Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMASI KLINIK

PENELUSURAN SUMBER INFORMASI OBAT

Nama : Tessa Amanda Savetri

NIM : 051711133003

Kelas : C

1. Buka google.com  search “Kemoprofilaksis malaria”  klik 5.5.1 Antimalaria pada


website pionas.pom.go.id. Kemoprofilaksis malaria umumnya dilakukan oleh orang yang
akan berkunjung ke daerah endemis malaria. Malaria merupakan penyakit endemis yang ada
di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur. Prevalensi malaria di Indonesia yang
termasuk tinggi berada di Nusa Tenggara Timur, tempat objek wisata Labuan Bajo berada.
Maka dari itu diperlukan kemoprofilaksis untuk malaria pada wisatawan yang ingin
mengunjungi Labuan Bajo. Kemoprofilaksis merupakan salah satu cara untuk menurunkan
risiko penyakit malaria melalui pemberian obat antimalaria dengan regimen, dosis, dan
durasi yang tepat. Pemberian kemoprofilaksis ini harus mempertimbangkan keuntungan dan
risiko yang akan didapatkan. Kemoprofilaksis tidak dapat mencegah infeksi seperti vaksinasi,
tetapi hanya membunuh parasit yang sudah ada sehingga pasien tidak jatuh menjadi malaria
berat, seperti malaria serebral. Kemoprofilaksis malaria yang dapat digunakan pada ibu
menyusui, anak 1 tahun (10 kg) yaitu klorokuin 5 mg/kg bb setiap minggu. Obat tersebut
diminum satu minggu sebelum pergi sampai 4 minggu setelah kembali. Dosis klorokuin usia
1-4 tahun : ½ tablet klorokuin mengandung 150 mg klorokuin basa setara fosfat/sulfat satu
kali seminggu. Untuk orang dewasa usia >15 tahun: 2 tablet klorokuin sebagai dosis tunggal
klorokuin dengan frekuensi 1 kali seminggu.
2. Menggunakan search engine di internet seperti  buka google.com search “Informasi
keamanan dan khasiat vaksin COVID-19”  klik FREQUENTLY ASKED QUESTION
(FAQ) SEPUTAR PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19 dari website
kesmas.kemkes.go.id. Vaksin COVID-19 berkhasiat untuk memberi perlindungan tubuh agar
tidak jatuh sakit akibat COVID-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan
spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.
- Vaksin yang diproduksi massal sudah melewati proses yang panjang melalui beberapa
tahapan uji dan harus memenuhi syarat utama yakni Aman, Stabil dan Efisien.
- Efektivitas atau keamanan suatu vaksin dapat melindungi tubuh dari penularan penyakit
dapat dilihat dari hasil uji klinis. Vaksin COVID-19 dipastikan melalui beberapa tahapan
uji klinis yang benar dan menjunjung tinggi kaidah ilmu pengetahuan, sains dan standar-
standar kesehatan.
- Pemerintah tidak tergesa-gesa dalam pelaksanaan vaksinasi dan hanya menyediakan
vaksin COVID-19 yang terbukti aman dan lolos uji klinis, serta sudah mendapatkan
Emergency Use of Authorization (EUA) dari BPOM.
3. Buka google.com  search “Metoclopramide for first trimester of pregnancy”  klik The
Safety of Metoclopramide Use in the First Trimester of Pregancy pada website
researchgate.net  klik download full-text PDF. Metoclopramide telah banyak digunakan
untuk mengobati mual dan muntah pada wanita hamil. Berdasarkan The New England
Journal of Medicine dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metoclopramide
pada trimester pertama kehamilan tidak terkait dengan peningkatan risiko malformakongital
secara signifikan, berat badan lahir rendah, atau kematian perinatal. Data tersebut
memberikan kepastian tentang keamanan penggunaan metoclopramide untuk mual dan
muntah yang berhubungan dengan kehamilan (Ilan Matok et all, 2009). Sehingga,
Metoclopramide dapat diberikan kepada wanita hamil trimester pertama dan aman
dikonsumsi asal sesuai dengan anjuran dokter.

