlamasi O ntiinIlamasi: proses peradangan se-agai respon terhadap cedera jaringan dan inIeksi O Cedera jaringan menye-a-kan: pelepasan mediator kimia (histamin, kinin, prostaglandin) mediator ts- menye-a-kan; O Vasodilatsi (eritema) O Permea-ilitas meningkat (edema) O Nyeri (aki-at edem) O Demam (aki-at pirogen)
O Prostaglandin: menye-a-kan vasodilatasi, relaksasi otot polos, meningkatkan permia-ilitas kapiler, sensitisasi saraI thd nyeri O -at anti prostaglandin (aspirin) -ekerja mengham-at prostaglandin karena itu dise-ut o-at antiinIlamasi
-uproIen
Farmakokinetik: O -sorpsi: P: diserap dengan -aik O Distri-usi: PP: 98 O Meta-olisme: t : 4 jam O liminasi: ginjal se-agi meta-olit inaktiI
Farmakodinamik: O P: mula: 30 menit O P: 1 jam O : 4 6 jam
Iek terapeutik: O ntiinIlamasi untuk: artritis rematoid, osteoastritis dan gout O Meredakan nyeri: dismenorea, perawatan gigi, nyeri muskuloskeletal O Iek samping: anoreksia, mual, muntah, diare, edema, ruam kulit, purpura, tinitus, pusing letih O #eaksi merugikan:perdarahan gastrointestinal, diskrasia darah, aritmia jantung, neIrotoksisitas, anaIilaksis O Kontra indikasi: penyakit hati dan ginjal yang -erat, asma, tukak tukak peptik
P#SS KP#WTN NSD
Pengkajian Perencanaan O Tanyakan riwayat alergi termasuk aspirin -ila ada alergi laporkan dokter O Kaji klien thd adanya: tidak enak gastrointestinal, edem periIer (keduanya tanda/gejala eIek samping NSD) O Perencanaan: proses inIlamasi akan mereda dalam waktu 1 3 minggu
ntervensi Keperawatan O aporkan gejala:gastrointestinal, nyeri lam-ung, mual, muntah, atau diare ketika minum o-at antigout O #asa tidak enak di lam-ung dapat dikurangi dengan minum o-at -ersama makan O Pantau urine asam urat di-uang lewat urine, dpt ter-entuk -atu ginjal perlu minum -anyak
Penyuluhan Pada Klien O Beritahu klien untuk -anyak minum menam-ah ekskresi asam urat O Beritahu klien untuk melaporkan setiap keluhan lam-ung O njurkan klien untuk minum o-at -ersama makan O njurkan klien untuk kontrol dan pemeriksaan darah teratur antigout menye-a-kan diskrasia darah
valuasi O valuasi respon klien terhadap o-at antigout O ika nyeri tetap, regimen o-at perlu diu-ah
#eIerensi 1. Deglin, Vallerand, 005, Pedoman -at Untuk Perawat, akarta, C . aniswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, akarta, FKU 3. Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, akarta, C
PR0SES KEPERAWATAN 0AT ANALCESlK ANALGESIK O Analgesik adalah obat penghilang rasa sakit atau nyeri, seperti sakit kepala atau sendi. O Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan sebagai penahan sakit. O Analgesik : obat yang mengurangi/bahkan mungkin menghilangkan rasa sakit tanpa diikuti hilangnya kesadaran.
Analgesik narkotik bekerja terutama pada sistem saraf pusat Sedangkan analgesik non narkotik bekerja pada sistem saraf tepi pada tempat reseptor nyeri.
Obat-obatan analgesik mempunyai efek antipiretik, yakni mampu menstabilkan suhu tubuh dan meredakan demam. Obat analgesik termasuk obat antiradang non-steroid (NSAID) seperti salisilat, obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol.
Obat analgesik antipiretik serta obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimiawi.Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golonganini adalah Aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin ( aspirin-like drugs).
