1.Pengertian Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit
ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,lengan dan alat
kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
2.Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk dokter dapat melakukan konseling
dan edukasi kepada pasien dan keluarga dan memberikan terapi dengan
baik.
3.Kebijakan Langkah- langkah Penanganan Filariasis wajib sesuai dengan langkah-
langkah SPO ini.
4.Referensi Perawatan Dasar DEPKES RI Tahun 2014
5.Alat Alat : Tempat tidur, Stetoskop, Arloji, Thermometer, Tensimeter,Tampon
hidung,
6.Prosedur PENATALAKSANAAN
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalanan
penyakit, antara lain dengan:
a. Memelihara kebersihan kulit.
b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis.
c. Obatantifilaria adalahDiethyl carbamazine citrate (DEC) dan
Ivermektin.
d. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa, Ivermektin
merupakan antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki efek
makrofilarisida.
e. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selama 12 hari,
pada TropicalPulmonary Eosinophylia (TPE) pengobatan diberikan
selama tiga minggu.
f. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau reaksi
terhadap cacing dewasa yang mati. Reaksi tubuh terhadap protein
yang dilepaskan pada saat cacingdewasa mati dapat terjadi
beberapa jam setelah pengobatan, didapat 2 bentuk yang mungkin
terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal:
1. Reaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nyeri badan,
pusing, anoreksia, malaise dan muntah-muntah. Reaksi
sistemik cenderung berhubungan dengan intensitas infeksi.
2. Reaksi lokal berbentuk limfadenitis,abses,dan transien
limfedema. Reaksi lokal terjadi lebih lambat namun
berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik.
3. Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcerciasis,
sehingga obat tersebut tidak diberikan dalam program
pengobatan masal didaerah endemis filariasis dengan ko-
endemis Onchorcercia valvulus.
g. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB efektif terhadap
penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti, namun pada filariasis
oleh Brugia spp. penurunan tersebut bersifat gradual. Efek samping
ivermektin sama dengan DEC, kontraindikasi ivermektinyaitu
wanita hamil dan anakkurang dari 5 tahun. Karena tidak memiliki
efek terhadap cacing dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6
bulan atau 12 bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia
tetap rendah.
h. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan mengurangi serangan
berulang, sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis.
i. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi efek
samping pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.
j. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerlukan
tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak membaik
dengan terapi konservatif.
KRITERIA RUJUKAN
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tidak
membaik dengan pengobatan konservatif.
FILARIASIS
No. Kode
Puskesmas
Blooto Terbitan :01
Halaman : 2- 2
7.Prosedur PENATALAKSANAAN
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki perjalan
penyakit, antara lain dengan:
k. Memelihara kebersihan kulit.
l. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedema kronis.
m. Obatantifilaria adalahDiethyl carbamazine citrate
Ivermektin.
n. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa, Ivermek
merupakan antimikrofilaria yang kuat, tetapi tidak memiliki e
makrofilarisida.
o. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selama 12 h
pada TropicalPulmonary Eosinophylia (TPE) pengobatan diberik
selama tiga minggu.
p. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC atau rea
terhadap cacing dewasa yang mati. Reaksi tubuh terhadap prot
yang dilepaskan pada saat cacingdewasa mati dapat terj
beberapa jam setelah pengobatan, didapat 2 bentuk yang mung
terjadi yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal:
4. Reaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nyeri bad
pusing, anoreksia, malaise dan muntah-muntah. Rea
sistemik cenderung berhubungan dengan intensitas infeksi.
5. Reaksi lokal berbentuk limfadenitis,abses,dan trans
limfedema. Reaksi lokal terjadi lebih lambat nam
berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik.
6. Efek samping DEC lebih berat pada penderita onchorcercia
sehingga obat tersebut tidak diberikan dalam progr
pengobatan masal didaerah endemis filariasis dengan
endemis Onchorcercia valvulus.
q. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB efektif terhad
penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti, namun pada filaria
oleh Brugia spp. penurunan tersebut bersifat gradual. Efek samp
ivermektin sama dengan DEC, kontraindikasi ivermektinya
wanita hamil dan anakkurang dari 5 tahun. Karena tidak memi
efek terhadap cacing dewasa, ivermektin harus diberikan setiap
bulan atau 12 bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilarem
tetap rendah.
r. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan mengurangi serang
berulang, sehingga mencegah terjadinya limfedema kronis.
s. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengatasi e
samping pengobatan. Analgetik dapat diberikan bila diperlukan.
t. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kronik memerluk
tindakan operatif, demikian pula pada chyluria yang tidak memb
dengan terapi konservatif.
KRITERIA RUJUKAN
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila gejala tid
membaik dengan pengobatan konservatif.
7.Unit terkait Poli Pengobatan, Kasir,UGD