Oksitosin (oxytocin)
Oksitosin adalah nama generik salah satu obat yang sering digunakan dalam
induksi persalinan. Di Indonesia sendiri, oksitosin tersedia dalam berbagai merek
dagang. Namun, semuanya tersedia dalam bentuk cairan injeksi di kemasan ampul
dengan kekuatan 10 International Unit (IU) tiap mililiter.
Obat ini bekerja menstimulasi kontraksi otot polos yang ada di uterus atau rahim.
Sehingga diharapkan mulut rahim akan membuka untuk jalan lahir. Oksitosin
diberikan melalui injeksi atau infus, lewat pembuluh darah vena (intravena), dan
dapat juga diberikan lewat injeksi ke dalam otot (intramuskular). Jika oksitosin
diberikan melalui infus, maka harus digunakan suatu alat bernama infusion
pump untuk mengatur kecepatan infus sesuai yang diinginkan.
Setelah masuk ke peredaran darah lewat jalur intravena, efek rangsangan kontraksi
rahim akan terjadi dalam waktu yang sangat cepat, yaitu kurang dari 1 menit! Jadi
bersiaplah merasakan sensasi kontraksi sesaat setelah infus diberikan. Adapun jika
infus dihentikan, efek kontraksinya masih bisa terasa hingga 1 jam kemudian.
Baca juga: Fakta Menarik Seputar Obat Suntik
Selama pemberian oksitosin, tentunya ada beberapa parameter, baik dari ibu
maupun janin, yang akan dipantau secara berkala, yaitu denyut jantung janin serta
frekuensi dan durasi kontraksi yang dialami oleh ibu.
Pada saat saya mengalami induksi persalinan, oksitosin inilah yang digunakan
sebagai obat induksi. Selama pemberian infus berlangsung, setiap beberapa saat
bidan yang mendampingi akan mengecek denyut jantung janin saya dengan suatu
alat, serta menanyakan seberapa sering saya merasakan kontraksi. Selain itu,
dilakukan juga pemeriksaan dalam untuk mengetahui kondisi bukaan mulut rahim.
Pada beberapa jam awal pemberian infus, kontraksi yang saya rasakan masih
ringan. Namun memasuki jam keempat pemberiannya, kontraksi yang terjadi
makin meningkat intensitas nyerinya, serta dengan frekuensi yang semakin sering
pula.
Saya sih merasakan nyeri kontraksi yang terjadi seperti nyeri kram saat sedang
menstruasi, namun dengan intensitas yang berlipat-lipat ganda! Meskipun malu
mengakuinya, tapi saya memang sampai berteriak saking merasakan sakitnya!
Sebaiknya Mums jangan mengikuti saya, ya. Lebih baik Mums mengatur napas
untuk mengatasi kontraksi yang datang, ketimbang berteriak kesakitan karena
akan menghabiskan energi!
Misoprostol
Obat lain yang sering digunakan dalam menginduksi persalinan adalah
misoprostol. Sebenarnya, misoprostol adalah obat yang digunakan untuk
mengatasi ulkus (luka) pada lambung dan usus dua belas jari akibat efek samping
penggunaan obat golongan anti inflamasi non-steroid (NSAID). Namun karena
misoprostol juga memiliki efek merangsang kontraksi rahim atau uterus, maka
banyak digunakan off labeldalam induksi persalinan.
Berbeda dengan oksitosin yang berbentuk injeksi dan harus disuntik, misoprostol
tersedia dalam bentuk tablet dan dapat diberikan melalui mulut (diminum)
ataupun ditempatkan di vagina. Pada penggunaan misoprostol, juga akan dipantau
denyut jantung janin secara berkala serta frekuensi kontraksi yang terjadi.
Misoprostol tidak dapat diberikan sebagai induktor persalinan pada ibu hamil yang
sebelumnya pernah melahirkan melalui operasi Caesar, karena penggunaan
misoprostol pada kondisi ini dapat menyebabkan uterine rupture.
Baca juga: Manakah yang Lebih Baik, Persalinan Normal atau
Caesar?
