Anda di halaman 1dari 4

1

Acyclovir
Farmakodinamik
Bekerja dengan menghambat sintesis DNA sehingga virus mati.
Farmakokinetik
Mekanisme kerja
Asiklovir diambil secara selektif oleh oleh sel yang terinfeksi virus herpes. Untuk
mengaktifkan asiklovir, obat ini harus diubah dahulu ke bentuk monofosfat oleh
timidin kinase milik virus tersebut. Afinitas asiklovir terhadap timidin kinase asal
virus herpes ini 200 kali lebih besar dari yang asal sel manusia atau mamalia. Setelah
terbentuk asiklovir monofosfat (asiklo-GMP), fosforilasi berikutnya dilakukan
dengan enzim dari sel hospes menjadi asiklo-GDP dan terakhir asiklo-GTP. Bentuk
akhir inilah yang secara selektif menghambat DNA-polimerase virus dengan
berkompetisi terhadap desoksiguanosin-trifosfat. Selain itu asiklo-GTP juga dapat
mengakibatkan
, termasuk cairan serebrospinal. Volume distribusi adalah 0,8 L/kg (63,6 L). Sekitar 9
hingga 33% yang berikatan dengan protein plasma.
Metabolisme
Acyclovir sebagian kecil dimetabolisme di hati. Selain itu, acyclovir juga dikonversi
menjadi acyclovir monofosfat oleh enzim thymidine kinase yang diproduksi virus.
Eliminasi

Waktu paruh eliminasi acyclovir adalah 2,5 – 3,3 jam pada pasien dengan fungsi
ginjal normal. Waktu paruh pada pasien anuria adalah 19,5 jam. Dialisis peritoneal
hanya mengeliminasi dalam jumlah sangat sedikit.
Acyclovir diekskresikan melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus ginjal.
Ekskresi mayoritas dalam bentuk utuh. Kurang dari 15% ekskresi dalam bentuk
metabolit, yaitu 9-karboksi-metoksi metil guanina. Berikut merupakan informasi
mengenai konsentrasi acyclovir dalam tubuh setelah konsumsi obat.

Dosis
Dosis dapat digunakan 200 mg sampai 800 mg per oral, digunakan empat sampai
lima kali sekali sehari
Efek samping
2

Dalam penggunaan asiklovir perlu diperhatikan karena Efek samping asiklovir yang
digunakan secara oral dan injeksi meliputi pusing, mual, diare, sakit kepala, serta
reaksi pada lokasi injeksi. Pernah pula dilaporkan adanya kerusakan ginjal apabila
asiklovir digunakan secara sering. Bila digunakan secara topikal (obat luar), efek
samping yang biasanya terjadi adalah kulit terasa kering dan terbakar. Sedangkan bila
digunakan pada mata, beberapa pasien akan mengalami rasa tidak enak pada mata.
Asiklovir bekerja dengan mempengaruhi DNA sel, maka penggunaannya hendaknya
dihindari pada masa kehamilan. Toksisitas akut (LD50) asiklovir lebih dari 1 g/kg,
hal ini disebabkan oleh rendahnya bioavailabilitas oral obat ini
Cetirizine
Farmakodinamik
Cetirizine adalah antihistamin dengan efek sedative yang rendah pada dosis aktif
farmakologi dan mempunyai sift tambahan sebagai anti alergi. Merupakan antagonis
selektif reseptor H1, efeknya terhadap reseptor lain dapat diabaikan sehingga
cetirizine hampir bebas dari efek anti kolinergik dan anti serotonin. Cetirizine
menghambat pelepasan histamin pada fase awal dari reaksi alergi, mengurangi
migrasi dari sel inflamasi dan melepaskan mediator yang berhubungan dengan "late
allergic response"
studifarmakokinetik adalah 8.3 jam dan bersihan tubuh total dari cetirizine adalah
kira-kira 53ml/menit.
Efek samping : Efek samping cetirizine bersifat ringan dan sementara. Misalnya
sakit kepala, pusing,mengantuk, agitasi, mulut kering, dan gangguan pencernaan.
Pada beberapa pasien dapat terjadi reaksi hipersensitif termasuk reaksi kulit dan
angioedema.
Paracetamol
Farmakokinetik Parasetamol
Absorbsi parasetamol cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 0.5 jam dan t1 2 plasma antara 1-3 jam.
Sebesar 25% parasetamol terikat protein plasma, dan diekskresikan melalui ginjal.
Adanya makanan dalam lambung dapat memperlambat penyerapan sediaan
parasetamol sehingga absorbsi menjadi lambat.
Farmakodinamik Parasetamol

Semua obat mirip aspirin bersifat antipiretik, analgesik dan anti inflamasi. Terdapat
perbedaan aktifitas antara obat-obatan tersebut. Sebagai analgesik dan antipiretik,
obat parasetamol hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai
sedang. Namun memiliki efektifitas yang tinggi terhadap antipiretik. Hal ini
3

dikarenakan analgesik menghambat cox-2, sedangkan sebagai antipiretik


menghambat cox-3 yang langsung berada pada saraf sentral di hipotalamus atau
sawar otak.

obat yang menghambat siklooksigenase memiliki kekuatan dan selektivitas yang


berbeda. Berikut gambar mekanisme kerja obat analgesik golongan NSAID.

Efek Samping Parasetamol

NSAID memiliki efek samping serupa karena didasari oleh hambatan pada system
biosintesis prostaglandin. Secara umum NSAID dapat menyebabkan efek samping
pada tiga sistem organ, yaitu saluran cerna, ginjal dan hati, Terdapat dua mekanisme
iritasi lambung, iritasi yang bersifat lokal menimbulkan difusi asam lambung ke
mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan dan iritasi secara sistemik akan
melepaskan PGE2 dan PGI2 yang akan menghambat sekresi asam lambung dan
merangsang sekresi mukus usus halus. Pada beberapa orang dapat terjadi
hipersensitivitas. Namun dalam obat parasetamol, efek sampingnya tidak begitu
berbahaya, tetapi apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan kerusakan hati.

Dosis Parasetamol

Parasetamol dalam bentuk sediaan tunggal atau berisi Parasetamol murni, berbentuk
dalam sediaan tablet atau kaplet 500 mg. Dosis lazim Parasetamol untuk dewasa
adalah 300mg - 1g setiap kali minum, dengan dosis maksimal 4 gram per hari. Dalam
sehari, untuk dosis dewasa diberikan maksimal sebanyak 6 kali sehari.
4

Daftar Pustaka
1. Katzung, B.G., Masters, S.B. Dan Trevor, A.J., Farmakologi Dasar & Klinik,
Vol.2, Edisi 12, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono Et Al., Penerbit Buku
Kedokteran Egc, Jakarta. 2014
2. Danarti, R. "Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di
Indonesia." (2018).
3. Hoi, Huynh Tan. "Chickenpox and Quick Treatment, No Scars Left." Proceedings
of the 2019 8th International Conference on Bioinformatics and Biomedical
Science. 2019.
4. de Vries, Kevin. "Primary care:'There's chickenpox at my child's creche, what
should I do?'." AJP: The Australian Journal of Pharmacy 102.1207 (2021): 91-94.
5. Yadav, Lalendra. "A review study on modern pharmacology of
paracetamol." ACADEMICIA: An International Multidisciplinary Research
Journal 11.11 (2021): 493-499.
6. Przybyła, Grzegorz W., Konrad A. Szychowski, and Jan Gmiński. "Paracetamol–
An old drug with new mechanisms of action." Clinical and Experimental
Pharmacology and Physiology 48.1 (2021): 3-19.

Anda mungkin juga menyukai