ASETAMINOFEN Farmakodinamik : Efek Analgesik parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat mengurangi nyeri,dari nyeri ringan sampai sedang dengan menghambat biosintesis PG tapi lemah Efek Antipiretik, menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat Efek Anti Inflamasinya sangat lemah/tidak ada, tidak digunakan sebagai anti- inflamasi
Farmakokinetik : Diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Efek iritasi , erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini.
Indikasi : Digunakan sebagai analgesik Digunakan sebagai antipiretik
Efek samping : Reaksi alergi terhadap derivat Para- aminofenol jarang terjadi
Toksisitas akut : Dosis toksis yang paling serius ialah nekrosis hati Nekrosis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat terjadi Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10 - 15 gram ( 200 - 250 mg/kgBB ) Parasetamol
DIPIRON Farmakodinamik: O Efek analgesik O Efek antipiretik O Efek anti-inflamasinya lemah O Diabsorpsi dengan baik oleh saluran cerna O armakokinetik : Indikasi : O Hanya digunakan sebagai analgesik-antipiretik O Efek Anti-inflamasinya lemah Efek samping : Semua derivat Pirazolon dapat menyebabkan -agranulositosis -anemia aplastik -trombositopeni -menimbulkan hemolisis -udem, tremor, mual dan muntah, perdarahan lambung -alergi
SALISILAT DAN OBAT-OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID
FARMAKODINAMIK : O Efek Analgesik, aspirin paling efektif untuk mengurangi nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang O Efek Antipiretik, aspirin menurunkan suhu yang meningkat, sedangkan suhu badan normal hanya berpengaruh sedikit O Efek Anti Inflamasi, aspirin adalah penghambat non selektif kedua isoform COX ( Cyclooxygenase ) atau ( COX-I dan COX-II ) O Efek Platelet, aspirin mempengaruhi hemostasis. Dosis rendah tunggal aspirin( 80 mg sehari ) menyebabkan sedikit perpanjangan waktu perdarahan
FARMAKOKINETIK : Salisilat dengan cepat diserap oleh lambung dan usus kecil bagian atas Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit sehat terutama bila digunakan sebagai obat gosok atau salep Salisilat di distribusikan keseluruh jaringan mudah menembus sawar darah otak dan sawar uri
Indikasi : 1. Sebagai obat Analgesik 2. Sebagai obat Antipiretik . Untuk terapi Demam reumatik akut 4. Untuk terapi Artritis reumatoid 5. Mencegah trombus koroner, dosis aspirin kecil(25mg/ha ri) yang diminum tiap hari dapat mengurangi insiden infark miokard akut 6. Sebagai counter irritant bagi kulit, bentuk salep atau lini ment
Efek samping : tukak lambung atau tukak peptik -perdarahan lambung -anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna -beratnya efek samping ini berbeda pada masing masing obat Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan telinga berdenging, tuli, penglihatan kabur, bahkan kematian.
Asam mefenamat Asam mefenamat termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory Drugs). Asam mefenamat digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid. Seperti juga obat lain, asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping.
Salah satu efek samping asam mefenamat yang paling menonjol adalah merangsang dan merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mengidap gangguan lambung.
PROSES KEPERAWATAN: NSAID PENGKAJIAN O Periksa riwayat klien akan adanya alergi terhadap NSAID,termasuk aspirin.Jika terdapat alergi,beritahu perawat atau dokter yg bertanggungjawab. O aji klien terhadap adanya rasa tidak enak pd gastrointestinal dan edema perifer, ke-2 nya merupakan efek samping yang serimg pd NSAID. O Jika aspirin dipakai untuk dismenore selama dua hari pertama menstruasi, mungkin terjadi pendarahan yang lebih banyak. INTERVENSI KEPERAWATAN Pantau klien akan adanya feses berwarna seperti terjadi perdarahan gusi, petekie dan ekimosis. Waktu perdarahan dpt diperpanjang jika memakai NSAID. Periksa adanya perubahan dlm hasil laboratorium darah jika klien memakai NSAID dr kelompok pirazolon dan terapi obat emas.