Itulah 2 obat yang digunakan dalam induksi persalinan, yaitu oksitosin dan
misoprostol. Masing-masing obat memiliki karakter masing-masing, sehingga
pemilihan obat yang akan digunakan serta dosisnya akan sangat bergantung pada
kondisi masing-masing pasien. Namun keduanya memiliki tujuan yang hampir
sama, yakni merangsang terjadinya kontraksi rahim dan pematangan mulut rahim
agar persalinan dapat terjadi. Bila Mums suatu saat melakukan induksi persalinan,
selalu bicarakan dengan dokter atau bidan yang menangani mengenai opsi yang
akan diambil dalam menginduksi. Salam sehat!
Kelebihan:
Kekurangan:
Metode yang menggunakan kombinasi hormon adalah pil, suntik, patch, cincin
vagina. Apa saja kelebihan dan kekurangannya masing-masing?
Pil KB: harus diminum setiap hari, tidak mengganggu kenyamanan hubungan seks.
Suntik KB: penyuntikan sekali tiap bulannya.
Patch KB: mudah digunakan, tahan air, tidak mengganggu kenyamanan hubungan
seks, bisa timbul iritasi kulit.
Cincin vagina: pemakaian mudah, diganti sekali tiap bulan, relatif lebih mahal, bisa
timbul efek samping seperti peradangan atau keputihan.
2. Pil KB progestin
Kelebihan:
Kekurangan:
Peningkatan berat badan
Siklus menstruasi tidak teratur
Tidak mengurangi risiko infeksi menular seksual
Metode yang menggunakan progestin adalah pil, suntik, implan. Apa saja kelebihan
dan kekurangannya?
IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim,
terkadang menyisakan sedikit benang di vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada
2 jenis IUD, yaitu IUD berisi tembaga dan hormon. IUD tembaga bisa digunakan
sampai 10 tahun, sedangkan IUD hormon hanya sampai 5 tahun, beberapa wanita
merasakan kram perut pada penggunaan IUD tembaga.
Kelebihan:
Merupakan metode “use and forget”. Mudah digunakan, dan setelah pemasangan
wanita tidak perlu repot untuk sehari-harinya seperti pada penggunaan pil KB
Merupakan metode jangka panjang.
Tidak mengganggu kesuburan, setelah dilepas, kesuburan dapat kembali dengan
cepat.
Kekurangan:
1. Kondom
Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita. Efektivitas kondom dalam mencegah
kehamilan meningkat terutama setelah ditambahkan lubrikan spermisida di kondom.
Kelebihan:
Kekurangan:
Pada beberapa orang, dapat timbul alergi karena bahan pembuat kondom
Hanya dapat digunakan sekali
Pemakaian harus tepat karena dapat timbul risiko terlepas
2. Spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat merusak sperma. Spermisida dapat
berbentuk krim, jeli, busa atau supositori.
Kelebihan:
Kekurangan:
3. Diafragma
Diafragma biasanya terbuat dari lateks atau silikon, berbentuk melingkar seperti
kubah dan berfungsi mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
Kelebihan:
Kekurangan:
Diafragma yang terlalu besar bisa membuat rasa yang tidak nyaman,
sedangkan yang terlalu kecil bisa berisiko lepas atau pindah posisi.
Dapat menimbulkan iritasi.
1. Sistem KB kalender
Kelebihan:
Murah.
Tidak menggunakan alat atau hormon.
Kekurangan: Kurang efektif, kegagalan metode ini pada tahun pertama mencapai
20%.
2. Menyusui
Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi
selama 10 minggu pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah.
Kontrasepsi permanen
Kontrasepsi permanen atau sterilisasi merupakan pilihan bagi pasangan yang tidak
ingin memiliki anak lagi. Pada wanita, teknik yang dapat dilakukan adalah tubektomi,
ligasi tuba, implan tuba, dan elektrokoagulasi tuba. Sedangkan pada pria dapat
dilakukan vasektomi.
Kelebihan:
Kekurangan:
BBL
Setelah itu, tubuh bayi juga akan dibersihkan dari sisa-sisa lendir yang menempel di
tubuhnya dan dikeringkan menggunakan kain lembut. Bayi yang baru lahir tidak memiliki
kemampuan untuk mengendalikan suhu tubuh mereka dengan baik, jadi sangat penting
untuk memastikan bayi Anda tetap hangat dan kering.
2. Tes APGAR
Bersamaan dengan proses pengisapan dan pengeringan bayi, dilakukan pula tes APGAR.