4. Buka google.com  search “Lyme disease for children” klik Lyme disease in Canada :
Focus on Children di website ncbi.nlm.nih.gov. Pengobatan penyakit Lyme bertujuan untuk
mengatasi dan mencegah agar infeksi tidak menyebar karena disebabkan oleh kutu yang
terinfeksi bakteri Borrelia burgdorferi atau Borrelia b. Penderita penyakit Lyme terutama
anak-anak dibawah 8 tahun mendapatkan Amoxicillin sebanyak 50 mg/kg tiga kali sehari.
Dosis maksimal sebanyak 1,5 g. Untuk pasien yang alergi terhadap obat golongan penisilin,
dapat diganti dengan cefuroxime 30 mg/kg dua kali sehari dengan dosis maksimal 1 g.
Biasanya antibiotic digunakan selama 10-14 hari. Jika gejala sudah mengenai system saraf
dan pasien juga memiliki riwayat penyakit jantung atau gangguan system saraf pusat maka
diperlukan antibiotic melalui pembuluh darah (intravena) seperti Ceftriaxone 50-75 mg/kg
sekali sehari dengan dosis maksimal 2 gram. Penggunaan antibiotic ini selama 14-28 hari.
5. Buka google.com  search “Vancomycin stability”  klik Vancomycin (New Zealand Data
Sheet) pada website medsafe.govt.nz. Vankomisin yang sudah direkonstitusi menjadi larutan
harus disimpan pada suhu 2ºC hingga 8ºC selama 96 jam (4 hari) agar tidak menunjukkan
kehilangan potensi yang signifikan. Ketika vankomisin diencerkan dengan konsentrasi 10
mg/ml atau 1 mg/ml dengan infuse natrium klorida 0,9 % atau infuse intravena glukosa 5 %,
vankomisin stabil secara kimiawi selama 14 hari pada suhu 2ºC hingga 8ºC. Untuk
mengurangi bahaya mikrobiologis, infuse harus disuntikkan secepat mungkin setelah
persiapan. Jika penyimpanan diperlukan, larutan harus disimpan pada suhu 2ºC hingga 8ºC
tidak lebih dari 24 jam.

6. Buka google.com  search “Cefazolin untuk pasien gagal ginjal”  klik Lampiran 3 : Gagal
Ginjal di website pionas.pom.go.id. Batas fungsi ginjal yang mengharuskan dosis obat
dikurangi bergantung pada apakah obat tersebut dieliminasi seluruhnya lewat ginjal atau
sebagian dimetabolisme, dan seberapa besar toksisitasnya. Ukuran fungsi ginjal dinyatakan
dalam Laju Filtrasi Glomerulus (GFR) yang dihitung berdasarkan pada nilai bersihan
kreatinin karena fungsi ginjal saat ini sering dilaporkan berdasarkan perkiraan kecepatan
filtrasi glomerulus normal pada luas permukaan tubuh 1,73 m2. Dosis obat yang dianjurkan
ditetapkan berdasarkan tingkat keparahan gangguan ginjal. Berdasarkan nilai GFR pasien
<10 ml/menit, gangguan fungsi ginjal termasuk dalam tingkat gangguan ginjal berat. Untuk
penyesuaian dosis obat pada gangguan fungsi ginjal, dosis harus disesuaikan dengan derajat
keparahan yang dinilai berdasarkan bersihan kreatinin. Paien yang membutuhkan cefazolin
dengan GFR <10 ml/menit diberikan 50 % dari dosis biasa dengan interval setiap 18-24 jam.