Aspirin tidak boleh dipakai dan merupakan kontraindikasi bagi anakyang mengalami demam dan berusia dibawah 12 tahun, apapun sebabnya, karena adanya bahaya sindroma Reiter (problem neurologis yang berhubungan dengan infeksi virus dan diobati dengan salisilat).
PENYULUHAN PADA KLIEN 1. Penyuluhan pd klien untuk tidak memakai aspirin bersama NSAID lain,dan jika sedang memakai obat NSAID,jangan memakai aspirin. 2. Beritahu klien untuk memakai NSAID,termasuk aspirin bersama makan untuk mengurangi rasa tidak enak pd gastrointestinal. . Bertahu klien untuk menghindari alkohol sewaktu memakai NSAID. 4. Nasehatkan wanita untuk tidak memakai NSAID 1-2 hari sebelum menstruasi untuk menghindari banyaknya aliran darah. 5. Nasehatkan wanita dlm kehamilan trimester ke- untuk menghindari NSAID,jika terjadi persalinan,mungkin mengalami komplikasi perdarahan.
OBAT PIRAI Pirai(Gout) : penyakit metabolisme familial yang dikarakterisasi oleh episode berulang artritis akut yang disebabkan oleh endapan monosodium urat pada sendi-sendi dan tulang rawan. Tinjauan Umum : Pirai biasanya dikaitkan dengan kadar serum yang tinggi dari asam urat, zat yang sulit larut yang merupakan hasil akhir utama dari metabolisme purin. Pengobatan pirai ditujukan pada pengurangan serangan akut dan mencegah kambuhnya episode pirai dan batu urat.
PROSES KEPERAWATAN : OBAT2 ANTI PIRAI Pengkajian Dapatkan riwayat medis dr klien dengan g lambun.ginjal,jantung atau hati
Perencanaan lien akan terbebas dr neri gout tanpa mengalami efek samping Beri tahu klien untuk melaporkan setiap keluhan pd lambung Anjurkan klien untuk patuh pd jadwal kunjungan dokter dan melakukan pemeriksaan darah dg teratur.
Evaluasi Evaluasi respon klien terhadap obat anti gout,jk nyeri ttp regimen obat mungkin perlu di ubah
ANALGESIK NARKOTIK 1. Analgesik narkotik, disebut juga agonis narkotik, diresepkan untuk mengatasi nyeri yang sedang sampai berat. 2. Narkotik tidak hanya menekan rangsang nyeri tetapi juga menekan pernafasan dan batuk dengan bekerja pada pusat pernafasan dan batuk pada medulla di batang otak. Salah satu contoh dari narkotik adalah morfin, yang merupakan analgesik kuat yang dapat dengan cepat menekan pernafasan. . odein tidak sekuat morfin, tetapi dapat meredakan nyeri yang ringan sampai sedang dan menekan batuk. odein juga dapat diklasifikasikan ebagai penekan batuk (antitusif).
EFEK SAMPING DAN REAKSI YANG MERUGIKAN O Tanda-tanda depresi pernafasan (pernafasan <10/> O Hipotensi ortostatik (turunnya tekanan darah ketika bangun dari posisi duduk atau berbaring) O takikardia O mengantuk dan mental berkabut O konstipasi, dan retensi urin. O konstriksi pupil (suatu tanda intoksikasi) O toleransi, dan ketergantungan psikologis serta fisik dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang.