Tes ini dilakukan guna menilai keadaan bayi pada menit pertama dan menit kelima
setelah tali pusat dipotong. Penilaian dilakukan berdasarkan denyut jantung, pernapasan,
tonus otot, refleks gerak, dan warna kulit.
Nilai APGAR berkisar dari 0 sampai 10. Bayi yang mendapatkan nilai di atas 7, umumnya
bayi dianggap sehat. Sebagian besar bayi mendapat nilai 8 atau 9. Jika bayi Anda baik-baik
saja, bayi akan ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian dokter akan dilakukan
perawatan lanjutan untuknya. Namun, jika bayi Anda mendapatkan hasil tes APGAR yang
rendah, dokter akan segera mencari tahu penyebabnya akan segera dilakukan pengujian
lebih lanjut hingga masalah bisa teratasi.
Kurang dari setengah jam pasca dilahirkan, bayi umumnya akan segera ditimbang berat
badannya. Ini dilakukan guna mencegah pengukuran yang tidak tepat akibat penguapan
cairan pada tubuh bayi yang terjadi karena perubahan suhu.
Berbeda dengan pengukuran berat badan lahir yang harus dilakukan segera, pengukuran
tinggi badan dan lingkar kepala justru tidak harus dilakukan pada saat itu juga. Jadi, tenaga
ahli medis mungkin dapat mengukur tinggi badan serta lingkar kepala bayi beberapa jam
kemudian.
Setelah memastikan keadaan bayi baik-baik saja, proses selanjutnya adalah inisiasi
menyusu dini (IMD). IMD adalah pemberian ASI segera setelah bayi dilahirkan, biasanya
dalam waktu 30 menit sampai satu jam setelah bayi lahir. Prosedur ini dilakukan dengan
cara meletakkan bayi di dada ibu di mana bayi dibiarkan dalam keadaan telanjang sehingga
terjadi interaksi dari kulit ke kulit atau skin to skin contact. Kemudian, bayi dibiarkan mencari
sendiri dan mendekati puting susu ibu untuk melakukan proses menyusui pertama kali.
Selama proses ini berlangsung, disarankan untuk tidak membantu bayi, atau sengaja
mendorong bayi mendekati puting ibu. Biarkan keseluruhan proses interaksi antara ibu dan
bayi yang baru lahir berjalan secara alami. Proses inisiasi menyusui dini dapat berlangsung
selama bayi masih mengisap puting ibu dan akan selesai sendiri ketika bayi melepaskan
isapan dari puting ibu.
Sebagai gantinya, dokter menggunakan eritromisin yang jauh lebih aman dibanding perak
nitrat. Meski untuk mencegah terjadinya infeksi di jalan lahir, prosedur ini juga biasanya
dilakukan pada bayi yang lahir dari operasi caesar.
Sistem pembekuan darah bayi yang baru lahir masih belum sempurna sehingga
meningkatkan risiko mengalami perdarahan setelah dilahirkan. Nah, untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi bayi dengan berat badan
rendah akan diberikan suntikan vitamin K1. Biasanya prosedur ini diberikan setelah IMD
atau sebelum mendapat imunisasi hepatitis B.
7. Dimandikan
Setelah suhu bayi Anda tetap stabil setidaknya selama beberapa jam, seorang perawat
akan memandikan bayi Anda menggunakan air hangat suam-suam kuku. Biasanya, proses
memandikan bayi ini akan memakan waktu yang sedikit agak lama karena bekas lapisan
lemak yang menempel pada kulit bayi sulit untuk dibersihkan. Terutama apabila lapisan
lemaknya cukup tebal. Bayi kemudian akan dikeringkan dan dipakaikan pakaian
serta dibedong guna memastikan tubuhnya hangat.
Sebelum si kecil keluar dari ruang bersalin, perawat akan melakukan cap telapak kaki
sebagai identitas bayi Anda, agar tidak tertukar. Sebagian besar rumah sakit dan klinik
bersalin akan membuat dua salinan cap telapak kaki. Satu untuk arsip rumah sakit dan yang
lainnya untuk dokumen pribadi keluarga.
Baca Juga:
Yang Harus Dilakukan Ketika Bayi Jatuh dari Tempat Tidur (Kapan Harus ke Dokter?)
3 Tanda Utama Bayi Lahir Albino yang Ortu Wajib Tahu
Manfaat ASI untuk Kesehatan Bayi (Baik untuk Ibu Juga, Lho!)