7. Buka google.com  search “Aleve”  klik Aleve : Drug Uses, Dosage & Side Effects pada
website drugs.com. Tablet Aleve termasuk obat golongan NSAID yang mengandung bahan
aktif Naproxen Sodium 220 mg. Aleve digunakan untuk sementara waktu meredakan sakit
ringan dan nyeri akibat artritis, nyeri otot, sakit punggung, kram menstruasi, sakit kepala,
sakit gigi, dan flu biasa. Aleve juga digunakan untuk menurunkan demam sementara. Nama
generic dari Aleve adalah Naproxen. Obat setara Aleve yang tersedia di Indonesia adalah
obat Naproxen tablet dengan merek dagang Xenifar. Naproxen adalah derivat asam propionat
yang termasuk dalam golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Naproxen
bekerja dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini berfungsi untuk
membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan
peradangan. Dengan menghambat kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi,
yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda.
8. Buka google.com  search “Estrogen vs Serms”  klik Estradiol ans Selective Estrogen
Receptor Modulators di website ncbi.nlm.nih.gov. Estrogen adalah preparat hormon yang
digunakan untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen di dalam tubuh. Preparat estrogen
biasanya digunakan untuk terapi pengganti hormon (hormone replacement therapy/HRT) dan
hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Preparat estrogen bekerja dengan cara menambah
kadar estrogen di dalam tubuh, sehingga dapat mengatasi beragam kondisi yang disebabkan
oleh penurunan kadar estrogen, misalnya akibat menopause. Estrogen bertindak sebagai
agonis disemua jaringan misalnya, estrogen menyebabkan kanker payudara tetapi dapat
mencegah kanker usus besar. Penggunaan estrogen jangka panjang dapat berefek samping
terutama pada jantung, kanker payudara dan pembuluh darah. Sedangkan Selective Estrogen
Receptor Modulator (SERMs) merupakan obat alternative pengganti efek merugikan dari
estrogen. Obat ini dapat dikonsumsi selama bertahun-tahun tanpa menimbulkan efek
samping yang serius. SERMs adalah agen yang mengikat reseptor estrogen dan dapat
bertindak menjadi agonis ataupun anatagonis, misalnya estrogen receptor modulator
bertindak sebagai antagonis pada receptor estrogen payudara dan agonis pada receptor
estrogen tulang dan rahim. Selective estrogen modulator juga menghalangi estrogen dalam
sel-sel payudara yang mampu mengaktifkan estrogen pada sel-sel lain, seperti tulang, hati,
dan rahim. Selain itu juga estrogen modulator berfungsi untuk meningkatkan kepadatan
tulang dan mengurangi resiko osteoporosis. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa SERMs
lebih aman daripada estrogen karena tidak memiliki efek negative dari estrogen dan tidak
bersifat agonis disemua jaringan sehingga dapat mengoptimalkan efek terapi yang
diinginkan.
9. Buka google.com  search “statin untuk PJK”  klik Bab 1 Pendahuluan, 1.1 Latar
Belakang Penelitian di website repository.wima.ac.id. Penyakit jantung koroner adalah
kondisi umum dan serius akibat patologi yang mendasari aterosklerosis, yang disebabkan
oleh peningkatan kadar kolesterol LDL di dinding arteri koroner (Adesta, 2010). Statin telah
terbukti efektif dalam pencegahan dan pengobatan PJK. Berdasarkan guideline American
Heart Association (AHA) 2013, terapi PJK pada orang dislipidemia yang disarankan adalah
golongan statin. Statin adalah terapi lini pertama pada pasien yang memiliki faktor risiko
yang tinggi untuk terjadinya atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) untuk
menurunkan kadar kolesterol LDL. Statin menurunkan kadar kolesterol dengan cara
menginhibisi kerja enzim 3-hydroxy 3 methyl glutaryl coenzyme A (HMG CoA) reduktase
pada sintesis kolesterol di hati.
Terapi statin yang direkomendasikan adalah simvastatin. Simvastatin cenderung
menurunkan trigliserida dan meningkatkan kolesterol HDL. Keunggulan simvastatin adalah
1. Tersedia sediaan generik di Indonesia, yang berarti obat lebih murah dan sudah teruji di
masyarakat lebih dari 20 tahun lamanya.
2. Menurut penelitian pada buku penyakit jantung Braunwalds, simvastatin dapar
menurunkan 20% kadar total kolesterol dan penurunan risiko penyakit pembuluh darah
sebanyak 24% dengan dosis 40 mg/hari (Adesta, 2010).
Mekanisme kerja simvastatin sebagai penghambat enzim HMG-CoA reduktase
berfungsi menghambat sintesis kolesterol di hati dan mengakibatkan penurunan kadar
kolesterol total, LDL, dan trigliserida sedangkan HDL naik (Rabie’ah.,et al, 2014).
10. Buka google.com  search “Meloxicam vs Diclofenac for Osteoarthritis”  klik A Double-
blind, randomized trial to compare meloxicam pada website pubmed.ncbi.nlm.nih.gov 
klik full text link  klik Elsevier Open Access  Simpan file. Natrium diklofenak dan
meloxicam termasuk obat golongan OAINS (obat anti inflamasi non-steroid) yang
keduanya bekerja dengan cara menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu
senyawa yang dilepas tubuh yang menyebabkan rasa sakit serta reaksi radang. Dengan
menghalangi prostaglandin, obat ini akan mengurangi rasa sakit dan peradangan. Pada
pemberian AINS seperti Diklofenak mempunyai waktu paruh yang pendek yaitu 1,2 jam,
dibandingkan dengan meloxicam 20 jam akan memberikan nilai keamanan obat yang lebih
tinggi karena bila terjadi kelebihan dosis, obat ini akan lenyap dari peredaran darah dalam
waktu setengah hari. Sementara bila diberikan kelebihan dosis meloxicam, obat ini baru akan
hilang dari peredaran darah dalam waktu 48 jam atau 2 hari. Secara farmakologi
menggunakan AINS yang cepat diabsorpsi akan memberikan efek peredaan nyeri dan
inflamasi lebih dini. Secara klinis, kemanjuran meloxicam pada osteoarthritis sebanding
dengan diklofenak. Meloxicam sama efektifnya dalam mengurangi nyeri saat istirahat, dan
berdasarkan penilaian pasien terhadap efek terapi keduanya secara umum menunjukkan
kecenderungan lebih mendukung meloxicam. Selain itu, efek samping gastrointestinal lebih
jarang terjadi pada pasien yang menggunakan meloxicam daripada NSAID standar, seperti
diklofenak, piroksikam dan naproxen. Studi pada hewan telah menunjukkan bahwa indeks
terapeutik (antiinflamasi) meloxicam lebih tinggi daripada NSAID lainnya yang digunakan
secara luas. Ini menunjukkan bahwa meloxicam kemungkinan besar menjadi terapi pilihan
yang berguna untuk pengobatan pasien dengan osteoarthritis.

Anda mungkin juga menyukai