Gejala-gejala putus obat (disebut sebagai sindroma abstinensi) biasanya terjadi dalam waktu 24-48 jam setelah pemakaian narkotik terakhir. Ketergantungan fisik, iritabilitas, diaforesis (berkeringat), gelisah, kedutan otot, serta meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah adalah contoh-contoh dari gejala-gejala putus obat. KONTRAINDIKASI Pemakaian analgesik narkotik adalah kontraindikasi bagi pasien dengan cidera kepala. Narkotik memperlambat pernafasan, sehingga mengakibatkan penumpukan CO2. Dengan bertambahnya retensi CO2, pembuluh darah berdilatasi (vasodilatasi), terutama pembuluh darah otak, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
Analgesik narkotik yang diberikan kepada klien dengan gangguan pernafasan hanya akan mengakibatkan bertambah beratnya distres pernafasan. Pada penderita asma, opioid dapat merelaksasikan atau malah mengkonstriksikan saluran bronkus.
Narkotik dapat menyebabkan hipotensi dan tidak merupakan indikasi bagi klien yang syok atau mereka yang mempunyai tekanan darah yang sangat rendah. Jika diperlukan pemakaian narkotik, dosis perlu disesuaikan, kalau tidak keadaan hipotensi akan semakin memburuk. Bagi orang lanjut usia atau orang yang debil, dosis narkotik biasanya perlu dikurangi.
PROSES KEPERAWATAN ANALGESIK NARKOTIK Pengkajian
Intervensi Keperawatan Berikan narkotik sebelum nyeri mencapai puncaknya untuk memaksimalkan efektifitas obat. Amati klien untuk efek samping dari narkotik, termasuk distres pernafasan (pernafasan <10/menit),> O Pantau tanda-tanda vital dengan interval cukup sering untuk mendeteksi perubahan pernafasan. Laju pernafasan akan berubah dalam 7-8 menit setelah pemberian intravena, 0 menit setelah injeksi intramuskular, dan sekitar 90 menit setelah injeksi subkutan. Periksa laju pernafasan sebelum memberikan narkotik. O Pantau keluaran urin klien. Narkotik dapat menyebabkan retensi urin. eluaran urin harus sekurang-kurangnya 600 ml/hari. O Periksa bising usus untuk mengetahui apakah terjadi penurunan peristaltik, suatu sebab dari konstipasi. Laksatif ringan atau perubahan diet mungkin diperlukan. O Periksa klien lanjut usia terhadap efek samping dari narkotik. Dosis mungkin perlu disesuaikan. Tirali tepi tempat tidur dan tindakan pencegahan lainnya mungkin perlu dilakukan. O Penyuluhan epada lien O Beritahu klien untuk tidak minum alkohol atau penekan SSp dengan setiap analgesik karena bertambahnya depresi SSP dan pernafasan. O Anjurkan klien untuk mencari pertolongan profesinal dalam mengurangi adiksi narkotik. Beritahu klien mengenai program pengobatan metadon dan sumber lainnya di daerah saudara. O Peringati klien bahwa pemakaian narkotik yang terus menerus dapat menimbulkan adiksi. O Sebelum menjalani pembedahan besar, klien biasanya memerlukan narkotik selama 2- hari. Obat, dosis, dan interval dosis berubah-ubah sesuai dengan keperluan klien. Tindakan nonfarmakologik untuk meredakan nyeri mungkin membantu, seperti mengubah posisi, menggosok punggung, dan ambulasi. Jika nyeri menetap, pengobatan mungkin perlu diubah berdasrkan penilaian nyeri.
O Beritahu klien untuk melaporkan jika mengalami pusing atau sulit bernafasa ketika memakai narkotik. Pusing dapat disebabkan oleh hipotensi ortostatik. Nasehatkan klien untuk berjalan dengan hati-hati atau hanya dengan bantuan. O Beritahu klien untuk melaporkan jika mengalami konstipasi dan retensi urin. O Evaluasi O Evaluasi efektifitas dari analgesik narkotik dalam mengurangi atau meredakan nyeri. Jika nyeri menetap setelah beberapa hari, sebab harus ditentukan atau narkotik perlu diganti. O Evaluasi stabilitas tanda-tanda vital. Tanda-tanda abnormal, seperti penurunan tekanan darah harus dilaporkan.