merendahkan suhu tubuh yang terlalu tinggi bukan untuk menghilangkan demam.
Penatalaksanaan demam dapat dibagi menjadi dua garis besar yaitu: non farmakologi dan
farmakologi. Akan tetapi diperlukan penanganan demam secara langsung oleh dokter apabila
penderita dengan umur <3 bulan dengan suhu rektal >38ºC, penderita dengan umur 3-12
bulan dengan suhu >39ºC, penderita dengan suhu >40,5ºC, dan demam dengan suhu yang
Terapi non-farmakologi
1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidarsi dan beristirahat
yang cukup.
2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan pada saat menggigil. Kita
lepaskan pakaian dan selimut yang terlalu berlebihan. Memakai satu lapis pakaian dan
satu lapis selimut sudah dapat memberikan rasa nyaman kepada penderita.
panas melalui kulit meningkat sehingga terjadi penurunan suhu tubuh menjadi normal
kembali. Pemberian kompres hangat dilakukan apabila suhu diatas 38,5°C dan telah
panas sulit disalurkan baik lewat mekanisme evaporasi maupun radiasi. Selain itu,
pengompresan dengan alkohol akan diserap oleh kulit dan dapat menyebabkan koma
apabila terhirup.
Terapi Farmakologi
(asetaminofen), ibuprofen, dan aspirin. Parasetamol cepat bereaksi dalam menurunkan panas
sedangkan ibuprofen memiliki efek kerja yang lama. Pada anak-anak, dianjurkan untuk
Parasetamol
Farmakokinetik
Parasetamol diberikan secara oral dan diabsorpsi cepat dan sempurna melalui
saluran cerna. Konsentrasi tertinggi di dalam plasma dicapai dalam 30-60 menit.
Masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh dan berikatan
dengan protein plasma secara lemah. Ikatan dengan protein plasma sebesar 25%.
Parasetamol akan dimetabolisme di dalam hati oleh enzim mikrosom hati dan diubah
dieksresikan melalui ginjal, sebagian sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar
Farmakodinamik
menghambat COX-1 dan COX-2 di jaringan perifer. Efek anti-inflamasi sangat lemah,
menyatakan bahwa parasetamol menghambat secara selektif jenis lain dari enzim
COX yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim COX-3. Sifat antipiretik dari
Efek samping
nefropati analgesik. Dosis tinggi dari parasetamol akan menyebabkan saturasi dari
benzoquinone akan berinteraksi dengan sitoskleton sel hati yang kemudian akan
membuat sel menjadi melepuh dan akhirnya sel hati tersebut akan mati. Kematian sel
dalam jumlah besar ini akan menyebabkan nekrosis hati. Pemberian parasetamol
bersamaan dengan nekrosis tubular ginjal akut.. Gejala awal keracunan parasetamol
adalah anoreksia, mual, dan muntah. Untuk mengatasi keracunan parasetamol dapat
Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali dengan maksimum 4g
hari. Anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, maksimum 1,2 g/hari. Anak 1-6 tahun: 60-
120 mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun: 60 mg/kali. Parasetamol tersedia sebagai obat
tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120 mg/5ml. Selain itu
parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam bentuk tablet maupun
cairan. 5,6
Ibuprofen
sering digunakan sebagai antipiretik pada anak. Obat ini bersifat analgetik dengan
daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgetiknya sama seperti aspirin.
Dosis yang dianjurkan adalah 5-10 mg/kg/kali setiap 6-8 jam. Ibuprofen juga terbukti
efektif dan aman sebagai antipiretik, namun tidak dianjurkan pada anak usia dibawah
sering diresepkan dalam dosis yang lebih rendah (<2400 mg/hari), yang pada dosis ini
relatif lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis
analgesik. 2,5
tinitus, pusing, sakit kepala, meningitis aseptis, dan retensi cairan telah dilaporkan. 2,5
Aspirin
Aspirin atau asam asetilsalisilat atau asetosal adalah suatu jenis obat dari
keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgetik (terhadap rasa sakit atau
nyeri), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi. Aspirin juga memiliki efek
antikoagulan dan digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah
Aspirin merupakan obat yang efektif untuk mengurangi demam, namun tidak
dan dapat mengakibatkan perdarahan usus maka tidak dianjurkan untuk demam
ringan. Efek samping seperti rasa tidak enak di perut, mual, dan perdarahan saluran
cerna biasanya dapat dihindarkan bila dosis per hari tidak lebih dari 325 mg.
Penggunaan bersama antasida atau antagonis H2 dapat mengurangi efek tersebut. 2,5
pembekuan darah) dan dapat memicu risiko perdarahan sehingga tidak dianjurkan
untuk menurunkan suhu tubh pada demam berdarah dengue. Pemberian aspirin pada
anak dengan infeksi virus terbukti meningkatkan resiko Sindroma Reye, sebuah
penyakit yang jarang yang ditandai dengan kerusakan hati dan ginjal. Oleh karena itu,
41.
http://emedicine.medscape.com/article/801598-overview
Gan, S.G., Editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru,
230-240.
Oktober 2012.