a. Efek analgesik
Sebagai Analgesik obat mirip-Aspirin hanya efektif terhadap nyeri dengan
intensitas yang rendah hingga sedang, misalnya sakit kepala,myalgia,atralgia
dan nyeri lain yang berasal dari integument, juga efektif terhadap nyeri yang
bekaitan dengan inflamasi.Obat mirip aspirin tidak menyebabkan ketagihan
melainkan hanya mengubah persepsi modalitas nyeri, tidak mempengaruhi
sensorik lain.
b. Efek antipiretik
Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan suhu badan hanya
pada keadaan demam. Walaupun obat ini memberikan efek antipiretik in
vitro, tidak semuanya bersifat antipiretik karena bersifat toksik apabila
digunakan terlalu lama. Ada kaitannya dengan hipotesis bahwa COX yang ada
di sentral otak terutama COX-3 dimana hanya parasetamol dan beberapa obat
AINS lainnya yang dapat menghambat.
c. Efek anti-inflamasi
Kebanyakan obat mirip-Aspirin lebih dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi
pada pengobatan kelainan musculoskeletal, seperti artritis
rheumatoid,osteoarthritis,dan spondilitis ankilosa, Tetapi, obat mirip-aspirin
hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi yang berkaitan dengan
penyakitnya secara simtomatik, tidak menghentikan, mencegah atau
memperbaiki kerusakan jaringan pada kelainan musculoskeletal.
PEMBAHASAN OBAT
a. Salisilat
Asam asetil asilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
adalah analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang sangat luas
digunakan dan digolongkan dalam obat bebas.
Farmakodinamik
Salisilat, khususnya asetosal merupakan obat yang paling
banyak digunakan sebagai analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi.
Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dosis
toksik obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga pada
keracunan berat terjadi demam dan hiperdrosis/
INDIKASI
Antipiretik: dosis salisilat untuk dewasa ialah 325-650 mg, diberikan
secara oral 3-4 jam. Untuk anak 15-20 mg/kgBB, diberikan tiap 4-6
jam dengan dosis total tidak melebihi 3,6 g per hari.
INTOKSIKASI
Keracunan salisilat yang berat dapat menyebabkan kematian, tetapi
pada umumnya keracunan salisilat bersifat ringan. Metil salisilat jauh
lebih toksik dibandingkan Natrium salisilat dan intoksikasinya sering
terjadi pada anak-anak. Empat milliliter metil-salisilat dapat
menimbulkan kematian pada anak-anak.
b. Salisilamid
Salisilamid adalah amida asam salisilat yang memperlihatkan efek
analgesik dan antipiretik mirip asetosal. Efek analgesik antipiretik
salisilamid lebih lemah dari salisilat, karena salisilamid dalam
mukosausus banyak mengalami metabolisme lintas pertama. Obat ini
mudah diabsorbsi usus dan didistribusi ke jaringan. Dosis analkesik
antipiretik untuk orang dewasa 3-4 kali 300-600 mg sehari, untuk anak
65mg/KgBB/hari diberikan 6 kali/hari.
c. Diflunisal
Obat ini merupakan derivate difluoronefil dari asam salisilat. Bersifat
analgesik dan antiinflamasi tetapi, hampir tidak bersifat antipiretik.
Kadar puncak obat ini dicapat dalam 2-3jam. 99% diflunisan terikat
albumin plasma dan waktu paruh berkisar 8-12 jam. Indikasi diflunisal
hanya sebagai analgesik ringan sampai sedang dengan dosis awal
500mg disusul 250-500mg tiap 8-12 jam.
Farmakodinamik
Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau mengurangi
nyeri ringan sampai sedang. Efek anti-inflamasinya sangat lemah,
oleh karena itu parasetamoldan fenaseti tidak digunakan sebagai anti
reumatik.
Farmakokinetik
Parasetamol dan fenasetin diabsorbsi cepat dan sempura melalui
saluran cerna.obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma
25% parasetamol dan 30% fenasetin terikat oleh plasma.
Efek samping
Reaksi alergi terhadap derivate para-aminofenol jarang terjadi.
Manifestasinya berupa eritema atau urtikaria dan gejala yang lebih
berat berupa demam dan lesi pada mukosa.
Toksisitas akut
Hepatoksisitas dapat terjadi pada pemberian dosis tunggal 10-15 gram
(200-250 mg/KgBB) parasetamol. Masa paruh parasetamol pada hari
pertama keracunan merupakan petunjuk beratnya keracunan. Masa
paruh lebih dari 4 jam merupakan petunjuk akan terjadinya nekrosis
hati dan masa paruh lebih dari 12 jam meramalkan akan terjadinya
koma hepatic
Sediaan dan posologi
Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal, berbentuk tablet
500mg atau sirup yang mengandung 120mg/5 ml. dosis parasetamol
untuk dewasa 300mg-1g per kali, dengan maksimum 4 g per hari;
untuk anak 6-12 tahun: 1500-300mg/kali, dengan maksimum 1,2
g/hari. Untuk anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali dan bayi dibawah
1tahun: 60mg/kali; pada keduaya diberikann maksimum 6 kali sehari.